TINJAUAN PUSTAKA
A. Diabetes Mellitus
1. Pengertian
dan protein, mengarah hiperglikemi (kadar glukosa darah tinggi) ( Black &
Melitus (NIDDM), keadaan di mana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat
yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah (Robins and
Cotran, 2009)
11
2. Klasifikasi
Manifestasi klinis Diabetes Mellitus tipe II menurut Black dan Hawks (2014),
12
b. Polidipsi (haus berlebihan)
insulin atau penurunan reaksi intra sel (reseptor khusus di permukaan sel
glukosa tidak dapat masuk ke intra sel, dan metabolisme sel tidak
nutrisi.
d. Penglihatan kabur
e. Infeksi kulit
13
f. Kelelahan dan kelemahan
tidak dapat disimpan sebagai glikogen dalam hati serta adanya proses
Pada Diabetes Mellitus tipe 2, pankreas masih bisa membuat insulin, tetapi
kualitas insulinnya buruk, tidak dapat berfungsi dengan baik sebagai kunci
meningkat.
Kemungkinan lainnya terjadi Diabetes Melitus tipe 2 adalah bahwa sel- sel
jaringan tubuh dan otot tidak peka atau sudah resisten terhadap insulin
dapat masuk kedalam sel dan akhirnya tertimbun dalam peredaran darah
Keadaan ini umumnya terjadi pada pasien yang gemuk atau mengalami
Pada Diabetes Melitus tipe 2 terdapat dua masalah yang berhubungan dengan
14
insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel, sebagai
Diabetes Melitus tipe 2 disertai dengan penurunan reaksi intra sel yang
darah harus terdapat peningkatan jumlah insulin yang disekresi. Namun pada
berlebihan, dan kadar glukosa akan dipertahankan dalam tingkat normal atau
2008).
II a. Komplikasi Akut
1) Ketoasidosis Diabetik
300 mg/ dl). Pasien sakit berat dan memerlukan intervensi untuk
15
elektrolit, ketidakseimbangan cairan. Adapun faktor pencetus
2006).
2) Hipoglikemia
dan palpitasi), juga akibat kekurangan glukosa dalam otak (tingkah laku
yang aneh, sensorium yang tumpul dan koma). (Price, S. A. & Wilson
L.M, 2006).
b. Komplikasi Kronis
1) Penyakit ginjal
16
2) Penyakit mata
3) Neuropati
2006).
c. Komplikasi Makrovaskuler
17
2) Pembuluh darah kaki
sel-sel kuku kaki yang menebal dan kalus demikian juga pada
2006).
6. Diagnosis
penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya, badan terasa
1) Glukosa darah puasa ≥126 mg/dl, puasa artinya tidak ada asupan kalori
18
a) Glukosa toleransi test oral >200 mg/dl
a. Edukasi
boleh sedikit atau terlalu banyak dalam waktu yang singkat. Ada dua
19
membuat keputusan tentang perawatan diabetesnya sendiri (Funnel
b. Perencanaan Makan
status gizi, umur, stress akut, dan kegiatan jasmani untuk mencapai dan
c. Latihan Jasmani
dan kondisi penyakit lain pada pasien. Bila mungkin latihan teratur (3-4
kali seminggu ± 1,5 jam). Prinsip olah raga pada DM sama saja dengan
prinsip olahraga secara umum, yaitu memenuhi hal berikut ini (F.I.T.T) :
teratur.
20
a) Continuous
istirahat.
b) Rhythmical
c) Intensity
Latihan olah raga yang dilakukan selang seling antara gerak cepat
d) Progressive
latihan yang lebih berat, secara bertahap. Jadi beban latihan olah
latihan sebelumnya.
e) Endurance
Oleh karena itu sebelum ikut program latihan olah raga, terhadap
21
d. Terapi farmakologis
berupa obat hipoglikemik oral (OHO) jika untuk kondisi dimana obat oral
produksi glukosa hati, dosisnya 4 hungga 8 mg/hari, bila kadar gula darah
Mellitus tipe II yang sel beta pankreas masih dapat berfungsi maka dapat
sampai 40mg/hari dan gliburid 2,5 hingga 25mg/hari (Price dan Wilson,
2006).
22
e. Kontrol Gula Darah
gula darah secara rutin. Satu bulan sekali dilakukan control gula darah. Hal
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Gejala: letih, lemah sulit berjalan / bergerak, tonus otot menurun, kram
b. Sirkulasi
menurun/ tidak ada, disritmia, kulit panas, kering dan kemerahan: bola
mata cekung.
23
c. Integritas Ego
Tanda: Ansietas.
d. Eliminasi
Gejala: Perubahan pola kemih, poliuria, nokturia, rasa nyeri atau terbakar,
abdomen, diare.
(infeksi), abdomen keras, adanya asites, bising usus lemah dan menurun:
hiperaktif (diare).
e. Makanan/ Cairan
peningkatan gula darah), bau halitosis/ manis, bau buah (nafas aseton).
f. Neurosensori
otot,gangguan penglihatan.
24
Tanda: disorientasi: mengantuk, letargi, stupor/ koma, gangguan memori
kejang.
g. Nyeri/ Kenyamanan
h. Pernafasan
i. Keamanan
j. Seksualitas
k. Penyuluhan
25
Tanda: Memerlukan bantuan dan pengaturan diet, pengobatan, perawatan
1) Test Diagnostik
200 mg/dl atau lebih, aseton plasma (keton): positif secara mencolok,
asam lemak bebas: kadar lipid dan kolesterol meningkat, urin: gula
2. Diagnosa Keperawatan
keluarga, atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses
mual.
insufisiensi insulin.
26
3. Peran perawat dalam perawatan pasien Diabetes Mellitus
dalam sistem, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaaan sosial baik dari
profesi perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang konstan. Peran
yang khusus seumur hidup. diet, aktivitas fisik serta emosional dapat
Pasien bukan hanya harus belajar keterampilan untuk merawat diri sendiri
setiap hari guna menghindari penurunan atau kenaikan kadar glukosa darah
yang mendadak, tetapi juga harus memiliki prilaku yang preventif dalam
27
menghindari komplikasi diabetes (Smeltzer & Bare, 2008). Perencanaan
Namun demikian, karena dalam sebuah rumah sakit jumlah pasien diabetes
disetiap unit cukup banyak, maka semua perawat memiliki peran yang
pasien untuk mendapatkan tindak lanjut setelah keluar dari rumah sakit
28
dan perilakunya dalam mengendalikan kadar glukosa darah, lebih baik
perawat.
1. Pengertian
Menurut KBBI 2015 wanita adalah perempuan dewasa dan menurut KBBI
2015 usia produktif adalah ketika seseorang masih mampu bekerja dan
tahun. Sebelum 15 tahun, atau setelah 64 tahun tidak lagi masuk ke dalam
Menurut BkkbN (2015), wanita usia produktif adalah wanita yang berumur
15 - 49 tahun yang berstatus belum kawin, kawin ataupun janda. Usia antara
20 sampai 45 tahun, sering dihubungkan dengan masa subur atau masa usia
bahwa wanita usia produktif adalah keadaan wanita yang telah cukup umur
produktif yaitu 14 - 45 tahun, karena pada usia tersebut rahim sudah mampu
29
2. Diabetes Melitus pada wanita
bahwa mayoritas kasus diabetes mellitus terjadi pada wanita, menurut Dinas
Mellitus gestasional yaitu Diabetes yang terjadi saat hamil. Dampak yang
terkena Diabetes tipe 2 atau terjadi Diabetes gestasional yang berulang pada
masa yang akan datang. Sedangkan bayi yang lahir dari ibu yang mengalami
(Pratama dkk,2012).
jajanan – jajanan siap saji, hal ini menyebabkan peningkatan kadar gula
30
darah pada perempuan yang lebih berisiko dibanding laki – laki akibat pola
Usia Produktif
sebesar 15%. Jika kedua orang tua memiliki DM maka risiko untuk
mendapatkan DM dari ibu lebih besar 10-30% dari pada ayah dengan
lebih besar dari ibu. Jika saudara kandung menderita DM maka risiko
untuk menderita DM adalah 10% dan 90% jika yang menderita adalah
b. Usia
31
dari berbagai lapisan, baik dari segi ekonomi rendah, menengah, atas,
ada pula dari segi usia. Tua maupun muda dapat menjadi penderita DM.
berlebih, sehingga tubuhnya tidak peka lagi terhadap insulin. Teori yang
memetabolisme glukosa.
c. Ras
tentang Etnis, obesitas dan resiko Diabetes Melitus tipe 2 pada Wanita,
mengontrol BMI.
d. Status pekerjaan
orang yang tidak memiliki pekerjaan beresiko 1,5 kali lebih besar
32
Grant et al (2009) mendapatkan hasil bahwa mereka yang tidak bekerja
e. Aktivitas fisik
darah akan berkurang. Pada orang yang jarang berolahraga, zat makanan
yang masuk ke dalam tubuh tidak dibakar tetapi ditimbun dalam tubuh
sebagai lemak dan gula. Jika insulin tidak mencukupi untuk mengubah
baju/piring.
33
3) Kegiatan berat : biasanya berhubungan dengan olahraga dan
f. Stress
g. Obesitas
subkutan tirai usus, organ vital jantung, paru-paru, dan hati). Obesitas
IMT > 25kg (Gusti & Erna,2014). Obesitas juga merusak kemampuan
sel beta untuk melepaskan insulin saat terjadi peningkatan glukosa darah
dialami oleh wanita pada usia ini karena pola makan yang tidak
34
h. Pola makan
cerna dan kemudian akan di ubah menjadi suatu bentuk gula yang di
jajanan siap saji, hal ini menyebabkan peningkatan kadar gula darah
pada perempuan yang lebih berisiko dibanding laki – laki akibat pola
i. Merokok
35