Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

Infeksi saluran kemih sering terjadi dan menyerang manusia tanpa


memandang usia, terutama perempuan. Infeksi ini disebabkan oleh berbagai bakteri
piogenik; di luar rumah sakit terutama Escherichia coli, sedangkan di dalam rumah
biasanya oleh bakteria dari kelompok pseudomonas, proteus dan klebsiella.Infeksi
saluran kemih dilaporkan lebih sering pada wanita dibandingkan dengan pria, diduga
karena anatomi uretra yang lebih pendek pada wanita dan adanya substansi
antibakteri pada cairan prostat pria.1 Di negara maju, menunjukkan bahwa infeksi
saluran kemih (ISK ) merupakan jenis infeksi yang paling banyak ditemukan di rawat
jalan, dengan insidensi seumur hidup mencapai 50-60% pada wanita dewasa.2

Salah satu dari penyakit infeksi saluran kemih adalah Sistitis, sistitis lebih dikenal
sebagai infeksi salturan kemih bagian bawah yang disebabkan oleh infeksi bakteri
pada kandung kemih. Bakteri penyebab dari sititis adalah bakteri Escherichia coli,
Menghitung sekitar 75% sampai 95% kasus, Escherichia coli adalah agen etiologi
yang paling umum pada ISK tanpa komplikasi pada wanita, diikuti oleh Klebsiella.
Patogen etiologi umum lainnya termasuk spesies dari keluarga Enterobacteriaceae,
seperti Proteus mirabilis, dan bakteri lainnya, seperti sebagai Staphylococcus
saprophyticus dan enterococcus.3

Epidemiologi sititis ecara global memiliki frekuensi sistitis tanpa komplikasi pada
wanita muda yang aktif secara seksual diperkirakan sebesar 0,5 episode per orang
tahun di Amerika Serikat. Puncak angka kejadian adalah pada rentang usia 18 hingga
39 tahun. Meski jarang menimbulkan mortalitas, ISK memiliki rekurensi yang tinggi
dan menyebabkan morbiditas signifikan. Tingkat mortalitas pada ISK complicated
dilaporkan antara 2% hingga 33%.4
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI
Infeksi saluran kemih adalah istilah yang umum menunjukkan
keberaaan mikroorganisme ( MO ) dalam urin. Infeksi saluran kemih
umumnya dibagi dalam dua subkategori besar: Infeksi traktus urinarius
bagian bawah (uretritis, sistitis, prostatitis) dan infeksi traktus urinarius
bagian atas (pielonefritis akut). Sistitis akut (infeksi vesika urinaria) dan
pielonefritis akut (infeksi pelvis dan interstisium ginjal) adalah infeksi yang
paling berperan dalam menimbulkan morbiditas, tetapi jarang berakhir
sebagai gagal ginjal progresif.
. Cystitis adalah presentasi klimis infeksi kandung kemih disertai
bacteriuria ynag bermakna dengan terjadinya inflamasi pada mukosa buli –
buli ( vesica urinaria ) 5. Sitistis dibedakan adanya komolikasi dan tidak
adanya komplikasi

B. ETIOLOGI
Sistitis akut biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri pada kandung
kemih. Wanita sangat rentan karena kedekatan rektum dengan meatus uretra
serta panjang uretra yang relatif pendek pada wanita. Tercatat sekitar 75%
sampai 95% kasus
Etiologi penyebab infeksi saluran kemih (ISK) umumnya adalah
Escherichia coli, yang telah dilaporkan pada 70-95% pada kasus ISK.
Infeksi saluran kemih juga dipengaruhi oleh faktor inang, seperti umur,
adanya komorbiditas, kerusakan korda spinalis, atau kateterisasi.6
Patogen etiologi umum lainnya termasuk spesies dari keluarga
Enterobacteriaceae, seperti Proteus mirabilis, dan bakteri lain, seperti
Staphylococcus saprophyticus dan enterococcus. Spesies bakteri lain sangat
jarang menyebabkan ISK dan biasanya merupakan kontaminasi ketika
diisolasi dari kultur urin orang yang sehat. Ini termasuk bakteri seperti
Streptococci Grup B, Lactobacillus, dan stafilokokus koagulase-negatif
lainnya selain S. saprophyticus7
Secara etiologi dapat dibedakan juga memlaui komplikasi dan tanpa
komplikasi5
a. Etiologi infeksi saluran kemih tanpa komplikasi 5
Sekitar 80% kasus ISK uncomplicated disebabkan oleh E
coli dan 10-15% kasus disebabkan oleh Staphylococcus
saprophyticus. Pada kasus sistitis dan pyelonephritis uncomplicated
juga terkadang dapat disebabkan oleh spesies Klebsiella,
Enterobacter, Proteus, dan Enterococcus faecalis.
b. Etiolgi infeksi saluran kemih dengan komplikasi 5
Etiologi ISK complicated umumnya adalah E coli,
Enterococcus, Klebsiella, Pseudomonas, Enterococcus, dan
Staphylococcus. Pada pasien rawat inap, penderita diabetes, pasien
imunokompromais, dan pasien yang menggunakan kateter, etiologi
ISK dapat disebabkan oleh Candida albicans atau spesies Candida
lainnya.
C. FAKTOR RESIKO
Kebanyakan sistitis disebabkan oleh infeksi asendens
melalui uretra, tetapi juga disebabkan oleh infeksi desendens dari
saluran kemih atas. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan
sistitis antara lain:5
- Jenis Kelamin
- Peningkatan usia
- Terdapatnya benda asing pada saluran kemih
( Batu , Kateter )
- Aktivitas seksual
- Riwayat ISK yang berulang
- Riwayat ISK pada keluarga

Terdapat factor dari Komorditas yang dapat menyebkan infeksi6


- Diabetes melitus
- Menopause
- Gangguan pengongsongan kandung kemih pada kasus
trauma korda spinalis dan prolaps panggung
- Kelainan anatomi

D. MANIFESTASI KLINIS
Sititis memperlihatkan bebrapa gejala seperti frekuensi,urgensi,
hematuria, dysuria dan nyeri panggul. Gejala tambahan lainnya seperti
nocturia, urin berwarna gelap dan keruh serta adanya bau menyengat dari
urim demam, kadang infeksi kandung kemih juga tidak menimbulkan gejala

A. Anamnesis
Pada anamnesa dapat dijumpai gejala berupa
1. LUTS ada dua fase yaitu :
a. fase pengisian
-sering berkemih di
- siang dan malam hari
- sulit menahan BAK - hingga mengompol
b. fase berkemih
- BAK mengejan
- terputus – putus
- Tidak tuntas
- pancaran urin lemah
c. fase setelah berkemih
- BAK menetes setelah berkemih
2. Nyeri pada perut bagian bawah
3. Riwayat penggunaan kateter yang berulang
4. Riwayat Higinenitas saluran kencing
B. Pemeriksaan fisik
Sedangkan pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri tekan
suprapubic akibat dari kontraksi buli – buli, terdapat eritema hingga edema
pada buli – buli akibat dari reaksi inflamasi.

C. Pemeriksaan penujang

E. DIAGNOSIS
Diagnosis Cytitis ditegakkan atas dasar :
- Anamnesis
- Pemeriksaan fisik
- Kelainan pada pemeriksaan penunjang ( USG, Kultur Urin )

Pada pasien wanita dengan disuria, diagnosis banding meliputi


vaginitis dan uretritis. Vaginitis biasanya berhubungan dengan keputihan,
dispareunia, dan pruritus. Penyebabnya termasuk vaginosis bakteri,
trikomoniasis, atau infeksi jamur. Sindrom kandung kemih yang
menyakitkan dapat dipertimbangkan pada pasien dengan gejala
ketidaknyamanan kandung kemih yang persisten tetapi tanpa bukti etiologi
infeksi. Namun, ini adalah diagnosis eksklusi. Prostatitis harus disingkirkan
pada pria dengan gejala ISK yang lebih rendah, terutama bila dikaitkan
dengan demam, malaise, nyeri perineum, atau gejala obstruksi saluran
kemih. ISK berulang pada pasien pria harus meningkatkan kecurigaan
prostatitis bakteri kronis.

F. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada sistitis7 :
- Pyelonephritis
- Renal or perinephric abscess formation
- Renal vein thrombosis
- Sepsis
- Acute renal failure
- Emphysematous pyelonephritis
- Prostatitis

G. PENATALAKSANAAN
a. Terapi Umum
- Istirahat
Sebaiknya aktivitas fisik dikurangi dan dianjurkan untuk istirahat
ssetengah harinya dalam posisi terlentang.
- Diet
Pasien dianjurkan untuk minum air putih lebih dari jumlah biasa
sehingga volume urin sehari sebaiknya mencapai satu sampai
satu setengah liter
- Menjaga kebersihan
Membersihkan diri setleah miksi atau defekasi agar dapat
terhindar dari mikroba yang tersisa.
b. Terapi Medika mentosa
Sistitis akut diobati dengan terapi antibiotik. Pemilihan agen
antimikroba tergantung pada faktor risiko pasien untuk infeksi dengan
beberapa organisme yang resistan terhadap obat. Pasien yang berisiko
rendah terhadap organisme penyebab resisten diobati dengan salah satu
agen antimikroba lini pertama atau pilihan, yang meliputi:7

- Nitrofurantoin 100 mg dua kali sehari selama 5 sampai 7 hari


- Sulfamethoxazole-trimethoprim (SMX-TMP) kekuatan ganda dua
kali sehari selama tiga hari (jika resistensi antibiotik lokal <20%)
- Fosfomisin 3 gram sebagai dosis oral tunggal
- Pivmecillinam 400 mg dua kali sehari selama 5 sampai 7 hari (tidak
disetujui di AS)

H. PROGNOSIS
Prognosis pada infeksi saluran kemih (ISK) uncomplicated terbilang
sangat baik. Pasien yang menjalani pengobatan antibiotik dengan tepat dan
cepat umumnya dapat sembuh sempurna. Akan tetapi, pada ISK
complicated, seperti pyelonephritis, yang tidak ditangani segera dapat
menyebabkan komplikasi berat.

DAFTAR PUSTAKA
1. Bono MJ, Reygaert WC. Urinary Tract Infection. In: StatPearls. Treasure
Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470195
2. Medina M, Castillo-Pino E. An introduction to the epidemiology and
burden of urinary tract infections. Ther Adv Urol.
2019;11:1756287219832172. Published 2019 May 2.
doi:10.1177/1756287219832172
3. Rank EL, Lodise T, Avery L, Bankert E, Dobson E, Dumyati G, Hassett S,
Keller M, Pearsall M, Lubowski T, Carreno JJ. Antimicrobial
Susceptibility Trends Observed in Urinary Pathogens Obtained From New
York State. Open Forum Infect Dis. 2018 Nov;5(11):ofy297. [PMC free
article] [PubMed] [Ref list]
4. Eliakim-Raz N, Babitch T, Shaw E, et al. Risk factors for treatment failure
and mortality among hospitalized patients with complicated urinary tract
infection: A multicenter retrospective cohort study (RESCUING study
group). Clinical Infectious Diseases. 2019;68(1):29-36.
5. Klein RD, Hultgren SJ. Urinary tract infections: microbial pathogenesis,
host-pathogen interactions and new treatment strategies. Nat Rev
Microbiol. 2020;18(4):211-226. doi:10.1038/s41579-020-0324-0
6. Budi Iman Santoso, Denny khusen. Peranan Hyaluronan dalam
pengobatan Cystitis.Departemen Obsetri dan Ginekologi Fakultas
Kedokteran Univeristas Indonesia ; 2017 Dalam Buku Kumpulan Jurnal
Kedokteran Indonesia
7. Raymund Li; Stephen W. Lesli. Cystitis In: StatPearls. Treasure Island
(FL): StatPearls Publishing; 2022
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482435/#_NBK482435_pubdet
8.

Anda mungkin juga menyukai