u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
P U T U S A N
Nomor 1300 K/PDT/2014
si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
ne
ng
M AHKAM AH AGUNG
do
gu berikut dalam perkara :
I. BADAN ARBITRASE NASIONAL INDONESIA (BANI),
In
A
diwakili oleh Ir. Harianto Sunidja, M.Sc.,Ph.D, FCBArb, Wakil
Ketua Badan Arbitrase Nasional Indonesia, berkedudukan di
ah
lik
Gedung Wahana Graha lantai 1 dan 2, Jalan Mampang
Prapatan Nomor 2, Jakarta Selatan, dalam hal ini memberi
kuasa kepada Rahayu Indrastuti, S.H.,M.H., dan kawan-
am
ub
kawan, Para Advokat, beralamat di Jalan Iskandarsyah I
Nomor 4 Kebayoran Batu, Jakarta Selatan, berdasarkan Surat
ep
Kuasa Khusus tanggal 3 Maret 2014;
k
si
2. Dr. FRANS HENDRA WINARTA, S.H., M.H., FCBrb, ;
3. Dr DANRIVANTO BUDHIJANTO, S.E., LLM, in IT LAW,
ne
ng
do
gu
lik
ub
III/Para Pembanding I;
ep
Melawan:
ah
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Widodo, S.H., Advokat beralamat di Jalan H. Bakot Nomor 44
si
RT 003 RW 01, Kelurahan Pinang Ranti, Kecamatan Makasar,
Jakarta Timur, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 14
ne
ng
April 2014;
Termohon Kasasi dahulu Penggugat/Terbanding;
Mahkamah Agung tersebut;
do
gu Membaca surat-surat yang bersangkutan;
Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang
In
A
Termohon Kasasi dahulu sebagai Penggugat telah menggugat sekarang Para
Pemohon Kasasi dahulu sebagai Para Tergugat di muka persidangan
ah
lik
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada pokoknya atas dalil-dalil:
1. Bahwa Penggugat adalah ahli sebagai Termohon dalam perkara arbitrase
dengan register perkara Nomor 397/V/ARB-BANI/2011, yang dimohonkan
am
ub
oleh PT Pertamina EP pada tanggal 2 Mei 2011 melalui Tergugat IV;
2. Bahwa guna memeriksa dan mengadili perkara Nomor 397/V/ARB-
ep
BANI/2011 tersebut oleh Tergugat IV melalui surat keputusan Nomor
k
si
terdiri dari 1. Prof. Dr. H. Priyatna Abdurrasyid, S.H., Ph.D., FCBArb sebagai
Ketua Majelis Arbitrase, 2. Dr. Frans Hendra Winarta, SH., M.H., FCBArb,
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
BANI/2011;
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
5. Bahwa selanjutnya Tergugat IV pada tanggal 2 Agustus 2011 telah
si
membentuk kembali susunan Majelis Arbitrase yang baru dalam Perkara
Nomor 397/V/ARB-BANI/2011 yang tertuang dalam Surat Keputusan Nomor
ne
ng
11.137/VII/SK-BANI/PA, tertanggal 2 Agustus 2011 tentang Pengangkatan
Majelis Arbitrase, dimana pembentukan dan pengangkatan Majelis Arbitrase
baru tersebut tanpa memperhatikan/mempertimbangkan masukan dan
do
gu keberatan serta penolakan yang disampaikan oleh Termohon dan hanya
mengakomodir keberatan dan penolakan dari Pemohon;
In
A
6. Bahwa susunan Majelis Arbitrase baru yang dibentuk dan diangkat oleh
Tergugat IV tersebut, terdiri dari: 1. M. Husseyn Umar, S.H., FCBArb
ah
lik
(Tergugat I) sebagai Ketua Majelis Arbitrase, 2. Dr. Frnas Hendra Winarta,
S.H., M.H., FCBArb (Tergugat II), dan 3. Dr. Danrivanto Budhijanto, S.H., LL.
In IT Law (Tergugat III) yang keduanya masing-masing sebagai Anggota
am
ub
Majelis Arbitrase;
7. Bahwa oleh karena Penggugat menilai Surat Keputusan tentang
ep
Pengangkatan Majelis Arbitrase yang diterbitkan oleh Tergugat IV tersebut
k
si
mengajukan gugatan perbuatan melawan hukum terhadap Tergugat IV di
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang terdaftar dalam register perkara
ne
ng
do
gu
lik
ub
Penyelesaian Sengketa;
ah
9. Bahwa akan tetapi Tergugat I,II dan III dalam menjalankan fungsinya selaku
R
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
30 tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, hal
si
ini dapat dibuktikan dengan fakta-fakta hukum sebagai berikut:
9.1. Bahwa perkara Nomor 397/V/ARB-BANI/2011 telah diputus oleh
ne
ng
Tergugat I,II dan III pada tanggal 21 November 2011, dengan putusan
verstek yaitu tanpa hadirnya Termohon;
9.2. Bahwa putusan verstek untuk arbitrase diatur dalam Pasal 44 Undang-
do
gu Undang Nomor 30 tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa;
In
A
9.3. Bahwa bunyi selengkapnya Pasal 44 adalah sebagai berikut:
Ayat (1) : Apabila pada hari yang telah ditentukan sebagaimana di
ah
lik
maksud dalam Pasal 40 ayat (2) termohon tanpa suatu
alasan sah tidak datang menghadap sedangkan Termohon
telah dipanggil secara patut, arbiter atau majelis arbitrase
am
ub
segera melakukan pemanggilan sekali lagi;
Ayat (2) : Paling lama 10 (sepuluh) hari setelah pemanggilan kedua
ep
diterima Termohon dan tanpa alasan sah termohon juga
k
si
pemohon di kabulkan seluruhnya, kecuali tuntutan tidak
beralasan atau tidak berdasarkan hukum;
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
oleh Tergugat IV dan menuntut pembatalan Surat Keputusan Tergugat
si
IV Nomor 11.112/VII/SK-BANI/HU, tanggal 21 Juli 2011 jo. Surat
Keputusan Tergugat IV Nomor 11.137/VII/SK-BANI/PA tanggal 2
ne
ng
Agustus 2011 tentang pengangkatan majelis Arbitrase tersebut;
9.6. Bahwa oleh Tergugat I,II, III dan IV terhadap perkara Nomor
397/V/ARB-BANI/2011 tetap dilanjutkan pemeriksaannya tanpa
do
gu hadirnya termohon dan diputus pada tanggal 21 November 2011
dengan putusan verstek;
In
A
9.7. Bahwa apabila dicermati Putusan Verstek perkara Nomor 397/V/ARB-
BANI/2011 yang telah di putus oleh Tergugat I, II dan III pada tanggal
ah
lik
21 November 2011 tersebut telah melanggar hukum yaitu Pasal 44
ayat (2) Undang-Undang Nomor 30 tahun 1999 tentang Arbitrase dan
Alternatif Penyelesaian Sengketa, yang memberikan batas waktu
am
ub
terhadap putusan verstek paling lama 10 (sepuluh) hari setelah
pemanggilan kedua diterima termohon dan tanpa alasan sah
ep
Termohon juga tidak datang menghadap di muka persidangan;
k
si
397/V/ARB-BANI/2011 tersebut sudah seharusnya mengambil
keputusan pada tanggal 23 September 2011 yaitu 10 (sepuluh) hari
ne
ng
setelah Termohon dipanggil untuk kedua kalinya dan tanpa alasan sah
Termohon juga tidak datang menghadap di muka persidangan pada
do
gu
BANI/2011 tersebut diputus oleh Tergugat I,II dan III dengan cara
melanggar hukum yaitu melampaui batas waktu yang telah ditentukan
ah
lik
ub
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
10. Bahwa selain itu menurut etika dan kepatutan serta mengacu pada bunyi
si
Pasal 25 ayat (1), (2) dan (3) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999
tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, mengenai adanya
ne
ng
tuntutan hak ingkar yang diajukan oleh salah satu pihak, dalam hal ini
Penggugat telah mengajukan gugatan perbuatan melawan hukum terhadap
Tergugat IV dalam perkara Nomor 454/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Sel., yang pada
do
gu intinya keberatan terhadap pengangkatan Majelis Arbitrase yang dilakukan
oleh Tergugat IV dan menuntut pembatalan Surat Keputusan Tergugat IV
In
A
Nomor 11.112/VII/SK-BANI/HU, tanggal 21 Juli 2011 jo. Surat Keputusan
Tergugat IV Nomor 11.137/VII/SK-BANI/PA tertanggal 2 Agustus 2011
ah
lik
tentang Pengangkatan Majelis Arbitrase tersebut;
11. Bahwa perkara Nomor 454/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Sel. tersebut sedang
berlangsung di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, sudah sepatutnya Tergugat
am
ub
I,II,III dan IV menghentikan terlebih dahulu pemeriksaan perkara arbitrase
Nomor 397/V/ARB-BANI/2011 tersebut dikarenakan keabsahan Surat
ep
Keputusan Tergugat IV Nomor 11.112/VII/SK-BANI/HU, tanggal 21 Juli 2011 jo.
k
si
disengketakan di depan Pengadilan, hal ini secara rasional yuridis di
maksudkan supaya putusan arbitrase yang telah diputus tidak menjadi sia-sia
ne
ng
do
gu
lik
ub
adanya NSO Short Fall yang berkaitan dengan NSO (Non Searable Operating)
R
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
dan 2009 hanya dikaitkan dengan masa berlaku EOR dan rumusan Decline
si
Factor. Hal ini bertentangan dengan fakta-fakta sebagai berikut:
12.1. Bahwa untuk NSO tahun 2008 dan 2009 adalah tidak ada, hal ini
ne
ng
dibuktikan dengan tagihan-tagihan periode 2008 dan 2009 yang
dilakukan oleh Penggugat kepada PT Pertamina EP. Tagihan-tagihan
tersebut dibayar secara penuh setelah mendapat persetujuan dari
do
gu Management PT Pertamina EP. Dengan demikian tidak ada NSO 2008
dan 2009;
In
A
12.2. Di RK & A tahun 2008 dan 2009 yang disetujui oleh Penggugat dan PT
Pertamina EP hanya ada kewajiban NSO Short Fall yaitu kewajiban
ah
lik
hutang produksi yang tidak tercapai sesuai dengan Exhibit E mengenai
Production Forecast dengan rumusan Decline Factor yang dilakukan
oleh kontraktor-kontraktor sebelum Penggugat;
am
ub
13. Bahwa seandainya NSO 2008 dan 2009 di pertimbangkan dan dihitung
haruslah didukung dengan faktor faktor sebagai berikut:
ep
- Perhitungan NSO 2008 dan 2009 dengan rumusan perhitungan Decline
k
Factor pada kondisi saat itu bukan pada kondisi 14 yang lalu karena
ah
dalam kurun waktu 1994 s.d. 2008 banyak terdapat NSO short fall
R
si
(kewajiban hutang produksi yang tidak tercapai sesuai dengan Exhibit E
mengenai Productioan Forecast);
ne
ng
- Pembayaran untuk periode 2008 dan 2009 yang sudah disepakati tidak
ada perhitungan NSO sehingga hasil produksi merupakan SO yang telah
do
gu
lik
ub
Maka oleh karena itu sudah sepatutnya terhadap Para Tergugat tersebut di
M
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
15. Bahwa perbuatan melawan hukum Para Tergugat tersebut telah
si
mengakibatkan kerugian secara materiil dan immateriil bagi Penggugat yaitu:
Kerugian Materiil: yaitu sebesar USD 12.838.844,57 (dua belas juta delapan
ne
ng
ratus tiga puluh delapan ribu delapan ratus empat puluh empat Dollar
Amerika Serikat lima puluh tujuh sen);
Kerugian Immateriil yaitu kredibilitas Penggugat menjadi turun dimata publi k
do
gu menjadi susah mendapatkan kepercayaan di dunia bisnis khususnya dalam
bidang pertambangan minyak dan mineral, yang apabila dinilai dengan uang
In
A
sebesar Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah);
16. Bahwa oleh karena Para Tergugat dinyatakan telah melakukan perbuatan
ah
lik
melawan hukum dan Putusan Perkara Nomor 397/V/ARB-BANI/2011
tanggal 21 November 2011 di kualifikasikan melanggar hukum, maka sudah
sepatutnya Putusan Badan Arbitrase Nasional Indonesia Nomor 397/V/ARB-
am
ub
BANI/2011 tanggal 21 November 2011 tersebut haruslah dinyatakan tidak
sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum;
ep
17. Bahwa oleh karena Putusan Badan Arbitrase Nasional Indonesia Nomor
k
sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum, maka terhadap putusan Badan
R
si
Arbitrase Nasional Indonesia Nomor 397/V/ARB-BANI/2011 tanggal 21
November 2011 tersebut haruslah dinyatakan non eksekutabel;
ne
ng
do
gu
lik
ub
perkara ini;
ep
21. Bahwa oleh karena gugatan ini telah didasarkan pada bukti-bukti otentik dan
ah
kuat menurut hukum, maka bersama ini Penggugat mohon agar Pengadilan
R
ng
DALAM PROVISI;
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
1. Bahwa Putusan Badan Arbitrase Nasional Indonesia Nomor 397/V/ARB-
si
BANI/2011 tanggal 21 November 2011 oleh Tergugat IV telah diserahkan dan
didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 15 Desember
ne
ng
2011 dengan Register Pendaftaran Nomor 18/ARB/HKM/2011/ PN. Jkt.Sel;
2. Bahwa terhadap Putusan Badan Arbitrase Nasional Indonesia Nomor
397/V/ARB-BANI/2011 tanggal 21 November 2011 sekarang telah
do
gu dimohonkan untuk dieksekusi dimana sudah dikeluarkan Penetapan
Aanmaning oleh Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor
In
A
17/Eks.ARB/2012/PN.Jkt.Sel. tanggal 8 Oktober 2012;
3. Bahwa penetapan aanmaning oleh Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
ah
lik
Nomor 17/Eks.ARB/2012/PN. Jkt.Sel., tanggal 8 Oktober 2012 tersebut
tentunya akan ditindaklanjuti dengan penetapan eksekusi dan berujung pada
eksekusi riil;
am
ub
4. Bahwa oleh karena Putusan Badan Arbitrase Nasional Indonesia Nomor
397/V/ARB-BANI(/2011 tanggal 21 November 2011 tersebut melanggar hukum
ep
dan mengacu pada Bab VI Pelaksanaan Putusan Pengadilan Pasal 36 ayat (4)
k
si
kemanusiaan dan keadilan serta terhadap putusan tersebut sekarang sedang
disengketakan di Pengadilan, supaya tidak menimbulkan kesulitan untuk
ne
ng
do
gu
ini memohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan atau Majelis
Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan menetapkan
In
menunda pelaksanaan putusan tersebut sampai adanya putusan dalam
A
lik
ub
Dalam Provisi
1. Menerima dan mengabulkan tuntutan Provisi dari Penggugat untuk
ka
seluruhnya;
ep
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
2. Menyatakan Tergugat I, II, III dan IV terbukti telah melakukan perbuatan
si
melawan hukum;
3. Menyatakan Putusan Badan Arbitrase Nasional Indonesia Nomor
ne
ng
397/V/ARB-BANI/2011 tanggal 21 November 2011 adalah tidak sah dan
tidak mempunyai kekuatan hukum;
4. Menyatakan Putusan Badan Arbitrase Nasional Indonesia Nomor
do
gu 397/V/ARB-BANI/2011 tanggal 21 November 2011 adalah non eksekutabel;
5. Menyatakan Penetapan Aanmaning oleh Ketua Pengadilan Negeri Jakarta
In
A
Selatan Nomor 17 Eks. ARB/2012/PN.Jkt.Sel.,tanggal 8 November 2012
sebagai wujud tindak lanjut dari pelaksanaan putusan tersebut adalah tidak
ah
lik
mempunyai kekuatan hukum dan non eksekutabel;
6. Menyatakan putusan ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu, (serta merta)
walaupun ada banding, kasasi maupun upaya hukum lain;
am
ub
7. Menghukum Para Tergugat untuk membayar seluruh kerugian yang dialami
Penggugat, kerugian materiil dan immaterial, dengan rincian kerugian
ep
sebesar sebagai berikut:
k
delapan ratus tiga puluh delapan ribu delapan seratus empat puluh empat
R
si
Dollar Amerika Serikat lima puluh tujuh sen);
- Kerugian Immateriil yaitu kredibilitas Penggugat menjadi turun dimata
ne
ng
do
gu
Atau:
Apabila Majelis Hakim yang mengadili dan memeriksa perkara ini berpendapat
ah
lik
ub
Tergugat I s.d. Tergugat III dengan ini menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil
ep
ongegrond.
M
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Tergugat I s.d. Tergugat III selaku Majelis Arbitrase tidak dapat digugat
si
terkait pelaksanaan tugas dan fungsinya dalam memeriksa dan memutus
perkara BANI Nomor 397/2011;
ne
ng
2. Dalam gugatannya, Penggugat telah menarik Tergugat I s.d. Tergugat III
sebagai pihak dalam gugatan a quo dalam kapasitas mereka selaku Mejalis
Arbitrase yang menjalankan fungsinya dalam memeriksa, mengadili dan
do
gu memutus perkara BANI Nomor 397/2011. Hal ini terlihat jelas dalam
beberapa bagian gugatan Penggugat, antara lain sebagai berikut:
In
A
Halaman 1 gugatan Penggugat:
“Dengan ini Penggugat hendak mengajukan gugatan perbuatan melawan
ah
lik
hukum terhadap:
1. M.Husseyn Umar, S.H., FCBArb., dalam kapasitasnya selaku Majelis
Arbitrase dalam perkara Nomor 397/V/ARB-BANI/2011 beralamat di ….
am
ub
Untuk selanjutnya disebut disebut sebagai ……………….Tergugat I;
2. Dr. Frans Hendra Winarta, S.H.,M.H., FCBArb, dalam kapasitasnya
ep
selaku Majelis Arbitrase dalam Perkara Nomor 397/V/ARB-BANI/2011
k
si
selaku Majelis Arbitrase dalam Perkara Nomor Nomor 397/V/ARB-
BANI/2011 beralamat di ……, untuk selanjutnya disebut sebagai
ne
ng
……..Tergugat III;
Halaman 3 s.d. 4 Nomor 8 dan Nomor 9 gugatan Penggugat;
do
gu
“8. Bahwa tentunya Tergugat I,II dan III dalam menjalankan fungsinya
selaku Majelis Arbitrase dalam memeriksa dan mengadili serta
In
memutuskan perkara Nomor 397/V/ARB-BANI/2011 dalam
A
lik
9. Bahwa akan tetapi Tergugat I,II dan III dalam menjalankan fungsinya
selaku Majelis Arbitrase dalam memeriksa dan mengadili serta
m
ub
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
“Arbiter atau Majelis Arbitrase tidak dapat dikenakan tanggung jawab hukum
si
apapun atas segala tindakan yang diambil selama proses persidangan
berlangsung untuk menjalankan fungsinya sebagai arbiter atau Majelis
ne
ng
Arbitrase, kecuali dapat dibuktikan adanya itikad tidak baik dari tindakan
tersebut.”;
4. Selain itu, seorang arbiter atau Majelis Arbitrase dalam suatu perkara
do
gu arbitrase pada dasarnya merupakan “Hakim Partikelir:. Hal ini sesuai
dengan pendapat Prof. Mr. Dr. Sudargo Gautama dalam bukunya yang
In
A
berjudul Undang-Undang Arbitrase Baru 1999, Cetakan ke-1, PT. Citra
Aditya Bakti, Bandung,1999, halaman 8 s.d. 9 yang menyatakan sebagai
ah
lik
berikut:
“…. Para arbiter memang dapat dipandang sebagai “Hakim Partikelir”,
orang-orang dari dunia swasta, kadang-kadang professional, praktisi
am
ub
hukum, konsultan hukum, Pengacara, tetapi tidak boleh menjabat sebagai
Hakim, Jaksa,Panitera Pengadilan atau Penyidik lain dalam dunia peradilan.
ep
Jalan perkiraan pembuat undang-undang ialah agar mereka sebagai arbiter
k
..…… Tetapi para pihak memilih para “Hakim Partikelir” (arbiter) sendiri,
R
si
walau harus membayar …..”
Oleh karena itu, adalah sesuai dan tidaklah berlebihan untuk
ne
ng
do
gu
“…. Hakim dalam perkara adalah bebas dari gugatan ganti rugi karena
adanya kesalahan dalam perbuatan yang merupakan pelaksanaan
ah
lik
ub
berpegang teguh pada SEMA Nomor 9/1976 dan menolak gugatan tersebut.
ep
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Hakim didalam pelaksanaan tugas peradilannya dapat mengindahkan hal-
R
hal tersebut di atas dan menolak permohonan tersebut.“
si
Atas hal tersebut di atas, jelas bahwa Tergugat I s.d. Tergugat III dalam
ne
ng
kapasitasnya selaku Majelis Abitrase yang memeriksa dan memutus
Perkara BANI Nomor 397/2011 tidak dapat digugat dalam perkara perdata a
quo, karena dilindungi oleh hukum dan memiliki imunitas (bebas dari
do
gu gugatan ganti rugi) layaknya seorang Hakim dalam melaksanakan tugas
peradilannya;
In
A
5. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka gugatan Penggugat telah
diajukan secara tidak berdasar hukum, karena telah menggugat Tergugat I
ah
lik
s.d. Tergugat III dalam kapasitasnya selaku Majelis Arbitrase yang notabene
memiliki iunitas untuk tidak dapat dikenakan tanggung jawab hukum apapun
atas segala tindakan yang diambil dalam memeriksa dan memutus Perkara
am
ub
BANI Nomor 397/2011. Oleh karena itu, sudah selayaknya apabila gugatan
Penggugat yang tidak berdasar hukum ini dinyatakan tidak dapat diterima
ep
(niet ontvankelijk verklaard) oleh Majelis Hakim yang memeriksa dan
k
si
6. Dalam memeriksa dan memutus Perkara BANI Nomor 397/2011, Tergugat I
s.d. Tergugat III bertindak selaku Majelis Arbitrase yang diangkat dan
ne
ng
do
gu
s.d. T.III-1). Artinya, Tergugat I s.d. Tergugat III bertindak dalam kapasitas
mereka selaku Majelis Arbitrase yang memeriksa dan mengadili Perkara
In
BANI Nomor 397/2011 atas nama BANI (Tergugat IV);
A
7. Kapasitas atau kedudukan hukum Tergugat I s.d. Tergugat III selaku Majelis
Arbitrase yang hanya merupakan perwakilan BANI dalam memeriksa dan
ah
lik
ub
Bab III diatas, Majelis Arbitrase akan memeriksa dan memutus sengketa
ah
antara para pihak atas nama BANI dan karenanya dapat melaksanakan
R
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
perdamaian diantara para pihak. Upaya perdamaian tersebut tidak
si
mempengaruhi batas waktu pemeriksaan di persidangan yang dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (7).“
ne
ng
Selaras dengan ketentuan Pasal 13 ayat (1) Prosedur BANI diatas, lebih
lanjut Dr. R.M. Gatot P. Soemartono, S.E., S.H.,M.M., LLM., dalam bukunya
yang berjudul Arbitrase dan Mediasi di Indonesia, PT Gramedia Pustaka
do
gu Utama, Jakarta, 2006, halaman 100, menyatakan sebagai berikut:
“Setelah terbentuk, Majelis Arbitrase akan memeriksa dan memutus
In
A
sengketa para pihak atas nama BANI dan karenanya dapat melaksanakan
segala kewenangan yang dimiliki BANI sehubungan dengan pemeriksaan
ah
lik
8. Dengan kapasitas atau kedudukan hukum Tergugat I s.d. Tergugat III selaku
Majelis Arbitrase yang bertindak atas nama BANI (Tergugat IV), maka jelas
am
ub
hubungan dan kepentingan hukum (point d’interest, point d’action) dalam
perkara BANI Nomor 397/2011 pada faktanya hanya terjalin antara
ep
Penggugat selaku Termohon Abitrase, PT Pertamina E.P., selaku Pemohon
k
Arbitrase, dan BANI (Tergugat IV) selaku forum penyelesaian sengketa yang
ah
dipilih oleh para pihak secara sukarela dan digunakan dalam pemeriksaan
R
si
perkara arbitrase tersebut. Penggugat sama sekali tidak memiliki hubungan
dan kepentingan hukum (point d’interest, point d’action) dengan Tergugat I
ne
ng
s.d. Tergugat III yang bertindak untuk dan atas nama (wakil) dari BANI
(Tergugat IV) dalam memeriksa dan memutus Perkara BANI Nomor
do
gu
397/2011 tersebut;
9. Padahal, hukum acara perdata Indonesia mempersyaratkan adanya suatu
hubungan dan kepentingan hukum (point d’interest, point d’action) dalam
In
A
lik
dapat mengajukan sebuah gugatan telah menjadi suatu prinsip hukum acara
perdata yang paling fundamental, sebagaimana yang terlihat jelas dari
m
ub
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
“syarat mutlak untuk menuntut seseorang didepan pengadilan adalah
R
adanya perselisihan hukum antara kedua belah pihak.”
si
- Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 4
ne
ng
K/RUP/1958 tanggal 13 Desember 1959, yang menyatakan:
“Untuk dapat menuntut seseorang di depan pengadilan adalah syarat
mutlak bahwa harus ada perselisihan hukum antara kedua belah pihak
do
gu yang berperkara.”
- Doktrin hukum Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo,S.H., dalam bukunya yang
In
A
berjudul Hukum Acara Perdata Indonesia, Edisi Keempat, Penerbit
Liberty, Yogyakarta, 1993, halaman 39, yang menyatakan:
ah
lik
cukup, merupakan syarat utama untuk dapat diterimanya tuntutan hak itu
oleh pengadilan guna diperiksa point d’interest, point d’action.”
am
ub
Lebih lanjut, dalam bukunya yang sama halaman 38 s.d. 39, Prof. Dr.
Sudikno Mertokusumo,S.H., menyatakan:
ep
“Jadi tidak setiap orang yang mempunyai kepentingan dapat mengajukan
k
si
kebanjiran hak. Untuk mencegah agar setiap orang tidak asal saja
mengajukan tuntutan hak ke pengadilan yang akan menyulitkan
ne
ng
do
gu
tuntutan hak.”
- Doktrin hukum M. Yahya Harahap,S.H., dalam bukunya yang berjudul
In
Hukum Acara Perdata Tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan,
A
lik
“Gugatan yang diajukan oleh orang yang tidak berhak atau tidak memiliki
hak untuk itu, merupakan gugatan yang mengandung cacat formil error in
m
ub
untuk itu.”
ep
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
hukum (point d’interest, point d’action) apapun dengan Tergugat I s.d.
si
Tergugat III yang notabene merupakan Majelis Arbitrase yang bertindak
untuk dan atas nama (wakil) BANI (Tergugat IV) dalam memeriksa dan
ne
ng
memutus perkara BANI Nomor 397/2011;
Dengan kata lain, gugatan kata lain, gugatan Penggugat telah diajukan
secara salah pihak (error in persona) karena telah diajukan kepada
do
gu Tergugat I s.d. Tergugat III yang tidak memiliki hubungan dan
kepentingan hukum (point d’interest, point d,action) dengan Penggugat;
In
A
10. Oleh karena gugatan Penggugat telah diajukan secara salah pihak (error in
persona), maka gugatan a quo mengandung cacat formil dan sudah
ah
lik
selayaknya untuk dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelijk
verklaard) oleh Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus perkara
perdata a quo. Sehubungan dengan hal tersebut kiranya patut disimak
am
ub
pendapat M. Yahya Harahap, S.H., tentang eksepsi error in persona dalam
bukunya yang berjudul Hukum Acara Perdata tentang Gugatan,
ep
Persidangan, Penyitaan, pembuktian dan putusan Pengadilan, penerbit
k
si
tentang seorang pengurus yayasan yang digugat secara pribadi untuk
mepertanggung-jawabkan sengketa yang berkaitan dengan yayasan. Dalam
ne
ng
kasus demikian, orang yang ditarik sebagai tergugat tidak tepat, karena yang
semestinya ditarik sebagai Tergugat adalah yayasan.”
do
gu
11. Berdasarkan uraian di atas, jelas kapasitas Tergugat I s.d. Tergugat III
dalam perkara BANI Nomor 397/2011 hanyalah selaku Majelis Arbitrase
In
yang memeriksa dan memutus perkara abitrase tersebut untuk dan atas
A
nama BANI (Tergugat IV). Sehingga, gugatan Penggugat telah salah pihak
(error in persona) dan mengandung cacat formil karena telah diajukan
ah
lik
secara keliru terhadap Tergugat I s.d. Tergugat III yang sama sekali tidak
memiliki hubungan dan kepentingan hukum (point d’interest, point d, action)
m
ub
dengan Penggugat. Atas hal tersebut, sudah selayaknya jika Majelis Hakim
menyatakan gugatan Penggugat yang cacat formil ini tidak dapat diterima
ka
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
tidak mempunyai kekuatan hukum, dan tidak dapat dilaksanakan (non-
si
executable), serta menyatakan Penetapan Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan Nomor 17 Eks.ARB/2012/PN.Jkt.Sel. tanggal 8 Oktober 2012 tidak
ne
ng
mempunyai kekuatan hukum dan tidak dapat dilaksanakan (non-executable).
Hal ini sebagaimana terlihat dari petitum gugatan Penggugat, sebagai
berikut:
do
gu Petitum dalam provisi Nomor 1 s.d. 2 gugatan Penggugat:
1. Menerima dan mengabulkan tuntutan Provisi dari Penggugat untuk
In
A
seluruhnya;
2. Menetapkan menunda pelaksanaan Putusan Perkara Nomor
ah
lik
397/V/ARB-BANI/2011, tertanggal 21 November 2011, sampai adanya
putusan dalam perkara ini memiliki kekuatan hukum yang tetap.”
Petitum dalam pokok perkara Nomor 3 s.d. 5 gugatan Penggugat
am
ub
3. Menyatakan Putusan Badan Arbitrase Nasional Indonesia Nomor
397/V/ARB-BANI/2011 tanggal 21 November 2011 adalah tidak sah dan
ep
tidak mepunyai kekuatan hukum;
k
si
eksekutabel;
5. Menyatakan Penetapan Aanmaning oleh Ketua Pengadilan Negeri
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
2. Ditundanya Putusan Perkara BANI Nomor 397/2011 akan merugikan
si
hak dan kepentingan PT Pertamina EP yang pemenuhan haknya
bergantung pada pelaksanaan dari Putusan Perkara BANI Nomor
ne
ng
397/2011 yang bersifat final dan mempunyai kekuatan hukum tetap dan
mengikat para pihak (vide Pasal 60 Undang-Undang Arbitrase);
3. Apabila Putusan Perkara BANI Nomor 397/2011 dinyatakan tidak
do
gu sah,tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat, dan/atau dinyatakan
tidak dapat dilaksanakan (non-executable) oleh Pengadilan Negeri
In
A
Jakarta Selatan, maka hak dan kepentingan PT Pertamina EP yang
timbul dari Putusan Perkara BANI Nomor 397/2011 tersebut akan
ah
lik
dirugikan; dan
4. Dinyatakannya Penetapan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor
17 Eks.ARB/2012/PN.Jkt.Sel., tanggal 8 Oktober 2012 tidak mempunyai
am
ub
kekuatan hukum dan tidak dapat dilaksanakan (non executable) oleh
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan akan meniadakan hak-hak PT
ep
Pertamina EP yang timbul dari Putusan Perkara BANI Nomor 397/2011;
k
si
BANI Nomor 397/2011 dan Penetapan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
Nomor 17.Eks ARB/2012/PN.Jkt.Sel., tanggal 8 Oktober 2012 yang menjadi
ne
ng
obyek dari tuntutan Penggugat dalam petitum Gugatannya. Oleh karena itu,
sudah selayaknya apabila PT Pertamina EP untuk turut ditarik sebagai pihak
do
gu
pihak yang cukup. Gugatan harus menarik pihak-pihak secara lengkap untuk
kepentingan penyelesaian perkara secara tuntas dan menyeluruh. Hal ini
ah
lik
ub
Alasan pengajuan eksepsi ini, yaitu apabila orang yang ditarik sebagai
ah
Tergugat tidak lengkap. Atau orang yang bertindak sebagai Penggugat tidak
R
lengkap. Masih ada orang yang harus ikut dijadikan sebagai Penggugat
es
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
15. Selaras dengan doktrin hukum M. Yahya Harahap, S.H., tersebut, Lilik
si
Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Hukum Acara Perdata Menurut Teori
dan Praktek Peradilan Indonesia, Penerbit: Djambatan, Edisi Revisi,
ne
ng
Jakarta,2002, halaman 139, menyatakan sebagai berikut:
“Eksepsi plurium litis consortiu yaitu eksepsi Tergugat/Para Tergugat atau
Kuasanya yang menyatakan surat gugatan Penggugat/Para Penggugat atau
do
gu kuasanya harus ditolak karena mengandung cacat formal yaitu kurang
lengkapnya para pihak yang digugat.”
In
A
16. Lebih lanjut, terkait hal tersebut Ny. Retnowulan Sutantio, S.H., dalam
bukunya yang berjudul Hukum Acara Perdata Dalam Teori dan Praktek,
ah
lik
Penerbit CV Mandar Maju, Bandung, 1995, halaman 2, menyatakan sebagai
berikut:
“Dalam praktek istilah Turut Tergugat dipergunakan bagi orang-orang yang
am
ub
tidak menguasai barang sengketa atau tidak berkewajiban untuk melakukan
sesuatu, namun hanya demi lengkapnya suatu gugatan harus di
ep
ikutsertakan.”
k
17. Berdasarkan doktrin-doktrin para ahli huku tersebut di atas, jelas tidak
ah
si
gugatan Penggugat kurang pihak sehingga perkara perdata a quo tidak
dapat diselesaikan secara tuntas dan menyeluruh. Selain itu, tidak ditariknya
ne
ng
do
gu
consortium) dan oleh karenanya patut untuk dinyatakan tidak dapat diterima
(niet ontvankelijk verklaard). Hal ini sebagaimana yang dimaksud dalam
In
beberapa Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia, antara lain
A
sebagai berikut:
Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 938 K/Sip/1971
ah
lik
ub
“Jual beli antara Tergugat dengan orang ketiga tidak dapat dibatalkan tanpa
ah
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
“Bahwa oleh karena yang berhutang kepada Penggugat/Terbanding adalah
si
dua orang, seharusnya gugatan ditujukan kepada kedua orang tersebut,
bahwa karena gugatan tidak lengkap (yang digugatan hanya seorang)
ne
ng
gugatan harus dinyatakan tidak dapat diterima;
Yurisprudensi Mahkmah Agung Republik Indonesia Nomor 45 K/Sip/1954
tanggal 9 Mei 1956;
do
gu “Gugatan A terhadap B agar jual beli antara B dan C dibatalkan tidak dapat
diterima karena C tidak digugat pula“
In
A
Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 151 K/Sip/1972
tanggal 13 Mei 1975;
ah
lik
orang, seharusnya gugatan ditujukan kepada kedua orang tersebut.”
“Bahwa oleh karena gugatan tidak lengkap (yang digugat hanya seorang)
am
ub
gugatan harus dinyatakan tidak dapat diterima.”
Yurisprudensi Mahkah Agung Republik Indonesia Nomor 2438 K/Sip/1980
ep
tanggal 23 Maret 1982:
k
“Gugatan harus dinyatakan tidak dapat diterima, karena tidak semua ahli
ah
si
18. Berdasarkan uraian tersebut di atas, jelas bahwa gugatan Penggugat telah
diajukan secara kurang pihak karena tidak menarik PT Pertamina EP yang
ne
ng
do
gu
tuntas dan menyeluruh. Oleh karena itu, sudah selayaknya jika Majelis
Hakim yang memeriksa dan memutus perkara perdata a quo menyatakan
ah
lik
ub
ganti kerugian materiiil sejumlah USD 12.838.844,57 (dua belas juta delapan
ah
ratus tiga puluh delapan ribu delapan ratus empat puluh empat Dolar
R
Amerika Serikat dan lima puluh tujuh sen) kepada Penggugat. Hal ini
es
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Posita Nomor 15 gugatan Penggugat:
R
“Bahwa
si
perbuatan melawan hukum Para Tergugat tersebut telah
mengakibatkan kerugian secara materiil dan immateriil bagi Penggugat yaitu:
ne
ng
Kerugian Materiil: yaitu sebesar USD 12,838,844,57 (dua belas juta delapan
ratus tiga puluh delapan ribu delapan ratus empat puluh empat Dolar
Amerika Serikat lima puluh tujuh sen);
do
gu Petitum Dalam Pokok Perkara Nomor 7 Gugatan Penggugat:
“Menghukum Para Tergugat untuk membayar seluruh kerugian yang dialami
In
A
Penggugat, kerugian materiil dan immateriil, dengan rincian kerugian
sebesar sebagai berikut:
ah
lik
- Kerugian Materiil: yaitu sebesar USD 12,838,844.57 (dua belas juta
delapan ratus tiga puluh delapan ribu delapan ratus empat puluh empat
Dolar Amerika Serikat lima puluh tujuh sen);
am
ub
20. Terkait tuntutan kerugian materiil Penggugat tersebut, Tergugat I s.d.
Tergugat III mohon akta kepada Penggugat untuk membuktikan bahwa
ep
dirinya adalah menderita kerugian materiil yang nyata (riil) sebagaimana
k
21. Apabila tuntutan ganti rugi materiil yang dimohonkan oleh Penggugat
R
si
didasari Amar Putusan Perkara BANI Nomor 397/2011 yang menghukum
Penggugat untuk mengembalikan NSO tahun 2008 dan tahun 2009 sebesar
ne
ng
do
gu
Dolar Amerika Serikat dan lima puluh tujuh sen), maka gugatan Penggugat a
quo telah diajukan terlalu dini (premature) karena Penggugat sama sekali
In
belum memenuhi Amar Putusan Perkara BANI Nomor 397/2011 dengan
A
lik
delapan ribu delapan ratus empat puluh empat Dolar Amerika Serikat dan
lima puluh tujuh sen);
m
ub
Dengan kata lain, Penggugat yang hingga saat ini belum melaksanakan
amar Putusan Perkara BANI Nomor 397/2011 sesungguhnya belum
ka
kerugian materiil sejumlah USD 12.838.844,57 (dua belas juta delapan ratus
R
tiga puluh delapan ribu delapan ratus empat puluh empat Dolar Amerika
es
Serikat dan lima puluh tujuh sen) tersebut belum dapat diterima (tertangguh)
M
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
kiranya patut disimak doktrin hukum M. Yahya Harahap, S.H., dalam
si
bukunya yang berjudul Hukum Acara Perdata Tentang Gugatan,
Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan Pengadilan, penerbit
ne
ng
Sinar Grafika, cetakan kedelapan, 2008, halaman 439, yang menyatakan
sebagai berikut:
“a. Exceptio dilatoria.
do
gu Disebut juga dilatoria exceptie, yang berarti:
- Gugatan Penggugat belum dapat diterima untuk diperiksa
In
A
sengketanya di Pengadilan, karena masih premature, dalam arti
gugatan yang diajukan masih terlampau dini;
ah
lik
- Tertundanya pengajuan gugatan disebabkan adanya faktor yang
menangguhkan, sehingga permasalahan yang hendak digugat belum
terbuka waktunya;
am
ub
22. Dengan belum adanya kerugian materiil yang dialami oleh Penggugat
sebagaimana didalilkan dalam posita dan petitum gugatannya, maka jelas
ep
gugatan a quo telah diajukan terlalu dini (premature) dan belum dapat
k
perkara perdata a quo. Oleh karena itu, sudah selayaknya demi kepastian
R
si
hukum Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus perkara perdata a quo
menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (niet ontvankelijk
ne
ng
verklaard);
V. Gugatan Penggugat tersingkir karena masalah yang digugat telah
do
gu
lik
sah, tidak mempunyai kekuatan hukum, dan tidak dapat dilaksanakan (non-
executable). Merujuk pada tuntutan Penggugat tersebut, maka pada
m
ub
ng
tersebut telah diperiksa dan diputus dengan berkekuatan hukum tetap (in
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
krackt van gewijsde) melalui Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
si
Nomor 370 K/Pdt.Sus/2012 tanggal 26 Juni 2012 (Bukti TI s.d. TIII-3) jo.
Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor 680/Pdt.G/2011/PN.
ne
ng
Jkt.Sel., tanggal 8 Maret 2012 (Bukti T I s.d. T III-4). Sehingga sengketa
pembatalan Putusan Perkara BANI Nomor 397/2011 pada faktanya telah
selesai diputus oleh pengadilan dan tidak dapat diperkarakan lagi;
do
gu 25. Terkait dengan tersingkirnya gugatan Penggugat ini, kiranya layak disimak
pendapat M. Yahya Harahap, S.H., dalam bukunya yang berjudul Hukum
In
A
Acara Perdata Tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan
Putusan Pengadilan, penerbit Sinar Grafika, Cetakan Kedelapan, 2008,
ah
lik
halaman 458, sebagai berikut:
“b). Exceptio Peremptoria
Eksepsi yang berisi sangkalan, yang dapat menyingkirkan (set aside)
am
ub
gugatan karena masalah yang digugat tidak dapat diperkarakan.
.…Sedang pada exception peremptoria, sangkalan yang diajukan
ep
bertujuan untuk menyingkirkan gugatan. Karena apa yang digugat telah
k
si
yang digugat telah dibayar, dikonsinyasi, diinovasi, dikompensasi, dan
sebagainya.”
ne
ng
Dari doktrin hukum M. yahya Harahap, S.H., tersebut di atas, jelas dengan
telah diputusnya sengketa pembatalan Putusan Perkara BANI Nomor
do
gu
Jkt.Sel., tanggal 8 Maret 2012 (vide bukti TI s.d. TIII-4) yang telah
berkekuatan hukum tetap (inkrackt van gewijsde), maka gugatan Penggugat
ah
lik
ub
diperiksa dan telah diputus dengan kekuatan hukum tetap oleh Pengadilan
ep
perkara pembatalan putusan BANI tidak dapat lagi diperkarakan dan oleh
M
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
karena itu gugatan harus dikesampingkan dan dinyatakan tidak dapat
si
diterima;
27. Berdasarkan uraian di atas, jelas kiranya bahwa sengketa mengenai
ne
ng
pembatalan Putusan Perkara BANI Nomor 397/2011 telah selesai diperiksa
dan telah diputus melalui Putusan Mahkmah Agung Republik Indonesia
Nomor 370 K/Pdt.Sus/2012 tanggal 26 Juni 2012 (vide bukti TI s.d. TIII-3) jo.
do
gu Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor 680/Pdt.G/2011/PN.
Jkt.Sel., tanggal 8 Maret 2012 (vide bukti TI s.d. T III-4) yang telah
In
A
berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde). Oleh karena itu, gugatan
Penggugat yang pada hakikatnya merupakan perkara pembatalan Putusan
ah
lik
Perkara BANI Nomor 397/2011 tidak dapat diperkarakan lagi karena telah
selesai;
Dengan demikian, gugatan Penggugat yang menuntut agar Pengadilan
am
ub
Negeri Jakarta Selatan menyatakan Putusan Perkara BANI Nomor 397/2011
tidak sah, tidak mempunyai kekuatan hukum, dan tidak dapat dilaksanakan
ep
(non-executable), sudah selayaknya tersingkir (set aside) oleh exceptio
k
oleh Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus perkara perdata a quo;
R
si
VI. Gugatan Penggugat kabur dan tidak jelas exceptio obscuur libel;
A. Penggugat telah mencampuradukkan antara gugatan perbuatan
ne
ng
do
gu
Jakarta Selatan;
28. Dalam gugatannya, Penggugat telah mencampuradukan antara gugatan
In
perbuatan melawan hukum, permohonan pembatalan putusan arbitrase, dan
A
lik
ub
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Maka oleh karena itu sudah sepatutunya terhadap Para Tergugat
si
tersebut diatas haruslah dinyatakan telah melakukan perbuatan melawan
hukum,”
ne
ng
Petitum Dalam Pokok Perkara Nomor 2 gugatan Penggugat;
“Menyatakan Tergugat I, II, III dan IV terbukti telah melakukan perbuatan
melawan hukum.”
do
gu Merujuk pada posita dan petitum gugatan Penggugat tersebut di atas,
terlihat Penggugat mendalilkan adanya suatu perbuatan melawan hukum
In
A
yang dilakukan oleh Para Tergugat sebagaimana dimaksud dalam
ketentuan Pasal 1365 Burgerlijk Wetboek. Namun demikian, lebih lanjut
ah
lik
dalam gugatannya Penggugat pun mengajukan permohonan pembatalan
putusan arbitrase sebagaimana akan diuraikan Tergugat selanjutnya;
2. Permohonan pembatalan putusan arbitrase;
am
ub
Posita Nomor 16 gugatan Penggugat:
“Bahwa oleh karena Para Tergugat dinyatakan telah melakukan
ep
perbuatan melawan hukum dan Putusan Perkara Nomor 397/V/ARB-
k
si
Nomor 397/V/ARB-BANI/2011 tanggal 21 November 2011 tersebut
haruslah dinyatakan tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum;
ne
ng
do
gu
lik
ub
sebagai berikut:
R
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
c. Setelah putusan diambil ditemukan dokumen yang bersifat
si
menentukan, yang disembunyikan oleh pihak lawan; atau
d. Putusan diambil dari hasil tipu muslihat yang dilakukan oleh salah
ne
ng
satu pihak dalam pemeriksaan sengketa.
Berdasarkan hal tersebut, jelas pada hakikatnya tuntutan Penggugat
dalam gugatannya yang meminta agar Putusan Perkara BANI Nomor
do
gu 397/2011 dinyatakan tidak sah dan tidak memiliki kekuatan hukum
mengikat merupakan permohonan pembatalan putusan arbitrase
In
A
sebagaimana yang diatur dalam ketentuan Pasal 70 Undang-Undang
Arbitrase;
ah
lik
Lebih lanjut, selain dasar gugatan perbuatan melawan hukum dan
permohonan pembatalan putusan arbitrase di atas, Penggugat pun telah
mencampuradukkan gugatannya dengan gugatan perlawanan atas
am
ub
penetapan eksekusi pengadilan;
3. Gugatan Perlawanan;
ep
Posita Nomor 18 gugatan Penggugat:
k
si
penetapan aanmaning oleh Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
Nomor 17/Eks.ARB/PN.Jkt.Sel., tanggal 8 Oktober 2012;
ne
ng
do
gu
lik
ub
sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 195 ayat (6) dari Het
ep
oleh orang lain yang mengakui barang yang disita itu sebagai miliknya,
es
maka hal itu serta segala perselisihan tentang upaya paksa yang
M
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
diperintahkan itu, diajukan kepada dan diputuskan oleh Pengadilan
R
Negeri yang dalam daerah hukumnya harus dilaksanakan keputusan itu“
si
Atas hal tersebut, posita dan petitum gugatan Penggugat yang pada
ne
ng
intinya menuntut agar Penetapan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
Nomor 17 Eks. ARB/2012/PN.Jkt.Sel. tanggal 8 Oktober 2012 dinyatakan
tidak mempunyai kekuatan hukum dan tidak dapat dilaksanakan (non-
do
gu executable) merupakan bentuk dari suatu gugatan perlawanan atas
perlaksanaan (eksekusi) Putusan Perkara BANI Nomor 397/2011
In
A
sebagaimana diaksud dalam Pasal 195 ayat (6) HIR;
29. Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa Penggugat telah mencampur
ah
lik
adukan antara gugatan perbuatan melawan hukum (Pasal 1365 Burgerlijk
Wetboek), permohonan pembatalan putusan arbitrase (Pasal 70 Undang-
Undang Arbitrase), dengan gugatan Perlawanan (Pasal 195 ayat (6) HIR)
am
ub
dalam gugatan a quo. Tindakan pencampuradukan gugatan oleh Penggugat
tersebut telah mengakibatkan gugatan Penggugat kabur dan tidak jelas
ep
(onduidelijk). Oleh karena itu, sudah selayaknya jika Majelis Hakim
k
verklaard);
R
si
B. Penggugat tidak menguraikan secara konkret unsur-unsur perbuatan
melawan hukum yang dilakukan oleh Tergugat I s.d. Tergugat III dalam
ne
ng
gugatannya;
30. Dalam gugatannya, Penggugat tidak menguraikan secara konkret unsur-
do
gu
lik
ub
Burgerlijk Wetboek Jo. Arrest Hoge Raad 31 Januari 1999 dalam perkara
Cohen vs. Lindenbaum, serta berdasarkan doktrin hukum yang dikemukakan
ka
1. adanya suatu perbuatan yang melanggar suatu hak hukum orang lain,
es
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
bertentangan dengan kesusilaan atau kepatutan dalam pergaulan hidup
si
dalam masyarakat perihal memperhatikan kepentingan orang lain;
2. adanya kesalahan pada diri si Pembuat;
ne
ng
3. adanya kerugian pada diri Penggugat, dan
4. adanya hubungan kausal (sebab akibat) antara perbuatan si Pembuat
dengan kerugian yang timbul.
do
gu Unsur-unsur perbuatan melawan hukum tersebut adalah bersifat
kumulatif, sehingga dengan tidak dipenuhinya salah satu dari unsur
In
A
tersebut, maka suatu perbuatan tidak dapat dinilai sebagai perbuatan
melawan hukum;
ah
lik
31. Oleh karena Penggugat tidak dapat menguraikan secara konkret perbuatan
melawan hukum yang dilakukan Tergugat I s.d. Tergugat III, maka gugatan
Penggugat harus dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelijk
am
ub
verklaard). Hal ini sesuai dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik
Indonesia Nomor 492 K/Sip/1970 tanggal 21 November 1970, yang
ep
menyatakan sebagai berikut:
k
“Gugatan tidak sempurna, karena tidak menyebutkan dengan jelas apa yang
ah
dituntut, harus dinyatakan tidak dapat diterima, seperti halnya dalam perkara
R
si
ini dituntutkan ….. agar dinyatakan sebagai perbuatan melawan hukum
segala perbuatan Tergugat terhadap penggugat dengan tidak menyebutkan
ne
ng
do
gu
lik
ub
libel;
Bahwa berdasarkan eksepsi-eksepsi:
ka
ongegrond;
ah
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
4. Gugatan telah diajukan oleh Penggugat terlalu dini (prematur)- exceptio
si
dilatoria;
5. Gugatan Penggugat tersingkir karena masalah yang digugat telah
ne
ng
diselesaikan melalui putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum
tetap (inkracht van gewijsde)-exceptio peremptoria; dan
6. Gugatan Penggugat kabur dan tidak jelas-exceptio obscuur libel;
do
gu Maka Tergugat I s.d. Tergugat III mohon agar Majelis Hakim yang
memeriksa dan memutus perkara perdata ini menyatakan gugatan
In
A
Penggugat tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard);
Namun demikian, apabila Majelis Hakim perkara perdata ini memutuskan
ah
lik
untuk menerima gugatan Penggugat, maka tanpa mengurangi makna-
makna maupun dalil-dalil yang telah Tergugat I s.d. Tergugat III uraikan
dalam bagian eksepsi di atas, maka dengan ini Tergugat I s.d. Tergugat III
am
ub
akan membantah gugatan Penggugat dalam jawaban bagian pokok perkara
sebagai berikut :
ep
Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
k
si
Dalam Provisi
- Menolak permohonan putusan provisi untuk seluruhnya;
ne
ng
Dalam Eksepsi
- Menolak eksepsi Para Tergugat untuk seluruhnya;
do
gu
melawan hukum;
3. Menyatakan Putusan Badan Arbitrase Nasional Indonesia Nomor
ah
lik
ub
sebagai wujud tindak lanjut dari pelaksanaan putusan tersebut adalah tidak
R
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
6. Menghukum Para Tergugat secara tanggung renteng untuk membayar
si
kerugian immaterial yang dialami Penggugat sebesar Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah);
ne
ng
7. Menghukum Para Tergugat secara tanggung renteng untuk membayar
biaya yang timbul dalam perkara ini sebesar Rp1.016.000,00 (satu juta
enam belas ribu rupiah);
do
gu 8. Menolak gugatan Penggugat selain dan selebihnya;
Menimbang, bahwa dalam tingkat banding atas permohonan Para
In
A
Tergugat putusan Pengadilan Negeri tersebut telah dikuatkan oleh Pengadilan
Tinggi Jakarta dengan Putusan Nomor 576/Pdt/2013/PT.DKI. tanggal 27 Januari
ah
lik
2014;
Menimbang, bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada
Tergugat IV/Pembanding II pada tanggal 27 Februari 2014, dan kepada
am
ub
Tergugat I s.d. III/Para Pembanding pada tanggal 12 Maret 2014, kemudian
terhadapnya oleh Tergugat IV/Pembanding II dan Tergugat I s.d. III/Para
ep
Pembanding, dengan perantaraan kuasanya, masing-masing berdasarkan Surat
k
Kuasa Khusus tanggal 3 Maret 2014 dan tanggal 24 Maret 2014 diajukan
ah
si
Kasasi Nomor 652/Pdt.G/2012/PN. Jkt.Sel. dan Nomor 652/Pdt.G/2012/PN.
Jkt.Sel. tanggal 25 Maret 2014, yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri
ne
ng
Jakarta Selatan, permohonan mana diikuti dengan memori kasasi yang memuat
alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri tersebut
do
gu
lik
ub
tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, maka
ah
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
sebagai berikut:
si
Alasan kasasi Pemohon Kasasi I/Tergugat IV/Pembanding II:
Bahwa pada prinsipnya, alasan kasasi yang diajukan Pemohon Kasasi a quo
ne
ng
bertitik-tolak dari ketentuan yang digariskan Pasal 30 ayat (1) huruf b Undang-
Undang Mahkamah Agung yakni putusan Judex Facti di atas, salah
menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku:
do
gu 1. Judex Facti telah salah dan keliru dalam menerapkan ketentuan Pasal 44
ayat (2) Undang-Undang arbitrase;
In
A
Yang Mulia Majelis Hakim Agung,
Dalam putusan Pengadilan Negeri (vide halaman 111 alinea ke-1 dan
ah
lik
halaman 112 alinea ke-3), Judex Facti memberikan pertimbangan hukum
sebagai berikut:
“Menimbang bahwa dari kedua fakta tersebut di atas yang apabila
am
ub
diperbandingkan satu sama lain maka diperoleh fakta hukum perkara
Nomor 397/Arb-BANI/2011 telah diputus dengan verstek melampaui dari
ep
masa waktu yang ditentukan dalam Pasal 44 ayat (2) Undang-Undang
k
si
Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III telah terbukti membuat keputusan
Nomor 397/V/Arb-BANI/2011 yang bertentangan dengan ketentuan Pasal
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
hadirnya Termohon dan tuntutan Pemohon dikabulkan seluruhnya,
si
kecuali jika tuntutan tidak beralasan atau tidak berdasarkan hukum.”
Bahwa dari bunyi ketentuan Pasal 44 ayat (2) di atas, jelas bahwa
ne
ng
pembuat undang-undang telah mengatur dua norma hukum berbeda
yang terbagi dalam dua frase kalimat:
a. Norma hukum yang terkait dengan kelanjutan perkara:
do
gu ` “Paling lama 10 (sepuluh) hari setelah pemanggilan kedua diterima
Termohon dan tanpa alasan sah Termohon juga tidak datang
In
A
menghadap di muka persidangan, pemeriksaan akan diteruskan
tanpa hadirnya Termohon”;
ah
lik
dan
b. Norma hukum yang terkait dengan isi putusan:
“tuntutan Pemohon dikabulkan seluruhnya, kecuali jika tuntutan
am
ub
tidak beralasan atau tidak berdasarkan hukum”;
1.1.1. Norma hukum tentang kelanjutan pemeriksaan perkara;
ep
Sekiranya undang-undang arbitrase menentukan bahwa untuk
k
pihak, maka:
R
si
- Ketentuan yang demikian tentunya dapat dimanfaatkan oleh
pihak Termohon yang beritikad tidak baik untuk menggagalkan
ne
ng
pemeriksaan perkara;
- Setiap kali yang bersangkutan dipanggil menghadap sidang,
do
gu
lik
ub
Termohon”;
ep
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Dengan demikian sangat jelas bahwa batas waktu yang
R
“paling lama 10
si
diberikan undang-undang hari setelah
pemanggilan kedua diterima Termohon dan tanpa alasan sah
ne
ng
Termohon juga tidak datang”, adalah batas waktu kelanjutan
pemeriksaan perkara, yang mewajibkan arbiter untuk dalam
waktu “paling lama 10 hari setelah pemanggilan kedua diterima
do
gu Termohon dan tanpa alasan sah Termohon juga tidak datang”
terus/tetap memeriksa perkara tanpa hadirnya Termohon;
In
A
Bahwa norma hukum tentang kewajiban pemeriksaan perkara ini,
bertalian erat dengan norma hukum selanjutnya yang diletakkan
ah
lik
oleh pembuat undang-undang di Pasal yang sama (Pasal 44 ayat
(2) Undang-Undang Arbitrase), yaitu dalam frase berikutnya:
“tuntutan pemohon dikabulkan seluruhnya, kecuali jika tuntutan
am
ub
tidak beralasan atau tidak berdasarkan hukum”:
- Dalam kerangka logika iuris dan legis yang paling sederhana
ep
sekalipun, pasti muncul suatu pertanyaan yang sangat
k
mendasar:
ah
si
atau “berdasar hukum” apabila tidak dilakukan pemeriksaan
alasan dan dasar-dasar hukumnya terlebih dahulu secara
ne
ng
cermat?
- Padahal pemeriksaan perkara itu sendiri meliputi hal yang luas
do
gu
lik
ub
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
kerangka berpikir Judex Facti berarti Majelis Arbiter tetap harus
si
menjatuhkan putusan seadanya demi mengejar batas waktu itu,
meskipun menciderai rasa keadilan dan kepatutan?
ne
ng
Yang Mulia Majelis Hakim Agung,
Tentu bukan hal sedemikian yang dimaksud oleh pembuat undang-
undang dalam merumuskan ketentuan Pasal 44 ayat (2) Undang-
do
gu Undang Arbitrase;
Bahwa pembenaran terhadap konstruksi logika hukum yang diambil
In
A
Judex Facti terkait penerapan Pasal 44 ayat (2) Undang-Undang
Arbitrase, dapat dipastikan akan melukai rasa keadilan dalam
ah
lik
masyarakat, menciptakan kekacauan hukum (legal chaos),
membuka pintu perilaku kesewenang-wenanganan dan justru
bertentangan dengan norma hukum yang diatur oleh Pasal 44 ayat
am
ub
(2) itu sendiri;
1.1.2. Norma hukum tentang isi putusan;
ep
Bahwa terhadap ketidakhadiran Termohon, Pasal 44 ayat (2)
k
si
- Bahwa pada rumusan frase di atas, pembuat undang-undang
merasa perlu untuk memberikan batasan bagi arbiter dalam
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
seluas-luasnya bagi para pihak yang bersengketa untuk
R
mengajukan counter claim sesuai dengan asas “audi et alteram
si
partem”:
ne
ng
- Bahwa dalam proses arbitrase, terbukti telah dilakukan
pemanggilan secara patut dan wajar kepada Termohon
Kasasi/Penggugat selaku Termohon Arbitrase, bahkan sampai
do
gu dengan 3 (tiga) kali pemanggilan guna memberi kesempatan
yang lebih luas kepada Termohon Kasasi/Penggugat untuk
In
A
membela kepentingannya;
- Namun demikian, Termohon Kasasi/Penggugat selaku
ah
lik
Termohon Arbitrase ternyata telah dengan sengaja atau lalai,
tidak menyampaikan jawaban dan tidak pernah datang
menghadiri persidangan tanpa alasan yang sah.
am
ub
Bahwa atas adanya fakta hukum tersebut, Majelis Arbitrase tidak
langsung sekenanya menjatuhkan putusan, melainkan tetap
ep
melanjutkan pemeriksaan arbitrase tanpa kehadiran Termohon
k
putusan verstek:
R
si
a. Selanjutnya dalam perkara a quo, Termohon Kasasi/ Penggugat
secara menyesatkan (misleading) mendalilkan bahwa seolah-
ne
ng
do
gu
lik
ub
Kasasi;
- Bahwa pendapat Judex Facti tersebut benar-benar salah
ka
ng
kesadaran;
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
c. Apabila kemudian fakta hukum tersebut di atas dikaitkan
si
dengan syarat imperatif adanya hubungan kausal sebab-akibat
dalam perbuatan melawan hukum, maka jelas bahwa kerugian
ne
ng
tersebut bukan diakibatkan oleh tindakan Pemohon Kasasi
(BANI) ataupun Para Termohon Kasasi (Majelis Arbiter) yang
menjatuhkan putusan verstek arbitrase vide Pasal 44 ayat (2)
do
gu Undang-Undang Arbitrase, melainkan karena tindakan yang
dilakukan oleh Termohon Kasasi/Pengugat sendiri;
In
A
Selain itu, dengan mempertimbangkan prinsip kehati-hatian dalam
menjatuhkan putusan verstek yang secara implisit terkandung
ah
lik
dalam Pasal 44 ayat (2) Undang-Undang Arbitrase, maka dalam
perkara dimaksud Majelis Arbitrase juga tidak serta-merta
menjatuhkan putusan, melainkan tetap melanjutkan pemeriksaan
am
ub
perkara beserta alasan dan dasar hukum tuntutannya, meskipun
tanpa kehadiran termohon arbitrase (Termohon Kasasi/Penggugat a
ep
quo);
k
Dari seluruh uraian tersebut terbukti bahwa tidak ada satu pun
ah
si
perbuatan melawan hukum, sehingga putusan Judex Facti harus
dibatalkan;
ne
ng
2. Pengabulan tuntutan immateriil oleh Judex Facti, sama sekali tidak memiliki
dasar fakta dan dasar hukum, dan nyata merupakan putusan yang
do
gu
mengada-ada;
Bahwa dalam pertimbangan hukum Judex Facti vide Putusan Pengadilan
In
Negeri halaman 113 alinea ke-5 dan ke-6, dinyatakan sebagai berikut:
A
lik
ub
dari Badan Arbitrase Nasional Indonesia mengenai JOB yang berat sebelah
mengakibatkan Lekom Maras Pangabuan, Inc. mengalami kerugian besar
ka
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
maka adalah patut dan wajar bila Para Tergugat dihukum untuk mengganti
si
kerugian immateriil kepada Penggugat sebesar Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah)”;
ne
ng
Yang Mulia Majelis Hakim Agung;
Bahwa dikabulkannya tuntutan ganti kerugian immateriil yang dijatuhkan
oleh Judex Facti sebagaimana pertimbangan hukum di atas, ternyata sama
do
gu sekali tidak dilandasi oleh dasar fakta dan dasar hukum:
a. Mengenai keterangan saksi:
In
A
Bahwa pengabulan tuntutan immateriil oleh Judex Facti, didasarkan
pada keterangan saksi Budi Setyo Rahardjo yang seolah-olah
ah
lik
menerangkan adanya kerugian besar yang dialami oleh Lekom Maras
Pangabuan, Inc (Termohon Kasasi/Penggugat) akibat putusan
arbitrase:
am
ub
- Mohon dicermati keterangan saksi Budi Setyo Raharjo dalam
persidangan, yang dimuat dalam Putusan Pengadilan Negeri halaman
ep
81–82;
k
si
adanya kerugian yang dialami Penggugat/Termohon Kasasi.
b. Mengenai Putusan Arbitrase:
ne
ng
do
gu
lik
ub
persidangan;
M
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
c. Mengenai Lekom Maras Pangabuan, Inc. (Termohon Kasasi/
si
Penggugat) sebagai perusahaan nasional:
Bahwa pertimbangan hukum Putusan Pengadilan Negeri menyatakan:
ne
ng
“...dengan mempertimbangkan nama besar Penggugat sebagai
perusahaan nasional, maka adalah patut dan wajar bila Para Tergugat
dihukum untuk mengganti kerugian immateriil ...”:
do
gu - Patut dicermati kembali bahwa Penggugat/Termohon Kasasi adalah
suatu badan hukum yang bernama Lekom Maras Pangabuan, Inc;
In
A
- Dari nama Penggugat/Termohon Kasasi, semestinya Judex Facti
sudah dapat menyimpulkan bahwa Penggugat/Termohon Kasasi
ah
lik
bukanlah perusahaan nasional, melainkan perusahaan
asing/multinasional yang berbentuk Incorporation/Incorporated.
Yang Mulia Majelis Hakim Agung,
am
ub
Bahwa dari hal-hal di atas, terbukti dengan sangat gamblang bahwa
pengabulan tuntutan immateriil oleh Judex Facti a quo:
ep
a. Ternyata didasari oleh pertimbangan hukum yang tidak jelas asal-
k
prinsip beban pembuktian yang digariskan Pasal 163 HIR dan Pasal
R
si
1365 KUHPerdata;
b. Judex Facti menyebut bahwa pertimbangan hukumnya didasari oleh
ne
ng
do
gu
lik
harus dibatalkan;
3. Pengabulan perkara a quo tanpa ikut menarik PT Pertamina EP sebagai
m
ub
orang lain:
ah
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Arbitrase dinyatakan tidak sah, tidak berkekuatan hukum dan tidak
si
memiliki kekuatan eksekutorial (non executable);
- Bahwa dalam Putusan Arbitrase yang diminta untuk dinyatakan tidak
ne
ng
sah, tidak berkekuatan hukum dan tidak memiliki kekuatan eksekutorial
tersebut, terdapat kepentingan hukum PT Pertamina EP sebagai pihak
bersengketa (arbitrase), yang sangat erat keterkaitannya (innerlijke
do
gu samenhangen) dengan perkara a quo;
- Oleh karena PT Pertamina EP merupakan pihak dalam sengketa yang
In
A
telah diputus dalam Putusan Arbitrase tersebut, maka keikutsertaannya
dalam perkara a quo adalah keharusan menurut hukum acara, terlepas
ah
lik
dari sengketa apapun yang terjadi diantara kedua pihak tersebut;
- Karena sesuai dengan prinsip doelmatigheid rechts process (demi
kepentingan beracara) yang diamanatkan Pasal 8 Rv, masuknya
am
ub
PT Pertamina EP sebagai pihak dalam perkara a quo akan membawa
penyelesaian perkara a quo menjadi fair, tuntas dan menyeluruh;
ep
Yang Mulia Majelis Hakim Kasasi,
k
si
bertindak selaku pemegang saham mayoritasnya;
Apabila dikaitkan dengan ketentuan Pasal 1 ayat (1) jo. Pasal 4 ayat (1)
ne
ng
do
gu
lik
ub
es
M
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Alasan kasasi Pemohon Kasasi II/Tergugat I s.d. III/Pembanding I:
si
A. Judex Facti tidak berwenang untuk memeriksa dan memutus gugatan
Termohon Kasasi yang tunduk pada kompetensi absolut dari Badan
ne
ng
Arbitrase Nasional Indonesia.
do
gu mempersengketakan mengenai haknya atas Non Shareable Oil (NSO)
yang diatur dalam enhanced oil recovery contract antara PT Pertamina
In
EP dengan Termohon Kasasi ("EOR Contract") (bukti Tl s.d. TIII-9). Hal
A
ini secara terang benderang dapat dilihat dalam halaman 7 s.d. halaman
8, Nomor 12 dan Nomor 13, bagian posita gugatan Termohon Kasasi,
ah
lik
yang menyatakan sebagai berikut:
“12. Bahwa selain itu juga, di dalam pertimbangan hukum putusannya
am
ub
Tergugat I, II dan III tidak mempertimbangkan bahwa perjanjian
antara Penggugat dengan PT Pertamina EP didasarkan pada join
operating body (JOB) yang mengatur kewenangan dan tanggung
ep
k
si
kewajiban/tanggung jawab Penggugat terbatas dalam tehnikal dan
financial, sedangkan PT Pertamina EP mempunyai kewajiban/
ne
ng
do
berkaitan dengan NSO (non shareable operating) mengacu pada
gu
NSO 2008 dan 2009 hanya dikaitkan dengan masa berlaku EOR
dan rumusan Decline Factor. Hal ini bertentangan dengan fakta-
ah
lik
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
tercapai sesuai dengan Exhibit E mengenai Production
si
Forecast dengan rumusan Decline Factor yang dilakukan
oleh kontraktor-kontraktor sebelum Penggugat;
ne
ng
13. Bahwa seandainya NSO tahun 2008 dan 2009 di pertimbangkan
dan dihitung haruslah didukung dengan faktor faktor sebagai
berikut:
do
gu - Perhitungan NSO 2008 dan 2009 dengan rumusan
perhitungan decline factor pada kondisi saat itu bukan pada
In
A
kondisi 14 yang lalu karena di dalam kurun waktu 1994 s/d
2008 banyak terdapat NSO short fall (kewajiban hutang
ah
lik
produksi yang tidak tercapai sesuai dengan Exhibit E
mengenai Production Forecast);
- Pembayaran untuk periode 2008 dan 2009 yang sdh
am
ub
disepakati tidak ada perhitungan NSO sehingga hasil produksi
merupakan SO yang telah terlanjur dibagi oleh Penggugat
ep
dengan PT Pertamina EP masing-masing 50%, Apabila ada
k
si
recovery yang telah di keluarkan oleh kontraktor. Penggugat
pada tahun 2009 dan 2009 masih dibebankan/untuk
ne
ng
do
gu
berikut:
“Menimbang, bahwa setelah mempelajari secara teliti dan saksama surat
ah
lik
ub
2. ...
ep
Operating (NSO);"
M
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
2. Padahal, permasalahan hukum mengenai Non Shareable Oil (NSO)
si
tersebut jelas merupakan pokok sengketa yang timbul dari EOR
Contract dan penyelesaiannya tunduk pada kompetensi absolut dari
ne
ng
Badan Arbitrase Nasional Indonesia (in casu Turut Termohon Kasasi).
Hal ini sesuai dengan klausul arbitrase Pasal 12.2 EOR Contract (vide
Bukti Tl s.d. TIII-9) yang disepakati dan mengikat layaknya undang-
do
gu undang bagi PT Pertamina EP dan Termohon Kasasi;
Pasal 12.2 EOR Contract:
In
A
“12.2 Disputes, if any, arising between Pertamina and contractir relating
to this contract or the interpretation and performance of any of the
ah
lik
clauses of this contract, and which cannot be settled amicably,
shall be submitted to the decision of Indonesian Board of
Arbitration "BANI" (Badan Arbitrasi Nasional Indonesia)..."
am
ub
Terjemahan tersumpahnya adalah sebagai berikut:
"12.2 Jika ada perselisihan yang timbul antara dan kontraktor
ep
mengenai penafsiran dan pelaksanaan dari setiap Pasal dalam
k
si
Arbitrase Nasional Indonesia (BANI)..."
3. Oleh karena gugatan Termohon Kasasi pada hakikatnya
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
"Jika perselisihan itu suatu perkara yang tidak masuk kekuasaan
si
Pengadilan Negeri, maka setiap waktu dalam pemeriksaan perkara itu,
dapat diminta supaya Hakim menyatakan dirinya tidak berkuasa dan
ne
ng
Hakim pun wajib pula mengakuinya karena jabatannya."
Pasal 11 Undang-Undang Arbitrase:
“Pengadilan Negeri wajib menolak dan tidak akan campur tangan di
do
gu dalam suatu penyelesaian sengketa yang telah ditetapkan melalui
arbitrase, kecuali dalam hal-hal tertentu yang ditetapkan dalam Undang-
In
A
undang ini."
Pasal 3 Undang-Undang Arbitrase:
ah
lik
"Pengadilan Negeri tidak berwenang untuk mengadili sengketa para
pihak yang telah terikat dalam perjanjian arbitrase."
Berdasarkan ketentuan-ketentuan di atas, dengan disepakatinya suatu
am
ub
perjanjian dengan klausul arbitrase (in casu Pasal 12.2 EOR Contract),
maka Judex Facti Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan Judex Facti
ep
Pengadilan Tinggi Jakarta wajib menolak dan tidak akan campur tangan
k
arbitrase:
R
si
4. Akan tetapi, alih-alih menolak gugatan Termohon Kasasi, Judex Facti
malah bertindak di luar kewenangannya dengan menerima gugatan
ne
ng
do
gu
EOR Contract (vide bukti Tl s.d. T III- 9). Padahal, ketentuan Pasal 11
Undang-Undang Arbitrase telah secara tegas mewajibkan Pengadilan
In
Negeri untuk menolak dan tidak akan campur tangan di dalam suatu
A
lik
ub
kekuatan hukum;
ah
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
5. Berdasarkan uraian tersebut, maka sudah selayaknya apabila Judex
si
Juris Mahkamah Agung Republik Indonesia berpegang teguh pada
ketentuan Pasal 30 huruf a Undang-Undang Mahkamah Agung dengan
ne
ng
membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor 576/2013 jo.
Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor 652/2012, untuk
kemudian mengadili sendiri perkara a quo dengan menyatakan lembaga
do
gu peradilan umum tidak berwenang memeriksa dan memutus perkara a
quo, serta menyatakan gugatan Termohon Kasasi tidak dapat diterima
In
A
(niet ontvankelijk verklaard).
B.Judex Facti telah salah dalam menerapkan hukum, karena telah keliru dalam
ah
lik
menafsirkan (legal misinterpretation) ketentuan Pasal 44 ayat (2) Undang-
Undang Arbitrase.
6. Judex Facti telah salah menerapkan hukum karena telah keliru dalam
am
ub
menafsirkan ketentuan Pasal 44 ayat (2) Undang-Undang Arbitrase.
Kesalahan penerapan hukum oleh Judex Facti ini sebagaimana dapat
ep
dilihat dalam Halaman 110 s.d. 112 Putusan Pengadilan Negeri Jakarta
k
si
“Menimbang, bahwa dari pendapat ahli tersebut, Majelis menarik
kesimpulan bahwa suatu putusan arbitrase yang diputus dengan verstek
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
karenanya beralasan hukum bila Tergugat I sampai Tergugat III
si
dinyatakan telah melakukan perbuatan melawan hukum;"
7. Judex Facti Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah salah dengan
ne
ng
berkesimpulan bahwa Perkara Arbitrase Nomor 397A//ARB-BANI/2011
("Perkara BANI Nomor 397/2011") seharusnya diputus dengan putusan
verstek dalam waktu paling lama 10 (sepuluh) hari setelah pemanggilan
do
gu kedua diterima oleh Termohon Kasasi (Termohon Arbitrase) dan
Termohon Kasasi (Termohon Arbitrase) tetap tidak datang menghadap
In
A
di muka persidangan tanpa alasan yang sah;
8. Ketentuan Pasal 44 ayat (2) Undang-Undang Arbitrase sesungguhnya
ah
lik
memberikan kewenangan kepada Para Pemohon Kasasi selaku Majelis
Arbitrase Perkara BANI Nomor 397/2011 untuk meneruskan
pemeriksaan perkara tanpa kehadiran Termohon Arbitrase (in casu
am
ub
Termohon Kasasi), dan bukan merupakan batas waktu untuk memutus
perkara yang sedang diperiksa. Hal ini sebagaimana dapat dilihat
ep
secara jelas dalam rumusan ketentuan Pasal 44 ayat (2) Undang-
k
si
termohon dan tanpa alasan yang sah Termohon juga tidak datang
menghadap di muka persidangan, pemeriksaan akan diteruskan tanpa
ne
ng
do
gu
lik
ub
9. Selaras dengan pendapat Para Termohon Kasasi dan Prof. Mr. Dr.
ah
Sudargo Gautama di atas, Ahli Dr. Miftahul Huda, S.H., LL.M. yang
R
ng
sebagai berikut:
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
“Terima kasih, nah, rumusannya, eh, yang sangat menarik di Pasal 44
si
ayat (2) adalah disana kan paling lama sekian-sekian, ya terus
kemudian, pemeriksaan ya pemeriksaan namanya scrutiny dilanjutkan,
ne
ng
tanpa kehadiran dia dan selanjutnya diputus, jadi sebelum proses
diputus itu pasti ada proses namanya pemeriksaan, jadi tetap dilakukan;
Ya, pemeriksaan itu orang namanya hearing, scrutiny, dilangsungkan
do
gu tanpa kehadiran dia karena enggak datang dan segera diputus,
bahasanya kan jadi sebelum memutus pasti ada proses pemeriksaan,
In
A
jadi itu pasti wajib, karena bahasanya dua kata, pemeriksaan dan
pemutusan, jadi tidak mungkin otomatis diputus saja membabi buta,
ah
lik
itulah makanya arbiter, nuansanya itu efisiensi dalam waktu, ada
pemeriksaan dan proses pemutusan itu."
Berdasarkan keterangan Ahli Dr. Miftahul Huda, S.H., LL.M. tersebut,
am
ub
jelas ketentuan Pasal 44 ayat (2) Undang-Undang Arbitrase ditafsirkan
sebagai batasan waktu bagi Majelis Arbitrase untuk melanjutkan
ep
pemeriksaan perkara arbitrase dan bukan batasan waktu bagi Majelis
k
buta;
R
si
Akan tetapi Para Permohon Kasasi sesalkan Judex Facti telah lalai
dalam mengutip, menangkap dan menafsirkan keterangan yang
ne
ng
disampaikan oleh Ahli Dr. Miftahul Huda, S.H., LL.M. dalam sidang
tanggal 13 Mei 2013 tersebut, sehingga Judex Facti telah jatuh pada
do
gu
lik
ub
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
tertulis, Majelis harus memberitahukan untuk kedua kalinya kepada
si
Termohon agar datang atau menyampaikan jawaban. Apabila
Termohon lalai menjawab untuk kedua kalinya tanpa alasan yang sah,
ne
ng
Majelis serta-merta dapat memutuskan dan mengeluarkan putusan
berdasarkan dokumen-dokumen dan bukti yang telah diajukan
Pemohon;
do
gu Kata "dapat" dalam ketentuan Pasal 21 ayat (2) Prosedur BANI di atas,
jelas menunjukkan bahwa Majelis Arbitrase memiliki kewenangan untuk
In
A
memilih opsi apakah mereka akan melanjutkan pemeriksaan arbitrase
atau langsung memutus perkara arbitrase yang tengah ditanganinya
ah
lik
tanpa kehadiran Termohon Arbitrase berdasarkan dokumen-dokumen
dan bukti yang telah diajukan permohon arbitrase. Sehingga, apabila
pemohon arbitrase hendak menggunakan haknya untuk mengajukan
am
ub
saksi dan ahli guna membuktikan dalil-dalil permohonan arbitrasenya
(seperti halnya yang terjadi dalam Perkara BANI Nomor 397/2011 - vide
ep
bukti Tl s.d. TIII-6B dan bukti Tl s.d. TIII-6C), maka Majelis Arbitrase
k
si
Apabila ketentuan Pasal 44 ayat (2) Undang-Undang Arbitrase (secara
keliru) ditafsirkan sebagai ketentuan yang memaksa Majelis Arbitrase
ne
ng
do
gu
Undang-Undang Arbitrase;
11. Lagipula, tidak dapat diterima oleh logika hukum dan akal sehat Para
ah
lik
ub
dalam jangka waktu 5 (lima) hari saja. Jika dipaksakan pun maka
ep
secara tergesa-gesa, sarat akan kekeliruan, dan jauh dari rasa keadilan
R
yang dicari oleh para pencari keadilan. Kembali, hal seperti demikian
es
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
12. Berdasarkan pada uraian di atas, kiranya jelas bahwa ketentuan Pasal
si
44 ayat (2) Undang-Undang Arbitrase memberikan kewenangan kepada
Para Pemohon Kasasi selaku Majelis Arbitrase Perkara BANI Nomor
ne
ng
397/2011 untuk meneruskan pemeriksaan perkara tanpa kehadiran
termohon arbitrase (in casu Termohon Kasasi), dan bukan batas waktu
untuk memutus perkara arbitrase yang sedang diperiksa tersebut. Oleh
do
gu karena itu, Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor 576/2013 jo.
Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor 652/2012 yang
In
A
menyatakan bahwa Para Pemohon Kasasi telah melakukan perbuatan
melawan hukum karena telah menjatuhkan Putusan BANI Nomor
ah
lik
397/2011 pada tanggal 21 November 2011 yaitu lebih dari 10 (sepuluh)
hari setelah pemanggilan kedua terhadap Termohon Kasasi, merupakan
putusan yang salah dalam penerapan hukumnya karena telah keliru
am
ub
dalam menafsirkan (legal misinterpretation) ketentuan Pasal 44 ayat (2)
Undang-Undang Arbitrase;
ep
13. Dengan demikian, sudah selayaknya Mahkamah Agung Republik
k
si
Tinggi Jakarta Nomor 576/2013 jo. Putusan Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan Nomor 652/2012, untuk kemudian mengadili sendiri perkara a
ne
ng
do
gu
Para Pemohon Kasasi telah melanggar hak imunitas arbiter yang didasari
ketentuan Pasal 21 Undang-Undang arbitrase.
In
14. Dalam putusan-putusannya, Judex Facti telah mengabulkan tuntutan
A
lik
ub
Termohon Kasasi. Hal ini sebagaimana dapat dilihat dalam amar dalam
pokok Perkara Nomor 6 Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
ka
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
15. Dengan dibebankannya pertanggungjawaban kerugian immateriil
si
terhadap Para Pemohon Kasasi (in casu Majelis Arbitrase) atas
diputusnya Perkara BANI Nomor 397/2011, maka Judex Facti telah
ne
ng
melanggar hak imunitas yang dimiliki oleh Para Pemohon Kasasi selaku
arbiter yang dijamin oleh ketentuan Pasal 21 Undang-Undang Arbitrase,
sebagai berikut:
do
gu Arbiter atau Majelis Arbitrase tidak dapat dikenakan tanggung jawab
hukum apapun atas segala tindakan yang diambil selama proses
In
A
persidangan berlangsung untuk menjalankan fungsinya sebagai arbiter
atau Majelis Arbitrase, kecuali dapat dibuktikan adanya itikad tidak baik
ah
lik
dari tindakan tersebut."
16. Para Pemohon Kasasi selaku Majelis Arbitrase yang telah memeriksa
dan memutus Perkara BANI Nomor 397/2011 dengan itikad baik,
am
ub
independen dan imparsial, berhak atas imunitas sehubungan dengan
Putusan BANI Nomor 397/2011 yang telah diputusnya. Hak imunitas
ep
arbiter ini membebaskan Para Pemohon Kasasi dari tanggung jawab
k
si
memeriksa dan memutus Perkara BANI Nomor 397/2011;
17. Layaknya seorang hakim di lingkup peradilan biasa, Para Pemohon
ne
ng
do
gu
lik
Dasar 1945 (amandemen ke-4) dan ketentuan Pasal 3 ayat (2) Undang-
undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman
m
ub
Undang-Undang Arbitrase;
R
18. Akan tetapi, Judex Facti telah secara keliru dan tidak berdasarkan
es
ng
itikad tidak baik karena telah memutus Perkara BANI Nomor 397/2011
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
dengan melanggar ketentuan Pasal 44 ayat (2) Undang-Undang
si
Arbitrase;
Padahal, seperti yang telah diuraikan sebelumnya dalam memori kasasi
ne
ng
a quo, Judex Facti telah salah dalam menerapkan hukum karena telah
keliru dalam menafsirkan (legal misinterpretation) ketentuan Pasal 44
ayat (2) Undang-Undang Arbitrase. Faktanya, Para Pemohon Kasasi
do
gu selaku Majelis Arbitrase telah memeriksa dan memutus Perkara BANI
Nomor 397/2011 dengan itikad baik, independen, imparsial, dan tidak
In
A
melanggar ketentuan Pasal 44 ayat (2) Undang-Undang Arbitrase.
Oleh karena itu, dikesampingkannya hak imunitas Para Pemohon
ah
lik
Kasasi yang didasarkan pada pertimbangan pelanggaran Pasal 44 ayat
(2) Undang-Undang Arbitrase pun jelas merupakan pertimbangan
hukum yang keliru dan bahkan melanggar ketentuan Pasal 21 Undang-
am
ub
Undang Arbitrase itu sendiri;
19. Berdasarkan uraian tersebut, maka Judex Facti seharusnya tidak
ep
menjatuhkan putusan yang menghukum Para Pemohon Kasasi selaku
k
si
Putusan Judex Facti tersebut telah jelas melanggar ketentuan Pasal 21
Undang-Undang Arbitrase dan menunjukkan kurangnya penghargaan
ne
ng
do
gu
lik
ub
D. Judex Facti telah salah menerapkan hukum atau melanggar ketentuan Pasal
ep
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
dengan adanya Putusan BANI Nomor 397/2011 mengenai JOB (join
si
operating body) yang berat sebelah mengakibatkan Termohon Kasasi
mengalami kerugian immateriil. Hal ini sebagaimana dapat dilihat dalam
ne
ng
halaman 113 paragraf 4 dan 5 Putusan Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan Nomor 652/2012, yang menyatakan sebagai berikut:
"Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi Budi Setyo Rahardjo
do
gu yang didengar keterangannya dibawah sumpah pada pokoknya
menerangkan bahwa antara PT Lekom Maras Pangabuan Inc dengan PT
In
A
Pertamina EP ada kerjasama kontrak JOB. Namun dengan adanya
putusan dari Badan Arbitrase Nasional Indonesia mengenai JOB itu
ah
lik
tersebut yang berat sebelah mengakibatkan PT Lekom Maras
Pangabuan mengalami kerugian besar dan tidak dapat dinilai dengan
uang;
am
ub
Menimbang, bahwa dari keterangan saksi tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa dengan adanya keputusan Para Tergugat yang
ep
ternyata melanggar hukum mengakibatkan kerugian immaterial bagi
k
si
perusahaan nasional, maka adalah patut dan wajar bila Para Tergugat
dihukum untuk mengganti kerugian immaterial kepada Penggugat
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
karenanya beralasan hukum bila Tergugat I sampai Tergugat III
si
dinyatakan telah melakukan perbuatan melawan hukum;"
Dengan demikian, terlihat jelas bahwa alasan dikabulkannya ganti
ne
ng
kerugian immateriil tersebut sama sekali tidak memiliki hubungan
kausalitas dengan pelanggaran ketentuan Pasal 44 ayat (2) Undang-
Undang Arbitrase yang Judex Facti anggap terbukti Para Pemohon
do
gu Kasasi lakukan (seandainyapun benar ada-quod non-);
22. Lagipula, pendapat Saksi Budi Setyo Rahardjo yang menyatakan bahwa
In
A
Putusan BANI Nomor 397/2011 memutus mengenai JOB (Join
Operating Body) dengan berat sebelah merupakan materi pokok
ah
lik
perkara dari pemeriksaan Perkara BANI Nomor 397/2011, sedangkan
pelanggaran ketentuan Pasal 44 ayat (2) Undang-Undang Arbitrase
merupakan ranah formil dari pemeriksaan Perkara BANI Nomor
am
ub
397/2011. Sehingga semakin jelas tidak adanya hubungan kausalitas
antara kerugian immateriil yang dikabulkan oleh Judex Facti dalam
ep
putusannya dengan perbuatan melawan hukum yang dianggap telah
k
terbukti oleh Judex Facti (in casu pelanggaran Pasal 44 ayat (2)
ah
Undang-Undang Arbitrase);
R
si
23. Sehubungan dengan tidak adanya hubungan kausalitas dalam
pengabulan ganti kerugian immateriil dalam perkara a quo, kami mohon
ne
ng
do
gu
lik
ub
sebagai berikut:
a. adanya suatu perbuatan yang melanggar suatu hak hukum orang
ka
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
c. adanya kerugian pada diri Penggugat; dan
si
d. adanya hubungan kausal (sebab akibat) antara perbuatan si
pembuat dengan kerugian yang timbul;
ne
ng
Merujuk pada unsur-unsur perbuatan melawan hukum tersebut di
atas, jelas hukum mempersyaratkan adanya suatu hubungan
kausalitas antara perbuatan melawan hukum dengan kerugian yang
do
gu timbul;
Dengan tidak dipenuhinya unsur kausalitas antara pelanggaran
In
A
ketentuan Pasal 44 ayat (2) Undang-Undang Arbitrase yang
dianggap Judex Facti telah terbukti (seandainya pun benar-quod
ah
lik
non) dengan kerugian immateriil akibat Putusan BANI Nomor
397/2011 memutus mengenai JOB berat sebelah (seandainyapun
benar quod non), maka terbukti bahwa dikabulkannya ganti
am
ub
kerugian immateriil oleh Judex Facti telah dilakukan secara tidak
berdasarkan hukum bahkan melanggar ketentuan Pasal 1365
ep
Burgerlijk Wetboek;
k
ii. Selain itu, konsep tuntutan ganti kerugian dalam hukum perdata
ah
si
sebagaimana dinyatakan oleh Rachmat Setiawan, S.H., dalam
bukunya yang berjudul Tinjauan Elementer Perbuatan Melanggar
ne
ng
do
gu
lik
ub
disimak pula pendapat Prof. Dr. Rosa Agustina, S.H., M.H., dalam
ep
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
sebagai sebab dari akibat yang timbul adalah perbuatan yang
si
seimbang dengan akibat. Adapun dasarnya untuk menentukan
perbuatan yang seimbang adalah perhitungan yang layak;
ne
ng
Kekuatan teori ini adalah, bahwa teori ini dapat dipandang dari 2 sisi
baik secara kenyataan maupun secara normatif. Khususnya setelah
Perang Dunia, peradilan berkembang menurut cara terakhir dimana
do
gu pengertian "menurut apa yang layak" sangat bermanfaat. Yang
berlaku disini ialah semua dapat diduga apabila ini sesuai dengan
In
A
kebijaksanaan hakim. Dalam teori Scholten juga digunakan
kriterium "kemungkinan yang terbesar" yang kemudian dilanjutkan
ah
lik
oleh Van Schellen;
Menurut Hoge Raad dalam berbagai arrest mulai tahun 1927,
bahwa soal kausalitas harus diselesaikan dengan berpegangan
am
ub
pada ajaran Adequaat Veroorzaking (H.R. 3 Februari 1927, Hoeting
Nomor 114, dan banyak keputusan-keputusan kemudian antara lain
ep
H. R. 28 November 1947 dan 19 Desember 1947)."
k
si
oleh suatu perbuatan yang cukup mengakibatkan kerugian tersebut.
Dengan kata lain, kembali harus ada hubungan kausalitas antara
ne
ng
do
gu
lik
ub
24. Berdasarkan hal tersebut, maka jelas Judex Facti telah salah
es
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
tuntutan immateriil Termohon Kasasi yang sama sekali tidak memiliki
si
hubungan kausalitas dengan perbuatan melawan hukum yang dianggap
telah terbukti oleh Judex Facti (in casu pelanggaran Pasal 44 ayat (2)
ne
ng
Undang-Undang Arbitrase) (seandainyapun benar quod non). Dengan
demikian, kiranya Judex Juris Mahkamah Agung Republik Indonesia
dapat berpegang kembali pada ketentuan Pasal 30 huruf
do
gu b Undang-Undang Mahkamah Agung untuk membatalkan Putusan
Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor 576/2013 jo. Putusan Pengadilan
In
A
Negeri Jakarta Selatan Nomor 652/2012, dan kemudian menolak
tuntutan ganti kerugian Termohon Kasasi untuk seluruhnya;
ah
lik
25. Selain itu, patut kami ungkapkan bahwa dalam persidangan perkara a
quo tanggal 25 April 2013 di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Saksi
Budi Setyo Rahardjo tidak pernah memberikan keterangan yang pada
am
ub
pokoknya menerangkan bahwa adanya putusan dari Badan Arbitrase
Nasional Indonesia (Turut Termohon Kasasi) mengenai JOB (join
ep
operating body) yang berat sebelah telah mengakibatkan Termohon
k
Kasasi mengalami kerugian besar dan tidak dapat dinilai dengan uang;
ah
26. Bahkan Judex Facti Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dalam sidang
R
si
pemeriksaan terhadap Saksi Budi Setyo Rahardjo pada tanggal 25 April
2013 telah secara tegas memperingatkan Saksi Budi Setyo Rahardjo
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
"Akan tetapi ia membentuk pendapatnya, ia hanya boleh
si
memperhitungkan fakta-fakta, yang dalam perkara itu telah
diberitahukan kepadanya oleh pihak-pihak yang bersangkutan. Malahan
ne
ng
Hakim tidak boleh memperhitungkan fakta-fakta yang terungkapkan
selama perkara berjalan, jika fakta-fakta ini tidak diajukan sendiri oleh
para pihak yang bersangkutan."
do
gu 28. Lebih lanjut, pada persidangan perkara a quo, Termohon Kasasi sama
sekali tidak mengajukan alat bukti terkait tuntutan ganti kerugian
In
A
immateriil yang diajukannya. Adapun dalam mengabulkan tuntutan ganti
kerugian immateriil Termohon Kasasi, Judex Facti hanya mendasarkan
ah
lik
pertimbangan hukumnya pada keterangan 1 (satu) orang saksi saja (in
casu Saksi Budi Setyo Rahardjo) dan tidak didukung oleh alat bukti lain
(unus testis nullus testis). Itupun dengan catatan bahwa faktanya saksi
am
ub
Budi Setyo Rahardjo tidak pernah memberikan keterangan mengenai
adanya kerugian Termohon Kasasi;
ep
Oleh karena itu, bukti keterangan saksi yang dijadikan dasar oleh Judex
k
si
tidak sah dan tidak mempunyai nilai kekuatan pembuktian. Hal ini
sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 169 HIR, yaitu sebagai
ne
ng
berikut:
"Keterangan dari seorang saksi saja, tanpa suatu alat bukti lain, tidak
do
gu
lik
ub
materiil, oleh karena itu, keterangan tersebut tidak sah sebagai alat
ep
Syarat pertama, ditegaskan dalam Pasal 169 HIR, Pasal 1905 KUH
M
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- keterangan seorang saksi saja, tidak dapat dipercaya;
si
- agar sah sebagai alat bukti, harus ditambah dengan suatu alat
bukti yang lain.
ne
ng
Syarat materiil ini sekaligus merupakan penegasan mengenai
patokan batas minimal pembuktian keterangan saksi sebagai alat
bukti. Bisa dirumuskan dalam proposisi: kesaksian seorang saksi
do
gu tidak dianggap kesaksian. Sering juga diformulasi dalam kalimat:
unus nullus rule atau unus testis nullus testis. Maksudnya, kalau alat
In
A
bukti yang diajukan hanya terdiri dari seorang saksi saja tanpa
didukung atau ditambah dengan alat bukti yang lain, kebenaran
ah
lik
kesaksian yang demikian:
- tidak memenuhi syarat batas minimal pembuktian,
- oleh karena itu, tidak sah dan tidak mempunyai nilai kekuatan
am
ub
pembuktian."
29. Merujuk pada ketentuan dan pendapat ahli hukum M. Yahya Harahap,
ep
S.H., tersebut di atas, maka jelas bahwa Judex Facti telah melakukan
k
si
kerugian immateriil tanpa disertai dengan perincian yang lengkap serta
tanpa dilengkapi oleh bukti-bukti yang mendukung (unus testis nullus
ne
ng
do
gu
lik
ontvankelijk verklaard).
E. Judex Facti telah melampaui batas wewenang dan melanggar ketentuan
m
ub
eksekutabel.
ep
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Selatan Nomor 652/2012 yang dikuatkan oleh Judex Facti Pengadilan
si
Tinggi Jakarta, masing-masing sebagai berikut:
Halaman 112 pertimbangan hukum Putusan Pengadilan Negeri Jakarta
ne
ng
Selatan Nomor 652/2012:
"Menimbang, bahwa karena Putusan Nomor 397A//ARB-BANI/2011
tanggal 21 November 2011 merupakan putusan yang bertentangan
do
gu dengan hukum maka putusan tersebut harus dinyatakan tidak sah dan
tidak mempunyai kekuatan hukum dan karenanya tidak mempunyai nilai
In
A
eksekusi."
Amar Dalam Pokok Perkara Nomor 3 dan 4 Putusan Pengadilan Negeri
ah
lik
Jakarta Selatan Nomor 652/2012:
"3. Menyatakan Putusan Badan Arbitrase Nasional Indonesia
Nomor 397A//ARB-BANI/2011 tanggal 21 November 2011
am
ub
adalah tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum;
4. Menyatakan Putusan Badan Arbitrase Nasional Indonesia
ep
Nomor 397A//ARB-BANI/2011 tanggal 21 November 2011
k
si
BANI Nomor 397/2011 merupakan putusan arbitrase yang bersifat final
dan mempunyai kekuatan hukum tetap dan mengikat para pihak (final
ne
ng
do
gu
lik
ub
32. Akan tetapi, gugatan Termohon Kasasi yang dijadikan dasar bagi Judex
Facti untuk menyatakan Putusan BANI Nomor 397/2011 tidak sah, tidak
ka
Undang-Undang Arbitrase;
M
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 58
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Oleh karenanya, Judex Facti telah bertindak melampaui batas
si
kewenangan yang dimilikinya dengan menyatakan Putusan BANI
Nomor 397/2011 tidak sah, tidak mempunyai kekuatan hukum, dan non
ne
ng
eksekutabel, berdasarkan suatu gugatan perbuatan melawan hukum
yang notabene berada di luar mekanisme pembatalan putusan arbitrase
yang diatur dalam ketentuan Pasal 70 s.d. Pasal 72 UU Arbitrase;
do
gu 33. Terlebih lagi, Termohon Kasasi sebelumnya sudah pernah mengajukan
permohonan pembatalan putusan arbitrase atas Putusan BANI Nomor
In
A
397/2011 dan telah ditolak dengan putusan berkekuatan hukum tetap
(in kracht van gewijsde), melalui Putusan Mahkamah Agung Republik
ah
lik
Indonesia Nomor 370 K/Pdt.Sus/2012 tanggal 26 Juni 2012 (vide bukti
Tl s.d. TIII- 3) jo. Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor
680/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Sel. tanggal 8 Maret 2012 (vide Bukti Tl s.d. TIII
am
ub
- 4). Sehingga, upaya permohonan pembatalan putusan arbitrase yang
diajukan Termohon Kasasi atas Putusan BANI Nomor 397/2011 telah
ep
berakhir. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 72 ayat (4) Undang-
k
si
Pasal 72 ayat (4) Undang-Undang Arbitrase:
"Terhadap putusan Pengadilan Negeri dapat diajukan permohonan
ne
ng
do
gu
lik
ub
Oleh karena itu, mohon kiranya Judex Juris Mahkamah Agung Republik
ep
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 59
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
35. Selain itu, Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor 576/2013 jo.
si
Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor 652/2012 yang
menyatakan Putusan BANI Nomor 397/2011 tidak sah, tidak
ne
ng
berkekuatan hukum, dan non eksekutabel telah nyata-nyata melanggar
ketentuan Pasal 60 Undang-Undang Arbitrase, sebagai berikut:
"Putusan arbitrase bersifat final dan mempunyai kekuatan hukum tetap
do
gu dan mengikat para pihak."
Sehingga, Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor 576/2013 jo.
In
A
Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor 652/2012
mengandung kesalahan penerapan hukum (schending van het recht)
ah
lik
karena telah diputus melanggar ketentuan undang-undang (in casu
Pasal 60 Undang-Undang Arbitrase). Pembiaran atas putusan
pengadilan yang melanggar Undang-Undang Arbitrase seperti demikian
am
ub
dapat memperkuat pandangan masyarakat Indonesia dan masyarakat
internasional bahwa Negara Indonesia adalah negara yang tidak ramah
ep
atas putusan arbitrase (unfriendly state toward commercial arbitration
k
si
Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor 652/2012 yang
melanggar ketentuan Pasal 60 Undang-Undang Arbitrase tersebut telah
ne
ng
do
gu
lik
Oleh karena itu, demi kepastian hukum dan bersandar pada ketentuan
Pasal 30 huruf b Undang-Undang Mahkamah Agung kiranya Judex
m
ub
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 60
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
dari pelaksanaan putusan arbitrase tersebut pun adalah sah dan
si
berlaku, sehingga demi kepastian hukum harus dilaksanakan;
F. Judex Facti telah kurang cukup memberikan pertimbangan hukum
ne
ng
(onvoldoende gemotiveerd) karena sama sekali tidak mempertimbangkan
alasan-alasan banding yang diajukan oleh Para Pemohon Kasasi.
37. Judex Facti Pengadilan Tinggi Jakarta sama sekali tidak
do
gu mempertimbangkan memori banding yang diajukan Para Pemohon
Kasasi, dengan alasan bahwa memori banding tersebut tidak memuat
In
A
hal-hal yang baru dan pada hakikatnya hanya merupakan pengulangan
dari apa yang sudah dikemukakan oleh Para Pemohon Kasasi dalam
ah
lik
pemeriksaan di tingkat pertama. Hal ini sebagaimana dapat dilihat pada
halaman 6 s.d. halaman 7 Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor
576/2013, sebagai berikut:
am
ub
"Menimbang, bahwa Memori Banding dari Pembanding I semula
Tergugat I, II, III dan Pembanding II semula Tergugat IV yang pokok-
ep
pokoknya seperti telah dikutip di atas, ternyata tidak memuat hal-hal
k
si
Hakim Tingkat Pertama yang kesemuanya telah dipertimbangkan
Majelis Hakim Tingkat Pertama;"
ne
ng
do
gu
dibenarkan;
Dengan tidak dipertimbangkannya pokok-pokok alasan banding yang
ah
lik
ub
39. Selain itu, alasan penolakan Judex Facti Pengadilan Tinggi Jakarta atas
R
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 61
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
suatu forum untuk melakukan pemeriksaan ulangan sebagaimana yang
si
diatur dalam ketentuan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1947
tentang Undang-Undang tentang Peradilan Ulang di Jawa dan Madura
ne
ng
("Undang-Undang Peradilan Ulang"), sebagai berikut:
“Dan putusan-putusan Pengadilan Negeri di Jawa dan Madura tentang
perkara perdata, yang tidak ternyata bahwa besarnya harga gugat ialah
do
gu seratus rupiah atau kurang, oleh salah satu dari pihak-pihak (partijen)
yang berkepentingan dapat diminta, supaya pemeriksaan perkara
In
A
diulangi oleh Pengadilan Tinggi yang berkuasa dalam daerah hukum
masing-masing."
ah
lik
40. Sebagai forum untuk melakukan pemeriksaan ulangan, Pengadilan
Tingkat Banding pada hakikatnya tetap wajib untuk memeriksa
permohonan banding meskipun Judex Facti Pengadilan Tinggi Jakarta
am
ub
menganggap memori banding yang diajukan pemohon banding telah
diajukan tanpa disertai oleh dalil-dalil ataupun alasan-alasan yang baru.
ep
Bahkan, jika pemohon banding tidak mengajukan memori banding pun
k
si
Hal tersebut sejalan dengan pendapat ahli hukum M. Yahya Harahap,
S.H., dalam bukunya yang berjudul Kekuasaan Pengadilan Tinggi dan
ne
ng
do
gu
lik
ub
sah dan dapat diterima, oleh karena itu perkara tetap diperiksa
M
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 62
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Memori banding, bukan syarat formil keabsahan permohonan
si
banding;
Oleh karena memori banding bukan syarat formil, pengiriman dan
ne
ng
pemeriksaan perkara oleh Pengadilan Tinggi pada tingkat banding tidak
mesti dan tidak perlu digantungkan pada memori banding. Demikian
sikap dan pendapat Mahkamah Agung dalam Putusan Nomor 1500
do
gu K/Pdt/1983 yang mengatakan, palsu atau tidaknya putusan Pengadilan
Tinggi, tidak didasarkan atas tanggal penyerahan memori banding.
In
A
Pengadilan Tinggi tidak mesti menunggu memori banding dalam
pemeriksaan perkara pada tingkat banding. Tanpa memori banding,
ah
lik
perkara dalam tingkat banding tetap diperiksa ulang secara
keseluruhan."
Oleh karena itu, sangatlah keliru jika kemudian Judex Facti Pengadilan
am
ub
Tinggi Jakarta menolak permohonan banding yang diajukan oleh Para
Pemohon Kasasi dengan alasan bahwa Memori Banding Para
ep
Pemohon Kasasi tidak memuat hal-hal yang baru dan pada hakikatnya
k
si
ulangan adalah untuk memeriksa kembali fakta-fakta hukum yang telah
diajukan sebelumnya, dan pemeriksaan ulangan tersebut tidak wajib
ne
ng
do
gu
41. Berdasarkan hal tersebut, maka jelas bahwa Putusan Pengadilan Tinggi
Jakarta Nomor 576/2013 merupakan putusan yang kurang cukup
In
pertimbangan hukum (onvoldoende gemotiveerd) karena sama sekali
A
lik
ub
G. Judex Facti telah melalaikan hukum acara perdata yang berlaku dengan
ah
menerima gugatan Termohon Kasasi yang acat formil karena kurang pihak.
R
42. Judex Facti telah melalaikan hukum acara dengan menerima gugatan
es
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 63
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
consortium), karena tidak menarik PT Pertamina EP sebagai pihak
si
dalam pemeriksaan perkara a quo;
43. Adalah benar bahwa Termohon Kasasi mempunyai hak untuk
ne
ng
menentukan siapa saja yang akan ditarik sebagai pihak dalam gugatan
yang diajukannya. Namun demikian, hak Termohon Kasasi tersebut
tetap harus memperhatikan ketentuan hukum acara perdata yang
do
gu mewajibkan Termohon Kasasi menarik PT Pertamina EP sebagai pihak
yang berkepentingan dalam perkara a quo agar permasalahan hukum
In
A
yang ada dapat diselesaikan secara tuntas dan gugatan pun tidak
mengandung cacat formil kurang pihak (plurium litis consortium);
ah
lik
Berikut kami kutip sumber-sumber hukum acara perdata di Indonesia
yang mewajibkan Termohon Kasasi untuk menarik pihak-pihak
sehingga gugatan tidak menjadi cacat formil karena kurang pihak;
am
ub
Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 151
K/Sip/1972 tanggal 13 Mei 1975:
ep
“bahwa karena yang berhutang kepada Penggugat/Terbanding adalah
k
si
gugatan harus dinyatakan tidak dapat diterima."
Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 938
ne
ng
do
gu
lik
ub
"Alasan pengajuan eksepsi ini, yaitu apabila orang yang ditarik sebagai
ah
tidak lengkap. Masih ada orang yang harus ikut dijadikan sebagai
es
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 64
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
karena pihak ketiga tersebut tidak ikut digugat, gugatan dinyatakan
si
mengandung cacat plurium litis consortium."
44. Seperti yang telah diuraikan oleh Para Pemohon Kasasi dalam Jawaban
ne
ng
pada pemeriksaan tingkat pertama dan dalam memori banding dalam
pemeriksaan tingkat banding, Termohon Kasasi semestinya menarik PT
Pertamina EP sebagai pihak dalam perkara a quo atas dasar alasan-
do
gu alasan sebagai berikut:
i. Dalam Putusan BANI Nomor 397/2011, tuntutan-tuntutan yang
In
A
diajukan PT Pertamina EP dalam permohonan arbitrasenya
dikabulkan sebagian, sehingga Putusan BANI Nomor 397/2011
ah
lik
telah menimbulkan dan memberikan hak-hak kepada PT Pertamina
EP yang dapat dilaksanakan melalui proses pelaksanaan putusan
arbitrase sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku;
am
ub
ii. Ditundanya Putusan BANI Nomor 397/2011 akan merugikan hak
dan kepentingan PT Pertamina EP yang pemenuhan haknya
ep
bergantung pada pelaksanaan dari Putusan BANI Nomor 397/2011
k
si
iii. Oleh karena Putusan BANI Nomor 397/2011 telah dinyatakan tidak
sah, tidak berkekuatan hukum dan non eksekutabel oleh Pengadilan
ne
ng
do
gu
diabaikan; dan
iv. Dinyatakannya Penetapan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
In
Nomor 17 Eks/2011 tidak mempunyai kekuatan hukum dan tidak
A
lik
397/2011;
45. Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, maka jelas bahwa PT
m
ub
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 65
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
karena tidak memberikan kesempatan bagi PT Pertamina EP untuk
si
membela dan mempertahankan kepentingannya. Dengan demikian,
maka pertimbangan hukum Judex Facti yang menyatakan bahwa tidak
ne
ng
ditariknya PT Pertamina EP sebagai pihak dalam perkara a quo
merupakan kewenangan penuh dari Termohon Kasasi dan tidak
bertentangan dengan ketentuan hukum yang berlaku, jelas merupakan
do
gu bukti Judex Facti telah salah menerapkan hukum acara perdata dalam
pemeriksaan perkara a quo;
In
A
Berdasarkan pada uraian tersebut, demi tercapainya tertib beracara dan
berpegang teguh pada ketentuan Pasal 30 huruf b Undang-Undang
ah
lik
Mahkamah Agung, sudah sepatutnya Judex Juris Mahkamah Agung
Republik Indonesia yang memeriksa dan memutus permohonan kasasi
ini membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor 576/2013
am
ub
jo. Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor 652/2012, untuk
kemudian mengadili sendiri dengan menyatakan gugatan Termohon
ep
Kasasi tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard) atau setidak-
k
R
Tambahan Memori Kasasi:
si
Memori kasasi tambahan a quo diajukan sesuai dengan prosedur dan ketentuan
ne
ng
do
gu
2014. Selanjutnya, pada langgal 7 April 2014. Para Pemohon Kasasi telah
mengajukan memori kasasi atas Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta
ah
lik
ub
yang melampirkan keterangan tertulis dan curriculum vitae dari Ahli Prof.
ah
Dr. Huala Adolf, S.H., LL.M., yang kiranya dapat dijadikan bahan ad
R
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 66
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
memutus secara arif dan bijaksana demi terciptanya keadilan dan
si
kepastian hukum;
III. Mengingat dalam hukum acara perdata Indonesia tidak diatur mengenai
ne
ng
batas waktu pengajuan memori kasasi tambahan, maka pengajuan
memori kasasi tambahan dibenarkan untuk dapat diajukan melebihi dari
tenggat waktu 14 (empat belas) hari setelah pengajuan permohonan
do
gu kasasi, asalkan terpenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 3
Surat Edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 20 tahun 1983
In
A
tentang memohon kasasi tambahan yang diajukan di luar tenggang waktu
14 Hari (SEMA Nomor 20/1983"), sebagai berikut:
ah
“Apabila ketentuan Pasal 248 ayat (1) KUHAP sudah dipenuhi oleh
lik
Pemohon Kasasi, ia kemudian mengajukan memori kasasi tambahan
diluar tenggang waktu 14 hari tersebut, tambahan itu hanya akan berlaku
am
ub
sebagai bahan ad informandum bagi Mahkamah Agung dan tidak akan
dipertimbangkan sebagai alasan kasasi yang dapat membatalkan putusan
ep
(Pasal 249 ayat (1) KUHAP)."
k
si
permohonan kasasi (in casu tanggal 7 April 2014), maka pengajuan
memori kasasi tambahan ini telah memenuhi syarat yang ditentukan dalam
ne
ng
do
gu
Para Pemohon Kasasi dengan ini menyatakan tetap pada pendirian serta dalil-
dalilnya yang telah dikemukakan secara tegas didalam memori kasasi Para
ah
lik
Pemohon Kasasi tanggal 7 April 2014 yang telah diajukan kepada Mahkamah
Agung Republik Indonesia melalui Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta
m
ub
Selatan pada tanggal 7 April 2013. Oleh karenanya, segala apa yang tertuang di
dalam memori kasasi Para Pemohon Kasasi tersebut secara mutatis mutandis
ka
menjadi satu kesatuan yang integral dan tidak terpisahkan dengan memori
ep
melampirkan (Keterangan Tertulis dari Ahli Prof. Dr. Huala Adolf, S.H., LL.M
es
tertanggal 14 April 2014 (Keterangan Ahli Prof. Dr. Huala Adolf) ini diajukan
M
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 67
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Indonesia, sehingga dapat tercipta penerapan hukum yang tepat dalam
si
pemeriksaan perkara a quo;
A. Judex Facti tidak berwenang untuk memeriksa dan memutus gugatan
ne
ng
Termohon Kasasi yang tunduk pada kompetensi absolut dari Badan
Arbitrase Nasional Indonesia.
1. Seperti yang terlihat jelas di dalam uraian posita gugatannya, Termohon
do
gu Kasasi telah mempersengketakan mengenai haknya atas non shareable
oil (NSO) yang diatur dalam enhanced oil recovery contract antara PT
In
A
Pertamina EP dengan Termohon Kasasi ("EOR Contract") (Bukti Tl s.d.
TIII- 9), yang mana permasalahan hukum mengenai non shareable oil
ah
lik
(NSO) tersebut merupakan pokok sengketa yang timbul dari EOR
Contract yang terikat dengan klausul arbitrase didalam Pasal 12.2 EOR
Contract (vide Bukti Tl s.d. TIII- 9) yang disepakati dan mengikat
am
ub
layaknya undang-undang bagi PT Pertamina EP dan Termohon Kasasi
(vide Pasal 1338 Burgerlijk Wetboek dan Asas Pacta Sunt Servanda);
ep
2. Bahwa dengan telah terikatnya permasalahan mengenai Non Shareable
k
OH (NSO) oleh klausul arbitrase dalam Pasal 12.2 EOR Contract yang
ah
si
Termohon Kasasi) sebagai choice of forum, maka Judex Facti
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan Judex Facti Pengadilan Tinggi
ne
ng
do
gu
Termohon Kasasi;
3. Pemisahan yurisdiksi antara arbitrase dan peradilan umum dalam hal
ah
lik
ub
semua hakim dalam lingkup peradilan umum, termasuk Judex Facti dan
ah
Hal ini selaras dengan pendapat Ahli Prof. Dr. Huala Adolf, S.H., LL.M
es
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 68
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
"11. Salah satu asas atau prinsip penting dalam arbitrase adalah asas
si
'limited court involvement' atau asas pembatasan turut-campur
pengadilan dalam arbitrase. Asas ini antara lain tercantum dalam
ne
ng
Pasal 3 dan Pasal 11 Undang-Undang Arbitrase. Pasal 3 Undang-
Undang Arbitrase menyatakan: "Pengadilan Negeri tidak
berwenang untuk mengadili sengketa para pihak yang telah terikat
do
gu dalam perjanjian arbitrase."
.................
In
A
14. Berdasarkan ketentuan Pasal 21 di atas dan asas termuat dalam
Pasal 3 dan Pasal 11 Undang-Undang Arbitrase di atas,
ah
lik
Pengadilan Negeri harus menahan diri untuk memeriksa perkara
yang telah tercantum klausul arbitrase dan Pengadilan Negeri
harus melindungi dan menjamin imunitas arbiterini.";
am
ub
Berdasarkan ketentuan-ketentuan di atas, maka dengan telah
disepakatinya klausul arbitrase dalam Pasal 12.2 EOR Contract, Judex
ep
Facti Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan Judex Facti Pengadilan
k
Tinggi Jakarta wajib menolak dan tidak campur tangan di dalam suatu
ah
si
4. Lebih lanjut, Ahli Prof. Dr. Huala Adolf, S.H., LL.M juga menegaskan
bahwa adanya pembatasan turut campur tangan Lembaga Peradilan
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 69
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
mencegah terjadinya berlarut-larutnya proses arbitrase di Indonesia.
si
(Penjelasan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999)."
5. Namun demikian, pada kenyataannya, dengan sangat bertentangan
ne
ng
dengan ketentuan hukum dan asas beracara yang telah diuraikan di
atas, Judex Facti telah bertindak di luar kewenangannya dengan
menerima gugatan Termohon Kasasi yang mempersengketakan Non
do
gu Shareable Oil (NSO) yang terikat dengan klausul arbitrase Pasal 12.2
EOR Contract (vide bukti Tl s.d. TIII- 9). Bahkan, Judex Facti telah
In
A
bertindak di luar kewenangannya dengan membebankan ganti kerugian
imateriil kepada Para Pemohon Kasasi berdasarkan pertimbangan
ah
lik
hukum bahwa Putusan Badan Arbitrase Nasional Indonesia Nomor
397/V/ARB-BANI/2011 tanggal 21 November 2011 ("Putusan BANI
Nomor 397/2011") telah berat sebelah;
am
ub
Padahal, ketentuan Pasal 3 jo. Pasal 11 Undang-Undang Arbitrase telah
secara tegas mewajibkan Pengadilan Negeri untuk menolak dan tidak
ep
campur tangan di dalam suatu penyelesaian sengketa yang telah
k
si
substansi putusan arbitrase;
6. Berdasarkan uraian tersebut, jelas bahwa Judex Facti telah melanggar
ne
ng
do
gu
lik
ub
B. Judex Facti telah salah dalam menerapkan hukum, karena telah keliru
dalam menafsirkan (legal misinterpretation) ketentuan Pasal 44 ayat (2)
ka
Undang-Undang Arbitrase;.
ep
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 70
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
setelah pemanggilan kedua diterima oleh Termohon Kasasi (Termohon
si
Arbitrase) dan Termohon Kasasi (Termohon Arbitrase) tetap tidak
datang menghadap di muka persidangan tanpa alasan yang sah;
ne
ng
8. Padahal, ketentuan Pasal 44 ayat (2) Undang-Undang Arbitrase secara
terang dan jelas mengatur mengenai batas waktu untuk meneruskan
pemeriksaan perkara tanpa kehadiran termohon arbitrase, dan bukan
do
gu merupakan batas waktu untuk memutus perkara yang sedang diperiksa;
Rumusan ketentuan Pasal 44 ayat (2) Undang-Undang Arbitrase yang
In
A
dimaksud adalah sebagai berikut:
"Paling lama 10 (sepuluh) hari setelah pemanggilan kedua diterima
ah
lik
termohon dan tanpa alasan yang sah termohon juga tidak datang
menghadap di muka persidangan, pemeriksaan akan diteruskan tanpa
hadirnya Termohon dan tuntutan Pemohon dikabulkan seluruhnya,
am
ub
kecuali jika tuntutan tidak beralasan atau tidak berdasarkan hukum.";
9. Hal ini sejalan dengan pendapat Ahli Prof. Dr. Huala Adolf, S.H., LL.M.,
ep
yang menafsirkan ketentuan Pasal 44 ayat (2) Undang-Undang
k
si
Prof. Dr. Huala Adolf, S.H., LL.M., menyatakan bahwa ketentuan Pasal
44 ayat (2) Undang-Undang Arbitrase sudah sangat jelas sehingga tidak
ne
ng
do
gu
lik
ub
Adolf, S.H., LL.M juga merujuk kepada doktrin Sudargo Gautama dalam
ep
“Yang dikemukakan dalam ayat (2), paling lama sepuluh hari setelah
es
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 71
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Termohon tidak datang di muka persidangan, pemeriksaan akan
si
diteruskan tanpa hadirnya dari Termohon ini."
Dengan demikian, maka jelas berdasarkan ketentuan Pasal 44 ayat (2)
ne
ng
Undang-Undang Arbitrase apabila Termohon Arbitrase tidak datang di
persidangan arbitrase setelah dipanggil sebanyak 2 (dua) kali, maka
Majelis Arbitrase melanjutkan pemeriksaan. Atau dengan kata lain,
do
gu syarat batas waktu 10 (sepuluh) hari yang dimaksud dalam ketentuan
Pasal 44 ayat (2) Undang-Undang Arbitrase bukanlah syarat bagi
In
A
majelis arbitrase untuk memutus perkara, akan tetapi untuk melanjutkan
persidangan tanpa kehadiran termohon arbitrase;
ah
lik
10. Lebih lanjut, disampaikan pula oleh Ahli Prof. Dr. Huala Adolf, S.H.,
LLM. bahwa berdasarkan pengalamannya baik sebagai individu,
maupun sebagai anggota atau Ketua Majelis Arbitrase, pada
am
ub
kenyataannya selama ini jangka waktu 10 (sepuluh) hari yang dimaksud
oleh ketentuan Pasal 44 ayat (2) Undang-Undang Arbitrase selalu
ep
diterapkan sebagai jangka waktu bagi Majelis Arbitrase untuk segera
k
si
11. Berdasarkan uraian dan keterangan ahli di atas, kiranya jelas bahwa
maksud dari ketentuan Pasal 44 ayat (2) Undang-Undang Arbitrase
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 72
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Nomor 652/2012, untuk kemudian mengadili sendiri perkara a quo
si
dengan menolak gugatan yang diajukan oleh Termohon Kasasi;
C. Putusan Judex Facti yang menghukum ganti kerugian immateriil terhadap
ne
ng
Para Pemohon Kasasi telah melanggar hak imunitas arbiter yang didasari
ketentuan Pasal 21 Undang-Undang Arbitrase;
12. Seperti yang telah dijelaskan di dalam memori kasasi Para Pemohon
do
gu Kasasi, dengan dibebankannya pertanggungjawaban kerugian
immateriil terhadap Para Pemohon Kasasi (in casu Majelis Arbitrase)
In
A
atas diputusnya Perkara BANI Nomor 397/2011, maka Judex Facti telah
melanggar hak imunitas yang dimiliki oleh Para Pemohon Kasasi selaku
ah
lik
arbiter yang dijamin oleh ketentuan Pasal 21 Undang-Undang Arbitrase,
sebagai berikut:
"Arbiter atau Majelis Arbitrase tidak dapat dikenakan tanggung jawab
am
ub
hukum apapun atas segala tindakan yang diambil selama proses
persidangan berlangsung untuk menjalankan fungsinya sebagai arbiter
ep
atau Majelis Arbitrase, kecuali dapat dibuktikan adanya itikad tidak baik
k
13. Judex Facti telah secara keliru dan tidak berdasarkan hukum
R
si
menyimpulkan bahwa Para Pemohon Kasasi telah melakukan itikad
tidak baik karena telah memutus Perkara BANI Nomor 397/2011
ne
ng
do
gu
lik
ub
Berangkat dari dasar pemikiran tersebut, maka "itikad tidak baik" yang
R
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 73
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
tidak terjebak dalam usaha tidak berdasar dari pihak yang tidak
si
menerima kekalahan dalam persidangan arbitrase;
Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Ahli Prof. Dr. Huala Adolf,
ne
ng
S.H., LL.M. dalam keterangan tertulisnya pada Halaman 3 Nomor 10
(terlampir), yang menyatakan sebagai berikut:
"Yang dimaksud dengan itikad baik dalam Pasal 21 Undang-Undang
do
gu Arbitrase menurut saya harus diartikan secara sempit dan harus
dibuktikan. Itikad baik haruslah merupakan syarat yang mengecualikan
In
A
imunitas arbiter. Apabila imunitas arbiter menjadi permasalahan, maka
syarat itikad baik ini haruslah dipergunakan secara terbatas dan harus
ah
lik
hati-hati diterapkan. Sesuatu putusan arbiter yang memenangkan suatu
pihak dan mengalahkan pihak lainnya, mudah sekali ditafsirkan oleh
pihak yang dikalahkan bahwa arbiter tidak beritikad baik. Oleh karena itu,
am
ub
saya berpendapat penerapan argumentasi bahwa arbiter tidak beritikad
baik harus diterapkan secara hati-hati bahkan harus sangat limitatif."
ep
15. Berdasarkan uraian tersebut, maka Judex Facti seharusnya tidak
k
si
rugi kepada Termohon Kasasi;
Putusan Judex Facti tersebut telah jelas melanggar ketentuan Pasal 21
ne
ng
do
gu
lik
ub
Nomor 397/2011 tidak sah, tidak mempunyai kekuatan hukum, dan non
R
eksekutabel;
es
Dalam perkara a quo, Judex Facti telah melampaui batas wewenang dan
M
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 74
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
menyatakan Putusan BANI Nomor 397/2011 tidak sah, tidak mempunyai
si
kekuatan hukum, dan non eksekutabel (vide amar dalam pokok perkara No. 3
dan Nomor 4 Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor 652/2012);
ne
ng
16. Padahal jelas ditegaskan di dalam ketentuan Pasal 60 Undang-Undang
Arbitrase, bahwa Putusan BANI Nomor 397/2011 yang merupakan
putusan arbitrase bersifat final dan mempunyai kekuatan hukum tetap
do
gu dan mengikat para pihak (final and binding), yang mana artinya,
terhadap Putusan BANI Nomor 397/2011 tersebut tidak dapat diajukan
In
A
upaya hukum apapun, baik banding, kasasi ataupun peninjauan
kembali;
ah
lik
Hal ini sebagaimana yang disampaikan pula oleh Ahli Prof. Dr. Huala
Adolf, S.H., LL.M. dalam Keterangan Tertulisnya pada Halaman 4
Nomor 16 (terlampir), yang menyatakan sebagai berikut:
am
ub
"Pemahaman saya mengenai arbitrase mengenai sifat putusan arbitrase
yang berlaku final and binding adalah jelas. Saya berpendapat ketentuan
ep
Pasal 60 Undang-Undang Arbitrase yang menyatakan: "Putusan arbitrase
k
bersifat final dan mempunyai kekuatan tetap dan mengikat para pihak,"
ah
si
merupakan putusan final dan dengan demikian tidak dapat diajukan
banding, kasasi atau peninjauan kembali" telah lebih menegaskan
ne
ng
do
gu
hukum tetap, dan mengikat para pihak (final and binding) itulah, maka
undang-undang telah memberikan batasan yang sangat restriktif,
In
dimana satu-satunya mekanisme yang dibenarkan menurut hukum
A
lik
ub
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 75
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Facti untuk menyatakan Putusan BANI Nomor 397/2011 tidak sah, tidak
si
mempunyai kekuatan hukum, dan non eksekutabel;
18. Terkait dengan hal tersebut di atas, kiranya layak untuk disimak
ne
ng
pendapat Ahli Prof. Dr. Huala Adolf, S.H., LL.M. dalam Keterangan
Tertulisnya pada Halaman 4 s.d. Halaman 5 Nomor 17 s.d. Nomor 18
(terlampir), sebagai berikut:
do
gu "17. Pembatasan yang dapat menggugurkan putusan arbitrase yang
bersifat final dan mengikat berdasarkan Undang-Undang Nomor
In
A
30 Tahun 1999 adalah Pasal 70. Pasal 70 menyatakan:
Terhadap putusan arbitrase para pihak dapat mengajukan
ah
lik
permohonan pembatalan apabila putusan tersebut diduga
mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
a. surat atau dokumen yang diajukan dalam pemeriksaan,
am
ub
setelah putusan dijatuhkan, diakui palsu atau dinyatakan
palsu;
ep
b. setelah putusan diambil ditemukan dokumen yang bersifat
k
si
salah satu pihak dalam pemeriksaan sengketa.
18. Untuk menggugurkan putusan arbitrase, ketiga unsur di atas, yaitu
ne
ng
do
gu
muka persidangan."
19. Berdasarkan uraian dan pendapat Ahli Prof. Dr. Huala Adolf, S.H., LL.M
In
tersebut di atas, maka jelas bahwa gugatan perbuatan melawan hukum
A
yang diajukan Termohon Kasasi sama sekali tidak dapat dijadikan dasar
bagi Judex Facti untuk menyatakan Putusan BANI Nomor 397/2011
ah
lik
ub
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 76
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Selatan Nomor 680/Pdt.G/2011/PN.Jkt.Sel. tanggal 8 Maret 2012 (vide
si
bukti Tl s.d. T III- 4);
20. Dengan demikian, jelas bahwa Judex Facti telah melanggar ketentuan
ne
ng
Pasal 60 Undang-Undang Arbitrase dan telah bertindak melampaui batas
kewenangannya dengan menyatakan Putusan BANI Nomor 397/2011
tidak sah, tidak mempunyai kekuatan hukum, dan non eksekutabel
do
gu berdasarkan gugatan perbuatan melawan hukum Termohon Kasasi yang
nyata-nyata bukan merupakan upaya hukum pembatalan putusan
In
A
arbitrase yang dibenarkan menurut Undang-Undang Arbitrase;
Oleh karena itu, demi tercapainya kepastian hukum bagi lembaga
ah
lik
arbitrase di Indonesia, serta demi terlaksananya tertib beracara di
lingkup peradilan umum itu sendiri, maka sudah sepatutnya Judex Juris
Mahkamah Agung Republik Indonesia membatalkan Putusan
am
ub
Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor 576/2013 jo. Putusan Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan Nomor 652/2012, untuk kemudian mengadili
ep
sendiri dan menolak gugatan Termohon Kasasi.
k
Agung berpendapat:
R
si
Menimbang, bahwa alasan-alasan kasasi Para Pemohon Kasasi dapat
dibenarkan, oleh karena Judex Facti Pengadilan Tinggi Jakarta, yang menguatkan
ne
ng
do
gu
lik
ub
kasasi dari Para Pemohon Kasasi: I. Badan Arbitrase Nasional Indonesia dan
ep
Para Pemohon Kasassi II: 1. M HUSSEYN UMAR, S.H., FCBArb, 2. Dr. FRANS
ah
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 77
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
tanggal 4 Juli 2013 serta Mahkamah Agung mengadili sendiri perkara ini dengan
si
amar putusan sebagaimana yang akan disebutkan di bawah ini;
Menimbang, bahwa oleh karena Termohon Kasasi/Penggugat/ Terbanding
ne
ng
berada dipihak yang kalah, maka dihukum untuk membayar biaya perkara dalam
semua tingkat peradilan;
Memperhatikan Pasal-Pasal dari Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 dan
do
gu Undang-undang Nomor 14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-
In
A
Undang Nomor 3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang
bersangkutan;
ah
lik
M E N G AD I L I :
Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi: I. BADAN
ARBITRASE NASIONAL INDONESIA, dan Pemohon Kasasi II. 1. M HUSSEYN
am
ub
UMAR, S.H., FCBArb, 2. Dr. FRANS HENDRA WINARTA, S.H., M.H., FCBrb, 3. Dr.
DANRIVANTO BUDHIJANTO, S.E., LLM, in IT LAW, tersebut;
ep
Membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor 576/Pdt/2013/PT.DKI
k
si
MENGADILI SENDIRI:
Menolak gugatan Penggugat;
ne
ng
do
gu
Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis. H.
Hamdi, S.H.,M.Hum., dan Syamsul Ma’arif, S.H.,LL.M.,Ph.D., Hakim-Hakim Agung
ah
lik
sebagai Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu
juga oleh Ketua Majelis beserta Hakim-Hakim Anggota tersebut dan Hosianna Mariani
m
ub
Sidabalok, S.H.,M.H., Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh para pihak;
ka
es
M
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 78
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
R
si
Biaya-biaya : Panitera Pengganti :
ne
ng
1. Meterai Rp 6.000,00 ttd./
2. Redaksi Rp 5.000,00 Hosianna Mariani Sidabalok, S.H.,M.H.
3. Administrasi kasasi Rp489.000,00
do
gu Jumlah Rp500.000,00
In
A
Untuk Salinan
Mahkamah Agung R.I
ah
lik
a.n. Panitera
Panitera Muda Perdata
am
ub
Dr. PRI PAMBUDI TEGUH, S.H., M.H.
ep
Nip. 19610313 198803 1 003
k
ah
si
ne
ng
do
gu
In
A
ah
lik
m
ub
ka
ep
ah
es
M
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 79
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
R
si
ne
ng
do
gu
In
A
ah
lik
Untuk Salinan
Mahkamah Agung R.I
a.n. Panitera
am
ub
Panitera Muda Perdata
ep
k
ah
si
Nip. 19610313 198803 1 003
ne
ng
do
gu
In
A
ah
lik
m
ub
ka
ep
ah
es
M
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 80