Anda di halaman 1dari 4

MATERI INISIASI 3

MODUL : 3
WAKTU : 120 Menit
CAPAIAN : Landasan Keilmuan
PEMBELAJARAN
POKOK BAHASAN : Peran dan Kedudukan Landasan Keilmuan
SUB-POKOK BAHASAN :  Sejarah ilmu
 Peran dan kedudukan landasan keilmuan (ontologi,
epistemologi, dan aksiologi) dalam pengembangan
keilmuan

Luangkanlah waktu Anda sejenak untuk menyimak video berikut - History of Science dan
Sejarah dan Perkembangan IPTEK Serta Revolusi Hijau

1. Sejarah ilmu

Sebelum kita membahas peran dan kedudukan landasan keilmuan, kita perlu melihat kembali
sejarah perkembangan ilmu dan pengetahuan dengan tujuan agar kita bisa mendapatkan
gambaran yang jelas tentang pengetahuan dan ilmu itu sendiri serta untuk melihat dan
memahami bagaimana manusia memperoleh pengetahuan dan ilmu serta bagaimana
pengetahuan dan ilmu itu berkembang dari masa ke masa. Sejarah perkembangan
pengetahuan dan ilmu dapat bercerita kepada kita tentang apa dan bagaimana pengetahuan
dan ilmu mulai dan berkembangan di segala abad hingga saat ini bahkan untuk masa akan
datang. Kita tidak dapat menyangkali pesatnya perkembangan pengetahuan dan ilmu yang
dimiliki manusia hingga saat ini sehingga hal itu dapat menunjukkan peran keduanya -
manusia dan pengetahuannya - dalam membangun peradaban manusia. Sejak zaman pra-
Yunani kuno hingga kontemporer, pengetahuan dan ilmu manusia semakin berkembang.
Bangsa Yunani menjadi patokan dunia bagi perkembangan ilmu dan pengetahuan karena
bangsa Yunani diketahui sebagai Mari kita lihat secara singkat perkembangannya dari abad
ke abad. Cobalah simak video berikut ini - Ancient Greece in 18 minutes
Kita mulai dengan bagaimana pengetahuan di masa pra-Yunani kuno yang berlangsung
sekitar tahun 1100 hingga akhir tahun 700 Sebelum Masehi. Coba simak video berikut -
Ancient Greek science and technology. Pada masa ini, kehidupan manusia masih sangat
primitif dan masih menggunakan perkakas dari batu dan tulang sebagai bentuk teknologi
yang membantu mereka dalam menyelesaikan pekerjaannya. Pemerolehan pengetahuan pada
masa ini didasarkan pada keyakian terhadap mitos sehingga masa ini biasa juga disenut
dengan abad kegelapan. Perkembangan pengetahuan manusia di masa ini ditunjukkan dengan
munculnya kesusastraan kuno dan dasar-dasar pengukuran dan perhitungan. Berlanjut pada
masa Yunani kuno yang berlangsung sekitar tahun 800 hingga 500 Sebelum Masehi.
Simaklah video berikut - Ancient Greece 101 dan Ancient Greek Technology. Pada masa ini,
pengetahuan manusia semakin berkembang karena manusia menggunakan rasio dan
meninggalkan keyakian terhadap mitos-mitos dalam memperoleh pengetahuan. Teknologi
perkakas beralih dari penggunaan batu dan tulang menjadi perkakas yang terbuat dari besi.
Selain itu, pengenalan terhadap huruf sudah mulai tampak jelas. Karena pemerolehan
pengetahuan didasarkan pada rasionalisme maka pada masa ini, para pemikir (filsuf) mulai
bermunculan. Munculnya para pemikir dibagi dalam dua masa yaitu masa Pra-Socrates dan
masa Pasca-Socrates. Filsuf pada masa Pra-Socrates berfokus pada kosmologi dan dunia
materil sedangkan pada masa Pasca-Socrates, para filsuf berfokus pada manusia sebagai
obyek kajiannya.
Pada abad pertengahan yang berlangsung sekitar awal bad ke-6 hingga abad ke-15,
pengetahuan manusia mengalami stagnasi karena adanya kekuatan dogma agama yang sangat
berpengaruh terhadap ruang gerak para filsuf dalam memperoleh pengetahuan sehingga para
filsuf berfokus pada kajian tentang ketuhanan (Theosentris). Simaklah video berikut -
Medieval Science History part 1. Fokus mereka adalah pada pembuktian tentang eksistensi
Tuhan. Di kalangan filsuf akhirnya terpecah menjadi dua golongan yaitu golongan
Theosentris dan golongan Kufur. namun demikian, perkembangan teknologi di masa ini
cukup terlihat jelas dengan ditemukannya Khronometer, Kompas, teknologi perkapalan,
teknologi persenjataan, dan percetakan. Di abad berikutnya, abad ke-16, ilmu pengetahuan
lahir kembali karena para filsuf telah terbebas dari ikatan-ikatan dogma Agama dalam
memperoleh pengetahuan sehingga masa ini disebut juga dengan masa Renaisans. Simaklah
video berikut - Development of Science During Renaissance. Dengan lahirnya kembali ilmu
pengetahuan maka filsafat klasik bangkit kembali dan prinsip kebebasan berpikir menjadi hal
yang sangat menonjol pada masa ini. Manusia telah mulai memahami bahwa kita dapat
menguasai alam ini hanya dengan pengetahuan dan ilmu yang kita miliki beserta dengan
teknologinya. filsuf terkenal pada masa Renaisans berpedoman pada konsep-konsep
humanisme yang membawa manusia lebih jauh dalam pemikirannya yang liberal dan
anggapan keberadaannya sebagai penguasa alam melalui ilmu dan pengetahuan yang
dimilikinya.
Berlanjut di masa Modern yang berlangsung antara awal abad ke-17 hingga akhir abad
ke-20, pengetahuan dan ilmu semakin berkembang pesat karena kefilsafatan telah menjauh
dari ikatan dogma-dogma Agama sehingga paham rasionalisme semakin menyebar (Age of
Reason). Simak video berikut - The Modern Revolution. Pada masa ini, pengenalan metode-
metode matematika dimasukkan dalam filsafat sebagai bentuk pengembangan penalaran
deduktif. Di abad selanjutnya, abad ke-18, prinsip kebebasan, demokrasi, dan akal sebagai
nilai-nilai utama masyarakat tampak jelas menonjol sehingga pikiran manusia harus
dibebaskan dari ketidaktahuan, dari takhayul, dan dari kekuasaan negara yang sewenang-
wenang, untuk memungkinkan manusia mencapai kemajuan dan kesempurnaan. Itulah
sebabnya abad ini disebut juga sebagai Age of Enlightement atau Masa Pencerahan. Pada
masa Kontemporer, di awal abad ke-21, menunjukkan kejayaan peradaban umat manusia dan
sekaligus menjadi bumerang bagi kehidupan manusia. Pengetahuan dan ilmu berkembang
sangat pesat sehingga teknologi juga semakin canggih di mana era revolusi industri 4.0 dan
5.0 menjadi barometer kejayaann perkembangannya. Masa di mana digitalisasi, Internet of
Things, Artificial Intelligence, dan Data Mining atau Big Data Storage, menjadi indikator
kejayaan teknologi manusia. Simak video berikut - Top 10 Greatest Scientific Discoveries of
21st Century until now.
Nah, pertanyaannya adalah bagaimana pengetahuan dan ilmu yang dimiliki manusia
begitu pesat perkembangannya? Jawabannya tentu karena kemampuan dan keterampilan
manusia dalam menerapkan prinsip-prinsip berpikir kefilsafatan. Bagaimanpun, pengetahuan
dan ilmu yang berkembang hingga saat ini adalah hasil dari konstruksi berpikir dan bernalar
manusia secara filosofis. Untuk ringkasannya, Anda dapat melihatnya pada Gambar 3.1 di
Modul 3. Coba simak video berikut - Perkembangan Ilmu Pengetahuan & Teknologi Menjadi
Tantangan bagi Generasi Muda.
2. Peran dan Kedudukan Landasan Keilmuan (ontologi, epistemologi, dan aksiologi)
dalam Pengembangan Keilmuan

Ketika kita berbicara landasan keilmuan maka kita akan berfokus pada tiga kajian besar
filsafat ilmu yaitu ontologi ilmu, epistemologi ilmu, dan aksiologi ilmu. Ketiganya melandasi
dan membentuk ilmu apapun serta ketiga hal itu pula yang menyatakan tubuh keilmuan. Jadi,
tiga kajian tersebut dan masing-masing kajian berfungsi untuk memberi pencerahan tentang
tubuh ilmu pengetahuan. Ketika kita memahami ketiga hal tersebut, kita akan mampu untuk
memandang ilmu apapun dari ketiga sudut pandang tersebut, dan tentunya, wawasan berpikir
kita akan terlatih dan lebih luas serta kritis dari yang sebelumnya.
Ontologi ilmu, secara sederhana, menyoroti persoalan keberadaan (eksistensi) sebuah
ilmu – apakah ilmu itu dan bagaimana bentuknya, bagaimana ilmu itu menjadi ilmu, dan
apakah keberadaan ilmu itu benar-benar nyata. Jadi, jika kita kaitkan dengan ilmu pendidikan
maka kita akan menyoroti eksistensi ilmu pendidikan - apakah ilmu pendidikan itu dan
bagaimana bentuknya, bagaimana ilmu pendidikan itu menjadi ilmu, dan apakah keberadaan
ilmu pendidikan itu benar-benar nyata. Dengan kata lain, kita hendak mempertanyakan apa
yang ada atau mungkin ada di balik keberadaan ilmu pendidikan. Nah, dalam dunia ilmu
pendidikan misalnya, mungkin selama ini Anda selalu mengucapkan kata belajar tanpa
benar-benar memahami apa sebetulnya belajar itu. Jika kita mengajukan beberapa
pertanyaan ontologis terhadap eksistensi belajar maka kita akan segera memahami dengan
benar apa sebetulnya belajar itu. Bebebrapa pertanyaan ontologis dapat Anda lihat dalam
Modul 3 pada sub-topik Ontologi Ilmu. Simak video berikut - What is ontology? Introduction
to the word and the concept dan artikel berikut – Ontologi.
Epistemologi ilmu mengacu pada asal-usul pengetahuan, kebenaran pengetahuan, dan
bagaimana pengetahuan itu dikatakan benar, atau apa yang kita percayai dan yakini sebagai
sebuah kebenaran, bagaimana kita mempercayai dan meyakininya, serta pembenarannya.
Dengan kata lain, kita hendak mempertanyakan hal-hal yang berkaitan dengan metode yang
diterapkan oleh ilmu, validitasnya (kesahihan), dan ruang lingkupnya. Jadi, berkaitan dengan
ilmu pendidikan, kita hendak mempertanyakan asal-usul ilmu pendidikan, metodologi yang
digunakan oleh ilmu pendidikan untuk menhasilkan kebenaran pendidikan, kesahihan
kebenaran ilmu pendidikan, dan ruang lingkup ilmu pendidikan. Itulah mengapa hingga saat
ini, kita memiliki kepercayaan dan keyakinan terhadap kebenaran ilmu pendidikan. Salah
satu indikator bahwa kita meyakini kebenarannya bahwa kita menganjurkan semua orang
untuk menempuh pendidikan, baik itu formal, non-formal, maupun informal. Simak video
berikut - What is epistemology? Introduction to the word and the concept dan artikel berikut -
Hakikat Epistimologi Dalam Kajian Filsafat Ilmu.
Aksiologi ilmu menyoroti persoalan etika (moral) dan estetika (nilai) sebuah ilmu yang
walaupun para ahli Aksiologi lebih mencermati sebuah nilai secara umum ketimbang nilai-
nilai moral. Namun, di sini kita mengambil keduanya – moral dan nilai – sebagai kajian dari
Aksiologi ilmu. Kajian ini juga mencakup dua konsep penting yaitu konsep bebas nilai dan
terikat nilai. Artinya, kebenaran ilmiah sebuah penelitian akan selalu mengacu pada kedua
konsep tersebut. Konsep bebas nilai lebih diterapkan ketika kita melakukan sebuah penelitian
yang disarankan untuk terbebas dari nilai-nilai apapun seperti nilai Agama, budaya, personal,
dan lain-lain. Konsep terikat nilai berbicara ketika sebuah hasil penelitian (kebenaran ilmiah)
masuk dalam konteks penerapannya. Seringkali terjadi perselisihan tentang penerapan sebuah
kebenaran hanya karena ketidakpahaman kita tentang konsep terikat nilai. Olehnya itu, kita
tidak bisa serta merta untuk menerapkan sebuah kebenaran ilmiah pada semua konteks sebab
dikuatirkan akan berbenturan dengan nilai-nilai yang ada dalam konteks tertentu, sekalipun
itu adalah hasil kesimpulan dari penalaran deduktif yang prosesnya menerapkan prinsip
representasi sampel dari sebuah populasi. Simaklah video berikut - What is Axiology dan
artikel berikut – Aksiologi Ilmu Pengetahuan.

SELAMAT BELAJAR DAN TETAP SEMANGAT!

Anda mungkin juga menyukai