Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah- Nya sehingga penulis bias menyusun tugas
Mata Kuliah Pancasila ini dengan baik.
Sebelum dan sesudahnya penulis mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Dosen Pembimbing Mata Kuliah Pancasila, karena atas bimbingannya
sehingga penulis bias membuat makalah ini. Kepada pihak yang sudah
menolong turut dan dalam penyelesaian makalah ini. Atas perhatian serta
waktunya, penulis sampaikan banyak terima kasih.
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa segala macam Tindakan aksi
yang melibatkan Pemerintahakan berdampak kepada rakyatnya. Oleh karena
itu perlulah kiranya dibahas mengenai “Dampak Bagi Rakyat Indonesia
Akibat Pemerintahan yang Mempunyai Legalitas Diberhentikan Sebelum
Habis Masa Jabatannya.”
Akhir kata, penulis berharap makalah ini bias menyajikan tinjauan
mengenai bahasan diatas. Penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan
mohon adanya kritikan, saran dan masukan demi perbaikan penyusunan
makalah selanjutnya,

Bandung, Oktober 2022


Penulis,

Ridwan Nugraha
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Setiap negara pasti memiliki dasar hokum tentang penyelenggaraan
negara tersebut, dimana undang-undang tersebut mengatur tentang
penyelenggaraan sebuah negara yang dilakukan oleh lembaga negara,
mengatur hubung anantar lembaga itu sendiri, hak dan kewajiban lembaga
negara selaku penyelenggara pemerintahan dan lain sebagainya.
Di Indonesia sendiri, penyelenggaraan negara diatur dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan
Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
Didalam Undang-Undang tersebut diatur mengenai :Ketentuan Umum,
Definisi Penyelenggara Negara (Pemerintah), Asas Umum Penyelenggara
Negara, Hak dan Kewajiban Penyelenggara Negara, Peran Serta Masyarakat,
dan lain sebagainya.
Sehingga penulis berkeyakinan bahwa Undang-Undang tersebut dibuat
untuk menjadi pedoman secara umum yang mengatur Pemerintah selaku
Penyelenggara Negara dalam menjalankan Tugas dan Fungsi Pokoknya
(Tupoksi) dalam menjalankan roda pemerintahan di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam dinamika politik di berbagai negara, termasuk di Indonesia,
banyak permasalahan yang dapat terjadi dalam menjalankan sebuah negara
yang dilakukan oleh Pemerintah selaku Penyelenggara Negara.
Adapun masalah yang akan penulis uraikan dalam makalah ini adalah :
Dampak Bagi Rakyat Indonesia Akibat Pemerintahan Yang Mempunyai
Legalitas Diberhentikan Sebelum Habis Masa Jabatannya.
Untuk membatasi rumusan masalah, maka penulis akan mengambil
contoh tingkat pemerintahan jenjang Eksekutif tertinggi di Indonesia, yaitu
Presiden. Karena Pemerintahan Eksekutif yang dibawahnya adalah Pemerintah
Provinsi (dikepalai oleh Gubernur) dan Pemerintah Daerah Tingkat II (Dikepalai
oleh Walikota atau Bupati).
Tentu ini adalah masalah yang sangat menarik untuk dibahas, dan
penulis akan mencoba sebisa mungkin untuk menyajikan pembahasan masalah
tersebut dalam makalah ini.

1.3 Tujuan Masalah


Bersumber pada rumusan permasalahan yang disusun oleh penulis di
atas, hingga tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Menguraikan mengenai Pemerintahan yang Mempunyai Legalitas.
b. Menguraikan mengenai.mekanisme Pemberhentian Presiden
sebelum masa jabatannya habis.
c. Dampak bagi rakyat ketika seorang Presiden diberhentikan sebelum
habis masa jabatannya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pemerintahan yang Mempunyai Legalitas


Dalam melakukan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden di negara
Indonesia, serta mekanisme pengangkatannya adalah diatur dalam Undang-
Undang Nomor 42 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil
Presiden.
Sehingga dalam mekanisme penyelenggaraan Pemilihan Umum
(Pemilu) Presiden dan Wakil Presiden di Republik Indonesia haruslah mengacu
kepada Undang-Undang ini.
Secara garis besar, tahapan penyelenggaraan Pemilu Presiden dan
Wakil Presiden adalah diatur pada Pasal 3 butir 6 di dalam Undang-Undang
tersebut diatas, yaitu :
a. penyusunan daftar Pemilih;
b. pendaftaran bakal Pasangan Calon;
c. penetapan Pasangan Calon;
d. masa Kampanye;
e. masa tenang;
f. pemungutan dan penghitungan suara;
g. penetapan hasil Pemilu Presiden dan Wakil Presiden; dan
h. pengucapan sumpah/janji Presiden dan Wakil Presiden

Sehingga dapat dipastikan bahwa Presiden dan Wakil Presiden yang


mempunyai legalitas adalah Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden
yang telah ditetapan sebagai pemenang (butir g) oleh KPU dan diambil
sumpah/janji Presiden dan Wakil Presiden (butir h) oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR-RI) yang merupakan gabungan dari DPR-RI
dan DPD-RI.
2.2 Mekanisme Pemberhentian Presiden Sebelum Masa Jabatannya Habis
Sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 7 yang berbunyi :
“Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan
sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu
kali masa jabatan..”
Maka dapat diketahui bahwa secara normal, jabatan Presiden dan
Wakil Presiden di Indonesia adalah selama lima tahun untuk satu periodenya.
Namun begitu banyak sekali faktor yang dapat menyebabkan Presiden
dan atau Wakil Presiden diberhentikan sebelum masa jabatannya berakhir
(istilah lain adalah impeachment). Hal ini mengacu kepada Pasal 7A Undang-
Undang Dasar 1945, yang berbunyi : “Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat
diberhentikan dalam masa jabatannya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat
atas usul Dewan Perwakilan Rakyat, baik apabila terbukti telah melakukan
pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi,
penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela maupun apabila
terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden.”
Apabila dibuat poin-poinnya dari Pasal 7A Undang-Undang Dasar 1945
mengenai hal-hal yang dapat membuat Presiden dan atau Wakil Presiden
diberhentikan sebelum waktunya adalah sebagai berikut :
a. Melakukan pelanggaran hukum berupa:
- Penghianatan terhadap negara;
- Korupsi;
- Penyuapan;
- Tindak pidana berat lainnya; atau
- Perbuatan tercela.
b. Terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai presiden.

Sehingga apabila hal tersebut diatas terjadi karena memenuhi satu atau
lebih poin-poin diatas, maka tentulah akan terjadi “Pemerintahan Yang
Mempunyai Legalitas Diberhentikan Sebelum Habis Masa Jabatannya.” Sesuai
dengan rumusan masalah diatas dan akan penulis bahas dampaknya pada
bagian dibawah ini.

2.3 Dampak Bagi Rakyat Ketika Seorang Presiden Diberhentikan Sebelum


Habis Masa Jabatannya
Di Indonesia sendiri, kita pernah mengalami dua kali pemberhentian
Presiden sebelum masa jabatannya habis, yaitu :
a. Presiden Ir. Soekarno
Pemberhentian Presiden Soekarno oleh MPRS terjadi pada tahun
1967, melalui ketetapan MPRS Nomor XXXIII/MPRS/1967.
Pemberhentian Presiden Soekarno, dilakukan berkenaan adanya
pembrontakan Gerakan 30 September 1965.
b. Presiden K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dus)
Pemberhentian Presiden KH. Abdurahman Wahid terjadi pada tahun
2001 melalui ketetapan MPR Nomor II/MPR/2001 Tentang
Pertanggungjawaban Presiden RI KH Abdurahman Wahid, yang isinya
menegaskan bahwa Presiden KH Abdurahman Wahid sungguh-
sungguh melanggar haluan Negara serta memberhentikan KH
Abdurahman Wahid sebagai Presiden RI.

Adapun dampak yang terjadi di Indonesia yang penulis pelajari dari


referensi media massa dan buku sejarah, yaitu :
a. Terjadi pemanasan situasi politik karena terjadinya kekosongan
pimpinan jabatan eksekutif tertinggi (Presiden).
b. Namun begitu, patut disyukuri bahwa kekosongan yang dimaksud pada
poin a diatas tidak sampai menyebabkan terjadinya kudeta (baik yang
dilakukan oleh militer maupun sipil).
c. Terjadinya beberapa kerusuhan yang tidak signifikan di beberapa
wilayah Republik Indonesia. Penulis mengungkapkan tidak signifikan
karena tidak sampai terjadinya perang saudara. Dan patut diduga
bahwa kerusuhan ini terjadi antara pendukung fanatik Presiden yang
diberhentikan dengan masyarakat yang mendukung pemberhentian
Presiden.
d. Kenaikan harga barang-barang, terutama sembako
e. Penurunan nilai tukar rupiah terhadap valuta asing
f. Terjadinya Pemilu sebelum waktunya untuk memilih Presiden dan
Wakil Presiden baru.
g. Masyarakat dapat mengambil pelajaran untuk memilih Presiden dan
Wakil Presiden yang baru.

Adapun contoh lain sebagai tambahan referensi yang penulis ambil di


media massa adalah contoh pemakzulan / impeachment / pemberhentian
Presiden di Amerika.
Pemakzulan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump diperkirakan
akan membawa dampak bagi ekonomi dunia. Menteri Keuangan Sri Mulyani
berpendapat terkait dua dakwaan terhadap Presiden Amerika Serikat, Donald
Trump. Menurutnya, hal ini dapat dapat mempengaruhi sisi stabilitas ekonomi
dan politik di dunia. Terkait dakwaan tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani
mengaku, pemerintah Indonesia telah mencermati kondisi global yang
kemungkinan bisa ikut mempengaruhi ekonomi di tanah air.
Sebelumnya, Parlemen Amerika Serikat memakzulkan Presiden Donald
Trump setelah melewati proses perdebatan panjang. Trump dituduh telah
melakukan penyalahgunaan kekuasaan dan menghalangi penyelidikan
kongres. Setelah dimakzulkan, Trump akan menghadapi sidang senat untuk
menentukan proses selanjutnya.
Dengan ini, Donald Trump menjadi presiden ketiga yang menghadapi
proses pemakzulan di Amerika Serikat. Sebelumnya, dua Presiden Amerika
Serikat juga mengalami hal yang sama, yaitu Andrew Johnson dan Bill Clinton
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari ulasan di atas penulis bias merumuskan sebagai berikut:
a. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden di Indonesia sudah diatur
dalam Undang-Undang.
b. Pemberhentian Presiden dan atau Wakil Presiden pun sudah diatur
dalam Undang-Undang
c. Indonesia sudah memiliki pengalaman memberhentikan Presiden dan
Wakil Presiden sebanyak dua kali dalam sejarah selama ini.
d. Banyak ragam dampak bagi rakyat Indonesia akibat dari
pemberhentian Presiden dan Wakil Presiden
e. Namun begitu banyak sekali hal-hal yang harus diwaspadai jika terjadi
kembali pemberhentian Presiden dan Wakil Presiden selama masa
jabatannya belum habis, misalnya saja terjadi kudeta (perebutan
kekuasaan secara paksa), misalnya oleh militer, contohnya di Mesir,
ketika Pemerintahan Presiden Mursi direbut oleh Militer dan terjadinya
kerusuhan massal yang sangat signifikan.
DAFTAR PUSTAKA

- MPR, Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 7A. Jakarta, Amandemen


2002.
- Presiden RI dan DPR-RI. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
42 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil
Presiden. Jakarta, 2008
- Wikipedia, Pemakzulan, https://id.wikipedia.org/wiki/Pemakzulan.
- Prof. DR. Abdul Gani Abdullah, S.H, Laporan Akhir Tim Pengkajian
Hukum Tentang Impeachment Dalam Sistem Hukum Tata Negara,
Badan Pembinaan Hukum Nasional, Departemen Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia, Jakarta, 2005.
- Prof. DR. Jimly Assidhiqqie, S.H, Laporan Penelitian “Mekanisme
Impeachment dan Hukum Acara Mahkamah Konstitusi”
Kerjasama Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia dengan
Konrad Adenauer Stiftung, Jakarta, 2005.
- DPR-RI, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999
Tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Jakarta, 1999.
- Kompas TV. Apa Dampak Pemakzulan Presiden Donald Trump?.
Jakarta 2019.

Anda mungkin juga menyukai