PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bumi merupakan sebuah planet yang luas dan istimewa dari segi bentuk
dan isinya. Banyak hal yang tejadi di dalam bumi hingga bumi berbentuk
sedemikian rupa. Halini dipengaruhi oleh faktor endogen maupun faktor
eksogen. Dari faktor tersebut planet bumi memiliki morfologi yang sangat
beragam begitu pula dengan negara kita tercinta Indonesia.
Indonesia memiliki bentukkan alam yang indah luar biasa yang
terkenal sebagai negara maritim. Hal ini dikarenakan luas Indonesia adalah
3.257.357 km atau 3/2 dari luas daratan Indonesia itu sendiri. Dengan
luasnya lautan yang dimiliki Indonesia serta proses yang mempengaruhinya
menjadikan Indonesia memiliki bentukkan atau morfologi marine yang
kompleks. Salah satu lokasi memiliki bentukkan marine yang kompleks
adalah di Pulau Jawa. Pulau Jawa memiliki bentukkan marine yang lengkap
mulai dari pantai bertebing dengan ombaknya yang ganas di bagian Selatan
hingga pantai yang bersedimentasi tinggi di bagian Utara. Bentang alam yang
ada diantaranya yaitu samudera, perairan pantai, selat, teluk, gugusan
terumbu karang, gugusan pulau-pulau kecil, pesisir, muara, delta, rumput laut,
hutan mangrove, dan daerah pasang surut.
Salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki pantai dengan keindahan
yang mempesona adalah di Pulau Jawa yaitu Jawa Barat. Keindahan pantai
Jawa Barat tidak diragukan lagi. Keinadahan ini adalah bentuk daya tarik dari
morfologi marine yang luar biasa.
Bumi dikatakan sebagai tempat yang sempurna karena didalamnya
ditinggali makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa salah satunya adalah
manusia yang bertugas untuk menjaga bumi. Manusia adalah khalifah dimuka
bumi yang dianugrahi akal fikiran. Dengan diberikannya akal pada manusia,
manusia dapat memunculkan ilmu pengetahuan untuk kepentingan umum.
Dari ilmu pengetahuan tersebut manusia dapat menciptakan teknologi untuk
membantu atau mempermudah dalam melakukan aktivitasnya. Semakin
Kabupaten
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan yang mendasiri
penyusunan laporan Penginderaan Jauh ini diantaranya adalah untuk;
1. Untuk mengetahui bagaimana kondisi fisik dan sosial di Desa Pelabuhan
Ratu Kecamatan Pelabuhan Ratu
bagaimana
kesesuaian
antara
objek
yang
manfaat dari
penulisan
laporan
Geografi
praktikum lapangan
terutama
mengenai
Penginderaan Jauh
2. Dapat memberikan informasi mengenai bentukan marine di kawasan
Pelabuhan Ratu
3. Dapat mengetahui proses terbentuknya setiap bentukan marine yang ada
di kawasan Pelabuhan Ratu
4. Dapat memberikan informasi mengenai tindak lanjut masalah dan
pemanfaatan di daerah marine khususnya merine di kawasan Pelabuhan
5.
Ratu
Untuk menambah wawasan bagi penyusun khususnya dan pembaca
umumnya
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penginderaan Jauh
1. Definisi Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh yang disingkat menjadi PJ atau inderaja dalam
bahasa Inggris disebut Remote Sensing, bahasa Perancis disebut
Telediction,
menyebutnya
bahasa
Jerman
Sensoriamento
adalah
Fernerkundung,
remota,
bahasa
Rusia
Portugis
disebut
Distantionaya, dan bahasa Spanyol disebut Perception remota dan lainlain. (Dikutip dari: Sugandi, Dede. 2010. Penginderaan Jauh dan
Aplikasinya. Bandung: Buana Nusantara Press).
Penginderaan jauh didefinisikan sebagai proses perolehan
informasi tentang suatu obyek tanpa adanya kontak fisik secara langsung
dengan obyek tersebut (Rees, 2001; Elachi, 2006). (Dikutip dari:
mendif
inisikan
mengenai
(mengidentifikasi)
dan
memperoleh,
menganalisis
objek
suatu
objek
(Campbell,1987).
(Dikutip
dari:
https://chaderinsaputra.wordpress.com/2012/06/05/laporanpenginderaan-jauh/.)
h. Penginderaan jauh adalah suatu analisis interpretasi dari pengukuran
radiasi
gelombang
elektromagnetik
yang
terpantulkan
atau
terpancarkan oleh target dan teramati atau terrekam pada jarak yang
jauh dengan pengamat atau peralatan yang tidak bersentuhan secara
langsung(Mather, 2004).
i. Penginderaan jauh, yaitu Perolehan informasi obyek tanpa
bersentuhan fisik secara langsung (Elachi dan Zyl, 2006).
j. Penginderaan jauh, yaitu suatu pengukuran sifat-sifat obyek di atas
permukaan bumi dengan perolehan data melalui pesawat atau satelit
(Schowengerdt,
2007).
(Dikutip
dari::
http://geo.fis.unesa.ac.id/web/index.php/en/penginderaan-jauh/71pengertian-penginderaan-jauh.)
Berdasarkan beberapa sumber mengenai pengertian penginderaan
jauh tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penginderaan jauh
meupakan suatu metode atau cara yang digunakan untuk mencari tahu
informasi suatu objek di permukaan bumi atau di lapangan tanpa kita
harus melakukan pengamatan objek tersebut dilapangan secara langsung.
2. Sejarah dan Perkembangan Penginderaan Jauh
Perkembangan penginderaan jauh (PJ) bisa dibedakan kedalam dua
tahap yaitu sebelum dan sesudahtahun 1960. Sebelum tahun 1960 masih
digunakan foto udara, setelah tahun 1960 sudah ditambahdengan citra
satelit. Perkembangan kamera diperoleh dari percobaan yang dilakukan
pada lebih dari 2.300 tahun yang laluoleh Aristoteles dengan
ditemukannya teknologi Camera Obscura yang merupakan temuan
suatuproyeksi bayangan melalui lubang kecil ke dalam ruang gelap.
Percobaan ini dilanjutkan dari abad ke 13sampai 19 oleh ilmuwan seperti
Leonardo da Vinci, Levi ben Gerson, Roger Bacon, Daniel Barbara
(penemuan lensa yang dapat dipakai untuk pembesaran pandangan jarak
jauh melalui penggunaanteleskop), Johan Zahr (penemuan cermin),
teknik
foto
berwarna
dan
berkembang
menjadi
melalui
roket
yang
dimaksudkan
untukmelakukan
dari
udara
yang
dilakukan
dengan
pesawat
kecil
tahun
1922,
Taylor
dan
rekan-rekannya
di
Naval
Udara
(Naval
Photographic
Interpretation
School),
meter
atau
desimeter.
Pada
tahun
1948
dilakukan
di bidang
militer
diawali
dengan ide
untuk
dengan
NOAA
(National
Oceanic
and
Atmospheric
10
mampumengambil
gambar
pada
malam
hari
dengan
dilakukan
dengan
media
seluloid
(film),
sedangkan
penginderaan jauh melalui media pita magnetik dalam bentuk sinyalsinyal digital. Dalam perkembangannya potret udara juga seringkali
dilakukan dalam bentuk digital.
Penginderaan jauh modern diawali dengan diluncurkannya satelit
Landsat Multispectral Scanner System (MSS) pada tahun 1972
(Schowengerdt, 2007). Satelit ini memiliki empat saluran dengan lebar
spektral sekitar 100 nm, dan resolusi spasial 80 meter. Peluncuran satelit
ini mengawali sistem penginderaan jauh sistem satelit digital.
Perkembangan selanjutnya terjadi peningkatan yang signifikan terutama
11
untuk
keperluan
pengelolaan
lingkungan,
ekologi,
Komponen dan
12
siang hari lebih banyak bila dibandingkan jumlahnya pada pagi atau
sore hari. Disaat matahari berada tegak lurus diatas suatu tempat,
jumlah tenaga yang diterima lebih besar bila dibandingkan pada saat
matahari kedudukannya condong terhadap tempat itu. Karena sinar
matahari lebih tersebar dan tidak terpusat pada satu tempat.
Disamping itu, jumlah tenaga yang diterima juga dipengaruhi
oleh letah temapat di permukaan bumi. Tempat-tempat diequator
menerima tenaga matahari lebih banyak bila dibandingakan terhadap
tempat-tempat di lintang tinggi (jauh dari equator).untuk waktu dan
letak yang sama, jumlah sinar yang mencapai bumi dapat berbeda
bila kondisi cuaca berbeda. Semakin banyak penutupan oleh kabut,
asap, dan awan, maka semakin sedikit tenaga yang dapat mencapai
bumi.
Tenaga yang dapat diterima oleh sensor dapat berupa tenaga
pantulan maupun tenaga pancaran yang berasal dari objek di
permukaan bumi. Jumlah tenaga yang diterima oleh sensor
tergantung dari jumlah tenaga asal dan karakteristik objeknya. Bagi
tenaga pantulan, jumlah tenaga yang diterima oleh sensor yaitu
sebesar pantulan yang dikalikan tenaga yang mengenai objek
tersebut. Bagi tenaga pancaran, jumlah tenaga yang mencapai sensor
bargantung atas suhu dan daya pancar objek. Semakin banyak tenaga
yang diterima oleh sensor maka akan semakin cerah wujud objeknya
pada citra.
b. Atmosfer
Atmosfer membatasi bagian spectrum elektromagnetik yang
dapat digunakan dalam pengineraan jauh. Pengaruhnya bersifat
selektif terhadap panjang gelombang. Oleh karena itu, maka timbul
istilah jendela atmosfer (bagian spektum elektromagnetik yang
dapat mencapai bumi). Dalam jendela atmosfer terdapat hambatan
atmosfer, yaitu kendala yang di sebabkan oleh hamburan pada
spectrum tampak dan serapan yang terjadi pada spectrum inframerah
internal. (Dikutip dari: Mayasari, Sri. 2013. Sistem Penginderaan
13
Jauh.
[Online].
Tersedia
di:
http://vivageography.blogspot.com/2013/06/komponen-
14
15
sedikit maka akan tampak gelap. Namun kadang ada objek yang
berlainan tetapi mempunyai karakteristik spectral yang sama atau
serupa sehingga menyulitkan penbedaannya pada citra. Hal ini
dapat diatasi dengan menyelidiki karakteristik lain selain
karakteristik spectral, misalnya bentuk, ukuran, dan pola.
3) Sensor
Tenaga yang dating dari objek dipermukaan bumi diterima dan
direkam oleh sensor. Tiap sensor memiliki kepekaan tersendiri
terhadap bagian spectrum elektromagnetik. Kemampuan sensor
untuk menyajikan gambaran objek terkecil disebut resolusi
spasial. Semakin kecil objek yang dapat direkam olehnya,
semakin baik kualitas sensornya. Berdasarkan atas proses
perekamannya sensor dibagi dua :
a) Sensor fotografik
Sensor fotografik proses perekamannya berlangsung dengan
cara kimiawi. Tenaga elektromagnetik diterima dan irekam
pada
lapisan
emulsi
film
yang
bila
diproses
akan
data
digital
yang
siap
dikomputerkan.
16
17
Gelomban
Spektral
Kegunaan
Biru
(m)
1
0.45 . 0.52
tumbuhan,
kehutanan
dan
pemetaan
mengidentifikasi
budidaya manusia
2
0.52 . 0.60
Hijau
tumbuhan
dan
penafsiran
0.63 . 0.69
Merah
klorofil,
digunakannuntuk
yang
dapat
membantu
dalam
0.76 . 0.90
Infra
merah
dekat
Untuk
membedakan
jenistumbuhan
18
1.55 - 1.75
Infra
merah
sedang
6
10.4 - 12.5
Infra
Merah
Untuk
tumbuhan,
menganallisis
pemisahan
tegakan
kelembaban
Termal
7
2.08 . 2.35
Infra
merah
sedang
Sumber: http://pinterdw.blogspot.com/2012/02/citra-landsat.html.
Sedangkan pada deteksi aktif, penginderaan jauh menyediakan
sendiri sumber energi untuk menyinari target dan menggunakan
sensor untuk mengukur refleksi energi oleh target dengan
menghitung sudut refleksi atau waktu yang diperlukan untuk
mengembalikan energi. Keuntungan menggunakan deteksi aktif
adalah pengukuran bisa dilakukan kapan saja. Akan tetapi sistem
aktif ini memerlukan energi yang cukup besar untuk menyinari
target.
4) Wahana
Wahana adalah kendaraan yang digunakan untuk membawa sensor
guna mendapatkan data penginderaan jauh. Berdasarkan ketinggian
peredaran dan tempat pemantulannya di angkasa, wahana dapat di
bedakan menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai berikut:
a) Pesawat terbang rendah sampai menengah, yaitu pesawat yang
ketinggian pendaratannya antara 1.000 m dan 9.000 m di atas
permukaan bumi.
b) Pesawat terbang tinggi, yaitu pesawat yang ketinggian
peredarannya lebih dari 18.000 m di atas permukaan bumi.
19
dibedakan
atas
dasar spektrum
elektromagnetik yang
Sudut Liputan
20
Jenis Foto
Sudut kecil
< 600
Sudut kecil
600 750
Sudut
(narrow angle)
Sudut normal
normal/sudu
(normal angle)
Sudut lebar
t standar
750 1000
Sudut lebar
> 1000
Sudut sangat
(wide angle)
Sudut sangat lebar
lebar
(super-wide angle)
Sumber: http://geografi161.blogspot.com/2008/10/penginderaanjauh.html.
4) Citra foto berdasarkan jenis kamera yang digunakan, citra ini
terdiri atas citra foto tunggal yaitu citra foto yang dibuat
dengan kamera tunggal dan citra foto jamak, citra foto yang
dibuat pada saat yang sama dan menggambarkan obyek liputan
yang sama.
5) Citra foto berdasarkan sistem wahananya
a) Citra Foto Udara yaitu citra foto yang dibuat dengan
menggunakan wahan yang bergerak di udara misalnya
pesawat terbang, helikopter dll.
b) Citra Foto Satelit, yaitu citra foto yang dibuat dengan
menggunakan wahana satelit yang bergerak di luar
angkasa.
6) Citra foto berdasarkan Spektrum Elektromagnetik yang
digunakan.
21
Radar,
yaitu
citra
yang
dibuat
dengan
Tunggal
yaitu
citra
yang
dibuat
dengan
22
23
24
(Dikutip
dari:
http://geografi161.blogspot.com/2008/10/penginderaan-jauh.html.)
8. Geografi dan Penginderaan Jauh
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan
perbedaan gejala atau fenomena geosfer (atmosfer, litosfer, hidrosfer,
biosfer dan antroposfer) dengan pendekatan kewilayahan dan
26
27
mempunyai
banyak
kelebihan,
http://lycheangga.blogspot.com/2013/04/penginderaan-
jauh.html.)
10. Manfaat Penginderaan Jauh
Teknologi Penginderaan Jauh (Remote Sensing), telah merubah
paradigma visualisasi permukaan bumi kita dari impian menjadi
kenyataan,
dari
fiksi
ilmiah
menjadi
bukti
ilmiah.
Lompatan
28
mulai
dari
bidang
Sumber
Daya
Alam,
Lingkungan,
dikembangkan
oleh
tinggi,
memungkinkan
pengukuran
lereng,
dan
29
d. Citra dapat dibuat secara cepat meskipun pada daerah yang sulit
ditempuh melalui daratan, contohnya hutan, rawa, dan pegunungan.
e. Citra sebagai satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana.
Berikut ini adalah manfaat penggunaan penginderaan jauh di
berbagai bidang:
a. Bidang Kelautan
1) Pengamatan sifat fisis air laut
2) Pengamatan pasang surut air laut dan gelombang laut
3) Pemetaan perubahan pantai, abrasi, sedimentasi, dan lain-lain.
b. Bidang Hidrologi
1) Pemanfaatan daerah aliran sungai (DAS) dan konservasi sungai
2) Pemetaan sungai dan studi sedimentasi sungai
3) Pemanfaatan luas daerah dan intensitas banjir.
c. Bidang Geologi
1) Menentukan struktur geologi dan macamnya.
2) Pemantauan daerah bencana (gempa, kebakaran) dan pemantauan
3)
4)
5)
6)
debu vulkanik.
Pemantauan distribusi sumber daya alam
Pemantauan pencemaran laut dan lapisan minyak di laut.
Pemanfaatan di bidang pertahanan dan militer.
Pemantauan permukaan, di samping pemotretan dengan pesawat
30
1) Perencanaan
wilayah
untuk
pemekaran
(perencanaan
pembangunan)
2) Perencanaan infrastruktur transportasi semisal jalan tol dan kereta
api
3) Perencanan kawasan Industri
g. Bidang Kehutanan, Pertanian dan Perkebunan
1) Perencanaan pencetakan sawah dan pembuatan irigasi
2) Inventarisir lahan-lahan pertanian dan perkebunan
3) Perencanaan pembukaan kawasan hutan baru
4) Inventarisir hutan-hutan produksi
(Dikutip dari: http://geotambang.wordpress.com/2011/01/18/manfaatpenginderaan-jauh/.)
11. Penginderaan Jauh untuk Pesisir
Pengindraan jauh sangat besar manfaatnya bagi kehidupan
manusia begitupun bagi geografi, karena dengan pengindraan jauh ini
geografi dalam mengkaji sebuah objek di permukaan bumi tanpa harus
terjun ke lapangan hanya dengan menginterpretasi citra pengindraan
jauh tersebut. Dalam kajian geografi sangatlah banyak yang dapat kita
interpretasi menggunakan citra dengan kombinasi band 321. Gabungan
band ini akan memberikan tampilan seperti asli di lapangan. Diantara
penggunaan RGB tersebut dapat digunakan dalam interpretasi objek
marine.
Dengan bantuan pengindraan jauh ini dalam pengkajian marine
dapat lebih mudah dalam hal penelitian dilapangan dari pada
menggunakan peta geologi. Karena citra ini lebih nyata dan
keakuratannya lebih bagus karena merupakan sebuah foto, sedangkan
peta adalah sebuah gambar yang distorsinya bisa dibilang cukup besar.
Sedangkan manfaat yang diperoleh apabila menggunakan
pengindraan jauh dalam kajian marine, diantaranya :
a. Pengamatan sifat fisis air laut.
b. Pengamatan pasang surut air laut dan gelombang laut.
c. Pemetaan perubahan pantai, abrasi, sedimentasi, dan lain-lain.
Kajian analisis marine menggunakan band 321. Adapun
interpretasinya sebagai berikut :
31
a. Spit lurus
Pada RGB 321 warnanya terlihat cokelat muda dengan terkstur
halus, salah satu ujungnya terikat pada daratan sedangkan ujung
lainnya tidak.
b. Pasir pasang surut
Pasir pasut merupakan suatu daratan pantai yang masih dipengaruhi
oleh aktivitas pasang surut air laut, dengan material penyusunan
umumnya lempung pasiran (pantai berlempung).
c. Cliff
Cliff merupakan bentukan yang terjadi karena erosi marine. Pada
RGB 321 kenampakannya bergelombang (tidak rata).
d. Terumbu karang
Pada RGB 542 terumbu karang akan teridentifikasi berwarna biru
terang atau cyan. Terumbu karang berasosiasi dengan pantai.
e. Gosong Pasir
Gosong Pasir yaitu semacam bar yang terpisah dari daratan induk
dan sejajar dengan garis pantai. Pada RGB 321 warnanya cokelat
muda.
f. Mangove
Pada RGB 321 mangrove berwarna hijau gelap dengan tekstur
kasar, bentuk tidak beraturan, tidak berpola dan berasosiasi dengan
pantai atau sungai.
g. Bar
Bar merupakan gosong pasir dan kerikil yang tumbuh dan terletak
pada dasar laut yang terjadi oleh pengerjaan arus dan gelombang.
Kadang-kadang gosong ini muncul diatas permukaan laut dan
kadang-kadang terbenam seluruhnya oleh air laut. Sama seperti
gosong pasir, pada RGB 321 bar berwarna cokelat muda dengan
tekstur halus dan berasosiasi dengan pantai.
h. Estuaria
Estuaria adalah muara sungai yang merupakan daerah perpaduan
antara air laut dan air tawar. Pada RGB 321 estuaria berasosiasi
dengan muara.
i. Garis Pantai
Pada RGB 321 garis pantai terlihat (diidentifikasi) merupakan garis
pertemuan antara air laut dan daratan yang berpindah-pindah.
32
dan
perairan
laut.
(Dikutip
dari:
https://www.academia.edu/4464339/MATERI_BAB_I.)
Pantai adalah Suatu endapan yang terdapat sedimen yang
ditemukan mulai dari garis air terendah sampai ke tebing. (Dikutip
dari:
http://materi-perkapalan.blogspot.com/2013/08/pengertian-
pantai-dan-pesisir.html.)
b. Karakteristik Pantai
Berdasarkan tahap-tahap perkembangannya, karakteristik garis
pantai dapat dibedakan menjadi beberapa pengertian, yaitu:
1) Pantai (Shore)
Pantai (shore) adalah daerah yang terletak antara air pasang dan
surut, garis batas darat-laut disebut Shore line
2) Garis Pantai (Shoreline)
Shoreline adalah garis yang membatasi permukaan daratan dan
permukaan air. Garis batas ini selalu beruba-rubah sesuai dengan
permukaan air laut. Garis pantai tertinggi terjadi pada saat
terjadi pasang naik setinggi-tingginya, sedangkan garis pantai
terendah terjadi pada saat terjadi pasang surut serendahrendahnya.
3) Pantai Depan (Foreshore)
Foreshore adalah daerah sempit yang terdapat pada pantai yang
terletak di antara garis pasang naik tertinggi dengan garis pasang
surut terendah.
33
apabila
tidak
terjadi
gelombang
pasang
yang
34
5) Pantai Berkarang
Pantai berkarang, yaitu pantai yang banyak karangnya. Pantai
ini terdapat di daerah yang banyak pulau karangnya di
sepanjang pantai. Misalnya pantai berkarang di Sulawesi
Selatan.
6) Pantai Skeren
Pantai skeren adalah pulau-pulau kecil berbatu yang terdapat di
muka fyord.
7) Pantai Ria
Pantai ria adalah sebuah lembah sungai yang turun, lalu
digenangi oleh air laut, terjadi di daerah yang berbukit-bukit,
tegak lurus pada garis pantai. Pantai jenis ini banyak terdapat
di barat laut Spanyol, barat daya Eire, di Asia Kecil.
8) Estuarium
Estuarium, yaitu sebagian lembah yang sudah tenggelam di
sebuah pantai rendah. Muara sungai ini berbentuk corong dan
agak jauh menjorok ke arah darat. Estuarium terjadi karena di
tempat itu terdapat perbedaan ketinggian air laut yang besar
pada waktu pasang naik dan pasang surut. Misalnya, daerah
pantai timur Sumatera, Sungai Rokan, dan Sungai Asahan.
9) Delta
Delta adalah daratan yang terjadi karena pengendapan hasil
pelapukan di muara sungai. Sebuah delta dapat terjadi karena:
a) banyak hasil pelapukan dibawa oleh sungai sampai ke
muaranya,
b) perbedaan tingginya air tidak besar ketika pasang naik dan
pasang surut,
c) lautnya sangat dangkal,
d) ombaknya tidak besar, dan
e) banyak tumbuh-tumbuhan di pantai.
Contoh: Pantai Kalimantan Timur, ada muara Sungai
Mahakam.
10) Fyord
Fyord adalah sebuah teluk yang dalam dan curam membujur
jauh ke daerah pedalaman. Fyord banyak dijumpai di
Norwegia, Islandia, Spitsbergen, dan Skotlandia Barat.
36
d. Bentuk Pantai
Pantai memiliki bentuk diantaranya yaitu berikut ini:
a) Spit adalah pantai yang salah satu ujungnya bersambung dengan
daratan.
b) Baymouth adalah bukit endapan pada pantai yang memotong
teluk dengan lautan.
c) Tambolo adalah bukit
endapan
pada
pantai
yang
dan
tererosi.
(Dikutip
dari:
http://ssbelajar.blogspot.com/2013/08/pengertian-dan-macampantai.html.)
f. Klasifikasi Pantai
Antara pantai yang satu dengan garis pantai yang lainnya
mempunyai perbedaan. Perbedaan dari masing-masing jenis pantai
tersebut umumnya disebabkan oleh kegiatan gelombang dan arus
37
jaman
pleistosin
menyebabkan
maju
mundurnya
ini
dapat
mengalami
penenggelaman
yang
segitiga,
pedalaman,
dan
biasanya
ukurannya
terdapat
lebih
di
kecil
daerah
bila
39
40
Jenis pantai ini terjadi sebagai gabungan dua atau lebih proses di
atas.
Berarti
dalam
suatu
daerah
bisa
terjadi
proses
(Dikutip
dari:
http://habib-
geo.blogspot.com/2012/11/pengertian-bentukan-lahan-asalprose.html.)
2. Pesisir
a. Pengertian Pesisir
Pesisir merupakan daerah pertemuan antara darat dan laut; ke
arah darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air,
yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut,
dan perembesan air asin; sedangkan ke arah laut meliputi bagian laut
yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat
seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan oleh
kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran
(Soegiarto, 1976; Dahuri et al, 2001).
Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan
Nomor: KEP.10/MEN/2002 tentang Pedoman Umum Perencanaan
Pengelolaan Pesisir Terpadu, Wilayah Pesisir didefinisikan sebagai
wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang saling
berinteraksi, dimana ke arah laut 12 mil dari garis pantai untuk
provinsi dan sepertiga dari wilayah laut itu (kewenangan provinsi)
untuk kabupaten/kota dan ke arah darat batas administrasi
41
kabupaten/kota.
(Dikutip
dari:
http://ferosiska.blogspot.com/2013/01/geomorfologi-pantai-wilayahpesisir_8744.html.)
Wilayah pesisir adalah suatu wilayah peralihan antara ekosistem
daratan dan lautan, yang saling berinteraksi dan membentuk suatu
kondisi lingkungan (ekologis) yang unik (Dahuri et al., 1996; Brown,
1996). Definisi wilayah pesisir yang digunakan di Indonesia adalah
daerah pertemuan antara daratan dan laut; ke arah darat wilayah
pesisir meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air,
yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut,
dan perembesan air asin; sedangkan ke arah laut wilayah pesisir
mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses
alami yang terjadi di daratan seperti sedimentasi dan aliran air tawar,
maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia di daratan seperti
penggundulan hutan dan pencemaran (Soegiarto, 1976; Dahuri et al.,
2001) (Dikutip dari: http://www.damandiri.or.id/detail.php?id=796)
b. Macam-macam bentuk Pesisir
1) Estuaria adalah pesisir daerah dengan tanah yang tinggi yang
berbatasan dengan pantai yang mengalami pemerosotan.
2) Fjord adalah pesisir yang menyerupai teluk sempit yang panjang
dan dalam tebing yang curam.
3) Delta adalah pesisir yang berupa endapan lumpur, pasir dan
kerikil di muara sungai.
4) Sand dune adalah pesisir yang berupa bukit pasir.
5) Pesisir dan gunung berapi pantai
6) Pesisir berbentuk tebing
7) Pesisir berbentuk karang
8) Pesisir dengan karang penghalang (barrier coast)
9) Pesisir yang berupa tumbuhan mangrove
c. Karakteristik Pesisir
Karakteristik dari pesisir adalah mempunyai beberapa jumlah
ekosistem yang berada di daerah pesisir. Contoh ekosistem lain yang
ikut kedalam wilayah ekosistem pesisir adalah ekosistem mangrove,
ekosistem lamun (seagrass), dan ekosistem terumbu karang. Dari
ekosistem pesisir ini, masing masing ekosistem mempunyai sifat- sifat
42
hutan
mangrove
kaya
tumbuhan
yang
hidup
43
payau dan air tawar. Fungsi dari mangrove antara lain sebagai
perangkap sedimen dan mengurangi abrasi.
4) Padang Lamun (Sea Grass Beds)
Padang lamun cukup baik pada perairan dangkal atau eustaria
apabila sinar matahari cukup banyak. Habitanya berada terutama
pada laut dangkal. Pertumbuhannya cepat kurang lebih 1.3003.000 gr berat kering/m2/th. Padang lamun ini mempunya habitat
dimana tempatnya bersuhu tropis atau subtropics. Ciri binatang
yang hidup di padang lamun antara lain:
(1) Yang hidup di daun lamun
(2) Yang makan akar canopy daun
(3) Yang bergerak di bawah canopy daun
(4)Yang berlindung di daerah padang lamun (Dikutip dari:
http://ferosiska.blogspot.com/2013/01/geomorfologi-pantai-wilayahpesisir_8744.html.)
C. Bentukan Asal Marine
Bentuk lahan asal marine merupakan bentuk lahan akibat aktivitas air
laut yaitu oleh adanya gelombang arus laut, akibat keberadaan gelombang dan
arus akan menghasilkan bentuklahan asal marin. contoh: tombolo, clift, arch,
stack. Selain itu terdapat kombinasi antara bentuklahan marine dengan fluvial
(fluvio-marine) karena sungai bermuara ke laut, contoh: delta, estuaria.
Bentuk lahan asal proses marine dihasilkan oleh aktivitas gerakan air
laut, baik pada tebing curam, pantai berpasir, pantai berkarang maupun pantai
berlumpur. Aktivitas marine sering dipengaruhi aktivitas fluvial sehingga
sering disebut sebagai fluvio marine. Proses marine mempunyai pengaruh
yang sangat aktif pada daerah pesisir sepanjang pantai.
Bentuk lahan asal proses marine dihasilkan oleh aktivitas atau gerakan
air laut, baik pada tebing, pantai berpasir, pantai berkarang, maupun pantai
berlumpur. Gerakan air laut meliputi:
a. Pasang surut, naik turunnya permukaan laut setiap 6 jam 12,5 menit
sehingga interval naik turun memerlukan waktu 12 jam 25 menit. Pasang
surut ini dapat mengerosi pantai apalagi jika bersamasama dengan
gelombang/ ombak.
b. Arus, aliran air laut yang disebabkan oleh angin, perbedaan suhu air laut.
c. Ombak sesuai dengan arah angin dapat mengerosi pantai (abrasi).
44
sekitar
pantai
tersebut.(Dikutip
dari:
http://habib-
geo.blogspot.com/2012/11/pengertian-bentukan-lahan-asal-prose.html.)
Proses geomorfologi yang terjadi di daerah pantai tersebut yang
disebabkan oleh tenaga dari luar, misalnya yang disebabkan oleh angin, air,
es, gelombang, dan arus laut. Proses geologi yang berasal dari dalam bumi
yang mempengaruhi keadaan bentang alam di permukaan bumi daerah pantai,
misalnya
tenaga
vulkanisme,
diastrofisme,
pelipatan,
patahan,
dan
sebagainya. Kegiatan gelombang, arus laut, pasang naik dan pasang surut,
serta kegiatan organisme yang ada di laut. Semakin dangkal laut maka akan
semakin mempermudah terjadinya bentang alam daerah pantai, dan semakin
dalam laut maka akan memperlambat proses terjadinya bentang alam di
daerah pantai.
Klasifikasi pantai berdasarkan material penyusunannya yaitu sebagai
berikut :
a. Pantai Batu (rocky shore), yaitu pantai yang tersusun oleh batuan induk
yang keras seperti batuan beku atau sedimen yang keras.
b. Beach, yaitu pantai yang tersusun oleh material lepas. Pantai tipe ini dapat
dibedakan menjadi:
a) Sandy beach (pantai pasir), yaitu bila pantai tersusun oleh endapan
pasir;
b) Gravely beach (pantai gravel, pantai berbatu), yaitu bila pantai
tersusun oleh gravel atau batuan lepas, seperti Pantai Kerakal;
c) Pantai bervegetasi, yaitu pantai yang ditumbuhi oleh vegetasi pantai.
Di daerah tropis, vegetasi pantai yang dijumpai tumbuh di sepanjang
garis pantai adalah mangrove, sehingga dapat disebut Pantai
Mangrove.
Bila tipe-tipe pantai di atas kita lihat dari sudut pandang proses yang
bekerja membentuknya, maka pantai dapat dibedakan menjadi:
45
a. Pantai hasil proses erosi, yaitu pantai yang terbentuk terutama melalui
proses erosi yang bekerja di pantai. Termasuk dalam kategori ini adalah
pantai batu (rocky shore).
b. Pantai hasil proses sedimentasi, yaitu pantai yang terbentuk terutama
kerena prose sedimentasi yang bekerja di pantai. Termasuk kategori ini
adalah beach. Baik sandy beach maupun gravely beach.
c. Pantai hasil aktifitas organisme, yaitu pantai yang terbentuk karena
aktifitas organisme tumbuhan yang tumbuh di pantai. Termasuk kategori
ini adalah pantai mangrove.
Berikut ini merupakan morfologi pantai :
a. Pantai bertebing (cliffed coast), yaitu pantai yang memiliki tebing vertikal.
Keberadaan tebing ini menunjukkan bahwa pantai dalam kondisi
erosional. Tebing yang terbentuk dapat berupa tebing pada batuan induk,
maupun endapan pasir.
b. Pantai berlereng (non-cliffed coast), yaitu pantai dengan lereng pantai.
Pantai berlereng ini biasanya merupakan pantai pasir.
Sedimen pantai adalah material sedimen yang diendapkan di pantai.
Berdasarkan ukuran butirnya, sedimen pantai dapat berkisar dari sedimen
berukuran butir lempung sampai gravel. Kemudian, berdasarkan pada tipe
sedimennya, pantai dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Pantai gravel, bila pantai tersusun oleh endapan sedimen berukuran gravel
(diameter butir > 2 mm);
b. Pantai pasir, bila pantai tersusun oleh endapan sedimen berukuran pasir
(0,5 2 mm);
c. Pantai lumpur, bila pantai tersusun oleh endapan lumpur (material
berukuran lempung sampai lanau, diameter < 0,5 mm).
Klasifikasi tipe-tipe pantai berdasarkan pada sedimen penyusunnya itu
juga mencerminkan tingkat energi (gelombang dan atau arus) yang ada di
lingkungan pantai tersebut. Pantai gravel mencerminkan pantai dengan energi
tinggi, sedang pantai lumpur mencerminkan lingkungan berenergi rendah atau
sangat rendah. Pantai pasir menggambarkan kondisi energi menengah. Di
Pulau Jawa, pantai berenergi tinggi umumnya diojumpai di kawasan pantai
46
dari:
http://habib-geo.blogspot.com/2012/11/pengertian-
bentukan-lahan-asal-prose.html.)
Erosi gelombang sangat mempengaruhi terjadinya garis pantai. Banyak
faktor yang mempengaruhi terjadinya erosi gelombang, misalnya ukuran dan
kekuatan gelombang, kemiringan lereng dan ketinggian garis pantainya,
komposisi batuannya, kedalaman airnya, arus, sungai, angin, organisme, serta
lamanya proses tersebut berlangsung.
Apabila gelombang di laut dalam menghempas pantai yang curam,
maka sebagian besar air akan membalik kembali ke laut dan mengerosi lereng
kliff tersebut dan naik dari permukaan air yang dangkal.
Gelombang pasang yang menghempas pantai merupakan penyebab
pengikisan gelombang secara langsung. Bekas-bekas pengikisan gelombang
tersebut menyebabkan semakin besarnya kekuatan gelombang.
Telah dikemukakan bahwa gelombang merupakan faktor pengikis yang
terpenting, terutama pada waktu badai atau tsunami. Tetapi bukan hanya
gelombang saja yang berpengarung, melainkan juga beberapa hal berikut ini:
a. Jenis dan daya tahan batuan
Jenis dan daya tahan batuan mempunyai pengaruh terhadap
erosimarine, sebab setiap jenis batuan memiliki sifat fisik masing-masing
terutama dalam hal ini adalah kekerasannya. Batuan beku akan berbeda
47
batuan yang mudah larut misalnya batu kapur tapi juga tidak dipungkiri
dapat ditemukan pada jenis batuan yang lain.
Proses terbentuknya dapat dimulai dari pengikisan pada celah atau
retakan yang semakin lama semakin lebar. Atau dapat juga terjadi oleh
tekanan-tekanan gelombang yang relatif tegak terhadap batuan yang lemah
pada cliff.
b. Celah (cleff), erosi oleh gelombang atau arus yang menimpa retakan atau
patahan menyebabkan terbentuknya celah di pantai.
c. Teras-teras (wave cut teraraces), terjadi karena dasar laut dangkal tererosi,
Permukaan menjadi rata kemudian terangkat.
Seperti halnya tenaga pengikis yang lain, tenaga gelombang juga dapat
menyebabkan pengendapan selain menyebabkan pengikisan, sehingga di satu
sisi menebabkan kerusakan pantai dan di sisi yang lain akan menyebabkan
berkembang atau terbentuknya garis pantai.
Terdapat beberapa kenampakan bentang
lahan
hasil
kegiatan
gelombang, yaitu:
a. Goresan gelombang pantai
Bekas dari gelomang di pantai akan terlihat jelas apabila struktur
batuan yang menyusun pantai tersebut tidak seragam. Batuan yang mudah
tererosi akan lebih cepat terkikis bila dibandingkan dengan batuan yang
resisten. Kenampakan ini banyak dijumpai pada pantai yang berusia tua.
b. Pantai curam (cliff) dan teras-teras pantai
Bentukkan muka cliff akan berbeda karena dipengaruhi oleh struktur
batuan, jenis batuan dan sifat dari batuan yang membentuknya. Apabila
dinding pantai cliff yang tersusun dari jenis batuan yang tidak tahan erosi
dihantam gelombang yang cukup tinggi, maka batuan tersebut tidak
hancur sekaligus. Sebagian material batuan akan menumpuk di bagian
bawah dan dapat mempengaruhi kerja dari gelombang. Apabila tumpukan
material tersebut mengalami pengikisan, maka tanah pantai kliff tersebut
akan mengalami longsor (landslide) secara vertikal sehingga terbentuk
teras-teras gelombang. Lebar teras gelombang itu sendiri tergantung pada
faktor-faktor penyebab erosi gelombangnya. Semakin kuat gelombangnya,
maka teras-teras gelombangnya akan bertambah lebar.
c. Sea Stack
49
Sea Stack yaitu tiang-tiang baru yang terpisah dari daratan.tersusun dari
batuan yang resisten sehingga bertahan dari pukulan gelombang.
e. Arc
Arc yaitu batuan berlubang tembus akibat kikisan gelombang,tersusun dari
batuan yang lunak (tidak resisten).
f. Head land
Head land yaitu batuan daratan resisten yang menjorok ke laut akaibat
erosi gelombang,terdiri atas batuan lava dan breksi.
Kenampakan bentang lahan hasil pengendapan gelombang ada
beberapa macam, yaitu:
a. Gisik (beach)
Gisik atau beach adalah timbunan puing batuan di atas dan
sepanjang wave cut bench yang keberadaannya hanya bersifat sementara.
Gisik merupakan suatu bentuk pengendapan yang terjadi di pantai. Gisik
terletak tinggi di atas pantai belakang atau pada posisi lainnya pada pantai
depan. Kadang-kadang gisik ini terlihat seperti jembatan yang bertingkattingkat turun ke arah laut. Material pada gisik ini terdiri dari kerikil yang
bulat-bulat, kerikil yang kasar (gravel), dan pasir.
Gisik atau beach banyak ditemukan di daerah teluk dari pada
semenanjung karena kekuatan gelombang dipusatkan pada semenanjung
sehingga semenanjung pemusatan serangan gelombang, pusat pengikisan.
Oleh karena itu semenanjung pada umumnya diakhiri suatu cliff. Dengan
demikian apabila gelombang itu mencapai pantai pada sebuah teluk,
kekuatannya telah sangat dikurangi demikian juga daya angkutnya yang
diperlemah. Beban-beban yang diangkutnya terpaksa harus diendapkan
dalam bentuk gisik atau beach.
b. Gosong pasir (bar)
Bar adalah gosong pasir dan kerikil yang tumbuh dan terletak pada
dasr laut yang terjadi oleh pengerjaan arus dan gelombang. Gosong pasir
merupakan daratan baru berupa endapan pasir atau kerikil di laut sejajar
garis pantai dan dipengaruhi oleh arus laut. Kadang-kadang gosong ini
muncul di atas permukaan air laut dan kadang-kadang terbenam
seluruhnya pleh air laut.
50
Asal
Marine.
51
[Online].
Terseda
di:
http://habib-
geo.blogspot.com/2012/11/pengertian-bentukan-lahan-asal-prose.html.
Diakses tanggal 18 November 2014)
http://ferosiska.blogspot.com/2013/01/geomorfologi-
pantai-wilayah-pesisir_8744.html
F. Teluk
Teluk adalah tubuh perairan yang menjorok ke daratan dan dibatasi oleh
daratan pada ketiga sisinya. Oleh karena letaknya yang strategis, teluk banyak
dimanfaatkan sebagai pelabuhan. Teluk adalah kebalikan dari tanjung, dan
biasanya keduanya dapat ditemukan pada suatu garis pantai yang sama.
(Dikutip
dari:
http://geografiana2006.blogspot.com/2011/11/bentukan-
bentukan-di-permukaan-bumi.html)
Teluk merupakan bagian laut yang menjorok ke daratan. Negara
Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau memiliki banyak teluk, baik besar
maupun kecil, seperti Teluk Tomini, Teluk Bayur, Teluk Popoh, dan
sebagainya. Wilayah teluk merupakan daerah berombak kecil atau tenang
sehingga banyak dimanfaatkan untuk sarana pelabuhan dan daerah
penangkapan ikan.
Teluk pada umumnya memiliki perairan lebih tenang daripada lautan di
sekitarnya, karena tanah di sekitarnya menghadang gelombang dan
mengurangi kekuatan angin. Sebuah teluk besar disebut laut. Tekuk biasanya
52
merupakan inlet pantai yang berbentuk lingkaran atau oval dengan celah
masuk yang sempit, beberapa teluk dapat disebut sebagai teluk.
Teluk sangat berguna bagi pemukiman manusia karena dapat
menyediakan tempat yang aman untuk memancing. Kemudian teluk sangat
penting dalam pengembangan perdagangan laut sebagai pelabuhan yang
aman mendorong mereka memberikan pilihan mereka sebagai pelabuhan. Di
Teluk terdapat banyak ikan dan makhluk laut lainnya atau bersebelahan
dengan teluk lainnya. Misalnya, James Bay berdekatan dengan Teluk Hudson.
Teluk besar, seperti Teluk Bengal dan Teluk Hudson, merupakan variasi
geologi laut. Sebuah teluk diakibatkan oleh pergeseran benua. Teluk Guinea,
Teluk Persia, Teluk Alaska, Teluk Meksiko dan Teluk Benggala merupakan
teluk terbesar di dunia, teluk ini memiliki potensi pariwisata.
Cara lain teluk yang terbentuk adalah melalui erosi glasial dan sungai.
Jika terbentuk oleh gletser teluk dikenal sebagai sebuah fjord. Rias diciptakan
oleh sungai dan ditandai dengan lereng yang lebih bertahap. Kebanyakan
jurang dan teluk yang dibentuk oleh lipatan dari kerak bumi serta erosi pantai
akibat gelombang dan arus. Arus dapat membuat gelombang lebih konstan,
sementara batuan lunak akan memungkinkan erosi untuk memiliki efek yang
lebih kuat. Batu kurang cepat terkikis, meninggalkan tanjung. Teluk
California adalah contoh dari sebuah teluk yang diciptakan oleh proses
geologi lipat. (Dikutip dari: Ikhsan, Haikal Muhammad. 2014. Pemanfaatan
Penginderaan Jauh Untuk Mengidentifikasi Marine bentukan Teluk Di
Kecamatan Cikelet Kabupaten Garut Selatan Provinsi Jawa Barat. Laporan,
Universitas Pendidikan Indonesia).
53
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi
Lokasi dari praktikum mata kuliah Penginderaan Jauh ini adalah
dikawasan Sukabumi Selatan yaitu di Teluk Pelabuhan Ratu, Kabupaten
Sukabumi Provinsi Jawa Barat. Lokasi tepatnya adalah di Kecamatan
Pelabuhan Ratu.
B. Waktu
Waktu pelaksanaan praktikum ini yaitu dilaksanakan pada;
hari
: Sabtu
tanggal
: 13 Desember 2014.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan
penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan
filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi. Suatu penelitian
mempunyai rancangan penelitian (research design) tertentu. Rancangan ini
menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu
penelitian, sumber data dan kondisi arti apa data dikumpulkan, dan dengan
cara bagaimana data tersebut dihimpun dan diolah. Tujuan rancangan
penelitian adalah melalui penggunaan metode penelitian yang tepat,
dirancang kegiatan yang dapat memberikan jawaban yang teliti terhadap
pertanyaan-pertanyaan penelitian.
1. Penelitian kuantitati
Penelitian kuantitatif didasari oleh filsafat positivisme yang menekankan
fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif. Maksimalisasi
54
objektivitas desain penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angkaangka, pengolahan statistik, struktur dan percobaan terkontrol. Ada
beberapa metode penelitian yang dapat dimasukan ke dalam penelitian
kuantitatif yang bersifat noneksperimental, yaitu metode : deskriptif,
survai, ekspos facto, komparatif, korelasional dan penelitian tindakan.
a. Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah suatu metode
penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena
yang ada, yang berlangsung saat ini atau saat yang lampau, misalnya :
berapa lama anak-anak usia pra sekolah menghabiskan waktunya
untuk nonton TV. Penelitian deskriptif, bisa mendeskripsikan sesuatu
keadaan saja, tetapi bisa juga mendeskripsikan keadaan dalam
tahapan-tahapan perkembangannya. Penelitian demikian disebut
penelitian perkembangan (developmental studies). Dalam penelitian
perkembangan ada yang bersifat longitudinal atau sepanjang waktu,
dan ada yang bersifat cross sectional atau dalam potongan waktu
b. Penelitian survai
Survai digunakan untuk mengumpulkan informasi berbentuk opini
dari sejumlah besar orang terhadap topik atau isu-isu tertentu. Ada 3
karakter utama dari survai yaitu:
1) informasi dikumpulkan dari sekelompok besar orang untuk
mendeskripsikan beberapa aspek atau karakteristik tertentu seperti
kemampuan, sikap, kepercayaan, pengetahuan dari populasi
2) informasi dikumpulkan melalui pengajuan pertanyaan (umumnya
tertulis walaupun bisa juga lisan) dari suatu populasi;
3) informasi diperoleh dari sampel, bukan dari populasi. Tujuan
utama
dari
survai
adalah
mengetahui
gambaran
umum
55
56
pembelajaran,
insttrumen
evaluasi,
model-model
kurikulum,
eksperimen ini sangat lemah kadar validitasnya, oleh karena itu tidak
digunakan untuk penelitian tesis dan disertasi juga skipsi sebenarnya.
d. Eksperimen subjek Tunggal
Eksperimen subjek tunggal (single subject experimental), merupakan
eksperimen
yang
dilakukan
terhadap
subjek
tunggal.Dalam
Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang
ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi atau studi populasi atau
study sensus (Sabar, 2007).
Jadi populasi bukan hanya orang tapi juga obyek dan benda-benda
alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi karakteristik/sifat yang
dimiliki
oleh
subyek
atau
obyek
itu.
(Dikutip
dari:
https://sugithewae.wordpress.com/2012/11/13/pengertian-populasi-dansampel-dalam-penelitian/)
Populasi geografi adalah himpunan
No
10
Plot
Koordinat
Desa
Kecamatan
060597,56
Pelabuhan
Ratu
065853,49"
Citepus
Pelabuhan
Ratu
Pelabuhan
Ratu
BT
LS
10603234,02
10632'15,89"
Teluk
Sampel
Pengertian dari sampel adalah sebagian dari subyek dalam populasi
yang diteliti, yang sudah tentu mampu secara representative dapat
mewakili populasinya (Sabar,2007). Menurut Sugiyono sampel adalah
bagian atau jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang
ada pada populasi, missal karena keterbatan dana, tenaga dan waktu,
maka peneliti akan mengambil sampel dari populasi itu. Apa yang
dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk
populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
59
representative
(Sugiyono,2011).
(Dikutip
dari:
https://sugithewae.wordpress.com/2012/11/13/pengertian-populasi-dansampel-dalam-penelitian/)
Sampel dalam praktikum ini adalah, teluk.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang kami lakukan dalam penyusunan
laporan praktikum mata kuliah Penginderaan Jauh ini adalah dengan cara:
1 Survey Lapangan
Survey lapangan dilakukan untuk membuktikan hasil interpretasi
yang dilakukan di labolatorium, apakah hasil interpretasi itu sesuai atau
tidak dengan dengan di lapangan dengan cara mendatangi koordinat yang
sebelumnya telah di tentukan.
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada objek kajian
penelitian. Kami
61
citra dan peta rupa bumi. Ketika di lapangan penulis kemudian mencari lokasi
pengamatan yaitu Pasir pasang surut, delta, cliff, terumbu karang, mangrove,
bar, estuary, dan garis pantai yang sebelumnya telah di ploting di dalam peta
rupa bumi. Setelah lokasi pengamatan ditemukan kemudian penulis menguji
akurasi bentukan bar dan garis pantai antara bentukan di dalam Peta Rupa
Bumi dan melihat keadaan sebenarnya di lapangan.
1. Interpretasi citra
Untuk menginterpretasi bentukan
marine
ini
penulis
62
Koordina
t
Objek
Kajian
Kuantitati
f
Bentu
k
Cerah
Gelap
Warna
RG
B
321
N
o
Koordina
t
Objek
Kajian
Tekstur
Pola
Situs
Asosias
i
RG
B
542
N
o
Objek
Kajian
M1
M2
Kenyataan di
Lapangan
Total
Sampel
M1
M2
Persentase
Ketepatan
Kecamatan
Caringin,
63
Kecamatan
Pameungpeuk,
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Kondisi Fisik dan Sosial Pelabuhan Ratu
Pelabuhan Ratu adalah kecamatan sekaligus ibukota Kabupaten
Sukabumi, Jawa Barat. Wilayah utamanya mencakup daerah pesisir
sepanjang teluk Pelabuhan Ratu. Daerah ini berhadapan langsung dengan
Samudera Hindia. Pada masa kolonialisme Belanda, teluk ini dikenal dengan
nama
Wijnkoops-baai.
(Dikutip
dari:
http://dody94.wordpress.com/2014/05/05/pelabuhan-ratu-pantai-mistis-naneksotis/.)
Pelabuhan Ratu terletak 60 km arah selatan dari Kota Sukabumi.
terkenal karena terdiri dari perpaduan antara pantai yang curam dan landai,
batu-batu karang yang terjal, hempasan ombak, dan hutan cagar alam.
(Dikutip
dari:
http://wisatapantaiselatan.wordpress.com/info-tempat
wisata/httpidwikipediaorgwikipantai_pelabuhan_ratu/.)
Teluk Pelabuhan Ratu dikenal berombak besar dan sering memakan
korban. Mayat yang ditemukan umumnya berusia muda. Penduduk percaya,
para korban memiliki darah keturunan selir-selir kerajaan yang kemudian
ditenggelamkan oleh Nyi Loro Kidul, sebagai wujud aksi balas dendam.
Masyarakat pesisir Pelabuhan Ratu meyakini Nyi Loro Kidul atau Nyi Roro
64
Kidul adalah makhluk mistis yang menjadi ratu penguasa Pantai selatan.
Legenda setempat menyebutkan, sang ratu adalah jelmaan Lara Kadita, putri
cantik jelita kesayangan Prabu Siliwangi yang terbuang akibat konspirasi
selir-selir istana yang saling memperebutkan tahta putra mahkota. Penduduk
juga meyakini jika warna hijau adalah warna kesukaan Nyi Loro Kidul. Oleh
karenanya, pengunjung yang datang ke pantai Pelabuhan Ratu dilarang
mengenakan baju berwarna hijau.
Letak Pelabuhan Ratu yang langsung berhadapan dengan lautan
terbuka (Samudera Hindia) mengakibatkan timbulnya ombak tinggi bertenaga
kuat di sepanjang pesisir. Dasar perairan Teluk Pelabuhan Ratu berbentuk
cekungan yang diapit sisi teluk berdinding curam dapat menimbulkan
gelombang tsunami yang sangat besar jika terjadi gempa di sekitar palung
Jawa. Arus balik dari pantai yang terbentuk di Pelabuhan Ratu, seringkali
menenggelamkan pengunjung yang tak menyadari adanya aliran air yang
melaju dengan cepat di dasar perairan. Arus balik yang berenergi kuat ini,
akan terus mendorong korban ke bawah, hingga tersangkut di terumbu
karang. Jika tak segera mendapat pertolongan, korban akan kekurangan
oksigen, mengalami hipotermia hingga akhirnya meninggal dunia.
1. Kondisi Fisik Pelabuhan Ratu
a. Geomorfologi, Geologi Lingkungan Pantai dan Sumberdaya Geologi
Berdasarkan klasifikasi fisiografi menurut Van Bemmelen
(1949), Teluk Pelabuhan Ratu termasuk ke dalam zona Bandung dan
zona pegunungan Selatan. Zona Bandung meliputi wilayah pantai
bagian barat Pandeglang ke arah Selatan hingga pantai Pelabuhan
Ratu bagian Barat (wilayah pegunungan Bayah), sedangkan zona
pegunungan selatan meliputi semua pantai selatan Jawa Barat,
termasuk Teluk Palabuhan Ratu. Kawasan ini dekat dengan
pertemuan lempeng samudera Indo-Australia dengan lempeng
Eurasia sehingga rawan gempatektonik yang dapat memicu tsunami.
(Dikutip dari: Supria, Heru. 2007. Kondisi Wilayah Dan Isu
Pengelolaan
Wilayah
Pesisir
Teluk
Pelabuhan
Ratu
65
Dan
http://dody94.wordpress.com/2014/05/05/pelabuhan-ratu-
pantai-mistis-nan-eksotis/)
Tipe pantai di wilayah pesisir Teluk Pelabuhan Ratu
Kabupaten Sukabumi meliputi pantai karang, berbatu dan berpasir.
Satuan morfologi penyusun pantai di pesisir Teluk Palabuhan Ratu
Kabupaten Sukabumi terdiri dari perbukitan dan dataran. Perbukitan
merupakan ciri utama pantai selatan dengan yang pantai terjal dan
perbukitan bergelombang dengan kemiringan mencapai 40% serta
disusun oleh sedimen tua. Sedangkan satuan morfologi dataran
berkembang di sekitar muara sungai dengan susunan terdiri atas
pasir dan kerikil yang berasal dari endapan impahan banjir. Wilayah
pantai
mulai
Cimandiri
hingga
Cisolok
batuan
geologinya
66
densitas serta pengaruh masukan air dari muara sungai. Arus pantai
selatan Jawa pada bulan Pebruari sampai Juni bergerak ke arah timur
dan bulan Juli hingga Januari bergerak ke arah barat. Pada bulan
Pebruari arus pantai
67
Sebelah utara
Sebelah timur
: Kecamatan Bantargadung.
Sebelah barat
: Teluk Pelabuhanratu.
68
mereka
harus
menyetorkan
hasil
tangkap
mereka
69
Koordinat
0
Teluk
106 3234,02
BT
dan
060597,56
LS
Rona
Warna
Ukuran
Bentuk
Cerah
Coklat
keputihan
Luas
Datar
Pola
Tinggi
Bayang
an
Situs
Didaer
ah
pesisir
Melengkung
Tekstur
Sedikit
kasar
Asosia
si
Dideka
t laut
nucifera L.). Keadaan di tempat ini berupa objek wisata sehingga disekitar
pantai ini dapat dengan mudah dijumpai pedagang, penyewaan papan
selancar, dan juga hotel.
71
No
1
Obyek Kajian di
Lapangan
Teluk
Kenyataan di
Lapangan
1
Presentase
Kesesuaian %
100
72
BAB V
SIMPULAN
A. Simpulan
73
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2013.
Komponen
Penginderaan
Jauh.
[Online]. Tersedia
di:
74
Eko.
TT.
Penginderaan
Jauh.
[Online].
Tersedia
di:
Marine
bentukan
Teluk
Di
Kecamatan
Cikelet
Desa
Purbayani,
Desa
Mandalakasih)
Kecamatan
75
dkk.
Tanjung
&
Teluk.
[Online].
Tersedia
https://geografibest.wordpress.com/nota-guru/tanjung-teluk/.
di:
Diakses
Siti.
2013.
Penginderaan
Jauh.
[Online].
Tersedia
di:
http://lycheangga.blogspot.com/2013/04/penginderaan-jauh.html. Diakses
tanggal 28 Desember 2014
Pasaribu, Lisna Ferosiska. (2013).
https://www.scribd.com/doc/142035159/Sejarah-Penginderaan-Jauh-PCD.
Diakses tanggal 28 Desember 2014
Robby. 2012. Konsep dan Macam-Macam Metode Penelitian. [Onliine]. Tersedia
di: http://karobby.wordpress.com/2012/05/12/konsep-dan-macam-macammetode-penelitian/. Diakses tanggal 3 Januari 2015
S, Dibyo. (2013). Pengertian dan Macam-Macam Pantai. [Online]. Tersedia di:
http://ssbelajar.blogspot.com/2013/08/pengertian-dan-macam-pantai.html.
Diakses tanggal 8 Desember 2014
Sudrajat, Sabana. 2005. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Pustaka Setia: Bandung
Sugandi, Dede. (2010). Penginderaan Jauh dan Aplikasinya. Bandung: Buana
Nusantara Press
76
di:
https://sugithewae.wordpress.com/2012/11/13/pengertian-
77