PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Geografi adalah ilmu yang menguraikan tentang permukaan bumi,
iklim, penduduk, flora, fauna serta basil-basil yang diperoleh dari bumi (Bisri
Mustofa, 2007).
kausal gejala-gejala di permukaan bumi, baik yang bersifat fisik maupun yang
menyangkut kehidupan makhluk hidup beserta permasalahannya melalui
pendekatan keruangan, kelingkungan, dan regional untuk kepentingan
program, proses, dan keberhasilan pembangunan (Prof. Bintarto, 1981).
Planet Bumi merupakan satu-satunya planet di Galaksi Bima Sakti
yang berpenghuni. Planet Bumi dihuni oleh berbagai jenis makhluk hidup
yang bergam dan tersebar diseluruh penjuru. Keragaman ini disebabkan oleh
kondisi fisik diwilayah yang bersangkutan. Keragaman ini biasa disebut
dengan keanekaragaman hayati atau biodiversitas.
Keanekaragaman hayati dapat terbentuk karena adanya keseragaman
dan keanekaragaman untuk sifat atau ciri makhluk hidup. Keanekaragam
hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan.
Biogeografi adalah ilmu yang berasal dari cabang biologi yang
mempelajari tentang keanekaragaman hayati serta tentang penyebaran spesies
(biologi), organisme, dan ekosistem dalam ruang geografis dan melalui waktu
geologi. Organisme dan komunitas biologis ini bervariasi dan sangat teratur
yang dipengaruhi radien lintang geografis, isolasi elevasi, dan area habitat.
Biografi ini menjelaskan bagaimana proses keanekaragaman tersebut berasal,
berubah dan mengapa bisa membuatnya hilang. Biogeografi merupakan
bidang ilmu integratif berdasarkan penyelidikan yang menyatukan antara
konsep dengan informasi dari ekologi, evolusi biologi, geologi, dan geografi
fisik.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa Indonesia dikenal sebagai salah
satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Selain
letaknya yang berada di kawasan iklim tropis topografi dan sejarah Indonesia
1|Biogeografi
Alas Purwo?
Bagaimana keadaan biogeografi di Sadengan Taman Nasional Alas
5.
Purwo?
Bagaimana keadaan biogeografi di Jalur Burung Berkicau Taman
6.
7.
8.
9.
Purwo?
Bagaimana keadaan biogeografi di hutan mangrove bedul Taman
Nasional Alas Purwo?
B. Tujuan
Untuk memberikan arahan yang jelas mengenai laporan ini maka dalam
sebuah laporan harus terdapat tujuan. Dengan begitu yang menjadi tujuan dari
laporan ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan Biogeografi
2|Biogeografi
2.
3.
Purwo
Untuk mengetahui bagaimana keadaan biogeografi di Pantai Trianggulasi
4.
5.
6.
7.
8.
9.
C. Manfaat
Laporan ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik
secara teoretis maupun secara praktis. Secara teoritis laporan ini berguna
sebagai pengembangan pengetahuan dalam mata kuliah Biogeografi. Secara
praktis laporan ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. penulis, sebagai wahana menambah
2.
ilmu
pengetahuan
dan
3|Biogeografi
BAB II
ANALISIS BIOGEOGRAFI DI TAMAN NASIONAL ALAS PURWO
KABUPATEN BANYUWANGI
A. Biogeografi
1. Pengertian Biogeografi
Biogeografi adalah bidang ilmu yang mempelajari dan berusaha
untuk menjelaskan distribusi organisme di permukaan bumi.
Selain itu biogeografi adalah cabang dari biologi yang mempelajari
tentang keanekaragaman hayati berdasarkan ruang dan waktu (Wikipedia
Indonesia). Ada pula yang meyebutkan bahwa biogeografi adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari sebaran secara spesial makhluk hidup
pada saat yang lalu dan saat ini.
Biogeografi adalah ilmu yang berasal dari cabang biologi yang
mempelajari tentang keaneka ragaman hayati serta tentang penyebaran
spesies (biologi), organisme, dan ekosistem dalam ruang geografis dan
melalui waktu geologi. Organisme dan komunitas biologis ini bervariasi
4|Biogeografi
sekarang.
4. Daerah-daerah Biogeografi di Dunia
Daerah-daerah biogeografi di dunia dengan beberapa organisme
yang khas, meliputi:
a. Australia
Organisme tipe Australia diantaranya didaerah Australia, Irian,
Selandia Baru, dan kepulauan di Samudera Pasifik. Hewan yang
dapat ditemukan diwilayah ini misalnya semua Monotremata,
Marsupialia (mammalia tidak berplasenta/mammalia berkantung),
Rodentia, kelelawar, burung kaswari, burung cenderawasih, jenisjenis burung kakaktua, ikan paru-paru australia dan burung kiwi.
5|Biogeografi
b. Oriental
Tipe Oriental terdapat di daerah Asia bagian selatan pegunungan
Himalaya, India, Sri Langka, Semenanjung Melayu, Sumatera, Jawa,
Kalirnantan, Sulawesi, dan Filipina. Hewan yang dapat dijumpai
diantaranya adalah siamang, orang utan, gajah, badak, burung merak.
c. Ethiopia
Tipe Ethiopia ini berada di Afrika, Magaskar dan pulau - pulau
sekitar Afrika. Makhluk hidup tipe Ethiopia adalah gajah afrika,
gorilla, simpanse, badak afrika, singa, kuda nil, zebra, jerapah,
burung onta.
d. Neotropik
Tipe Neotropik tersebar di Amerika Selatan dan Tengah, Meksiko
dan Hindia Barat. Makhluk hidup tipe ini diantaranya adalah
e.
f.
Rusa kecil.
5. Penyebab Keadaan Biogeografi di Indonesia
Biogeografi Indonesia adalah penghalang geografi (barrier) / sawar
yang merupakan faktor penghambat persebaran organisme. Sawar ada 3
macam, yaitu:
a. Sawar iklim yang meliputi temperature rata-rata, kelembaban,
b.
c.
6|Biogeografi
7|Biogeografi
8|Biogeografi
berlumut
yang
dinamakan
"elfin
wood"
dan
"paleoendemik"
atau
"epibion".
9|Biogeografi
yang
dalam
proses
evolusinya
tidak
mempunyai
magellanica
atau
Sanigula
cranicaulis.
Tumbuhan
dapat
mempunyai
kebutuhan
iklim
tertentu
akan
tanah,
topografi,
biotik,
dan
termasuk
manusia
didalamnya. Berikut ini adalah penjelasan dari pengaruh faktorfaktor tersebut yang mempengaruhi keberadaan tumbuhan:
1) Faktor Iklim
Faktor iklim dapat disebut juga sebagi faktor klimatik.
Dalam hal ini faktor yang mempengaruhi keberadaan
tumbuhan adalah unsur-unsur iklim. Unsur iklim ini
meliputi penyinaran, suhu, kelembaban, curah hujan, angin,
evapotranspirasi. Namun, dari sekian anyak unsur iklim
yang memberikan pengaruh paling dominan terhadap
keberadaan tumbuhan dalah penyinaran, sihu, dan juga
curah hujan.
2) Penyinaran matahari
Dalam hal ini penyinaran matahari atau sinar matahari
berguna bahkan sangat penting sekali bagi tumbuhan untuk
melakukan proses fotosintesis. Sepertiyang telah diketahui
tumbuhan merupakanprodusen yang bersifat autotrof.
Autotrof merupakan kemampuan tumbuhan untuk membuat
11 | B i o g e o g r a f i
makanan
sendiri.
Dengan
begitu
tumbuhan
akan
perbedaan
ketebalan
troposfer. Di
wilayah
12 | B i o g e o g r a f i
Kelembaban
merupakan
faktor
lain
yang
13 | B i o g e o g r a f i
perubahan
musim
kemarau
dan
penghujan.
14 | B i o g e o g r a f i
tahan
terhadap
kekeringan.
Kekhasan
pola
dan
karakteristik vegetasi ini tentunya mengakibatkan adanya hewanhewan yang khas pada lingkungan vegetasi tertentu. Selain itu
ketersedan air menyebabkan 3 jenis tumhbuhan yang dipengaruhi
oleh ketersediaan air:
a) Hidrofit, yaitu keadaan tanaman yang hidup dilingkungan
yang basah atau banyak air seperti teratai, kangkung, dan
lain-lain.
b) Higrofit, yaitu keadaan tanaman yang hidup dilingkungan
yang lembab atau cukup air.
c) Serofit, yaitu keadaan tanaman yang dapat atau mampu
bertahan hidup pada lingkungan yang kering atau kekurangan
air.
5) Faktor Tanah
Tanah merupakan media tumbuh dan berkembangnya tanaman.
Pembentukkan tanah dipengaruhi oleh bebrapa faktorseperti bahan
organik, iklim, topografi, vegetasi dan waktu. Ketersedaan tanah akan
mengikuti topografinya. Semekin landai tempat tersebut maka
semakin tebal pula tanahnya. Dalam hal ini tanah ilmu yang akan
dipelajari adalah edapologi karena membahas mengenai kesuburan
tanah. Faktor edafik ini meliputi sifat kimia tanah yang terdiri atas
nutrisi dan unsur hara.
Dalam unsur hara tedapat unsur esensial yang dibutuhkan oleh
tanaman. Unsur esensialini terbagi menjadi dua yaitu hara makro dan
hara mikro. Hara makro dibutuhkan tanamn dalam julah yang banyak
yang terdiri atas N, P, K, Ca, Mg, S. Namun hara mikro adalah
15 | B i o g e o g r a f i
unsur
ini
mempengaruhi
kesuburan
yang
16 | B i o g e o g r a f i
18 | B i o g e o g r a f i
maupun
air
laut. Setiap
jenis
benih
yang
ringan
sebagai
pengangkut
benih
yang
tidak
dapat
20 | B i o g e o g r a f i
hingga dasar air, samudera yang luas bagi benih yang tidak
dapat mengapung dan hidup lama, begitupula pengaruh iklim
yang berbeda sehingga tidak sesuai untuk menetapkan
tumbuhan yang ditransportasikan.
Contoh penyebaran tanaman oleh air adalah spora ganggang, spora
terdiri dari zoospora dan aplanospora. Selain spora beberapa contoh
tanaman lainnya yaitu kelapa (Cocos nucifera), nyamplung
(Calophylum sp.), eceng gondok, teratai, ketapang, dan bakau.
c. Dengan Bantuan Manusia (Antropokori)
Manusia secara sengaja atau tidak sengaja dapat memencarkan alat
perkembangbiakan tumbuhan. Manusia merupakan penyebab
perubahan vegetasi yang paling aktif, termasuk pemencaran
tumbuhan. Apalagi di jaman modern. Dengan perjalanan di dunia
dalam jumlah yang kian lama semakin besar dan dengan kecepatan
dan kemudahan yang terus-menerus meningkat, manusia selalu
mengangkut benih tumbuhan baik sengaja maupun tidak diketahui.
Sebagai contoh manusia secara sengaja mendatangkan kina dari
Amerika Selatan, kopi dan kelapa sawit dari Afrika ke Indonesia.
Secara tidak sengaja, manusia memakan buah yang bijinya tidak
tercerna dan dikeluarkan bersama kotoran, dapat pula biji rumputrumputan yang menempel pada baju/celana. Akibatnya, hanya
sedikit
tempat
di
bumi
ini
yang
vegetasi
dan
flora
21 | B i o g e o g r a f i
biogeografi
yang
sebagian
besar
populasi
bermigrasi
untuk
wabah
sehingga
24 | B i o g e o g r a f i
daerah
asal
tidak
Jenis Fauna
25 | B i o g e o g r a f i
Sumatera
Jawa
gereja
harimau,
Kalimantan
badak,
buaya, burung
tapir, domba,
elang,
kambing,
pekakak, kakatua,
rusa, kerbau
rajawali, serta
liar,
ular
Jenis Fauna
dan rusa, anoa, musang, dan monyet
Nusa sapi, rusa, komodo, domba, burung kakaktua, jalak, dan
tenggara
nuri
c. Fauna Indonesia Timur
Fauna Indonesia timur meliputi jenis-jenis fauna yang ditemukan
di Papua, Maluku, dan pulau-pulau di sekitarnya. Fauna Indonesia
timur bercorak australis. Berikut ini fauna Indonesia timur.
Tabel 2.3 Fauna Indonesia Timur
Sumber: Makalah Biodiversitas, Universitas Airlangga
Pulau
Maluku
Papua dan sekitarnya
Jenis Fauna
kuskus, burung nuri, dan cenderawasih
rusa, kanguru, burung cenderawasih, kakaktua raja,
kasuari, dan parkit.
sekitar 4.000 jenis pohon, 1.500 jenis paku pakuan, dan 5.000 jenis
anggrek.
1) Flora Indonesia barat
Flora Indonesia bagian barat meliputi berbagai jenis tanaman
yang tumbuh di Pulau Sumatra, Jawa, Kalimatan, dan pulau-pulau
kecil di sekitarnya. Jenis flora Indonesia bagian barat memiliki
persamaan dengan tumbuhan yang terdapat di Asia.
Tabel 2.4 Flora Indonesia Barat
Sumber: Makalah Biodiversitas, Universitas Airlangga
Pulau
Jenis Flora
Sumatera
Jawa
Kalimantan
Tenggara,
dan
Maluku. Di
Nusa
Tenggara
Jenis Flora
eboni, kayu besi, pinus, kayu hitam, rotan, dan beberapa jenis
Nusa Tenggara
bunga anggrek
jati, sandelwood, akasia, cendana, dan beberapa jenis bunga
Maluku
anggrek
sagu, meranti, gotasa, kayu besi, lenggua, jati, kayu putih, dan
anggrek
3) Flora Indonesia timur
Flora Indonesia bagian timur adalah tumbuhan yang hidup di
pulau Papua dan pulau-pulau sekitarnya. Jenis tanaman yang sering
27 | B i o g e o g r a f i
dijumpai di Papua adalah jenis conifera seperti agatis alba dan obi.
Di daerah dataran rendahnya terdapat pohon sagu, nipah, dan bakau.
B. Taman Nasional Alas Purwo
Taman Nasional Alas Purwo merupakan salah perwakilan tipe
ekosistem hutan hujan dataran rendah di Pulau Jawa. Letak geografis Taman
Nasional Alas Purwo adalah 825 - 847 LS, 11420 - 11436 BT. Secara
administratif Taman Nasional Alas Purwo terletak di Kabupaten Banyuwangi,
Provinsi Jawa Timur.
Secara keseluruhan luas Taman Nasional Alas Purwo adalah 43.420
hektar. Taman Nasional Alas Purwo memiliki temperatur udara yang berkisar
antara 27C - 30C. Curah hujan di Taman Nasional alas purwo cukup tinggi
yaitu sekitar 1.000 - 1.500mm/tahun.
Secara umum Kawasan Taman Nasional Alas Purwo mempunyai
topografi landai yang membentang dari ketinggian mulai dari 0 322 m dpl
dengan puncak tertinggi Gunung Lingga Manis. Areal curam berkembang
pada batugamping berumur Miosen-Pliosen yang terangkat ke permukaan
karena ada interaksi antara Lempeng Samudera Hindia (oceanic plate) yang
bertemu dengan Lempeng Eurasia (continental plate). Proses pengangkatan
yang terjadi pada Pleistosen Tengah terus berlanjut dengan intensitas yang
tidak selalu sama mengakibatkan daerah Semenanjung Blambangan terangkat
pada ketinggian lebih dari 100 m dpl. beberapa bagian puncak bukit karst
terangkat sampai ketinggian 300 m dpl. Sejak terangkat ke permukaan,
batugamping mulai mengalami karstifikasi.
Secara fisiografis Taman Nasional Alas Purwo terdiri atas 4 unit
bentuklahan yaitu, bentuk lahan fluvial, bentuk lahan organik, bentuk lahan
marin dan bentuk lahan karst. Bentuklahan fluvial menempati daerah bagian
barat kawasan memanjang dari Teluk Pangpang sampai ke Pantai Triangulasi.
Bentuk lahan organik menempati bagian tepi taman nasional, terbagi menjadi
dua yaitu daerah mangrove dan terumbu karang dengan luas yang belum
dapat dipastikan karena bersifat sangat dinamik utamanya dipengaruhi oleh
pasang-surut air laut. Bentuk lahan marin menempati bagian tepi berasosiasi
dengan bentuklahan organik, terbagi menjadi 5 macam bentukan yaitu; Bura,
28 | B i o g e o g r a f i
dataran pasang surut, lagun, beting gisik dan gerong laut (marine notch).
Bentuk lahan karst menempati sebagian besar wilayah ini, mulai dari Gunung
Sembulungan, Tanjung Purwo, Tanjung Bantenan dan Teluk Banyubiru,
terbagi menjadi 3 bentukan utama yaitu; perbukitan gamping terkarstifikasi
awal, perbukitan gamping terkarstifikasi muda, dan perbukitan gamping
terkarstifikasi dewasa. Formasi geologi pembentuk kawasan Taman Nasional
Alas Purwo berumur Meosen atas, terdiri dari batuan berkapur dan batuan
berasam. Pada batuan berkapur terjadi proses karstifikasi yang tidak
sempurna, karena faktor iklim yang kurang mendukung (relatif kering), serta
batuan kapur yang diperkirakan terintrusi oleh batuan lain. Jenis batuan kapur
ini menyebabkan terjadinya sejumlah gua di kawasan Taman Nasional Alas
Purwo. Tidak kurang dari 44 buah gua telah teridentifikasi di dalam kawasan.
Keadaan tanah hampir keseluruhan merupakan jenis tanah liat berpasir
dan sebagian kecil berupa tanah lempung. Sungai di kawasan Taman Nasional
Alas Purwo umumnya dangkal dan pendek. Sungai yang mengalir sepanjang
tahun hanya terdapat di bagian Barat Taman Nasional yaitu Sungai Segoro
Anak dan Sunglon Ombo. Mata air banyak terdapat di daerah Gunung
Kuncur, Gunung Kunci, Goa Basori, dan Sendang Srengenge.
C. Pantai Trianggulasi
Pantai Trianggulasi adalah salah satu dari beberapa pantai yang ada di
aman Nasional Alas Purwo. Nama Trianggulasi diambil dari nama titik ikat
dalam pengukuran dan pemetaan yang terletak 500 dari utara pantai.
Trianggulasi merupakan salah satu pantai yang mempunyai formasi hutan
pantai yang masih lengkap, didominasi pohon nyampung (Calophyllum
inophyllum), bogem (Baringtonia asiatica) dan pandan laut (Pandanus
tectorius).
Kondisi pasirnya berwarna hitam dan memiliki butir yang sangat
halus. Pantai seperti ini tidak cocok apabila digunakan untuk rebahan atau
kegiatan berenang. Warna pasir dapat teridentifikasi bahwa pantai tersebut
terdapat pasir besi meski tidak sebanyak di Pantai Selatan Tasikmalaya
didaerah Cipatujah.
29 | B i o g e o g r a f i
33 | B i o g e o g r a f i
35 | B i o g e o g r a f i
ini akan membawa pengaruh pada keadaan vegetasi yang akan membedakan
suatu vegetasi dengan vegetasi lainnya. Faktor edafik yang diukur pada plot
pengamatan adalah temperatur tanah, kelembaban tanah dan seresah.
kelembaban rata-rata tanahnya adalah 85%. pH tanah cenderung netral, yaitu
sebesar 5. Sedangkan dilihat dari produksi seresahnya, hampir seluruh lantai
hutan tertutui oleh seresah, yaitu antara 70-100%, dengan ketebalan 1-4 cm.
seresah berperan dalam daur ulang hara daun serta berguna dalam
menyuburkan tanah. Faktor biotik meliputi kompetisi, pemangsaan,
simbiosis,aktivitas hewan dan manusia. Oleh karena itu tumbuhan yang
mampu bersaing dapat lebih bertahan hidup didaerah sekitar dan jumlah yang
ditemukannya cenderung lebih banyak.
Sedangkan peranan hewan disekitar bagi vegetasi diantaranya adalah
membantu penyebaran biji, pemencaran biji oleh beberapa jenis hewan dapat
memungkinkan tumbuhan menyebar ke tempat yang baru misalnya monyet
siamang yang dapat ditemuka di sekitar lokasi pengamatan. Spesies monyet
siamang yang berlalu lalang dapat membantu untuk penyebaran biji dari sisa
buah-buahan yang dimakan hewan tersebut. Adapun beberapa jenis burung
disekitar yang belum diketahui jenisnya pun dapat membantu penyebaran
biji-biji tersebut, membantu penyerbukan. Beberapa hewan dapat melakukan
penyerbukan pada jenis tumbuhan tertentu, misalnya kupu-kupu yaitu spesies
yang banyak ditemukan didaerah sekitar dalam jumlah yang besar sebagai
spesies yang berperan penting bagi penyerbukan bagi bunga-bunga dari
tumbuhan yang berada di kawasan tersebut.
Beberapa jenis tumbuhan lain yang mudah ditemukan adalah
Ketapang (Terminalia catappa), Lempeni (Ardicia humilis), pandan laut
(Pandanus odoratissimus), Keben (Baringtonia asiatica). Nyamplung
(Callophylum inophylum), Sawo kecik (Manilkara kauki), dan masih banyak
lagi. Pohon sawo kecik ini adalah tumbuhan endemik di Taman Nasional Alas
Purwo.
36 | B i o g e o g r a f i
37 | B i o g e o g r a f i
terdapat
empat
jenis
penyu
yaitu:
Penyu Abu-Abu
38 | B i o g e o g r a f i
pemangsa,
diantaranya
musang,
gagak,
camar
(Halilatus
leucogaster) dan manusia. Jika mereka keluar terlalu siang suhu permukaan
pasir akan memanas, mereka bisa mati kelelahan atau dehidrasi. Karena
situlah pelalar malam, yakni para penjaga pos Ngagelan bertugas
memindahkan telur-telur tersebut dan sarang asli ke tempat pembinaan
populasi penyu semi alami (di tanam kembali ke
39 | B i o g e o g r a f i
bertelur telah tiba, mengubur sarang telur, membuat sarang tipuan, dan
kembali ke laut. Mereka naik pada malam hari untuk menghindari predator
maupun gangguan-gangguan lainnya.
I.
Hutan Mangrove
Mangrove Bedul yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Alas
Purwo terdapat di wilayah daerah hilir dari DAS Stail yang membentuk rawa
air payau yang sering disebut kawasan Segara Anakan yang mempunyai
panjang 18 kilometer dengan luas 2300 hektar serta tumbuhan mangrove
yang masih alami dengan ketebalan bibir pantai rata-rata 300 meter.
40 | B i o g e o g r a f i
penanaman jenis mangrove baru yang dibawa dari luar karena disini
melakukan perkembangan mangrove masih banyak dan melakukan
pelestarian di dalam kawasan.
Dalam pengembangan Blok Bedul, Balai Taman Nasional Alas Purwo
bekerjasama dengan Desa Sumbersari yang didasarkan pada Pengembangan
Wisata Alam Terbatas Blok Bedul. Pengembangan pariwisata di Blok Bedul
diarahkan untuk wisata berwawasan lingkungan (ecotourism), yang
mengedepankan prinsip-prinsip konservasi.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Biogeografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari sebaran secara
spesial makhluk hidup pada saat zaman dahulu dan saat ini. Biogeografi ini
merupakan bidang ilmu yang mempelajari dan berusaha untuk menjelaskan
distribusi organisme di permukaan bumi.
42 | B i o g e o g r a f i
B. Saran
Adapun saran atau rekomendasi yang diberikan untuk daerah tersebut
adalah tetap jadikan Taman Nasional sebagaimana mestinya. Taman Nasional
Alas Purwo ini merupakan tempat yang nyaman untuk satwa dan tumbuhan
hidup dengan nyaman. Maka, disarankan bagi para pengunjung untuk tidak
merusak tempat ini agar ekosistem di Taman Nasional Alas Purwo tetap
terjaga. Dengan begitu, dengan segala kekhasannya dan fenomenanya Taman
Nasional Alas Puurwo menjadi laboratorium biogeografi di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Analistiana , dkk. 2014. Keanekaragaman Hayati, Biogeografi, Klasifikasi dan
Taksonomi. Makalah, Program Studi S1, Universitas Pekalongan.
Anonim. 2010. Arti Konservasi Lingkungan Hidup. [Online]. Tersedia di:
http://okpganespa.blogspot.com/2010/10/arti-konservasi-lingkungan
hidup.html#sthash.X48cq7ao.dpuf. Diakses tanggal 23 Mei 2015
43 | B i o g e o g r a f i
Anonim. 2011. Definisi geografi menurut para ahli. [Online]. Tersedia di:
http://indo-geografi.blogspot.com/2011/12/definisi-geografi-menurut-paraahli.html. Diakses tanggal 25 Mei 2015
Boby Hertanto, Hendrik. 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sebaran
Flora
Dan
Fauna.
[Online].
Tersedia
di:
Anna.
2013.
Pengertian
Biogeografi.
[Online].
Tersedia
di:
http://faujiahnna.blogspot.com/2013/12/pengertian-biogeografi.html.
Diakses tanggal 23 Mei 2015
Ghozaliq. 2013. Faktor Yang Mempengaruhi Persebaran Flora dan Fauna.
[Online].
Tersedia
di:
http://ghozaliq.com/2013/07/18/faktor-yang-
dahlia.
2012.
Fitogeografi.
[Online].
Tersedia
di:
http://dahliaheranita.blogspot.com/2012/06/fitogeografi_13.html. Diakses
tanggal 23 Mei 2015
Herianova. 2012. Pemencaran tumbuhan oleh air. [Online]. Tersedia di:
https://fitogeografi.wordpress.com/2012/10/22/penencaran-tumbuhanoleh-air/. Diakss tanggal 23 Mei 2015
Steenis, C. G. G. J. van. (1992). Flora. PT. Pradnya Paramita : Jakarta.
Departemen
Kehutanan.
[Online].
Tersedia
di:
44 | B i o g e o g r a f i
Fauzi, Ahmad. 2015. Taman Nasional Alas Purwo. [Online]. Tersedia di:
http://afffauzi.blogspot.com/2015/02/taman-nasional-alas-purwotnap.html. Diakses tanggal 23 Mei 2015
Hidayat, Hana Hunafa. 2013. Analisis Vegetasi Pohon dengan Metode Kuadrat di
Hutan Pantai Parang Ireng- Resort Pancur Taman Nasional Alas Purwo
(TNAP) Banyuwangi. Laporan KKL, Program Studi Biologi, Universitas
Padjajaran
45 | B i o g e o g r a f i