Anda di halaman 1dari 44

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PUTUSAN

R
Nomor 311 K/TUN/2013

si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ne
ng
MAHKAMAH AGUNG
Memeriksa perkara tata usaha negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan

do
gu sebagai berikut dalam perkara:
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
tempat kedudukan di Jalan Sisingamangaraja Nomor 2, Kebayoran Baru,

In
A
Jakarta Selatan, dalam hal ini diwakili oleh Hendarman Supandji,
kewarganegaraan Indonesia, jabatan Kepala Badan Pertanahan
ah

lik
Nasional Republik Indonesia;
Selanjutnya memberi kuasa kepada: 1. Andjar Setiana, SH., jabatan
am

ub
Direktur Perkara Pertanahan, 2. Gembong Joko Wuryanto, SH., M.Si.,
jabatan Kepala Sub Direktorat Perkara Wilayah I, 3. Abgrid Pranowo,
SH., CN., jabatan Kepala Seksi Perkara Tata Usaha Negara Wilayah I, 4.
ep
k

Ignatius Ardi Susanto, SH., jabatan Kepala Seksi Perkara Perdata


Wilayah I, 5. Reskah Hartati, SH., jabatan Staf Sub Direktorat Perkara
ah

R
Wilayah I, 6. Sri Dewi Marlina Putri, SH., jabatan Staf Sub Direktorat

si
Perkara Wilayah I, 7. Andre Setiabudi Iskandar, SH., jabatan Staf Sub

ne
ng

Direktorat Perkara Wilayah I, 8. Iman Malvina Yusuf Putra, SH., jabatan


Staf Sub Direktorat Perkara Wilayah I, dan 9. Marcellinus Wiendarto,
SH., jabatan Staf Sub Direktorat Perkara Wilayah I, kesemuanya

do
gu

kewarganegaraan Indonesia, beralamat di Kantor Badan Pertanahan


Nasional Republik Indonesia, Jalan Sisingamangaraja Nomor 2,
In
A

Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, berdasarkan Surat Kuasa Khusus


Nomor 9/Sk/III/2013 tanggal 5 Maret 2013;
ah

Pemohon Kasasi dahulu sebagai Pembanding/Tergugat;


lik

melawan:
PT. KRAMA YUDHA SAPTA, tempat kedudukan di Jalan Warung Jati
m

ub

Barat Nomor 43, Jakarta Selatan, berdasarkan Akta Pendirian Nomor


175 tanggal 18 Januari 1984 yang telah mendapat pengesahan dari
ka

ep

Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 30 Mei 1984 Nomor


C2-3080 HT.01.01.Th.84, Akta Pendirian mana terakhir diubah
ah

berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Nomor 02 tanggal 14


R

Januari 2011 dan mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi
es
M

Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-09904.AH.0102 tahun 2011,


ng

on

Halaman 1 dari 42 halaman. Putusan Nomor 311 K/TUN/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dalam hal ini diwakili oleh Mulja Djaja Said, kewarganegaraan Indonesia,

R
pekerjaan Direktur PT. Krama Yudha Sapta, tempat tinggal di Jalan

si
Perdatam Nomor 34, RT. 009, RW. 008, Kelurahan Pengadegan,

ne
ng
Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan;
Selanjutnya memberi kuasa kepada: 1. Muhammad Yamin, SH., 2. Ifdhal
Kasim, SH., 3. Iki Dulagin, SH., MH., dan 4. Aulia Hidayat, SH.,

do
gu keempatnya kewarganegaraan Indonesia, pekerjaan Advokat, beralamat
kantor di Jalan Kendal Nomor 9, Menteng, Jakarta Pusat, berdasarkan

In
A
Surat Kuasa Khusus tanggal 27 Maret 2013;
Termohon Kasasi dahulu sebagai Terbanding/Penggugat;
ah

Mahkamah Agung tersebut;

lik
Membaca surat-surat yang bersangkutan;
Menimbang, bahwa dari surat-surat yang bersangkutan ternyata bahwa
am

ub
sekarang Termohon Kasasi dahulu sebagai Terbanding/Penggugat telah
menggugat sekarang Pemohon Kasasi dahulu sebagai Pembanding/Tergugat
ep
di muka persidangan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta pada pokoknya
k

atas dalil-dalil sebagai berikut:


ah

OBJEK SENGKETA;
R

si
- Bahwa objek yang digugat oleh Penggugat dalam perkara ini adalah Surat
Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor

ne
ng

14/PTT-HGU/BPN RI 2012 tertanggal 18 Januari 2012 tentang Penetapan


Tanah Terlantar atas Tanah Hak Guna Usaha Nomor 1 atas nama PT.

do
gu

Krama Yudha Sapta, terletak di Kelurahan Air ltam, Kecamatan Bukit


lntan, Kota Pangkal Pinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (dahulu
Provinsi Sumatera Selatan);
In
A

DASAR HUKUM GUGATAN;


1. Bahwa adapun alasan Penggugat menggugat Surat Keputusan Tergugat
ah

lik

Nomor 14/PTT-HGU/BPN RI 2012 tertanggal 18 Januari 2012 tentang


Penetapan Tanah Terlantar atas Tanah Hak Guna Usaha Nomor 1 atas
m

ub

nama PT. Krama Yudha Sapta, terletak di Kelurahan Air Itam, Kecamatan
Bukit Intan, Kota Pangkal Pinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
ka

(dahulu Provinsi Sumatera Selatan) adalah sebagai berikut:


ep

Bahwa Surat Keputusan Tergugat a quo dibuat dan ditanda tangani pada
ah

tanggal 18 Januari 2012 dan telah diterima Penggugat sejak tanggal


R

20 Januari 2012 serta didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha


es

Negara Jakarta pada tanggal 13 April 2012, sehingga gugatan ini diajukan
M

ng

on

Halaman 2 dari 42 halaman. Putusan Nomor 311 K/TUN/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
masih dalam tenggang waktu sebagaimana yang ditentukan dalam

R
ketentuan Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang

si
Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah dirubah dengan

ne
ng
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Pertama Atas
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha
Negara juncto Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang

do
gu Amandemen Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara;
2. Bahwa surat keputusan Tergugat a quo yang dikeluarkan dan/atau yang

In
A
diterbitkan pada tanggal 18 Januari 2012 oleh Tergugat di atas adalah
telah memenuhi ketentuan Pasal 1 Angka B Undang-Undang RI Nomor 51
ah

Tahun 2009 tentang Amandemen Undang-Undang Peradilan Tata Usaha

lik
Negara, dengan alasan-alasan sebagai berikut:
2.1. Bahwa Tergugat adalah Badan atau Pejabat yang melaksanakan
am

ub
urusan pemerintahan berdasarkan peraturan perundangan yang
berlaku, sehingga Tergugat sudah dapat dikualifikasikan sebagai
ep
Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara sebagaimana dimaksud
k

dalam Pasal 1 angka 8 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009


ah

tentang Amandemen Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara;


R

si
2.2. Bahwa Surat Keputusan yang dikeluarkan dan/atau diterbitkan oleh
Tergugat a quo merupakan suatu Putusan Tata Usaha Negara yang

ne
ng

memenuhi syarat sebagaimana yang ditetapkan pada Pasal 1 angka


9 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Amandemen

do
gu

Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara, yakni:


2.2.1. Konkrit, karena surat Keputusan tersebut nyata-nyata dibuat
oleh Tergugat, tidak abstrak tetapi berwujud, tertentu dan
In
A

dapat ditentukan apa yang akan dilakukan yaitu:


Menetapkan tanah Hak Guna Usaha Nomor 1 seluas 213 Ha
ah

lik

(dua ratus tiga belas hektar), atas nama PT. Krama Yudha
Sapta, terletak di Kelurahan Air Itam, Kecamatan Bukit Intan,
m

ub

Kota Pangkal Pinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung


(dahulu Provinsi Sumatera Selatan) sebagai tanah terlantar
ka

sekaligus menetapkan hapusnya hak atas tanah, memutuskan


ep

hubungan hukum antara pemegang hak dengan tanahnya dan


ah

tanah tersebut kembali menjadi tanah yang dikuasai langsung


R

oleh negara ………... dst.;


es
M

ng

on

Halaman 3 dari 42 halaman. Putusan Nomor 311 K/TUN/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2.2.2. Individual, karena surat Keputusan Tergugat a quo ditujukan

R
dan berlaku khusus bagi Penggugat (PT. Krama Yudha Sapta),

si
bukan bagi orang dan/atau pihak lain;

ne
ng
2.2.3. Final, karena Surat Keputusan Tergugat a quo telah bersifat
definitive dan menimbulkan suatu akibat hukum dimana
ditentukan tindakan yang dikenakan kepada Penggugat, yakni:

do
gu 2.2.3.1. Menyatakan tanah berdasarkan Hak Guna Usaha
Nomor 1 seluas 213 Ha (dua ratus tiga belas hektar)

In
A
atas nama Penggugat (PT. Krama Yudha Sapta), yang
terletak di Kelurahan Air ltam, Kecamatan Bukit lntan,
ah

Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka

lik
Belitung sebagai tanah terlantar;
2.2.3.2. Menyatakan hapusnya hak atas tanah, memutuskan
am

ub
hubungan hukum antara pemegang hak dengan
tanahnya dan tanah dimaksud kembali menjadi tanah
ep
yang langsung dikuasai oleh Negara;
k

2.2.3.3. Menarik, mencoret Sertipikat Hak Guna Usaha Nomor


ah

1 atas nama Penggugat (PT. Krama Yudha Sapta) di


R

si
Kelurahan Air Itam, Kecamatan Bukit Intan, Kota
Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

ne
ng

(dahulu Provinsi Sumatera Selatan) seluas 213 Ha


serta mencoret dalam daftar umum dan daftar isian

do
gu

lainnya dalam tata usaha pendaftaran tanah;


Bahwa dengan demikian Pengadilan Tata usaha Negara Jakarta
berwenang untuk memeriksa dan memutus perkara ini;
In
A

3. Bahwa Penggugat mengajukan Gugatan terhadap Tergugat atas


tindakannya yang telah mengeluarkan surat keputusan a quo, karena
ah

lik

tindakan Tergugat tersebut telah mengakibatkan kepentingan Penggugat


dirugikan. Bahwa merujuk pada Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor
m

ub

51 Tahun 2009 tentang Amandemen Undang-Undang Peradilan Tata


Usaha Negara, yang selengkapnya berbunyi sebagai berikut:
ka

“Orang atau Badan Hukum Perdata yang merasa kepentingannya


ep

dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan


ah

Gugatan tertulis kepada Pengadilan yang berwenang yang berisi tuntutan


R

agar Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu dinyatakan


es
M

ng

on

Halaman 4 dari 42 halaman. Putusan Nomor 311 K/TUN/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
batal atau tidak sah, dengan disertai tuntutan ganti rugi dan/atau

R
rehabilitasi”;

si
Bahwa sebelum Tergugat menerbitkan Surat Keputusan Nomor

ne
ng
14/PTT-HGU/BPN Rl/2012 tentang Penetapan Tanah terlantar atas tanah
Hak Guna Usaha Nomor 1 atas nama PT. Krama Yudha Sapta, terletak di
Kelurahan Air Itam, Kecamatan Bukit Intan, Kota Pangkal Pinang, Provinsi

do
gu Kepulauan Bangka Belitung (dahulu Provinsi Sumatera Selatan), didahului
dengan diterbitkannya Surat Peringatan I (vide Bukti Surat Tergugat

In
A
Nomor 470/16.19.500/Vl/2010 tertanggal 17 Juni 2010); Surat Peringatan
II (vide Bukti Surat Tergugat Nomor 563/16-19.500/VIl/2010, tertanggal 19
ah

Juli 2010) dan Surat Peringatan III (vide Bukti Surat Tergugat Nomor

lik
666/I6-19.500/VIII/2010, tertanggal 19 Agustus 2100), yang mana pada
intinya surat-surat Peringatan Tergugat a quo menyatakan adanya tanah
am

ub
terlantar seluas 213 Ha milik Penggugat;
Bahwa atas Surat Peringatan Tergugat I dan II a quo, Penggugat
ep
memberikan tanggapannya yakni dengan menerbitkan Surat Nomor
k

0101/KYS-HGU/VII/-2010 tanggal 12 Juli 2010 dan Surat bernomor:


ah

110/KYS-HGU/VllI/-201,0, tertanggal 20 Agustus 2010;


R

si
Bahwa dengan itikad baik Penggugat berusaha memenuhi Surat
Peringatan Tergugat I dan II, yakni dengan melakukan penatausahaan,

ne
ng

penggarapan dan/atau “land clearing” kembali di atas lahan Hak Guna


Usaha Nomor 1;

do
gu

Bahwa proses “land clearing” yang dilakukan Penggugat di atas lahan Hak
Guna Usaha Nomor 1 a quo telah meliputi areal seluas + 100 (seratus)
hektar, bahkan pada saat Penggugat menerima Surat Peringatan III dari
In
A

Tergugat, Penggugat secara keseluruhan sudah melakukan “land clearing”


atas tanah tersebut menjadi seluas + 150 (seratus lima puluh hektar);
ah

lik

Bahwa dalam Penggugat melakukan pengerjaan “Iand clearing” di atas


lahan a quo telah menghabiskan biaya dengan jumlah kurang lebih
m

ub

Rp. 1.000.000.000,00 (Satu Milyard Rupiah);


Bahwa atas segala upaya yang telah dilakukan oleh Penggugat a quo,
ka

Tergugat tetap saja menerbitkan Surat Keputusan Nomor 14/PTT-HGU/


ep

BPN Rl/2012 tentang Penetapan Tanah terlantar atas tanah Hak Guna
ah

Usaha Nomor 1 atas nama PT. Krama Yudha Sapta, terletak di Kelurahan
R

Air Itam, Kecamatan Bukit Intan, Kota Pangkal Pinang, Provinsi Kepulauan
es

Bangka Belitung (dahulu Provinsi Sumatera Selatan);


M

ng

on

Halaman 5 dari 42 halaman. Putusan Nomor 311 K/TUN/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa Dengan Demikian Tindakan Tergugat Yang Telah Menerbitkan Surat

R
Keputusan A Quo, Nyata-Nyata Telah Menimbulkan Kerugian Bagi Pihak

si
Penggugat;

ne
ng
ALASAN GUGATAN;
4. Bahwa Penggugat adalah sebagai Direktur PT. Krama Yudha Sapta
berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Nomor 02 tanggal 14

do
gu Januari 2011, dan telah mendapatkan persetujuan Menteri Hukum dan
HAM Nomor AHU-09904.AH.01.02 Tahun 2011;

In
A
5. Bahwa Penggugat berdasarkan Sertipikat Hak Guna Usaha Nomor 1, yang
dikeluarkan oleh Kantor Agraria Kotamadya Pangkalpinang pada tanggal
ah

21 Juni 1988 yang diberikan kewenangan untuk mengusahakan di atas

lik
lahan seluas 213 Ha yang terletak di Kelurahan Air ltam, Kecamatan Bukit
lntan, Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (dahulu
am

ub
Provinsi Sumatera Selatan);
6. Bahwa di atas lahan seluas 213 Ha a quo, Penggugat melakukan usaha
ep
pertambakan udang dan telah dimulai beberapa saat setelah diberikannya
k

lahan a quo;
ah

7. Bahwa pada tanggal 18 Januari 2012 Tergugat telah mengeluarkan dan/


R

si
atau telah menerbitkan Surat Keputusan Nomor 14/PTT-HGU/BPN
RI/2012 tentang Penetapan Tanah Terlantar Atas Tanah Hak Guna Usaha

ne
ng

Nomor 1 Atas Nama PT. Krama Yudha Sapta, Terletak Di Kelurahan Air
Itam, Kecamatan Bukit Intan, Kota Pangkal Pinang, Provinsi Kepulauan

do
gu

Bangka Belitung (Dahulu Sumatera Selatan);


8. Bahwa adapun Surat Keputusan Tergugat a quo, yang amarnya berbunyi
sebagai berikut:
In
A

MEMUTUSKAN
Menetapkan : Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Tentang
ah

lik

Penetapan Tanah Terlantar Atas Tanah Hak Guna Usaha


Nomor 1 Atas Nama PT. Krama Yudha Sapta Terletak Di
m

ub

Kelurahan Air Itam, Kecamatan Bukit Intan, Kota Pangkal


Pinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Dahulu
ka

Provinsi Sumatera Selatan);


ep

KESATU : Menetapkan tanah Hak Guna Usaha Nomor 1 seluas 213


ah

Ha (dua ratus tiga belas hektar), atas nama PT. Krama


R

Yudha Sapta, terletak di Kelurahan Air Itam, Kecamatan


es

Bukit Intan, Kota Pangkal Pinang, Provinsi Kepulauan


M

ng

on

Halaman 6 dari 42 halaman. Putusan Nomor 311 K/TUN/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bangka Belitung (dahulu Provinsi Sumatera Selatan)

R
sebagai tanah terlantar;

si
KEDUA : Keputusan Penetapan Tanah Terlantar sebagaimana

ne
ng
dimaksud pada Diktum Kesatu sekaligus menetapkan
hapusnya hak atas tanah, memutuskan hubungan hukum
antara pemegang hak dengan tanahnya, dan tanah

do
gu dimaksud kembali menjadi tanah yang dikuasai langsung
oleh Negara;

In
A
KETIGA : Memerintahkan kepada Kepala Kantor Pertanahan Kota
Pangkal Pinang untuk:
ah

1. Menarik, mencoret Sertipikat Hak Guna Usaha Nomor

lik
1, atas nama PT. Krama Yudha Sapta terletak
Kelurahan Air ltam, Kecamatan Bukit Intan, Kota
am

ub
Pangkal Pinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
(dahulu Provinsi Sumatera Selatan), seluas 213 Ha
ep
serta mencoret dalam daftar umum dan daftar isian
k

lainnya dalam tata usaha pendaftaran tanah;


ah

2. Dalam hal ini Kepala Kantor Pertanahan Kota


R

si
Pangkalpinang, tidak dapat menarik, mencoret
sertipikat Hak Guna Usaha Nomor 1 atas nama PT.

ne
ng

Krama Yudha Sapta terletak Kelurahan Air Itam,


Kecamatan Bukit Intan, Kota Pangkal Pinang, Provinsi

do
gu

Kepulauan Bangka Belitung (dahulu Provinsi


Sumatera Selatan), seluas 213 Ha harus
mengumumkan di surat kabar 1 (satu) kali dalam
In
A

waktu 1 (satu) bulan setelah dikeluarkannya


keputusan ini yang menyatakan bahwa sertipikat
ah

lik

tersebut tidak berlaku atau memasang papan


pengumuman di lokasi;
m

ub

KEEMPAT : 1. Kepada bekas pemegang hak dapat mengajukan


permohonan kembali atas bagian bidang tanah yang
ka

benar-benar diusahakan, dipergunakan dan


ep

dimanfaatkan sesuai dengan keadaan sifat dan tujuan


ah

pemberian haknya paling lambat 1 (satu) bulan sejak


R

ditetapkannya keputusan ini;


es
M

ng

on

Halaman 7 dari 42 halaman. Putusan Nomor 311 K/TUN/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2. Apabila bekas pemegang hak tidak mengajukan

R
permohonan kembali atas bidang tanah yang

si
benar-benar diusahakan, dipergunakan dan

ne
ng
dimanfaatkan sesuai dengan keadaan atau sifat dan
tujuan pemberian haknya, maka bekas pemegang hak
dianggap telah melepaskan hak untuk memohon

do
gu kembali bagian bidang tanah dimaksud;
KELIMA : 1. Benda-benda di atas tanah yang ditetapkan sebagai

In
A
tanah terlantar dalam 1 (satu) bulan wajib dikosongkan
oleh bekas pemegang hak atas biaya bekas
ah

pemegang hak;

lik
2. Apabila bekas pemegang hak tidak melaksanakan
pengosongan atas benda-benda sebagaimana
am

ub
dimaksud dalam angka 1, maka bekas pemegang hak
dianggap telah melepaskan hak atas benda-benda di
ep
atas tanah tersebut kepada Negara dan dikuasai
k

langsung oleh Negara;


ah

KEENAM : Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan/kesalahan


R

si
dalam penetapannya maka Keputusan ini akan ditinjau
kembali sebagaimana mestinya;

ne
ng

KETUJUH : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan;


9. Bahwa dikeluarkannya Surat Keputusan a quo oleh Tergugat adalah

do
gu

didasarkan pada asumsi pada diri Tergugat yang menyatakan bahwa


terhadap tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Usaha Nomor 1 atas
nama PT. Krama Yudha Sapta (Penggugat) telah tidak dimanfaatkan
In
A

dan/atau ditelantarkan oleh Penggugat;


10. Bahwa Penggugat memiliki Sertipikat Hak Guna Usaha Nomor 1/Air Itam
ah

lik

berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 10/HGU/1988


tanggal 13 Juni 1988 dengan jangka waktu 25 tahun dan akan berakhir
m

ub

pada tanggal 13 Desember 2013, dengan peruntukan pertambakan, GS


Nomor 24 Februari 1988 seluas 213 Ha;
ka

11. Bahwa tanah berdasarkan Sertipikat Hak Guna Usaha Nomor 1 a quo,
ep

telah pernah dikelola, dipergunakan dan/atau dimanfaatkan untuk usaha


ah

pertambakan, yang dalam hal ini Penggugat melakukan usaha


R

pertambakan udang di atas lahan a quo;


es
M

ng

on

Halaman 8 dari 42 halaman. Putusan Nomor 311 K/TUN/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
12. Bahwa Penggugat atas lahan sebagaimana Sertipikat Hak Guna Usaha

R
Nomor 1 a quo tidak pernah dengan kesengajaannya tidak

si
mempergunakan dan/atau mengusahakannya;

ne
ng
13. Bahwa sejak awal pemberian lahan kepada Penggugat sebagaimana
Sertipikat Hak Guna Usaha Nomor 1 a quo hingga sampai pada tahun
1998 Penggugat pernah mempergunakan, mengelola dan/atau

do
gu mengusahakan usaha pertambakan di atas lahan a quo namun pada
tahun 1998, karena terjadinya krisis ekonomi dan moneter yang menerpa

In
A
Indonesia, yang menyebabkan hampir seluruh kegiatan usaha di Indonesia
luluh lantak (bangkrut), demikian juga imbas yang terjadi atas kegiatan
ah

usaha pertambakan udang yang Penggugat jalankan, krisis moneter yang

lik
menerpa Indonesia tersebut menyebabkan Penggugat terpaksa
menghentikan usaha pertambakan di atas tanah lahan Hak Guna Usaha
am

ub
tersebut untuk sementara waktu;
14. Bahwa penghentian usaha pertambakan Penggugat terjadi bukan karena
ep
kesengajaan Penggugat, melainkan karena terjadinya krisis ekonomi dan
k

moneter yang memaksa Penggugat untuk menghentikan usaha


ah

pertambakan di atas tanah Hak Guna Usaha tersebut untuk sementara


R

si
waktu;
15. Bahwa oleh karena lahan berdasarkan Sertipikat Hak Guna Usaha Nomor

ne
ng

1, atas nama Penggugat hampir berakhir masa berlakunya, Penggugat


kembali mengajukan permohonan perpanjangan Hak Guna Usahanya;

do
gu

16. Bahwa atas permohonan perpanjangan Hak Guna Usaha a quo, pihak
Tergugat tidak pernah memberikan jawaban dan/atau tanggapannya
malahan memberikan Surat Pemberitahuan dan surat-surat Peringatan
In
A

kepada Penggugat;
17. Bahwa secara tiba-tiba Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Provinsi
ah

lik

Bangka Belitung mengirimkan surat kepada Penggugat Nomor


336/16-19.500/IV/2010 tertanggal 27 April 2010 tentang Pemberitahuan
m

ub

Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar kepada Penggugat;


18. Bahwa dalam surat bernomor 336/16-19.500/IV/2010 tertanggal 27 April
ka

2010 yang pada intinya akan mengadakan identifikasi dan penelitian


ep

pemeriksaan fisik berupa letak batas, penggunaan dan pemanfaatan


ah

tanah;
R

19. Bahwa kemudian Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Provinsi


es

Bangka Belitung mengirim surat Nomor 470/1.6.19.500/VI/2010 tertanggal


M

ng

on

Halaman 9 dari 42 halaman. Putusan Nomor 311 K/TUN/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
17 Juni 2010 perihal Peringatan I mengenai tanah terlantar kepada

R
Penggugat;

si
20. Bahwa surat Nomor 470/16.19.500/VI/2012 tertanggal 17 Juni 2010 perihal

ne
ng
Peringatan I, yang pada intinya menyatakan Sertipikat Tanah Nomor 1
tanggal 21 Juni 1988 atas nama PT. Krama Yudha Sapta masih terdapat
tanah yang diterlantarkan seluas 213 Ha;

do
gu 21. Bahwa atas Surat Peringatan I a quo, Penggugat kemudian
menanggapinya melalui surat Nomor 0101/KYS-HGU/VII/-2010 tanggal 12

In
A
Juli 2010;
22. Bahwa meskipun Penggugat telah menjawab surat Peringatan I tersebut,
ah

Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Bangka

lik
Belitung tetap mengirimkan Peringatan II kepada Penggugat dengan
suratnya Nomor 563/16-19.500/VII/2010 tanggal 19 Juli 2010 tentang
am

ub
Peringatan II yang pada intinya menyatakan masih terdapatnya tanah yang
diterlantarkan seluas 213 Ha;
ep
23. Bahwa atas Surat Peringatan Il a quo, Penggugat telah memberikan
k

tanggapannnya, sesuai dengan Surat Nomor 110/KYS-HGU/VIII/2010


ah

tertanggal 20 Agustus 2010, yang pada intinya dalam surat Penggugat


R

si
a quo menerangkan bahwa di atas seluas 213 Ha telah dilakukan Land
Kliring seluas + 100 Ha (seratus hektar) dan akan terus diusahakan

ne
ng

pembukaan lahan tersebut sesuai dengan luas tanah yang dimiliki;


24. Bahwa berdasarkan uraian-uraian a quo, tindakan Kepala Kantor Wilayah

do
gu

Badan Pertanahan Nasional Provinsi Bangka Belitung dalam menerbitkan


Surat Peringatan II nyata-nyata telah bertentangan dengan Pasal 8 ayat
(2) Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 yang menyebutkan:
In
A

(2). Apabila Pemegang Hak tidak melaksanakan peringatan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1), Kepala Kantor Wilayah memberikan
ah

lik

peringatan tertulis kedua dengan jangka waktu yang sama dengan


peringatan pertama;
m

ub

25. Bahwa meskipun Penggugat telah menjawab surat peringatan I dan II


serta telah pula melakukan pengusahaan kembali (land clearing) secara
ka

bertahap atas tanah Hak Guna Usaha tersebut, Kepala Kantor Wilayah
ep

Badan Pertanahan Nasional Provinsi Bangka Belitung tetap menerbitkan


ah

Surat Peringatan III kepada Penggugat melalui suratnya Nomor


R

666/16-19.500/VIll/2010 tertanggal 19 Agustus 2010;


es
M

ng

on

Halaman 10 dari 42 halaman. Putusan Nomor 311 K/TUN/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
26. Bahwa tindakan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional

R
Provinsi Bangka Belitung yang tetap menerbitkan surat peringatan III

si
nyata-nyata bertentangan dengan Pasal 8 ayat (3) Peraturan Pemerintah

ne
ng
Nomor 11 Tahun 2010 yang menyebutkan:
“(3). Apabila Pemegang Hak tidak melaksanakan peringatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), Kepala Kantor Wilayah memberikan

do
gu peringatan tertulis ketiga dengan jangka waktu yang sama dengan
peringatan kedua”;

In
A
Bahwa Penggugat nyata-nyata telah melaksanakan, bukan tidak
melaksanakan peringatan kedua dengan melakukan upaya pengusahaan
ah

kembali secara bertahap atas tanah Hak Guna Usaha tersebut, salah

lik
satunya melakukan land clearing atas areal tanah Hak Guna Usaha
sebagai tindakan awal untuk membangun kembali pertambakan yang
am

ub
selama beberapa waktu pernah diusahakan dan/atau dilakukan oleh
Penggugat;
ep
27. Bahwa sebagai bukti itikad baik Penggugat, meskipun Kepala Kantor
k

Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Bangka Belitung


ah

menerbitkan surat peringatan III, Penggugat tetap melanjutkan upaya


R

si
pengusahaan kembali atas tanah Hak Guna Usaha tersebut dan telah
melakukan land clearing atas kurang lebih 150 Ha (seratus lima puluh

ne
ng

hektar) lahan sebagai tindakan awal untuk membangun kembali


pertambakan, dan akan dilanjutkan secara bertahap;

do
gu

Berkaitan dengan upaya pemanfaatan dan pengusahaan tanah sesuai izin


peruntukan tersebut serta menindaklanjuti peringatan III tersebut, maka
Penggugat mengirim surat Nomor 118/KYS-HGU/IX-2010 tertanggal 24
In
A

September 2010 yang ditujukan kepada Kepala Kantor Wilayah Badan


Pertanahan Nasional Provinsi Bangka Belitung yang pada pokoknya
ah

lik

menerangkan bahwa Penggugat telah melakukan pengusahaan kembali


secara bertahap atas tanah Hak Guna Usaha tersebut sesuai dengan
m

ub

surat Peringatan III yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional Provinsi Bangka Belitung;
ka

28. Bahwa pada bulan Januari 2011, Penggugat mengecek status Hak Guna
ep

Usaha tersebut ke Kantor Pertanahan Pangkal Pinang dan mengetahui


ah

bahwa Hak Guna Usaha Nomor 01/air item telah dinyatakan status quo,
R

Penggugat tidak pernah diberitahu oleh Tergugat maupun oleh Kepala


es

Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Bangka Belitung


M

ng

on

Halaman 11 dari 42 halaman. Putusan Nomor 311 K/TUN/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
perihal status quo tanah yang disebutkan dalam Hak Guna Usaha

R
tersebut;

si
29. Bahwa tindakan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional

ne
ng
Provinsi Bangka Belitung menyatakan status quo Hak Guna Usaha
tersebut dan mengusulkan penetapan tanah Hak Guna Usaha tersebut
sebagai tanah terlantar nyata-nyata bertentangan dengan Pasal 8 ayat (6)

do
gu Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 yang menyebutkan:
"(6). Apabila Pemegang Hak tetap tidak melaksanakan peringatan

In
A
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Kepala Kantor Wilayah
mengusulkan kepada Kepala untuk menetapkan tanah yang
ah

bersangkutan sebagai tanah terlantar”;

lik
Penggugat nyata-nyata telah melaksanakan, bukan tidak melaksanakan
peringatan III, dan telah melakukan upaya pengusahaan kembali tanah
am

ub
Hak Guna Usaha tersebut sebagaimana dibuktikan dengan land clearing
yang terus dilakukan semula hanya 100 Ha dan diteruskan menjadi 150
ep
Ha. yang dilakukan Penggugat sebagai tindakan awal untuk membangun
k

kembali usaha pertambakan;


ah

30. Bahwa apabila dicermati dengan seksama, Penggugat nyata-nyata telah


R

si
membuktikan itikad baik dan tanggung jawab Penggugat sebagai
pemegang Hak Guna Usaha sebagaimana dibuktikan dengan tindakan

ne
ng

konkret Penggugat untuk melakukan upaya pengusahaan kembali tanah


Hak Guna Usaha tersebut;

do
gu

Bahwa tindakan Penggugat untuk melakukan upaya pengusahaan kembali


tanah Hak Guna Usaha tersebut tentu tidak dapat dilaksanakan serta
merta melainkan harus dilaksanakan secara bertahap dan disesuaikan
In
A

dengan kecukupan dan dukungan modal serta dalam jangka waktu yang
layak terlebih lagi dengan mengingat akan segera berakhirnya masa
ah

lik

berlakunya Hak Guna Usaha Penggugat yakni akan berakhir pada tanggal
31 Desember 2013;
m

ub

31. Bahwa apabila Penggugat secara serta merta dan sekaligus melakukan
“land clearing” di atas lahan Hak Guna Usaha Nomor 1 a quo, dimana
ka

dalam hal ini akan menghabiskan biaya yang cukup besar, namun ketika
ep

seluruh lahannya telah dilakukan “land clearing” dan pengusahaan kembali


ah

lahan a quo namun masa berlakunya Hak Guna Usaha atas nama
R

Penggugat tidak diperpanjang, tentunya hal ini akan menimbulkan


es

kerugian materi yang begitu besar bagi Penggugat;


M

ng

on

Halaman 12 dari 42 halaman. Putusan Nomor 311 K/TUN/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
32. Bahwa meskipun upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Penggugat di

R
atas lahan sesuai Sertipikat Hak Guna Usaha Nomor 1 a quo,

si
sebagaimana dipaparkan pada bagian terdahulu, Tergugat tetap

ne
ng
mengeluarkan dan/atau menerbitkan Surat Keputusan Kepala Badan
Pertanahan Republik Indonesia Nomor 14/PTT-HGU/BPN Rl/2012,
tertanggal 18 Januari 2012 a quo;

do
gu Bahwa berdasarkan uraian di atas, tindakan Tergugat dalam menerbitkan Objek
Sengketa a quo nyata-nyata bertentangan dengan Peraturan

In
A
Perundang-Undangan sebagai berikut:
1. Tergugat telah salah menetapkan tanah yang disebutkan dalam Hak Guna
ah

Usaha Nomor 01/Air Itam sebagai tanah terlantar. Di dalam Pasal 1 angka

lik
6 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 4 Tahun 2010
yang telah diubah dengan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional
am

ub
Nomor 9 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 4 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penertiban
ep
Tanah Terlantar, disebutkan:
k

“tanah terlantar adalah tanah yang sudah diberikan hak oleh negara
ah

berupa Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai dan
R

si
Hak Pengelolaan, atau dasar penguasaan atas tanah yang tidak
diusahakan, tidak dipergunakan, atau tidak dimanfaatkan sesuai dengan

ne
ng

keadaannya atau sifat dan tujuan pemberian hak atau dasar


penguasaannya”;

do
gu

Bahwa berdasarkan uraian kronologis jelas dapat disimpulkan bahwa


tanah yang disebutkan dalam Hak Guna Usaha Penggugat bukanlah tanah
yang tidak diusahakan, melainkan tanah yang sudah pernah diusahakan,
In
A

terhenti akibat krisis moneter, dan sedang dilakukan upaya pengusahaan


kembai secara bertahap. Ada perbedaan prinsip antara istilah tanah yang
ah

lik

tidak diusahakan dengan tanah yang sudah pernah diusahakan dan


sedang dilakukan upaya pengusahaan kembali. Dengan kata lain, ketika
m

ub

Tergugat menetapkan tanah dalam Hak Guna Usaha tersebut sebagai


tanah terlantar, tanah Hak Guna Usaha tersebut justru sedang diusahakan
ka

kembali oleh Penggugat;


ep

Dengan demikian, objek sengketa yang diterbitkan Tergugat telah


ah

melanggar Peraturan yang diterbitkan Tergugat sendiri Nomor 4 Tahun


R

2010 juncto Nomor 9 Tahun 2011 khususnya Pasal 1 angka 6;


es
M

ng

on

Halaman 13 dari 42 halaman. Putusan Nomor 311 K/TUN/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2. Bahwa Tergugat telah pula melanggar Pasal 8 Peraturan Pemerintah

R
Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah

si
terlantar, dan telah pula melanggar Pasal 14, 15, dan 16 Peraturan Kepala

ne
ng
Badan Pertanahan Nasional Nomor 4 Tahun 2010 juncto Peraturan
Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 2011;
Tergugat telah lalai mempertimbangkan tindakan-tindakan nyata yang

do
gu telah dilakukan Penggugat untuk menindaklanjuti Peringatan I,
Peringatan II dan Peringatan III;

In
A
Sesuai dengan Pasal 15 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 9 Tahun 2011, Penggugat telah melakukan tindakan konkret
ah

mengusahakan kembali tanah yang disebutkan dalam Hak Guna Usaha

lik
Penggugat secara bertahap dari waktu ke waktu sebagaimana dibuktikan
dengan progres yang telah dilakukan Penggugat dengan melakukan land
am

ub
clearing 100 Ha tanah menindaklanjuti peringatan II dan menambah land
clearing 50 Ha. sehingga total berjumlah 150 Ha. Untuk menindaklanjuti
ep
Peringatan III. Land clearing tersebut Penggugat maksudkan sebagai
k

tindakan awal untuk membangun kembali usaha pertambakan Penggugat


ah

di atas areal Hak Guna Usaha tersebut;


R

si
3. Peringatan yang terus diberikan, pernyataan status quo sampai dengan
dicabutnya Hak Guna Usaha Penggugat, sementara Penggugat telah

ne
ng

melakukan tindakan konkret untuk kembali mengusahakan tanah Hak


Guna Usaha tersebut sebagai tindak lanjut dari masing-masing peringatan,

do
gu

membuktikan bahwa Tergugat telah melanggar Pasal 8 Peraturan


Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 dan telah pula melanggar Pasal 14, 15,
dan 16 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 4 Tahun
In
A

2010 juncto Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9


Tahun 2011;
ah

lik

4. Bahwa terbitnya objek sengketa dalam perkara a quo justru bertentangan


dengan maksud dan tujuan dilaksanakannya penertiban tanah terlantar itu
m

ub

sendiri. Maksud dan tujuan penertiban tanah terlantar yang dimaksud


adalah sebagai berikut:
ka

Maksud dan Tujuan;


ep

Maksud penertiban Tanah Terlantar adalah sebagai berikut:


ah

1) Penataan Kembali P4T terhadap objek hak dan dasar penguasaan


R

atas tanah yang diterlantarkan;


es
M

ng

on

Halaman 14 dari 42 halaman. Putusan Nomor 311 K/TUN/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2) Penertiban penggunaan dan pemanfaatan tanah yang diterlantarkan,

R
sehingga masuk dalam putaran politik dan ekonomi pertanahan;

si
3) Mewujudkan tanah sebagai sumber kemakmuran dan meningkatkan

ne
ng
kesejahteraan rakyat;
4) Menjamin keberlanjutan sistem kemasyarakatan;
5) Tanah tidak sebagai sumber sengketa dan konflik;

do
gu Tujuan Penertiban tanah terlantar adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan kualitas lingkungan hidup;

In
A
2) Menciptakan lapangan kerja;
3) Mengurangi kemiskinan;
ah

4) Meningkatkan ketahanan pangan dan energi;

lik
5) Penyediaan tanah untuk kepentingan strategis;
Bahwa tindakan Tergugat yang tetap menerbitkan objek sengketa dalam
am

ub
perkara ini meskipun Penggugat telah melakukan tindakan konkret
mengusahakan kembali tanah Hak Guna Usaha tersebut dalam rangka
ep
menaati penertiban tanah terlantar, merupakan tindakan yang
k

bertentangan dengan maksud penertiban tanah terlantar khususnya tidak


ah

mendukung upaya mewujudkan tanah sebagai sumber kemakmuran, tidak


R

si
mendukung peningkatan kesejahteraan rakyat dan justru menempatkan
tanah sebagai objek sengketa dan konflik;

ne
ng

Bahwa tindakan Tergugat tersebut juga bertentangan dengan tujuan


penertiban tanah terlantar. Objek sengketa yang diterbitkan Tergugat

do
gu

justru menutup lapangan kerja yang tentu akan menambah kemiskinan


dan mengurangi ketahanan pangan, mengingat dengan diusahakannya
kembali tanah Hak Guna Usaha tersebut oleh Penggugat, maka lapangan
In
A

kerja akan tercipta sehingga dapat mengurangi kemiskinan dan


meningkatkan ketahanan pangan;
ah

lik

Bahwa selain bertentangan dengan peraturan Perundang-undangan, Tergugat


telah pula melanggar Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik khususnya
m

ub

asas-asas:
1. Asas Kepastian Hukum;
ka

Bahwa yang dimaksud dengan asas Kepastian Hukum sebagaimana


ep

dijelaskan dalam Pasal 3 Undang-Undang 28 Tahun 1999 adalah: asas


ah

dalam negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan


R

perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan


es

Penyelenggara Negara;
M

ng

on

Halaman 15 dari 42 halaman. Putusan Nomor 311 K/TUN/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa tindakan Tergugat yang menerbitkan objek sengketa meskipun

R
Penggugat telah melakukan tindakan konkret untuk mengusahakan

si
kembali tanah Hak Guna Usaha tersebut nyata-nyata merupakan sikap

ne
ng
yang tidak dilandasi peraturan perundang-undangan, tidak mengindahkan
itikad baik Penggugat secara patut dan telah pula menimbulkan
ketidakadilan bagi Penggugat;

do
gu 2. Asas Proporsionalitas;
Bahwa yang dimaksud Asas Proporsionalitas sebagaimana dijelaskan

In
A
dalam Pasal 3 Undang-Undang 28 Tahun 1999 adalah asas yang
mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban Penyelenggara
ah

Negara;

lik
Bahwa Tergugat telah melakukan tindakan yang tidak proporsional dimana
Tergugat dan jajaran di bawahnya hanya memperhatikan haknya untuk
am

ub
memberikan peringatan bahkan mencabut Hak Guna Usaha Penggugat
tanpa mempertimbangkan kewajibannya untuk juga memperhatikan
ep
kesungguhan dan itikad baik Penggugat untuk kembali mengusahakan
k

tanah Hak Guna Usaha tersebut;


ah

si
3. Asas Profesionalitas;

ne
ng

Bahwa yang dimaksud Asas profesionalitas sebagaimana dijelaskan


dalam Pasal 3 Undang-Undang 28 Tahun 1999 adalah asas yang

do
gu

mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan


peraturan perundang-undangan yang berlaku;
Bahwa Tindakan Tergugat dan jajaran di bawahnya yang mengabaikan
In
A

kesungguhan, itikad baik dan tindakan konkret Penggugat untuk kembali


mengusahakan lahan Hak Guna Usaha tersebut nyata-nyata merupakan
ah

lik

tindakan yang tidak profesional, melanggar etika dan bertentangan dengan


peraturan Tergugat sendiri;
m

ub

Bahwa berdasarkan uraian di atas, Tergugat dalam menerbitkan objek


sengketa a quo telah melanggar baik Peraturan Perundang-undangan yang
ka

berlaku maupun asas-asas umum pemerintahan yang baik sebagaimana diatur


ep

dalam Pasal 53 ayat (2) huruf a dan b Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986
ah

tentang Peradilan Tata Usaha Negara;


R

PERMOHONAN PENUNDAAN;
es
M

ng

on

Halaman 16 dari 42 halaman. Putusan Nomor 311 K/TUN/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa sebelum sengketa ini diperiksa pokok perkaranya, maka sebagaimana

R
dimaksud Pasal 67 ayat (1), (2,) (3) dan ayat (4) huruf (a) Undang-Undang

si
Nomor 5 Tahun 1986, yang berbunyi:

ne
ng
Ayat (1) Gugatan tidak menunda atau menghalangi dilaksanakannya
Keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara serta tindakan
Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang digugat;

do
gu Ayat (2) Penggugat dapat mengajukan permohonan agar pelaksanaan
Keputusan Tata Usaha Negara itu ditunda selama pemeriksaan

In
A
sengketa Tata Usaha Negara sedang berjalan, sampai ada putusan
Pengadilan yang memperoleh kekuatan hukum tetap;
ah

Ayat (3) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat diajukan

lik
sekaligus dalam gugatan dan dapat diputus terlebih dahulu dari pokok
sengketa;
am

ub
Ayat (4) Permohonan penundaan sebagaimana dimaksud daiam ayat (2):
(a) Dapat dikabulkan hanya apabila terdapat keadaan yang sangat
ep
mendesak yang mengakibatkan kepentingan Penggugat sangat
k

dirugikan jika Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat tetap


ah

dilaksanakan;
R

si
Bahwa berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut, maka untuk itu melalui
Gugatan a quo, Penggugat menyampaikan permohonan Kepada Majelis Hakim

ne
ng

yang memeriksa dan memutus perkara a quo untuk menunda pelaksanaan


surat keputusan Tergugat yang menjadi objek sengketa dalam perkara a quo

do
gu

termasuk seluruh tindakan dan/atau surat-surat yang mungkin terbit sebagai


pelaksanaannya. Adapun alasan-alasan Penggugat mengajukan permohonan
penundaan pelaksanaan objek sengketa ini adalah sebagai berikut:
In
A

1. Bahwa apabila objek sengketa ini tetap dilaksanakan, maka kerugian


Penggugat akan semakin besar dan tidak dapat dipulihkan kembali
ah

lik

(irreversible injury) mengingat Penggugat telah mengeluarkan biaya-biaya


yang cukup besar untuk mengusahakan lahan a quo dan terancam
m

ub

kehilangan aset-aset dan/atau bangunan yang dimiliki yang masih berada


di atas tanah Hak Guna Usaha tersebut;
ka

2. Objek sengketa dalam perkara ini tidak berkaitan dengan kepentingan


ep

umum untuk pembangunan. Dengan demikian tidak ada kepentingan


ah

umum untuk pembangunan yang bersifat mendesak sehingga


R

mengharuskan pelaksanaan objek sengketa dalam perkara secara segera


es

dan serta merta;


M

ng

on

Halaman 17 dari 42 halaman. Putusan Nomor 311 K/TUN/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Penggugat mohon kepada

R
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta agar memberikan putusan sebagai

si
berikut:

ne
ng
DALAM PENUNDAAN;
1. Mengabulkan Permohonan penundaan pelaksanaan Surat Keputusan
Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor

do
gu 14/PTT-HGU/BPN RI/2012, tertanggal 18 Januari 2012 tentang
Penetapan Tanah

In
A
Terlantar atas Tanah Hak Guna Usaha Nomor 1 Atas Nama PT. Krama
Yudha Sapta, terletak di Kelurahan Air Itam, Kecamatan Bukit lntan, Kota
ah

Pangkal Pinang, Provinsi Bangka Belitung (dahulu Provinsi Sumatera

lik
Selatan);
2. Mewajibkan kepada Tergugat untuk menunda pelaksanaan Surat
am

ub
Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Nomor 14/PTT-HGU/BPN RI/2012, tertanggal 18 Januari 2012 tentang
ep
Penetapan Tanah Terlantar atas Tanah Hak Guna Usaha Nomor 1 Atas
k

Nama PT. Krama Yudha Sapta, terletak di Kelurahan Air Itam, Kecamatan
ah

Bukit Intan, Kota Pangkal Pinang, Provinsi Bangka Belitung (dahulu


R

si
Provinsi Sumatera Selatan) selama proses pemeriksaan sengketa Tata
Usaha Negara ini berjalan sampai dengan adanya putusan Pengadilan

ne
ng

yang berkekuatan hukum tetap;


DALAM POKOK SENGKETA;

do
gu

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;


2. Menyatakan batal atau tidak sah Surat Keputusan Kepala Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 14/PTT-HGU/BPN
In
A

RI/2012, tertanggal 18 Januari 2012 tentang Penetapan Tanah Terlantar


atas Tanah Hak Guna Usaha Nomor 1 Atas Nama PT. Krama Yudha
ah

lik

Sapta, terletak di Kelurahan Air ltam, Kecamatan Bukit Intan, Kota Pangkal
Pinang, Provinsi Bangka Belitung (dahulu Provinsi Sumatera Selatan);
m

ub

3. Mewajibkan Tergugat untuk mencabut Surat Keputusan Kepala Badan


Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 14/PTT-HGU/BPN
ka

Rl/2012, tertanggal 18 Januari 2012 tentang Penetapan Tanah Terlantar


ep

atas Tanah Hak Guna Usaha Nomor 1 Atas Nama PT. Krama Yudha
ah

Sapta, terletak di Kelurahan Air Itam, Kecamatan Bukit Intan, Kota Pangkal
R

Pinang, Provinsi Bangka Belitung (dahulu Provinsi Sumatera Selatan);


es
M

ng

on

Halaman 18 dari 42 halaman. Putusan Nomor 311 K/TUN/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
4. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara

R
ini;

si
Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon memberikan putusan yang

ne
ng
seadil-adilnya (ex aequae et bono);
Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat mengajukan
eksepsi yang pada pokoknya atas dalil sebagai berikut:

do
gu I. DALAM EKSEPSI:
A. Eksepsi tentang Diskualifikator;

In
A
Berdasarkan Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960
tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, Hak Guna Usaha
ah

diberikan pengertian sebagai berikut:

lik
“Hak Guna Usaha adalah hak untuk mengusahakan tanah yang
dikuasai langsung oleh Negara, dalam jangka waktu sebagaimana
am

ub
tersebut dalam Pasal 29, guna perusahaan pertanian, perikanan
atau peternakan”;
ep
Dari pengertian tersebut dapat dengan jelas diketahui beberapa hal
k

sebagai berikut:
ah

a. Bahwa pemegang Hak Guna Usaha hanya memiliki hak untuk


R

si
mengusahakan tanah;
b. Tanah yang diusahakan merupakan tanah yang dikuasai langsung

ne
ng

oleh Negara;
c. Tanah yang diusahakan dibatasi jangka waktunya;

do
gu

d. Bentuk usahanya dapat berupa pertanian, perikanan atau


peternakan;
Dengan demikian, PT. Krama Yudha Sapta in casu Penggugat
In
A

bukanlah pemilik tanah Hak Guna Usaha Nomor 1, hanya sebagai


pihak yang diberikan hak untuk dan berkewajiban mengusahakan
ah

lik

tanah dimaksud, dan dalam gugatan a quo Penggugat tidak


berkapasitas sebagai pemilik. Sehingga dalil yang menyatakan bahwa
m

ub

PT. Krama Yuda Sapta adalah pemilik tanah Hak Guna Usaha Nomor
1 tersebut haruslah ditolak;
ka

B. Eksepsi tentang Obscur Libel;


ep

Bahwa sesuai Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006 tentang


ah

Badan Pertanahan Nasional, antara lain ditegaskan bahwa Badan


R

Pertanahan Nasional Republik Indonesia terdiri atas Badan Pertanahan


es

Nasional (Pusat), Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi


M

ng

on

Halaman 19 dari 42 halaman. Putusan Nomor 311 K/TUN/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota. Dimana masing-masing

R
mempunyai tugas pokok dan fungsi serta kewenangan yang berbeda

si
sesuai peraturan yang berlaku;

ne
ng
Demikian juga dalam penetapan dan pendayagunaan tanah terlantar,
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun
2010 tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar,

do
gu Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penertiban Terlantar dan

In
A
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Nomor 9 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala
ah

Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2010

lik
tentang Tata Cara Penertiban Terlantar;
Dalam gugatan a quo, Penggugat mendalilkan bahwa Tergugat telah
am

ub
menerbitkan surat Peringatan I, II dan III kepada PT. Krama Yudha
Sapta in casu Penggugat. Bahwa Kepala Badan pertanahan Nasional
ep
Republik Indonesia in casu Tergugat tidak memiliki kewenangan untuk
k

menerbitkan Surat Peringatan tersebut, karena hal tersebut merupakan


ah

kewenangan dari Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional


R

si
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sehingga Tergugat tidak pernah
mengeluarkan Surat Peringatan dimaksud;

ne
ng

Dengan adanya dalil Penggugat yang tidak berdasar tersebut membuat


gugatan Penggugat kabur, sesungguhnya yang akan digugat berkaitan

do
gu

dengan penerbitan Surat Peringatan tersebut, seharusnya yang digugat


adalah Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung, namun kenyataannya Kepala Kantor
In
A

Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kepulauan Bangka


Belitung tidak ditarik sebagai pihak dalam perkara a quo;
ah

lik

Dengan demikian gugatan Penggugat tersebut merupakan gugatan


yang kabur (obscuur) sehingga sangat beralasan apabila gugatan
m

ub

tersebut dinyatakan tidak dapat diterima;


C. Eksepsi tentang Gugatan Kurang Pihak;
ka

Bahwa terbitnya surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional


ep

Republik Indonesia tanggal 18 Januari 2012 Nomor 14/PTT-HGU/


ah

BPN RI/2012 tentang Penetapan Tanah Terlantar Atas Tanah Hak


R

Guna Usaha Nomor 1 Atas Nama PT. Krama Yudha Sapta terletak di
es

Kelurahan Air Itam, Kecamatan Bukit Intan, Kota Pangkal Pinang,


M

ng

on

Halaman 20 dari 42 halaman. Putusan Nomor 311 K/TUN/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (dahulu Provinsi Sumatera

R
Selatan), dilakukan dengan suatu mekanisme sesuai tentang

si
Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar, Peraturan Kepala

ne
ng
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 4 Tahun
2010 tentang Tata Cara Penertiban Terlantar dan Peraturan Kepala
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2011

do
gu tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2010 tentang Tata Cara penertiban

In
A
Terlantar;
Sesuai ketentuan tersebut, maka lahirnya keputusan objek sengketa
ah

tidak lepas dari peran Panitia C maupun Kantor Wilayah Badan

lik
Pertanahan Nasional Provinsi Kepulauan Bangka Belitung;
Bahwa susunan keanggotaan Panitia C serta tugas dari Panitia C
am

ub
tersebut sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 10 dan Pasal 11
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
ep
Nomor 11 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala
k

Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2010


ah

tentang Tata Cara Penertiban Terlantar;


R

si
Untuk objektifitas pemeriksaan perkara a quo, sangat beralasan dan
berdasarkan unsur dari Panitia C dan Kepala Kantor Wilayah Badan

ne
ng

Pertanahan Nasional Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ditarik


sebagai pihak dalam perkara a quo, karena ada beberapa dalil dari

do
gu

Penggugat yang harus ditanggapi oleh Panitia C dan Kepala Kantor


Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kepulauan Bangka
Beritung, namun ternyata kedua pihak yang berperan dalam terbitnya
In
A

keputusan objek sengketa tersebut tidak ditarik sebagai pihak;


Dengan tidak ditariknya Panitia C dan Kepala Kantor Wilayah Badan
ah

lik

Pertanahan Nasional Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai


pihak dalam perkara a quo menyebabkan gugatan Penggugat kurang
m

ub

pihak, sehingga sangat berdasar dan beralasan apabila gugatan


Penggugat tersebut dinyatakan tidak dapat diterima;
ka

II. DALAM PENUNDAAN;


ep

1. Bahwa Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik


ah

Indonesia tanggal 18 Januari 2012 Nomor 14/PTT-HGU/BPN RI/2012


R

tentang Penetapan Tanah Terlantar Atas Tanah Hak Guna Usaha


es

Nomor 1 Atas Nama PT. Krama Yudha Sapta terletak di Kelurahan Air
M

ng

on

Halaman 21 dari 42 halaman. Putusan Nomor 311 K/TUN/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Itam, Kecamatan Bukit Intan, Kota Pangkal Pinang, Provinsi Kepulauan

R
Bangka Belitung (dahulu Provinsi Sumatera Selatan) tersebut

si
diterbitkan berdasarkan peraturan dan ketentuan yang berlaku;

ne
ng
2. Bahwa sesuai ketentuan Pasal 67 ayat 4 huruf b Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1986 sebagaimana telah dirubah dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 juncto Undang-Undang Nomor

do
gu 51 Tahun 2009, oleh karena tidak terdapat kepentingan mendesak bagi
Penggugat, maka sudah sepatutnya dan cukup alasan yuridis untuk

In
A
menolak permohonan penundaan yang dimohon oleh Para Penggugat
tersebut;
ah

Bahwa terhadap gugatan tersebut, Pengadilan Tata Usaha Negara

lik
Jakarta telah mengambil putusan, yaitu Putusan Nomor 58/G/2012/PTUN-JKT.
tanggal 30 Agustus 2012 yang amarnya sebagai berikut:
am

ub
DALAM PENUNDAAN:
- Menolak permohonan Penggugat tentang Penundaan Pelaksanaan Surat
ep
Keputusan Tergugat Nomor 14/PTT-HGU/BPN RI/2012, tanggal 18 Januari
k

2012 tentang Penetapan Tanah Terlantar atas tanah Hak Guna Usaha
ah

Nomor 1 atas nama PT. Krama Yudha Sapta, terletak di Kelurahan Air Itam,
R

si
Kecamatan Bukit Intan, Kota Pangkal Pinang, Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung (dahulu Provinsi Sumatera Selatan);

ne
ng

DALAM EKSEPSI:
- Menolak eksepsi Tergugat;

do
gu

DALAM POKOK SENGKETA:


1. Mengabulkan gugatan Penggugat;
2. Menyatakan batal Surat Keputusan Tergugat Nomor 14/PTT-HGU/
In
A

BPN RI/2012, tanggal 18 Januari 2012 tentang Penetapan Tanah Terlantar


atas tanah Hak Guna Usaha Nomor 1 atas nama PT. Krama Yudha Sapta,
ah

lik

terletak di Kelurahan Air Itam, Kecamatan Bukit Intan, Kota Pangkal Pinang,
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (dahulu Provinsi Sumatera Selatan);
m

ub

3. Mewajibkan kepada Tergugat untuk mencabut Surat Keputusan


Tergugat Nomor 14/PTT-HGU/BPNRI/2012, tanggal 18 Januari 2012
ka

tentang Penetapan Tanah Terlantar atas tanah Hak Guna Usaha Nomor 1
ep

atas nama PT. Krama Yudha Sapta, terletak di Kelurahan Air Itam,
ah

Kecamatan Bukit Intan, Kota Pangkal Pinang, Provinsi Kepulauan Bangka


R

Belitung (dahulu Provinsi Sumatera Selatan);


es
M

ng

on

Halaman 22 dari 42 halaman. Putusan Nomor 311 K/TUN/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
4. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara ini yang

R
diperhitungkan sebesar Rp. 234.000,- (Dua ratus tiga puluh empat ribu

si
rupiah);

ne
ng
Menimbang, bahwa dalam tingkat banding atas permohonan Tergugat
putusan Pengadilan Tata Usaha Negara tersebut telah dikuatkan oleh
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta dengan Putusan Nomor

do
gu 255/B/2012/PT.TUN.JKT., tanggal 22 Januari 2013;
Menimbang, bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada

In
A
Pembanding/Tergugat pada tanggal 21 Februari 2013, kemudian terhadapnya
oleh Pembanding/Tergugat dengan perantaraan kuasanya, berdasarkan Surat
ah

Kuasa Khusus, Nomor 9/Sk/III/2013 tanggal 5 Maret 2013, diajukan

lik
permohonan kasasi secara lisan pada tanggal 07 Maret 2013, sebagaimana
ternyata dari Akta Permohonan Kasasi Nomor 58/G/2012/PTUN-JKT. yang
am

ub
dibuat oleh Panitera Muda Perkara Pelaksana Tugas Pengadilan Tata Usaha
Negara Jakarta. Permohonan tersebut diikuti dengan Memori Kasasi yang
ep
diterima di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta tersebut pada
k

tanggal 20 Maret 2013;


ah

Bahwa setelah itu, oleh Termohon Kasasi yang pada tanggal 21 Maret
R

si
2013 telah diberitahu tentang Memori Kasasi dari Pemohon Kasasi, diajukan
Jawaban Memori Kasasi (Kontra Memori Kasasi) yang diterima di Kepaniteraan

ne
ng

Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta pada tanggal 08 April 2013;


Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasannya telah

do
gu

diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan dalam tenggang


waktu dan dengan cara yang ditentukan oleh Undang-Undang Nomor 14 Tahun
1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah dengan
In
A

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan


Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009, maka secara formal dapat diterima;
ah

lik
m

ub

ALASAN KASASI
Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi
ka

ep

dalam Memori Kasasi pada pokoknya sebagai berikut:


1. Bahwa Pemohon Kasasi telah menyatakan Kasasi terhadap Putusan
ah

Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta tanggal 22 Januari 2013


R

Nomor 255/B/2013/PT.TUN.JKT. pada tanggal 7 Maret 2013, sesuai


es
M

ng

on

Halaman 23 dari 42 halaman. Putusan Nomor 311 K/TUN/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dengan Akta Pernyataan Kasasi dari Pengadilan Tata Usaha Negara

R
Jakarta tanggal 7 Maret 2013;

si
2. Bahwa Pemohon Kasasi telah menyampaikan atau menyerahkan Memori

ne
ng
Kasasi kepada Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta dan telah diterima
Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta pada tanggal 15
Maret 2013;

do
gu 3. Bahwa dengan demikian, pernyataan Kasasi dan penyerahan Memori
Kasasi oleh Pemohon Kasasi tersebut diajukan masih dalam tenggang

In
A
waktu dan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku,
sehingga untuk itu pernyataan Banding dan penyerahan Memori Kasasi
ah

lik
oleh Pemohon Kasasi tersebut harus diterima;
4. Bahwa amar Putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta
tanggal 22 Januari 2013 Nomor 255/B/2013/PT.TUN.JKT. yang
am

ub
dimohonkan Kasasi tersebut adalah sebagai berikut:
MENGADILI
ep
 Menerima permohonan banding dari Tergugat/Pembanding;
k

 Menguatkan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor


ah

R
58/G/2012/PTUN.JKT. tanggal 30 Agustus 2012, yang dimohon banding;

si
5. Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 51 ayat (3) dan (4) Undang-Undang

ne
ng

Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara juncto


Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha
Negara juncto Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang perubahan

do
gu

kedua Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha


Negara, dinyatakan:
In
A

“Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara bertugas dan berwenang


memeriksa, memutus, dan menyelesaikan di tingkat pertama sengketa Tata
ah

Usaha Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48”;


lik

“Terhadap putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara sebagaimana


dimaksud dalam ayat (3) dapat diajukan permohonan Kasasi”;
m

ub
ka

ep

6. Bahwa alasan dan dasar Pemohon Kasasi adalah sebagai berikut:


Bahwa Pemohon Kasasi tidak sependapat dengan pertimbangan hukum
ah

Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta sebagaimana


es

putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta tanggal 22 Januari


M

ng

2013 Nomor 255/B/2013/PT.TUN.JKT. pada halaman 8 tentang:


on

Halaman 24 dari 42 halaman. Putusan Nomor 311 K/TUN/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
“Menimbang, bahwa setelah mempelajari dengan seksama Putusan

R
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor 58/G/2012/PTUN-JKT.

si
tanggal 30 Agustus 2012 beserta seluruh berkas perkara yang dimohonkan

ne
ng
banding a quo, Majelis Hakim Pengadilan Tingkat Banding “sependapat”
dengan pertimbangan dan Putusan Pengadilan Tingkat Pertama baik
mengenai eksepsi dari Tergugat/Pembanding serta mengabulkan gugatan

do
gu Penggugat/Terbanding seluruhnya dengan pertimbangan bahwa dalam
penerbitan surat keputusan obyek sengketa terdapat cacat prosedur, yaitu

In
A
tidak memenuhi tata cara sebagaimana dimaksud pada Pasal 11 ayat (4)
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 9
ah

lik
Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2010 tentang Tata Cara
Penertiban Tanah Terlantar;
am

ub
7. Bahwa Pemohon Kasasi in casu Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia tidak sependapat dengan seluruh pertimbangan hukum
ep
Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta in casu Pengadilan
k

Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta yang mengambil alih semua


ah

pertimbangan hukum Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta


R

si
dalam putusannya Nomor 58/G/2012/PTUN.JKT. juncto Nomor 255/B/2012/

ne
ng

PT.TUN.JKT. dengan alasan sebagai berikut:


I. DALAM EKSEPSI;
A. TENTANG DISKUALIFIKATOR;

do
gu

1. Bahwa Pemohon Kasasi tetap pada pendiriannya dengan


menyatakan tidak sependapat dengan pertimbangan hukum Judex
In
A

Facti pada Putusan Nomor 58/G/2012/PTUN.JKT. juncto Nomor


255/B/2013/PT.TUN.JKT. yang menolak Eksepsi tentang
ah

lik

Kompetensi Diskualifikator, yaitu:


“Menimbang, bahwa dari uraian eksepsi angka 1, dapat
disimpulkan bahwa menurut Tergugat karena Penggugat bukan
m

ub

pemilik maka Penggugat tidak berhak menggugat”;


ka

“Menimbang, bahwa dalam gugatan Tata Usaha Negara, lahirnya


ep

hak menggugat bukan hanya karena sebagai pemilik namun


karena memiliki kepentingan, hal ini sejalan dengan ketentuan
ah

Pasal 53 ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9


es

Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Republik


M

ng

Indonesia Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha


on

Halaman 25 dari 42 halaman. Putusan Nomor 311 K/TUN/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Negara, mensyaratkan untuk mengajukan gugatan harus ada

R
unsur kepentingan Penggugat yang dirugikan”;

si
“Menimbang, bahwa dalam hal ini menjadi obyek sengketa adalah

ne
ng
keputusan yang ditujukan kepada Penggugat yang mengakibatkan
hilangnya hak Penggugat terhadap sertipikat Hak Guna Usaha

do
Nomor 1 di Kelurahan Air Itam, Kecamatan Bukit Intan, Kota
gu Pangkal Pinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (dahulu
Provinsi Sumatera Selatan) seluas 213 Ha sebagaimana terdapat

In
A
pada amar keputusan obyek sengketa dengan demikian
Penggugat memiliki kepentingan untuk mengajukan gugatan a quo
ah

lik
oleh karena itu eksepsi Tergugat pada angka 1 haruslah ditolak;
2. Bahwa terhadap pertimbangan hukum mengenai eksepsi
Diskualifikator tersebut, dapat Tergugat in casu Pembanding
am

ub
tanggapi dan kami pertegas sebagai berikut:
Berdasarkan Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun
ep
k

1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, Hak Guna


Usaha diberikan pengertian sebagai berikut:
ah

R
“Hak Guna Usaha adalah hak untuk mengusahakan tanah yang

si
dikuasai langsung oleh Negara, dalam jangka waktu sebagaimana

ne
ng

tersebut dalam Pasal 29, guna perusahaan pertanian, perikanan


atau peternakan”;
Dari pengertian tersebut dapat dengan jelas diketahui beberapa

do
gu

hal sebagai berikut:


a. Bahwa pemegang Hak Guna Usaha hanya memiliki hak untuk
In
A

mengusahakan tanah;
b. Tanah yang diusahakan merupakan tanah yang dikuasai
ah

lik

langsung oleh Negara;


c. Tanah yang diusahakan dibatasi jangka waktunya;
d. Bentuk usahanya dapat berupa pertanian, perikanan atau
m

ub

peternakan;
ka

Dengan demikian, PT. Krama Yudha Sapta in casu Penggugat/


ep

Terbanding bukanlah pemilik tanah Hak Guna Usaha Nomor 1,


hanya sebagai pihak yang diberikan hak untuk dan berkewajiban
ah

mengusahakan tanah dimaksud, dan dalam gugatan a quo


es

Penggugat tidak berkapasitas sebagai pemilik. Sehingga dalil


M

ng

on

Halaman 26 dari 42 halaman. Putusan Nomor 311 K/TUN/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang menyatakan bahwa PT. Krama Yudha Sapta adalah pemilik

R
tanah Hak Guna Usaha Nomor 1 tersebut haruslah ditolak;

si
B. OBSCUUR LIBEL;

ne
ng
1. Bahwa Pemohon Kasasi tidak sependapat dengan pertimbangan
hukum Judex Facti pada Putusan Nomor 58/G/2012/PTUN.JKT.
juncto Nomor 255/B/2013/PT.TUN.JKT. yang menolak Eksepsi

do
gu tentang Obscur Libel, yaitu:
“Menimbang, bahwa dalam gugatan Tata Usaha Negara, sebagai

In
A
ukuran untuk menentukan suatu gugatan kabur atau tidak kabur
adalah dari ketentuan Pasal 56 Undang-Undang Republik
ah

lik
Indonesia Nomor 5 Tahun 1986, yang mengatur bahwa gugatan
harus memuat:
a. Identitas Penggugat dan Tergugat;
am

ub
b. Dasar gugatan dan hal yang diminta untuk diputuskan oleh
Pengadilan;
ep
“Menimbang, bahwa dengan demikian sepanjang gugatan telah
k

memenuhi sesuai dengan ketentuan di atas, maka secara formal


ah

gugatan tidak kabur”;


R

si
“Menimbang, bahwa dengan demikian, alasan eksepsi Tergugat di

ne
luar hal-hal tersebut di atas bukanlah merupakan alasan hukum
ng

untuk menyatakan gugatan Penggugat kabur, karenanya eksepsi


angka 2 Tergugat tersebut tidaklah beralasan hukum dan haruslah

do
gu

ditolak”;
1. Bahwa terhadap pertimbangan hukum mengenai eksepsi
In
A

Diskualifikator tersebut, dapat Pemohon Kasasi tanggapi dan kami


pertegas sebagai berikut:
ah

Bahwa sesuai Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006 tentang


lik

Badan Pertanahan Nasional, antara lain ditegaskan bahwa Badan


Pertanahan Nasional Republik Indonesia terdiri atas Badan
m

ub

Pertanahan Nasional (Pusat), Kantor Wilayah Badan Pertanahan


Nasional Provinsi dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota.
ka

ep

Dimana masing-masing mempunyai tugas pokok dan fungsi serta


kewenangan yang berbeda sesuai peraturan yang berlaku;
ah

Demikian juga dalam penetapan dan pendayagunaan tanah


R

terlantar, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor


es
M

11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah


ng

on

Halaman 27 dari 42 halaman. Putusan Nomor 311 K/TUN/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Terlantar, Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik

R
Indonesia Nomor 4 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penertiban

si
Terlantar dan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional

ne
ng
Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penertiban Terlantar;

do
gu Dalam gugatan a quo, Penggugat mendalilkan bahwa Tergugat
telah menerbitkan Surat Peringatan I, II dan III kepada PT. Krama

In
A
Yudha Sapta in casu Penggugat. Bahwa Kepala Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia in casu Tergugat tidak
ah

lik
memiliki kewenangan untuk menerbitkan Surat Peringatan
tersebut, karena hal tersebut merupakan kewenangan dari Kepala
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kepulauan
am

ub
Bangka Belitung, sehingga Tergugat tidak pernah mengeluarkan
Surat Peringatan dimaksud;
ep
Dengan adanya dalil Penggugat yang tidak berdasar tersebut
k

membuat gugatan Penggugat kabur, sesungguhnya yang akan


ah

digugat berkaitan dengan penerbitan Surat Peringatan tersebut,


R

si
seharusnya yang digugat adalah Kepala Kantor Wilayah Badan

ne
Pertanahan Nasional Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, namun
ng

kenyataannya Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional


Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tidak ditarik sebagai pihak

do
gu

dalam perkara a quo;


Dengan demikian gugatan Penggugat tersebut merupakan
In
A

gugatan yang kabur (obscuur) sehingga sangat beralasan apabila


gugatan tersebut dinyatakan tidak dapat diterima;
ah

C. EKSEPSI KURANG PIHAK;


lik

1. Bahwa Pemohon Kasasi tidak sependapat dengan pertimbangan


hukum Judex Facti pada Putusan Nomor 58/G/2012/PTUN.JKT.
m

ub

juncto Nomor 255/B/2013/PT.TUN.JKT. yang menolak Eksepsi


tentang Obscuur Libel, yaitu:
ka

ep

”Menimbang, bahwa eksepsi angka 3 yang diajukan Tergugat


adalah gugatan Penggugat kurang pihak karena tidak mengikut
ah

sertakan sebagai pihak yaitu unsur panitia C dan kepala Kantor


R

Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kepulauan Bangka


es
M

Belitung”;
ng

on

Halaman 28 dari 42 halaman. Putusan Nomor 311 K/TUN/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
“Menimbang, bahwa sesuai Pasal 1 angka 12 Undang-Undang

R
Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan

si
kedua atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun

ne
ng
1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, bahwa yang menjadi
subyek Tergugat dalam gugatan di Peradilan Tata Usaha Negara
adalah Badan atau Pejabat Tat Usaha Negara yang mengeluarkan

do
gu keputusan obyek sengketa”;
“Menimbang, bahwa dengan demikian meskipun penerbitan

In
A
keputusan obyek sengketa sebagaimana didalilkan Tergugat, tidak
lepas dari peran Panitia C yang di dalam unsur Panitia C, selaku
ah

lik
Ketua adalah kepala kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, namun karena hasil
identifikasi dan penelitian oleh Panitia C dimaksud bukan
am

ub
merupakan obyek sengketa gugatan karena merupakan
persyaratan kelengkapan usulan sebagaimana dimaksud Pasal 9
ep
ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11
k

Tahun 2010 tentang Penertiban Dan Pendayagunaan Tanah


ah

Terlantar yang menentukan bahwa, “Kepala menetapkan tanah


R

si
terlantar terhadap tanah yang diusulkan oleh Kepala Kantor
Wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (6)”, maka

ne
ng

tidak beralasan hukum untuk menyertakan pihak-pihak dalam


susunan Panitia C baik Ketuanya maupun anggota Panitia C

do
gu

tersebut sebagai subyek Tergugat dalam gugatan a quo,


karenanya eksepsi Tergugat pada angka 3 haruslah ditolak;
In
2. Bahwa terhadap pertimbangan hukum mengenai eksepsi
A

Diskualifikator tersebut, dapat Pemohon Kasasi tanggapi dan kami


pertegas sebagai berikut:
ah

lik

a. Bahwa terbitnya Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan


Nasional Republik Indonesia tanggal 18 Januari 2012 Nomor
m

ub

14/PTT-HGU/BPN RI/2012 tentang Penetapan Tanah


Terlantar Atas Tanah Hak Guna Usaha Nomor 1 Atas Nama
ka

PT. Krama Yudha Sapta terletak di Kelurahan Air Itam,


ep

Kecamatan Bukit Intan, Kota Pangkal Pinang, Provinsi


ah

Kepulauan Bangka Belitung (dahulu Provinsi Sumatera


R

Selatan), dilakukan dengan suatu mekanisme sesuai tentang


es
M

Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar, Peraturan


ng

on

Halaman 29 dari 42 halaman. Putusan Nomor 311 K/TUN/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor

R
4 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penertiban Tanah Terlantar

si
dan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik

ne
ng
Indonesia Nomor 9 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia Nomor 4 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penertiban

do
gu Tanah Terlantar;
Sesuai ketentuan tersebut, maka lahirnya keputusan objek

In
A
sengketa tidak lepas dari peran Panitia C maupun Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kepulauan
ah

Bangka Belitung;

lik
b. Bahwa susunan keanggotaan Panitia C serta tugas dari Panitia
C tersebut sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 10 dan Pasal
am

ub
11 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia Nomor 11 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas
ep
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
k

Indonesia Nomor 4 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penertiban


ah

Tanah Terlantar;
R

si
Untuk objektifitas pemeriksaan perkara a quo, sangat beralasan
dan berdasarkan unsur dari Panitia C dan Kepala Kantor Wilayah

ne
ng

Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kepulauan Bangka Belitung


ditarik sebagai pihak dalam perkara a quo, karena ada beberapa

do
gu

dalil dari Penggugat yang harus ditanggapi oleh Panitia C dan


Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi
In
Kepulauan Bangka Belitung, namun ternyata kedua pihak yang
A

berperan dalam terbitnya keputusan objek sengketa tersebut tidak


ditarik sebagai pihak;
ah

lik

Dengan tidak ditariknya Panitia C dan Kepala Kantor Wilayah


Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
m

ub

sebagai pihak dalam perkara a quo menyebabkan gugatan


Penggugat kurang pihak, sehingga sangat berdasar dan
ka

beralasan apabila gugatan Penggugat tersebut dinyatakan tidak


ep

dapat diterima;
ah

II. DALAM POKOK PERKARA;


R

1. Bahwa Pemohon Kasasi tidak sependapat dengan pertimbangan


es
M

hukum Majelis Hakim Judex Facti putusan perkara Nomor


ng

on

Halaman 30 dari 42 halaman. Putusan Nomor 311 K/TUN/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
58/G/2012/PTUN.JKT. juncto Nomor 255/B/2013/PT.TUN.JKT.

R
karena pertimbangan tersebut salah dan tidak berdasar serta tidak

si
cermat. Adapun hal-hal yang menjadi keberatan Pemohon Kasasi

ne
ng
adalah sebagai berikut:
“Menimbang, bahwa dalam dalil gugatannya, pada pokoknya
Penggugat mendalilkan penerbitan keputusan yang berlaku serta

do
gu Azas-azas Umum Pemerintahan Yang Baik sebaliknya Tergugat
telah membantahnya dengan mengemukakan dalam penerbitan

In
A
keputusan obyek sengketa selengkapnya terurai dalam Jawaban
Tergugat dan telah dimuat dalam bagian duduk sengketa putusan
ah

lik
ini’;
“Menimbang, bahwa instrument hukum yang dapat digunakan
Hakim pada Pengadilan Tata usaha Negara adalah didasarkan
am

ub
ketentuan yang diatur dalam Pasal 53 ayat (2) a dan b
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2004.
ep
Berdasarkan ketentuan tersebut, suatu keputusan Tata Usaha
k

Negara yang dapat dinyatakan batal atau tidak sah apabila:


ah

a. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan


R

si
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, atau;
b. Keputusan Tata usaha Negara yang digugat itu bertentangan

ne
ng

dengan Azas-azas Umum Pemerintahan Yang Baik.


Menimbang, bahwa dengan demikian untuk membuktikan bahwa

do
gu

dalam kegiatan identifikasi dan penelitian benar-benar telah


memanggil atau memberitahukan pemegang hak sebagaimana
In
dimaksud Pasal 11 ayat (4) Peraturan Kepala Badan Pertanahan
A

Nasional Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2011 tentang


Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional
ah

lik

Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2010 maka seharusnya


dilengkapi pula dengan bukti adanya surat Kantor Wilayah Badan
m

ub

Pertanahan Nasional Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor


336/16.19.500/IV/2010 tanggal 29 April 2010;
ka

Menimbang, bahwa namun dalam persidangan a quo ternyata


ep

surat Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi


ah

Kepulauan Bangka Belitung Nomor 336/16.19.500/IV/2010 tanggal


R

27 April 2010 maupun Pengumuman Nomor 334.1/19-500/IV/2010


es

tanggal 29 April 2010 tersebut tidak dibuktikan Tergugat


M

ng

on

Halaman 31 dari 42 halaman. Putusan Nomor 311 K/TUN/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
karenanya Pengadilan menyimpulkan dalam penerbitan surat

R
keputusan obyek sengketa terdapat cacat prosedur, yaitu tidak

si
memenuhi tata cara sebagaimana dimaksud pada Pasal 11 ayat

ne
ng
(4) Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia Nomor 9 Tahun 2011 tentang perubahan Atas
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 4 Tahun

do
gu 2010 tentang Tata Cara Penerbitan Tanah Terlantar;
Bahwa sebelum menanggapi pertimbangan hukum tersebut di

In
A
atas, perlu Tergugat ic Pembanding sampaikan hal-hal mendasar
dan substansial dari Hukum Tanah sebagaimana tersebut di
ah

lik
bawah ini:
HAK MENGUASAI NEGARA ATAS TANAH.
Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan “Bumi
am

ub
dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran
ep
rakyat”. Untuk itu Negara selaku Badan Penguasa yang diberikan
k

mandat UUD dan mempunyai kewenangan Publik dalam


ah

pengelolaan pertanahan berusaha semaksimal mungkin


R

si
menyelenggarakan pengelolaan fungsi bumi, air dan ruang
angkasa serta kekayaan alam guna terwujudnya keadilan sosial

ne
ng

bagi seluruh rakyat Indonesia;


Penjelmaan asas-asas hak menguasai Negara atas tanah

do
gu

sebagaimana dalam Pasal 33 ayat 2 tersebut sebagaimana


tercermin dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960
In
tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Undang-Undang
A

Pokok Agraria-UUPA) yang menyatakan sebagai berikut:


(1) Seluruh wilayah Indonesia adalah kesatuan tanah air dari
ah

lik

seluruh rakyat Indonesia, yang bersatu sebagai bangsa


Indonesia;
m

ub

(2) Seluruh bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan


alam yang terkandung di dalamnya dalam wilayah Republik
ka

Indonesia, sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa adalah


ep

bumi, air dan ruang angkasa bangsa Indonesia dan


ah

merupakan kekayaan nasional;


R

es
M

ng

on

Halaman 32 dari 42 halaman. Putusan Nomor 311 K/TUN/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(3) Hubungan antara bagsa Indonesia dan bumi, air serta ruang

R
angkasa termasuk dalam ayat (2) pasal ini adalah hubungan

si
yang bersifat abadi.

ne
ng
Pasal 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960, yang
merupakan pelaksanaan dari Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang
Dasar 1945 menjelaskan, mengatur dan menegaskan mengenai

do
gu hak menguasai dari Negara atas tanah, yaitu sebagai berikut:
(1) Atas dasar ketentuan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang

In
A
Dasar dan hal-hal sebagai yang dimaksud dalam Pasal 1,
bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam yang
ah

terkandung di dalamnya itu pada tingkatan tertinggi dikuasai

lik
oleh Negara, sebagai organisasi kekuasaan seluruh rakyat;
(2) Hak menguasai dari Negara tersebut dalam ayat (1) Pasal ini
am

ub
memberikan wewenang untuk:
a. Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan,
ep
penggunaan, persediaan dan pemeliharaan bumi, air dan
k

ruang angkasa tersebut;


ah

b. menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum


R

si
antara orang-orang dengan bumi, air dan ruang angkasa;
c. menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum

ne
ng

antara orang-orang dan perbuatan-perbuatan hukum yang


mengenai bumi, air dan ruang angkasa;

do
gu

(3) Wewenang yang bersumber pada hak menguasai dari Negara


tersebut pada ayat (2) Pasal ini digunakan untuk mencapai
sebesar-besar kemakmuran rakyat dalam arti kebangsaan,
In
A

kesejahteraan dan kemerdekaan dalam masyarakat dan


Negara hukum Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan
ah

lik

makmur;
(4) Hak menguasai dari Negara tersebut di atas pelaksanaannya
m

ub

dapat dikuasakan kepada daerah-daerah swatantra dan


masyarakat-masyarakat hukum adat, sekedar diperlukan dan
ka

tidak bertentangan dengan kepentingan nasional, menurut


ep

ketentuan-ketentuan Peraturan Pemerintah;


ah

Dalam Penjelasan Umum II/2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun


R

1960 antara lain dijelaskan bahwa:


es
M

ng

on

Halaman 33 dari 42 halaman. Putusan Nomor 311 K/TUN/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Undang-Undang Pokok Agraria berpangkal pada pendirian, bahwa

R
untuk mencapai apa yang ditentukan dalam Pasal 33 ayat (3)

si
Undang-Undang Dasar tidak perlu dan tidak pula pada tempatnya,

ne
ng
bahwa bangsa Indonesia ataupun Negara bertindak sebagi
pemilik tanah, adalah lebih tepat jika Negara, sebagai organisasi
kekuasaan seluruh rakyat (bangsa) bertindak selaku Badan

do
gu Penguasa. Dari sudut inilah harus dilihat arti ketentuan Pasal 2
ayat (1) yang mengatakan bahwa “Bumi, air dan ruang angkasa,

In
A
termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, pada
tingkatan yang tertinggi dikuasai oleh Negara”;
ah

Sesuai dengan pangkal pendirian tersebut di atas perkataan

lik
“dikuasai” dalam pasal ini bukanlah berarti “dimiliki”, akan tetapi
adalah pengertian yang memberi wewenang kepada Negara
am

ub
sebagai organisasi kekuasaan dari bangsa Indonesia itu, untuk
pada tingkatan yang tertinggi:
ep
a. mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan,
k

persediaaan dan pemeliharaannya;


ah

b. menentukan dan mengatur hak-hak yang dapat dipunyai atas


R

si
(bagian dari) bumi, air dan ruang angkasa itu;
c. menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara

ne
ng

orang-orang dan perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai


bumi, air dan ruang angkasa itu;

do
gu

Bahwa bunyi Pasal 11 ayat (4) Peraturan Kepala Badan


Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2011
tentang perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Pertanahan
In
A

Nasional Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2010 adalah sebagai


berikut:
ah

lik

”Pasal 11”
(1) Berdasarkan data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9,
m

ub

Panitia C melakukan identifikasi dan penelitian, meliputi:


a) melakukan verifikasi data fisik dan data yuridis;
ka

b) mengecek buku tanah dan/atau warkah dan dokumen


ep

lainnya untuk mengetahui keberadaan pembebanan,


ah

termasuk data, rencana, dan tahapan penggunaan dan


R

pemanfaatan tanah pada saat pengajuan hak;


es
M

ng

on

Halaman 34 dari 42 halaman. Putusan Nomor 311 K/TUN/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
c) meminta keterangan dari pemegang hak dan pihak lain

R
yang terkait, dan Pemegang Hak dan pihak lain harus

si
memberi keterangan atau menyampaikan data yang

ne
ng
diperlukan;
d) melaksanakan pemeriksaan fisik dengan menggunakan
teknologi yang ada;

do
gu e) melaksanakan ploting letak penggunaan dan pemanfaatan
tanah pada peta pertanahan;

In
A
f) membuat analisis penyebab terjadinya tanah terlantar;
g) menyusun laporan hasil identifikasi dan penelitian;
ah

h) melaksanakan sidang panitia untuk membahas dan

lik
memberikan saran pertimbangan kepada Kepala Kantor
Wilayah dalam rangka tindakan penertiban tanah terlantar;
am

ub
dan;
i) membuat dan menandatangani Berita Acara dengan
ep
format Lampiran 4;
k

(1) Sidang panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf h:


ah

a) dilaksanakan satu kali sidang; dan


R

si
b) menghasilkan saran pertimbangan kepada Kepala Kantor
Wilayah dalam bentuk Berita Acara Panitia;

ne
ng

(1) Dalam hal terdapat anggota panitia tidak bersedia


menandatangani Berita Acara sebagaimana dimaksud pada

do
gu

ayat (1) dan ayat (2), Ketua Panitia C membuat catatan pada
Berita Acara tersebut mengenai alasan penolakan/keberatan
dimaksud;
In
A

(2) Dalam hal terdapat pemegang hak atas tanah atau kuasanya
tidak bersedia menandatangai berita acara sebagaimana
ah

lik

dimaksud pada ayat (1) Ketua Panitia C membuat catatan


pada Berita Acara tersebut mengenai alasan penolakan atau
m

ub

keberatan dimaksud;
(3) Berita Acara yang tidak ditandatangani oleh anggota dan atau
ka

Pemegang Hak sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan


ep

ayat (4) tidak mengurangi keabsahan Berita Acara dimaksud”;


ah

Bahwa bunyi Pasal 11 ayat (4) yang dijadikan dasar pertimbangan


R

hukum oleh Majelis Hakim dalam memutus perkara Nomor


es

58/G/2012/PTUN.JKT. yang membatalkan Surat Keputusan


M

ng

on

Halaman 35 dari 42 halaman. Putusan Nomor 311 K/TUN/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia tanggal

R
18 Januari 2012 Nomor 14/PTT-HGU/BPN RI/2012 tentang

si
Penetapan Tanah Terlantar atas tanah Hak Guna Usaha Nomor 1

ne
ng
atas nama PT. Krama Yudha Sapta, terletak di Kelurahan Air Itam,
Kecamatan Bukit Intan, Kota Pangkal Pinang, Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung (dahulu Provinsi Sumatera Selatan) adalah tidak

do
gu tepat. Karena bunyi ketentuan di dalam Peraturan Kepala Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2011

In
A
tentang perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 4 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penertiban
ah

Tanah Terlantar harus di lihat secara keseluruhan bukan parsial;

lik
Sehingga, Majelis Hakim perkara Nomor 58/G/2012/PTUN.JKT.
yang mempermasalahkan perlu dibuktikan Surat Kantor Wilayah
am

ub
Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
tanggal 27 April 2010 dan Pengumuman tanggal 29 April 2010
ep
Nomor 334.1/19-500/IV/2010 adalah tidak tepat. Karena
k

penerbitan Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional


ah

Republik Indonesia tanggal 18 Januari 2012 Nomor


R

si
14/PTT-HGU/BPN RI/2012 tentang PenetapanTanah Terlantar
atas tanah Hak Guna Usaha Nomor 1 atas nama PT. Krama

ne
ng

Yudha Sapta telah di dasarkan pada ketentuan peraturan


perundang-undangan yang berlaku;

do
gu

Bahwa dapat Pemohon Kasasi uraikan kronologis dari terbitnya


Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia tanggal 18 Januari 2012 Nomor 14/PTT-HGU/BPN
In
A

RI/2012 sebagai berikut:


a. Berdasarkan usulan Panitia C Kantor Wilayah Badan
ah

lik

Pertanahan Nasional Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,


Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi
m

ub

Kepulauan Bangka Belitung melalui surat Nomor


470/16-19500/VI/2010 tanggal 17 Juni 2010 telah memberikan
ka

Peringatan I kepada PT. Krama Yudha Sapta agar


ep

memanfaatkan tanahnya sesuai dengan keadaan atau sifat


ah

dan tujuan pemberian haknya;


R

b. Terhadap Peringatan I tersebut, PT. Krama Yudha Sapta


es

melalui surat Nomor 0101/KYS-HGU/VII-2010 menyampaikan


M

ng

on

Halaman 36 dari 42 halaman. Putusan Nomor 311 K/TUN/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pemberitahuan bahwa perusahaan yang bersangkutan pernah

R
memanfaatkan tanah Hak Guna Usaha tersebut untuk tambak

si
udang seluas 80 Ha, tetapi karena harga udang dunia jatuh,

ne
ng
maka usaha tersebut tidak dilanjutkan dan atas Peringatan I
tersebut, PT. Krama Yudha Sapta menyatakan akan segera
kembali mengusahakan tanah Hak Guna Usaha tersebut;

do
gu c. Namun mengingat sampai dengan batas waktu yang
ditentukan tidak ada realisasi pemanfaatan Hak Guna Usaha

In
A
di lapangan, Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung kembali melanjutkan
ah

proses penertiban tanah terlantar tersebut melalui pemberian

lik
Peringatan II;
d. Terhadap Peringatan II, PT. Krama Yudha Sapta
am

ub
menyampaikan bahwa dalam waktu 2 minggu perusahaan
telah melakukan land clearing atas tanah Hak Guna Usaha
ep
tersebut seluas 100 Ha, akan tetapi berdasarkan pemantauan
k

dan evaluasi yang dilakukan oleh Kantor Wilayah Badan


ah

Pertanahan Nasional Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, PT.


R

si
Krama Yudha Sapta hanya melaksanakan land clearing seluas
10,5 Ha;

ne
ng

e. Berdasarkan hal tersebut, Kantor Wilayah Badan Pertanahan


Nasional Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melanjutkan

do
gu

proses penerbitan atas tanah Hak Guna Usaha tersebut


dengan memberikan Peringatan III (terakhir);
In
f. Terhadap Peringatan III tersebut, PT. Krama Yudha Sapta
A

kembali memberikan tanggapan bahwa perusahaan telah


mengusahakan tanah Hak Guna Usaha tersebut seluas 150
ah

lik

Ha dan sisanya akan segera dikerjakan sesuai luas Hak Guna


Usaha yang dimiliki yaitu 213 Ha. Namun berdasarkan
m

ub

pemantauan dan evaluasi Kantor Wilayah Badan Pertanahan


Nasional Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada akhir
ka

Peringatan III, PT. Krama Yudha Sapta hanya melakukan land


ep

clearing seluas 15 Ha;


ah

g. Berdasarkan kondisi tersebut, selanjutnya Kepala Kantor


R

Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kepulauan


es

Bangka Belitung melalui surat Nomor 739/16-19-500/IX/2012


M

ng

on

Halaman 37 dari 42 halaman. Putusan Nomor 311 K/TUN/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tanggal 27 September 2012 mengusulkan agar tanah Hak

R
Guna Usaha Nomor 1 atas nama PT. Krama Yudha Sapta

si
terletak di Kelurahan Air Itam, Kecamatan Bukit Intan, Kota

ne
ng
Pangkal Pinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (dahulu
Provinsi Sumatera Selatan) seluas 213 Ha ditetapkan sebagai
tanah terlantar;

do
gu h. Bahwa apa yang dilakukan Negara in casu Pemerintah
Republik Indonesia in casu Badan Pertanahan Nasional

In
A
Republik Indonesia dengan menerbitkan Surat Keputusan
Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
ah

lik
tanggal 18 Januari 2012 Nomor 14/PTT-HGU/BPN RI/2012
tentang Penetapan Tanah Terlantar Atas Tanah Hak Guna
Usaha Nomor 1 Atas Nama PT. Krama Yudha Sapta Terletak
am

ub
di Kelurahan Air Itam, Kecamatan Bukit Intan, Kota Pangkal
Pinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (dahulu Provinsi
ep
Sumatera Selatan) adalah untuk kepentingan yang lebih besar,
k

yaitu kepentingan dan kesejahteraan rakyat;


ah

Segala sesuatu dengan tujuan untuk mencapai sebesar-besar


R

si
kemakmuran rakyat dalam rangka masyarakat yang adil dan

ne
makmur (Pasal 2 ayat (2 dan 3);
ng

Hak menguasai dari Negara atas tanah, disamping meliputi


kewenangan yang bersifat publik juga meliputi kewenangan yang

do
gu

bersifat perdata sebagaimana tercermin dari Pasal 4


Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 yang menyatakan sebagai
In
berikut:
A

(1) Atas dasar hak menguasai dari Negara sebagai dimaksud


dalam Pasal 2 ditentukan adanya macam-macam hak atas
ah

lik

permukaan bumi yang disebut tanah, yang dapat diberikan


kepada dan dipunyai oleh orang-orang, baik sendiri maupun
m

ub

bersama-sama dengan orang-orang lain serta badan hukum;


(2) Hak-hak atas tanah yang dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini,
ka

memberi wewenang untuk mempergunakan tanah yang


ep

bersangkutan, demikian pula tubuh bumi dan air serta ruang


ah

yang ada di atasnya sekedar diperlukan untuk kepentingan


R

yang langsung berhubungan dengan penggunaan tanah itu


es
M

ng

on

Halaman 38 dari 42 halaman. Putusan Nomor 311 K/TUN/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dalam batas-batas menurut undang-undang ini dan peraturan

R
hukum lain yang lebih tinggi;

si
Sesuai dengan ketentuan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 5

ne
ng
Tahun 1960 tersebut, maka tanah dalam pengertian hukum
adalah permukaan bumi. Adapun Hukum Tanah adalah bidang
hukum yang mengatur hak-hak penguasaan atas tanah: Hak

do
gu Bangsa, Hak Menguasai dari Negara, Hak Ulayat, Hak
Pengelolaan, Wakaf dan hak-hak atas tanah (Hak Milik, Hak Guna

In
A
Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai dan hak-hak atas tanah
yang bersumber pada hukum adat masyarakat-masyarakat hukum
ah

adat setempat).

lik
Berdasarkan wewenang yang ditegaskan dalam Pasal 2 juncto
Pasal 4 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960, Pemerintah
am

ub
diharuskan membuat suatu rencana umum mengenai persediaan,
peruntukan dan penggunaan bumi, air dan ruang angkasa serta
ep
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, untuk
k

keperluan-keperluan yang bersifat:


ah

1. Politis (tanah untuk keperluan/bangunan-bangunan


R

si
pemerintah termasuk bangunan pertahanan);
2. Ekonomis (tanah untuk keperluan perkembangan produksi

ne
ng

pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, industri,


pertambangan, transmigrasi dan lain-lain);

do
gu

3. Sosial (tanah untuk keperluan beribadat, makam, pusat-pusat


pemukiman, keperluan sosial, kesehatan, pendidikan, rekreasi
dan lain-lain);
In
A

HAK ATAS TANAH.


Pada hakekatnya hak atas tanah merupakan hubungan hukum
ah

lik

antara orang (termasuk badan hukum) dengan tanah, dimana


hubungan tersebut memperoleh perlindungan hukum. Tujuan dari
m

ub

hak tanah adalah untuk memberikan kepastian hukum terhadap


hubungan hukum tersebut, sehingga pemegang hak dapat
ka

menjalankan kewenangan/isi hak tanahnya dengan aman. Hak


ep

tanah berisi kewenangan-kewenangan untuk mempergunakan


ah

permukaan bumi, termasuk sebagian tubuh bumi dan ruang di


R

atasnya sekedar diperlukan bagi keperluan yang berhubungan


es

langsung penggunaan tanah yang bersangkutan untuk keperluan


M

ng

on

Halaman 39 dari 42 halaman. Putusan Nomor 311 K/TUN/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sesuai dengan sifat dan tujuan penetapan haknya dalam

R
batas-batas yang ditentukan dalam peraturan

si
perundang-undangan. Dengan demikian hak atas tanah tidak

ne
ng
bersifat mutlak, karena kewenangan haknya dibatasi;
PEMBATASAN PELAKSANAAN KEWENANGAN HAK ATAS
TANAH;

do
gu Pembatasan pelaksanaan kewenangan hak tanah oleh pemegang
hak atas tanah (subjek) antara lain:

In
A
a. Semua hak tanah mempunyai fungsi sosial (Pasal 6 UUPA);
b. Setiap orang atau badan hukum yang mempunyai sesuatu hak
ah

lik
tanah pertanian, pada asasnya diwajibkan untuk mengerjakan
atau mengusahakan sendiri secara aktif dengan mencegah
cara-cara pemerasan (Pasal 10 ayat 1 UUPA);
am

ub
c. Setiap pemegang hak dilarang menelantarkan tanah;
Sesuai dengan ketentuan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 5
ep
k

Tahun 1960, ditegaskan bahwa hak-hak atas tanah dibatasi oleh


ah

fungsi sosial “Semua hak atas tanah mempunyai fungsi sosial”.


R
Dalam Penjelasan Umum Nomor II/4 Penjelasan Pasal Demi

si
Pasal, dijelaskan bahwa tidak hanya hak milik tetapi semua hak

ne
ng

atas tanah mempunyai fungsi sosial, lebih lanjut dijelaskan


sebagai berikut:
“Dasar yang keempat diletakkan dalam Pasal 6, yaitu bahwa

do
gu

semua hak atas tanah mempunyai fungsi sosial. Ini berarti bahwa
hak atas tanah apapun yang ada pada seseorang, tidaklah dapat
In
A

dibenarkan, bahwa tanahnya itu akan dipergunakan (atau tidak


dipergunakan) semata-mata untuk kepentingan pribadinya,
ah

apalagi kalau hal itu menimbulkan kerugian bagi masyarakat.


lik

Penggunaan tanah harus disesuaikan dengan keadaannya dan


sifat daripada haknya, hingga bermanfaat baik bagi kesejahteraan
m

ub

dan kebahagiaan yang mempunyainya maupun bermanfaat pula


bagi masyarakat dan Negara. Tetapi dalam pada itu ketentuan
ka

ep

tersebut tidak berarti bahwa kepentingan perseorangan akan


terdesak sama sekali oleh kepentingan umum (masyarakat).
ah

UUPA memperhatikan pula kepentingan-kepentingan


R

es

perseorangan. Kepentingan masyarakat dan kepentingan


M

perseorangan haruslah saling mengimbangi, hingga pada akhirnya


ng

on

Halaman 40 dari 42 halaman. Putusan Nomor 311 K/TUN/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
akan tercapailah tujuan pokok: kemakmuran, keadilan dan

R
kebahagiaan bagi rakyat seluruhnya”;

si
Dari ketentuan tersebut dapat disimpulkan bahwa tanah yang

ne
ng
dipunyai dengan sesuatu hak atas tanah oleh seseorang selain
mempunyai fungsi bagi pemegang haknya, juga mempunyai
fungsi bagi masyarakat. Sehingga dalam penggunaan tanah harus

do
gu memperhatikan dua kepentingan, yaitu kepentingan pemegang
hak dan kepentingan masyarakat/sosial. Kedua kepentingan ini

In
A
dinilai seimbang, artinya tidak boleh saling merugikan.
Kepentingan pemegang hak tidak boleh merugikan kepentingan
ah

sosial, demikian pula sebaliknya kepentingan sosial tidak boleh

lik
merugikan kepentingan pemegang hak;
Penggunaan tanah yang tidak memberi manfaat bagi masyarakat
am

ub
lebih-lebih merugikan masyarakat dilarang. Sesuai dengan
ketentuan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960
ep
tersebut, apabila negara memerlukan tanah untuk kepentingan
k

umum/ masyarakat, maka pemegang hak harus merelakan


ah

tanahnya untuk diambil oleh Negara, dan kepada pemegang


R

si
haknya harus memperoleh kompensasi berupa pemberian ganti
rugi yang layak.

ne
ng

Pasal 6 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 secara tegas


menyatakan bahwa semua hak atas tanah mempunyai fungsi

do
gu

sosial. Sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 4 ayat (2)


Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960, pengertian hak atas tanah
adalah hak yang memberi wewenang kepada pemegang haknya
In
A

untuk menggunakan tanahnya, termasuk tubuh bumi, air dan


ruang yang ada di atasnya sekedar diperlukan untuk kepentingan
ah

lik

yang langsung berhubungan dengan penggunaan tanahnya;


Apabila Pasal 6 dihubungkan dengan Pasal 4 ayat (2) dan Pasal
m

ub

16 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960, maka dapat ditarik


kesimpulan bahwa hanya hak-hak atas tanah sebagaimana yang
ka

disebut dalam Pasal 16 saja yang mempunyai fungsi sosial;


ep

PEMBERIAN HAK ATAS TANAH;


ah

Bahwa pemberian suatu hak atas tanah oleh Negara/Pemerintah


R

Republik Indonesia dalam hal ini Badan Pertanahan Nasional,


es

yang dituangkan dalam suatu Surat Keputusan Pemberian Hak,


M

ng

on

Halaman 41 dari 42 halaman. Putusan Nomor 311 K/TUN/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pada dasarnya merupakan bentuk perjanjian antara Negara/

R
Pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini Badan Pertanahan

si
Nasional dengan penerima hak. Konsekuensi hukum dari sahnya

ne
ng
suatu perjanjian mengacu pada ketentuan Pasal 1320 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata, dimana ditegaskan bahwa
syarat formil sahnya suatu perjanjian harus terpenuhinya syarat

do
gu subjek dan syarat obyek;
Dalam pemberian hak atas tanah kepada perorangan dan Badan

In
A
Hukum merupakan perjanjian dan berdasarkan ketentuan Pasal
1338 berlaku sebagai Undang-Undang. Oleh karenanya,
ah

lik
merupakan suatu bentuk kesepakatan bersama yang
menimbulkan kembali kewajiban yang harus dipatuhi dan
dilaksanakan oleh para pihak;
am

ub
Oleh karena pemberian hak tersebut merupakan perjanjian, maka
dalam keputusan pemberian hak tersebut terdapat syarat,
ep
ketentuan dan kewajiban bagi penerima hak. Apabila persyaratan/
k

kewajiban tersebut tidak dipenuhi oleh penerima hak, maka


ah

keputusan pemberian hak tersebut dapat dibatalkan oleh Negara/


R

si
Pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini Badan Pertanahan

ne
Nasional atau batal demi hukum;
ng

PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung

do
gu

berpendapat:
Bahwa alasan-alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena
In
A

Judex Facti dalam pertimbangan hukumnya sudah tepat dan tidak salah
menerapkan hukum, karena Keputusan Tata Usaha Negara in litis terbit
ah

lik

bertentangan dengan aturan formal yang mengatur prosedurnya. Disamping itu


penerbitan objek sengketa telah cacat prosedur, tidak sesuai dengan Tata Cara
Penerbitan Tanah Terlantar, karena ternyata Berita Acara Identifikasi dan
m

ub

Penelitian Tanah Hak Guna Usaha Nomor 01 tanggal 21 Juni 1988 atas nama
ka

PT. Krama Yudha Sapta tidak ditandatangani dan ternyata Tergugat tidak dapat
ep

membuktikan adanya Surat Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional


tanggal 27 April 2010 dan Pengumuman tanggal 29 April 2010 yang dimaksud
ah

oleh Tergugat;
R

es

Bahwa lagi pula pada hakekatnya alasan-alasan kasasi ini mengenai


M

penilaian hasil pembuktian yang bersifat penghargaan tentang suatu kenyataan,


ng

on

Halaman 42 dari 42 halaman. Putusan Nomor 311 K/TUN/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
hal mana tidak dapat dipertimbangkan dalam pemeriksaan pada tingkat kasasi,

R
karena pemeriksaan pada tingkat kasasi hanya berkenaan dengan tidak

si
dilaksanakan atau ada kesalahan dalam pelaksanaan hukum sebagaimana

ne
ng
yang dimaksud dalam Pasal 30 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985
sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004,
dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009;

do
gu Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, ternyata
putusan Judex Facti dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum

In
A
dan/atau undang-undang, maka permohonan kasasi yang diajukan oleh
Pemohon Kasasi: KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK
ah

INDONESIA tersebut harus ditolak;

lik
Menimbang, bahwa dengan ditolaknya permohonan kasasi, maka
Pemohon Kasasi dinyatakan sebagai pihak yang dikalahkan, dan karenanya
am

ub
dihukum untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini;
Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009
ep
tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985
k

tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang


ah

Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 3


R

si
Tahun 2009, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9

ne
ng

Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun


2009, serta peraturan perundang-undangan lain yang terkait;

do
gu

MENGADILI,
Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi: KEPALA BADAN
PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA tersebut;
In
A

Menghukum Pemohon Kasasi untuk membayar biaya perkara dalam


tingkat kasasi sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah);
ah

lik

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah


Agung pada hari Kamis, tanggal 29 Agustus 2013 oleh Dr. H. Imam Soebechi,
m

ub

SH., MH., Ketua Muda Urusan Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara yang
ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, H. Yulius, SH.,
ka

MH. dan Marina Sidabutar, SH., MH. Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota
ep

Majelis, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga
ah

oleh Ketua Majelis beserta Hakim-Hakim Anggota Majelis tersebut dan dibantu
R

oleh Sumartanto, SH. Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh para pihak.
es
M

ng

Anggota Majelis: Ketua Majelis,


on

Halaman 43 dari 42 halaman. Putusan Nomor 311 K/TUN/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
ttd./H. Yulius, SH., MH. ttd./Dr. H. Imam Soebechi, SH., MH.
ttd./Marina Sidabutar, SH., MH.

si
ne
ng
Biaya-biaya perkara: Panitera Pengganti,

do
gu 1. Meterai .............. Rp. 6.000,- ttd./Sumartanto, SH.
2. Redaksi ............. Rp. 5.000,-
3. Administrasi …...Rp. 489.000,- +

In
A
Jumlah ...... Rp. 500.000,-
ah

Untuk Salinan

lik
MAHKAMAH AGUNG R.I.
a.n. Panitera
Panitera Muda Tata Usaha Negara,
am

ub
ep
k

ASHADI, SH.
NIP. : 220000754
ah

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on

Halaman 44 dari 42 halaman. Putusan Nomor 311 K/TUN/2013


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44

Anda mungkin juga menyukai