Anda di halaman 1dari 10

Irma H. Hanafi, Aktifitas Penginderaan Jauh ……………...

1
Jurnal Sasi Vol. 17 No.2 Bulan April – Juni 2011

AKTIFITAS PENGINDERAAN JAUH MELALUI SATELIT DI INDONESIA DAN


PENGATURANNYA DALAM HUKUM RUANG ANGKASA

Oleh : Irma. H. Hanafi

ABSTRACT
Remote sensing by satellite can overcome the difficulties of data collection due to the
condition of the territory of Indonesia which is still composed of regions that are difficult to
achieve, can present data to assess natural resources and environment, as well as monitor
ongoing changes either due to natural changes and darmpak of human activity. Differences
of interest between owners of developed countries of remote sensing technology with
developing countries as an owner of natural resources which is the object of sensing data
obtained from satellites. Differences interests of the countries encourage the creation of
differences in perception of the law. As an activity space, remote sensing by satellite is
subject to the provisions of international law governing the activities of states in space.

Keyword: remote sensing, satellite, space

A. LATAR BELAKANG. menyentuh langsung objek yang


Sejarah penerbangan melukiskan diamati.Jauh sebelum adanya penginderaan
cita-cita perjuangan, pengorbanan dan jauh melalui satelit (remote sensing by
kemenangan manusia untuk menaklukkan satelit), penginderaan jauh telah
angkasa raya. Orang yang pertama kali di dilakukan.Penginderaan jauh semula
dalam sejarah melahirkan angan-angan dilakukan secara konvensional dengan
untuk terbang menjadi suatu usaha yang memakai sarana pesawat udara.
nyata ialah Archytas dari Tarente, seorang Penginderaan jauh secara konvensional
murid serta pengikut ahli filsafat Pytagoras. terdapat banyak kelemahan, karena jangka
Archytas pada tahun 400 sebelum Masehi waktu penerbangan sangat terbatas, apalagi
sudah membuat burung merpati dari kayu dengan ketinggian tertentu data yang
yang dapat terbang.Pesawat macam apakah diperoleh kurang akurat apabila tertutup
yang terpasang di dalam ciptaannya itu awan tebal. Dengan penemuan teknologi
hingga kini tidak diketahui orang.1 penginderaan jauh melalui satelit
Berawal dari adanya penerbangan kelemahan-kelemahan penginderaan secara
dan perkembangan teknologi tinggi di konvensional dapat diatasi. Data yang
bidang penerbangan dewasa ini, manusia diperoleh dengan mempergunakan satelit
sudah dapat menciptakan alat-alat yang lebih luas jangkauannya dan dapat dipasang
dapat melintasi udara menuju ruang angkasa sepanjang masa.2
(roket) yang dapat membawa satelit untuk di Dari lokasi yang tinggi di ruang
letakkan pada obitnya di luar angkasa. angkasa, satelit penginderaan jauh dengan
Penginderaan jauh adalah mudah dapat mengamati suatu wilayah di
pengamatan muka bumi yang dilakukan dari bumi selama 24 jam secara terus menerus.
ruang angkasa dengan menggunakan Sebagai perbandingan daya pandang dari
gelombang elektromaknetik tanpa
2
K. maratono, Hukum Udara dan Hukum Ruang
1
R.J. Salatun, Sedjarah Penerbangan, Penerbit Angkasa, penerbit Alumni, Bandung, 1987, h.
Kebangsaan Pustaka Rakyat, Jakarta, 1950, h 9. 473.
Irma H. Hanafi, Aktifitas Penginderaan Jauh ……………... 2
Jurnal Sasi Vol. 17 No.2 Bulan April – Juni 2011

pesawat udara terbang pada ketinggian dengan kegiatan penginderaan jauh melalui
10.000 m hanya 300 km. Daya pandang dari satelit. Padahal satelit penginderaan jauh
satelit orbit rendah (tinggi 150 km) dapat termasuk salah satu penerapan teknologi
mengamati sekitar 44% muka bumi ruang angkasa yang sangat peka di tinjau
sedangkan dari orbit geosynchronous (tinggi dari segi kepantingan nasional negara-
35.000km) 70% muka bumi secara sesaat negara kerena sifatnya yang tidak mengenal
setiap waktu dapat diamati. Data satelit batas negara (trans-border), menyangkut
penginderaan jauh sangat membantu data dan informasi yang bernilai strategis
kegiatan inventarisasi sumber daya alam, baik dari aspek pertahanan dan keamanan
exploitasi mineral minyak dan gas bumi, maupun kesejahteraan dan menyangkut
pemantauan hutan, gunung api dan bencana masalah-masalah fundamental dari segi
alam lainnya, pemecahan masalah prinsip kedaulatan negara.4
lingkungan dan perencanaan pembangunan. Pengoperasian satelit penginderaan
Data mengenai wilayah Indonesia jauh telah lama dijadikan bahan perundingan
dapat diperoleh dari berbagai sumber, UNCOPUOS (National Committee on the
khususnya dari luar negeri. Berbagai instansi Peaceful Uses of Outer Space) yang
pemerintah, seperti Bakosurtanal, LAPAN, berusaha keras menciptakan suatu perangkat
BPPT, Depatemen Pekerjaan Umum, perjanjian internasional. Akan tetapi kuatnya
Departemen kehutanan, LIPPI juga pendirian beberapa negara terutama negara-
menghimpun data sumber daya alam negara berkembang agar perjanjian tentang
Indonesia termasuk citra satelitnya. Data penginderaan jauh yang menggunakan
yang dikumpulkan melalui stasiun bumi satelit di ruang angkasa hendaknya harus
yang ada di Indonesia dan sebahagian lagi dapat menjamin hak-hak negara yang berada
diperoleh dari stasiun-stasiun bumi yang di bawahnya (subjacent states). Hak-hak ini
berada di Thailand, Swedia, Prancis, meliputi pemanfaatan hasil penginderaan
Amerika Serikat dan India dengan harga jauh, juga di dalam pelaksanaannya prinsip
yang cukup berfariasi.3 kedaulatan negara tetap harus dipegang
Berkaitan dengan perolehan data teguh dan penuh penghargaan terhadap satu
pengoperasian satelit penginderaan jauh, dan lainnya, misalnya cara pemberitahuan
terdapat perbedaan kepentingan antara atau izin terlebih dahulu dari negara yang
negara-negara maju pemilik teknologi diindra.
penginderaan jauh dengan negara-negara Pertentangan pendapat yang
berkembang sebagai pemilik sumberdaya kemudian antara blok barat yang berpegang
alam yang menjadi objek penginderaan. teguh kepada apa yang disebut freedom of
Perbedaan kepentingan negara-negara information dan tidak menghendaki
mendorong terciptanya perbedaan persepsi pengkaitannya dengan soal kedaulatan
hukum. negara, sementara negara-negara blok timur
Sebagai salah satu bagian dari dan negara-negara berkembang menekan
kegiatan rung angkasa, kegiatan satelit perlunya aspek kedaulatan suatu negara
penginderaan jauh harus sesuai dangan diperhatikan. Juga bahwa informasi atas
ketentuan-ketentuan hukum internasional, sumber-sumber alam tidak begitu saja dapat
terutama hukum ruang angkasa. Namun di sebarluaskan secara bebas tanpa izin
ternyata perangkat hukum internasional ini negara yang diindra.5
masih belum memadai bahkan dapat
dikatakan masih vakum dalam kaitan 4
Yasidi Hambali, SH, LLM, Hukum dan Politik
Kedirgantaraan, Penerbit PT Pradnya Paramita,
Jakarta, 1994, h. 95.
3 5
Indroyono Soesilo, Teknologi PenginderaanJarak Prof. Dr. Priyatna Abdurrasyid, SH, Hukum
Jauh di Indonesia, Penerbit CV Buana, Jakarta, Antariksa Nasional (Penempatan Urgensinya),
1994, h 64-67 Penerbit CV. Rajawali Jakarta, 1989, h. 2-4.
Irma H. Hanafi, Aktifitas Penginderaan Jauh ……………... 3
Jurnal Sasi Vol. 17 No.2 Bulan April – Juni 2011

Negara-negara maju berpendapat B. PEMBAHASAN


bahwa kegiatan penginderaan jauh tidak
melanggar prinsip kedaulatan dalam hukum A. Penginderaan Jauh Melalui Satelit di
internasional (sovereignty principle). Indonesia
Alasannya adalah bahwa meskipun objek Penginderaan jauh melalui satelit
yang diindera terletak di dalam wilayah mempunyai karakteristik jangkauan
nasional negara lain, tetapi tempat pengamatan yang sangat luas, keakuratan
penginderaan (ratione locis) adalah di luar data yang objektif dan terukur, pengulangan
wilayah kedaulatan negara manapun. pengamatan yang periodik dan
Negara-negara berkembang berkelanjutan. Penginderaan jauh melalui
berpendirian bahwa prinsip kedaulatan satelit dalam banyak hal dapat mengatasi
mencakup pula hak esklusif setiap negara kesulitan pengambilan data akibat kondisi
atas kekayaan alamnya. Sesuai dengan wilayah Indonesia yang masih terdiri dari
resolusi Majelis Umum PBB No. 1803 daerah-daerah yang sulit dicapai.
(XVII) tanggal 14 Desember 1962 dan Penginderaan jauh melalui satelit dapat
resolusi-resolusi lainnya yang sejenis baik menyajikan data untuk menilai sumber daya
yang mendahului ataupun yang alam dan lingkungan, serta memonitor
menyusulinya, setiap negara dinyatakan perubahan yang sedang berlangsung baik
mempunyai kedaulatan yang penuh dan akibat perubahan alam maupun darmpak
bersifat permanen atas kekayaan alamnya. dari kegiatan manusia.
Kedaulatan sedemikian mencakup pula Untuk dapat memenuhi kebutuhan
informasi mengenai sumber alam tersebut data satelit penginderaan jauh, Indonesia
dan penentuannya (disposition). Oleh karena telah mengoperasikan sistem Stasiun Bumi
itu menurut negara-negara berkembang Satelit Penginderaan Jauh (SBSPJ) Pare-
harus ada ijin terlebih dulu (prior consent) pare, Pekayon, yang terdiri atas dua sub
dari negara yang berdaulat atas sumber alam sitem yaitu:
bila suatu negara akan merekam dan 1. Fasilitas akuisisi data di Pare-pare,
menyebarkan informasi mengenai sumber Jakarta dan Biak serta
alam tersebut, karena hal itu menyangkut 2. Pusat pengolahan data pengguna di
masalah prinsip kedaulatan yang harus Pekayon Jakarta
dihormati dalam tatanan hukum Fasilitas akusisi data di Pare-pare menerima
internasional.6 data dari satelit sumber alam Landsat
Indonesia sebagai negara yang (Amerika), SPOT (Perancis) dan ERS-1 (uni
banyak memiliki kekayaan sumberdaya negara-negara eropa). Fasilitas akusisi data
alam harus dapat melakukan perlindungan di Jakarta dan Biak menerima data dari
terhadap sumber-sumber kekayaan alamnya satelit lingkungan NOAA (Amerika) dan
tersebut dari kegiatan-kegiatan peginderaan GSM (Jepang). Data dari ketiga fasilitas
jauh negara maju yang dapat merugikan akusisi tersebut menjadi data standar dan
bangsa dan negara. informasi penginderaan jauh di pusat
Berdasarkan uraian di atas maka pengolaan dan pelayanan pengguna
permasalahan yang ingin dikemukakan Pekayon. Data yang diterima setiap bulan
dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah mencakup kuantitas yang sangat tinggi
aktivitas penginderaan jauh di Indonesia misalnya:
dan pengaturannya di dalam hukum Landsat : 846 Scene, ukuran liputan
ruang angkasa ? 185 x 185 km2
SPOT : 3156 Scene, ukuran liputan
60 x km2
NOAA : 30 Pass, ukuran liputan
6
Yasidi Hambali, 1994, Op.Cit, h 99. 3000 x (3000 s/d 6000) km2
Irma H. Hanafi, Aktifitas Penginderaan Jauh ……………... 4
Jurnal Sasi Vol. 17 No.2 Bulan April – Juni 2011

GMS : 7200 Liputan 1/3 luas bumi. Pemetan geologi bersistem di


Untuk meliput daerah seluruh dataran di wilayah Indonesia telah diselesaikan
wilayah Indonesia diperlukan 157 Scene wilayah Indonesia (untuk Jawa dan Madura
data Landsat dan 1413 Scene SPOT.7 skala 1:100.00, luar Jawa dan Madura skala
Selembar foto satelit Landsat MSS 1:250.000). Inventarisasi dan pemetaan
wilayah Indonesia dengan luas cakupan 185 sumberdaya mineral skala 1:250.000 33, 8%
x 185 km dapat diperoleh dengan ongkos dari seluruh wilayah daratan Indonesia,
300 dollar Amerika. Untuk foto satelit jenis Untuk sumber daya energi telah diselesaikan
Landsat TM yang lebih canggih memiliki peta penyebaran potensi panas bumi di
kanal sensor lebih banyak, berarti lebih Indonesia skala 1:500.000; pemetaan
padat informasi, harganya bervariasi dari geologi panas bumi skala 1:50.000 di Lokasi
550 dollar sampai 700 dollar Amerika atau 24% dari wilayah Indonesia yang
Serikat. Foto hasil rekaman satelit SPOT mengandung batubara dan gambut.10
Perancis dapat diperoleh dengan harga 500
dollar Amerika.8 2. Geologi
Aktifitas penginderaan jauh di Penginderaan jauh untuk kegiatan
Indonesia di aplikasikan dalam kegiatan- geologi memiliki sasaran utama menemukan
kegiatan: target sumberdaya secara efisien. Dari citra
asli satelit dan citra hasil digital dapat
1. Pemetaan dikumpulkan informasi geologi seperti: jenis
Produk citra pengideraan jauh patahan, jenis rekahan, jenis lipatan dan pola
melalui setelit telah diterima sebagai alat hitologi yang kemudian dapat dibuat
yang sangat bernilai dalam membantu berbagai scenario gejala tektonik, sejarah
pekerjaan pemetaan sebagai produk geologi maupun pola geologi struktur di
pelengkap peta, maupun sebagai alteratif suatu daerah.
terhadap peta-peta buku yang selama ini Pengumpulan data sumberdaya alam,
dihasilkan.9 Untuk memberikan informasi beberapa wilayah Indonesia seperti: Jawa
dasar sumber daya alam secara menyeluruh Barat, Sumatera Tengah, Kalimantan Timur,
di wilayah Indonesia telah disusun Atlas Irian Jaya dan Nusa Tenggara telah dicakup
Nasional skala 1:7.500.000 dan 1:2.500.000. program SIR (Shuttle Imaging Radar)
Telah disusun pula atlas regional pencitraan radar dari satelit. Kegiatan
yangmencakup wilayah Sumatera, eksplorasi emas di wilayah pulau Lombolen
Kalimantan, Jawa dan Madura, Bali, NTB, NTT selain dibantu oleh data landsat dan
NTT, Sulawesi, Maluku dan Irian Jaya. SPOT ditunjang pula oleh data SIR.
Dalam rangka mengetahui persedian jumlah Penginderaan jauh untuk geologi Indoesia
dan mutu sumberdaya alam, telah disusun mencakup 70-10% dari seluruh kegiatan
neraca sumberdaya alam (lahan, hutan dan penginderaan jauh dan menggunakan sekitar
air) pada tingkat pusat dan daerah. 200 citra SPOT, Landsat TM per tahun.
Pemantauan sumberdaya alam dan
lingkungan merupakan kegiatan yang akan 3. Studi Wilayah Perkotaan
ditingkatkan melalui survey penginderaan Satelit penginderaan jauh jeis
jauh setiap waktu (multi waktu). Landsat, SPOT, ERS-1, JERS-1, IRS-1,
GMS, NOAA dan lain-lain memantau kota-
7
Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, kota di Indonesia. Satelit mengirim
Kampanye Teknologi, Jakarta, 1995, h.339
8
Indroyono Soesilo, Teknologi Penginderaan Jauh di
10
Indonesia, Penerbit Aksara Buana, Jakarta 1994. Aris Poniman, Survey Multi tingkat Sumberdaya
9
R.W. Martindas, Perkembangan Survey dan Alam Darat, pusat Bina Aplikasi Penginderaan
Pemetaan, Pusat Pemetaan BAKOSURTANAL, Jauh Sistem Informasi Geografis, Jakarta 1995, h
Jakarta, 1995, h 2. 1-3.
Irma H. Hanafi, Aktifitas Penginderaan Jauh ……………... 5
Jurnal Sasi Vol. 17 No.2 Bulan April – Juni 2011

informasi mutakhir kepada ahli-ahli untuk inventarisasi sangat mendukung


perencanaan kota untuk mengetahui kegiatan-kegiatan Hankam.Khususya dalam
seberapa jauh pembangunan kota telah kegiatan pembinaan territorial, penyediaan
berlangsung dan apakah pertumbuhan sesuai data dasar maupun untuk kegiatan-kegiatan
dengan yang direncanakan. Melalui yang bersifat strategis. Aplikasi
informasi digital satelit, perencanaan dan penginderaan jauh untuk bidang militer
pelaksanaan pembangunan terus dipantau dapat dijabarkan menjadi tiga tingkat yaitu:
sehingga penyimpangan dapat diketahui dan deteksi, reconnaissance, identifikasi. Satelit
dikoreksi.11 Landsat, SPOT mampu memberikan
informasi militer pada tingkat deteksi
4. Kehutanan reconnaissance. Tahap identifikasi harus
Sejak tahun 1989 kegiatan dilakukan oleh satelit-satelit mata-mata yang
internasional memantau hutan wilayah Asia dirancang khusus seperti: Keyhole, Bigbird
Tenggara, khususnya wilayah Indonesia dan Cosmos. Beberapa contoh penerapan
dengan tegnologi satelit telah data satelit SPOT dan Landsat di Indonesia
dilakukan.Satelit NOAA-AVHRR (Nasional untuk kegiatan deteksi dan reconnaissance
Oceanis and Atmospheric Administration- serta untuk kegiatan pembinaan territorial
Advanced Very High Resolation misalnya penerapan data SPOT untuk objek
Radiometer) milik Amerika Serikat mampu vital di Jakarta, Bandar udara Soekarno
menyediakan citra satelit wilayah Indonesia Hatta serta penerapan data Landsat untuk
setiap hari.Cakupan satelit NOAA sebesar membantu pembinaan teritorial di wilayah
2799km x 2700 km tiap citranya ditambah Indonesia.
frekwensi cakupan hariannya dapat Data penginderaan jauh diterima oleh
diterapkan di daerah tropis yang sering stasiun bumi LAPAN yang ada di Pare-pare
tertutup awan.Seluruh wilayah Indonesia dari satelit SPOT, Landsat dan ERS –
dicakup dalam enam satelit dari data 1.Data-data tersebut diolah menjadi produk
NOAA-AVHRR yang dapat membedakan data dan pada format yang berlangsung
daerah hutan dan bukan hutan. digunakan oleh pengguna data yang
memerlukan seluruh data mentah yang
5. Irigasi dan Pertanian sudah diolah disimpan dalam suatu arsip
Untuk keperluan irigasi, pembangkit data penginderaan jauh di LAPAN agar
tenaga, pabrik atau rekreasi air merupakan dapat disampaikan kepada pengguna data
salah satu sumberdaya penting. Interpretasi sewaktu di perlukan.12
citra data satelit dapat digunakan dalam
berbagai cara untuk membantu dalam B. Penginderaan Jauh Melalui Satelit
pemantauan kualitas jumlah sumberdaya ini. dalam Hukum Ruang Angkasa
Citra Landsat MSS digunakan untuk
menentukan tingkat penuruan air dan tingkat E. Utrecht, mendefinisikan hukum
sedimentasi wilayah.Pemantauan adalah himpunan peraturan-peraturan
lingkungan wilayah perairan dengan satelit (perintah-perintah dan larangan-larangan)
ini merupakan masukan berharga untuk yang mengurus tata tertib suatu masyarakat
kegiatan perencanaan wilayah dalam dan karena itu harus di taati oleh masyarakat
perolehan informasi baru mengenai perairan. itu, dikemukakan Eilene Galloway terdapat

6. Pertahanan Keamanan
Kemampuan satelit penginderaan
jauh untuk kegiatan pemantauan maupun 12
Muslihin Arif, Pemanfaatan Data Penginderaan
Jauh Resolusi Tinggi dalam Mendeteksi Struktur
11
Op.Cit. Indroyoo Soesilo, h 140-290. Permukaan Bumi, LAPAN, 1995, hal 2.
Irma H. Hanafi, Aktifitas Penginderaan Jauh ……………... 6
Jurnal Sasi Vol. 17 No.2 Bulan April – Juni 2011

empat tipe hukum internasional yang peluncur (launching state) bila timbul
berkenaan dengan ruang angkasa, yakni:13 kerugian (demage) kepada negara atau
1) Hukum yang semata-mata berlaku pihak lain.
untuk ruang angkasa c). Pematuhan ketentuan di dalam perangkat
2) Hukum yang berlaku di bumi, ruang perjanjian-perjanjian internasional
udara dan ruang angasa sebagai suatu lainnya di bidang ruang angkasa seperti
kesatuan lingkungan. Liability Convention 1971, Registration
3) Hukum yang berlaku terhadap Convention 1974, Perjanjian-perjanjian
pekerjaan-pekerjaan (kegiatan) yang bilateral seperti misalnya antara Amerika
dilakukan di ruang angkasa dan kadang- Serikat dengan negara-negara lain dalam
kadang mencakup ruang udara. rangka kerjasama pemanfaatan
4) Hukum yang berlaku terutama terhadap satelitLadsat bagi negara yang
aktivitas-aktivitas yang diselenggarakan bersangkutan.
di bumi, sebagai konsekuensi dari Penginderaan jauh melalui satelit
eksplorasi dan khususnya pemanfaatan dapat bekerjasama dengan sempurna
ruang angkasa. bilamana terdiri dari perangkat ruag angkasa
Satelit-satelit peneliti sumber-sumber daya (space segment) yang terdiri dari satelit itu
alam bumi tunduk pada kategori hukum sendiri, perangkat darat yang terdiri dari
yang ke empat. pusat penanganan data dan prasarana yang
Terdapat beberapa ketentuan hukum cukup interpretasi serta kemampuan analisis
internasional yang berlaku dan mengatur data, struktur penyelenggaraan efektif.
tentang kegiatan negara-negara di ruang Unsur ruas ruang angkasa yang
angkasa, tetapi tidak satupun diantaranya terdiri dari satelit tersebut tidak bermasalah
yang mengatur secara jelas dan terperinci karena ruas ruang angkasa diatur dala Outer
mengenai penginderaan jauh melalui satelit. Space Treaty of 1967. Namun demikian
Namun demikian, sebagai kegiatan ruang satelit tersebut tidak dapat bekerja dengan
angkasa, penginderaan jauh melalui satelit sempurna tanpa adanya unsur ruas darat,
tunduk pada ketentuan-ketentuan hukum sehingga unsur ruas darat dengan unsur ruas
internasional yang mengatur tentang angkasa tidak dapat dipisahkan sama sekali.
kegiatan negara-negara di ruang angkasa Unsur ruas angkasa mengambil data-data
yang antara lain:14 yang ada di permukaan bumi yang
a). Berlakunya prinsip-prinsip di dalam merupakan unsur ruas darat.
Piagam PBB , misalnya pasal 1, Kegiatan ruas angkasa yang berupa
memelihara perdamaian dan keamanan pengoperasian satelit telah dijamin oleh
internasional dan untuk tujuan itu Outer Space Treaty of 1967, asal kegiatan
melarang penggunaan satelit tersebut sesuai dengan norma-norma hukum
penginderaan jauh untuk tujuan agresi. kebiasaan internasional, sebagaimana diatur
b). Pematuhan prinsip-prinsip dalam Space dalam pasal II Outer Space Treaty of 1967,
Treaty 1967 (pasal VI) seperti tanggung berbunyi: “ ruang angkasa, termasuk bulan
jawab negara pengoperasian satelit dan benda langit lainnya tidak dapat
penginderaan jauh sebagai negara dijadikan pemilikan nasional dengan cara
tuntutan kedaulatan, dengan maksud
13 penggunaan atau pendudukan atau dengan
Prof. DR. I. H. Ph. Diederiks-Vershoor, Beberapa
persamaan dan perbedaan antara Hukum Udara cara-cara lainnya.”
dan Hukum Ruang Angkasa (Khusus Dalam Kepentingan negara lain diatur
Bidang Hukum Perdata Internasional), Penerbit dalam pasal III Outer Space Treaty of 1967
14
Sinar Grafika, Jakarta, 1991. H. 11. sebagai berikut: “ negara-negara peserta
Yasidi Hambali, SH. LLM, Hukum dan Politik perjanjian harus melaksanakan kegiatan
Kedirgantaraan, Penerbit PT. Pradnya Paramita,
Jakarta, 1994, h. 100. eksplorasi dan penggunaan ruang angkasa
Irma H. Hanafi, Aktifitas Penginderaan Jauh ……………... 7
Jurnal Sasi Vol. 17 No.2 Bulan April – Juni 2011

termasuk bulan dan benda-benda angkasa Berbagai jalan keluar dapat


lainnya, sesuai dengan hukum internasional ditempuh, diantaranya: 16
termasuk Piagam PBB dalam rangka
pemeliharaan perdamaian dan keamanan 1. Kerjasama Bilateral
internasional serta peningkatan kerjasama Perlu diadakan persetujuan antara
dan saling pengertian internasional.” negara-negara pengindera dengan negara-
Pasal XI Outer Space of 1967 negara yang diindera.Dapat dilihat dengan
menegaskan bahwa: “ untuk meningkatkan pendekatan bilateral melalui persetujuan
kerjasama internasional dalam eksplorasi Landsat. Persetujuan ini dilakukan antar
dan penggunaan antariksa untuk tujuan Lembaga Penerbangan dan Ruang Angkasa
damai, negara-negara peserta perjanjian Nasional Amerika Serikat (NASA) dengan
yang melaksanakan kegiatan di ruang negara-negara lain di dunia: Argentina,
angkasa termasuk bulan dan benda-benda Australia, Brazil, Kanada, India, Italia,
langit lainnya setuju untuk memberitahukan Jepang, dan Swedia. Untuk berbagai negara
bai kepada Sekertaris Jenderal PBB maupun persetujuan merupakan dasar bagi penentuan
masyarakat umum dan masyarakat ilmuan dan pengolahan data satelit penginderaan
internasional, mengenai sifat, lokasi, dan jauh untuk wilayah NASA. Hal ini diperkuat
hasil-hasil kegiatan sejauh dimungkinkan dengan persetujuan NASA 1958, dikatakan
dan dapat dilakukan. Setelah menerima bahwa seluruh aktivitas ini harus
informasi tersebut Sekertaris Jenderal PBB mendatangkan keuntungan. Pada bagian 205
hendaknya bersedia menyebarluaskan dari persetujuan ini dikatakan bahwa
dengan segera dan secara efektif.” persetujuan NASA ini bersifat internasional
Berkaitan dengan kegiatan satelit yang dapat diaplikasikan oleh negara lain.
penginderaan jauh diruas darat, Outer Space Dalam penerapannya di berbagai
Treaty of 1967 tidak mengatur masalah negara satelit Landsat yang dapat
hukum yang terdapat di dalam ruas darat memberikan informasi tentang keadaan
yang berupa data yang sangat berharga bagi suatu negara.UNCOPUOS secara konsisten
suatu negara, maka timbul masalah-masalah dan terus-menerus sangat diperlukan PBB,
hukum yang berlaku terhadap ruas darat. penghubung special, dan komisi regional
Adanya perbedaan kepentingan antara untuk menata Landsat. Pusat komite ilmu
negara-negara maju pemilik pemilik pengetahuan dan teknik sebagai pusat
teknologi penginderaan jauh melalui satelit penelitian dunia untuk melengkapi pusat
dengan negara-negara berkembang pemilik studi regional terutama menekankan pada
sumber daya alam yang menjadi objek pengumpulan seluruh data dan pengumpulan
peginderaan mendorong terciptanya seluruh informasi tentang suatu negara.
perbedaan presepsi hukum.15
Secara esensial penginderaan jauh 2. Pendekatan Multilateral
melalui satelit, data dan informasi dalam Perlu diadakan secara internasional
hukum angkasa tidak dapat diaplikasikan untuk memberikan distribusi informasi.
tetapi dalam situasi yang lain untuk hanya Dalam Majelis Umum PBB, untuk
pada suatu negara satelit penginderaan jauh penerapan penginderaan jauh yang telah
dapat memberikan informasi. Dapat dibentuk suatu sub komite kelompok kerja
diberikan suatu argumentasi bahwa perlu dan teknik khusus untuk menginventigasi
dikembangkan adanya suatu kebebasan implikasi resmi penginderaan jauh bumi dari
untuk memberikan pada rakyat dalam suatu
negara.
16
Prof. Dr. I. H. Ph. Diederiks-Verschoor, An
Inroduction to Space Law, Kluwer Law and
Taxation Publishers, Deventer-Boston, 1993, h.
15
Yasidi Hambali, Op.Cit, h. 98. 67. (terjemahan penulis)
Irma H. Hanafi, Aktifitas Penginderaan Jauh ……………... 8
Jurnal Sasi Vol. 17 No.2 Bulan April – Juni 2011

ruang angkasa, berbagai cara penerapannya, jauh.Karakteristik dalam resolusi ini yakni
sehingga dapat digunakan sebagai proposal bahwa harus diadakan suatu keseimbangan
untuk kegiatan internasional. antara perhatian terhadap negara pengindera,
Konferensi kedua UNISPACE negara yang memiliki keperluan terhadap
(konferensi PBB mengenai eksploitasi dan kapasitas ruang angkasanya dan kebutuhan
pemanfaatan ruang angkasa dengan maksud dari negara diindera yang kebanyakan
damai) yang dilakukan Majelis Umum adalah negara-negara yang sedang
berdasarkan rekomendasi UNCOPUOS dan berkembang. Yang perlu untuk
diikuti berbagai negara-negara berkembang dipertimbangkan dan sangat peting adalah
serta negara-negra maju. Kelompok negara- kompromi sebagai pembuka jalan dalam
negara berkembang diberi nama kelompok menyeimbangkan kepentingan negara-
77. negara tersebut.
Kelompok negara-negara maju Beberapa prinsip dalam Resolusi
sangat konsisten dan tidak melakukan PBB No. 41/46 tentang penginderaan jauh
diskriminasi terhadap data sakunder satelit yang mendapat perhatian khusus yakni:
penginderaan jauh dari tiap negara. a. Prinsip ke II, menyatakan bahwa
Rekomendasi masukan dari UNISPACE : aktivitas penginderaan jauh harus
a. Bagi organisasi-organisasi yang membawa manfaat bagi kepentingan
bergerak dibidang pertanian dan bahan semua negara, tidak terlepas dari segi
makanan, persatuan nasional, ekonomi, sosial dan ilmu pengetahuan
pendidikan, organisasi ilmu serta perkembangan teknologi dan
pengetahuan dan kebudayaan, program member perhatian khusus bagi
pengembangan persatuan nasional, kebutuhan dari negara-negara
dalam programnya harus mengadakan berkembang.
dialog, antara organisasi tersebut dan b. Prinsip IV, ditekankan legitimasi hak
harus mengadakan dialog antara dan perhatian pada suatu negara,
pemakai, perencana dan produsennya. karenanya hak negara yang terindera
b. Suatu studi diperlukan untuk dijamin dengan resolusi ini.
pengembangan system penginderaan c. Prinsip XI diperhatikan kepentingan
jauh melalui satelit. negara terindera terutama menyangkut
c. Kerjasama tertutup secara nasional atau data primer dan proses data dalam
internasional untuk pengembangan wilayah tanpa dasar diskriminasi dan
suatu wilayah dapat menghasilkan harga yang layak. Ini sangat penting
keuntungan maksimum dengan biaya bagi negara-negara berkembang.
yang serendah-rendahnya. d. Prinsip V, memperkuat ketetapan dari
d. Pelaporan data meteorologi dari satelit Space Treaty Article IX tentang
penginderaan jauh yang bebas dan penginderan jauh harus dapat
kontinyu untuk mengembangkan suatu memberikan perlidungan pada
wilayah terutama untuk sektor pertanian sumberdaya alam. Dalam prinsip V,
harus dilakukan pelayanan yang dikatakan bahwa negara-negara dalam
terpadu. melakukan aktifitas penginderaan jauh
Satu-satuya perangkat hukum harus mengajukan kerjasama
internasional yang mengatur khusus tentang internasional dalam setiap aktifitas ini.
penginderaan jauh melalaui satelit, Untuk itu negara-negara harus dapat
dikeluarkan oleh Majelis Umum PBB pada bersedia untuk negara lain mengambil
tanggal 11 Desember 1986 UN Resolution kesempatan ikut serta dalam bagian ini.
41/46.Principles Relating to Remote Sensing Partisipasi merupakan hal yang
of the Earth from Outer Space.Resolusi ini mendasar untuk mencapai hasil yang
terdiri dari 15 prinsip tentang penginderaan lebih baik.
Irma H. Hanafi, Aktifitas Penginderaan Jauh ……………... 9
Jurnal Sasi Vol. 17 No.2 Bulan April – Juni 2011

C. PENUTUP DAFTAR PUSTAKA

Berdasarkan pembahsan terhadap masalah Aris Poniman, Survey Multi tingkat


yang dikemukakakn, maka beberapa hal Sumberdaya Alam Darat, pusat
yang perlu disimpulkan adalah: Bina Aplikasi Penginderaan Jauh
1. Satu-satunya perangkat hukum Sistem Informasi Geografis, Jakarta
internasional yang telah mendefenisikan 1995.
penginderaan jauh melalui satelit Diederiks-Vershoor, Beberapa persamaan
dikeluarkan oleh PBB melalui Resolusi dan perbedaan antara Hukum
No. 41/65 Tahu 1986 yang berbunyi: Udara dan Hukum Ruang Angkasa
“Remote sensing means the sensing of the (Khusus Dalam Bidang Hukum
earth’s surface from space by making use Perdata Internasional), Penerbit
of the properties electromagnetic waves Sinar Grafika, Jakarta, 1991.
emitted, reflected or diffracted by the Diederiks-Verschoor, An Inroduction to
sensed objects, for the purpose of Space Law, Kluwer Law and
improving natural resources Taxation Publishers, Deventer-
management, land use the protection of Boston, 1993.
the environment.” Indroyono Soesilo, Teknologi Penginderaan
2. Semakin meningkatnya kebutuhan Jauh di Indonesia, Penerbit Aksara
terhadap kegiatan penginderaan jauh Buana, Jakarta 1994.
melalui satelit di berbagai bidang, K. Martono, Hukum Udara dan Hukum
ekonomi, sosial budaya dan pertahanan Ruang Angkasa, penerbit Alumni,
keamanan mengakibatkan Indonesia Bandung, 1987.
membutuhkan adanya aturan-aturan Muslihin Arif, Pemanfaatan Data
hukum nasional atas hasil data Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi
penginderaan wilayah Indonesia yang dalam Mendeteksi Struktur
diindera oleh negara lain. Permukaan Bumi, LAPAN, 1995.
3. Aturan-aturan hukum ruang angkasa yang Priyatna Abdurrasyi, Hukum Antariksa
mengatur tentang penginderaan jauh yang Nasional (Penempatan
dapat menjadi acuan terhadap masalah- Urgensinya), Penerbit CV.
masalah hukum kegiatan penginderaan Rajawali Jakarta, 1989.
jauh melalui satelit antara lain: R.W. Martindas, Perkembangan Survey dan
a. Berlakunya prinsip-prinsip di dalam Pemetaan, Pusat Pemetaan
Piagam PBB. BAKOSURTANAL, Jakarta, 1995.
b. Pematuhan prinsip-prinsip dalam R.J. Salatun, Sedjarah Penerbangan,
Space Treaty 1967 Penerbit Kebangsaan Pustaka
c. Liability Convention 1971, Rakyat, Jakarta, 1950.
Registration Convention 1974. Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian
d. Perjanjian-perjanjian bilateral dan Hukum, cetakam ketiga, UI Press,
multilateral dalam rangka kerjasama Jakarta, 1966.
pemanfaatan satelit bagi negara yang Yasidi Hambali, Hukum dan Politik
bersangkutan. Kedirgantaraan, Penerbit PT
Pradnya Paramita, Jakarta, 1994.
Kantor Menteri Negara Riset dan
Teknologi, Kampanye Teknologi,
Jakarta, 1995.
Irma H. Hanafi, Aktifitas Penginderaan Jauh ……………... 10
Jurnal Sasi Vol. 17 No.2 Bulan April – Juni 2011

Anda mungkin juga menyukai