0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
4 tayangan17 halaman
Kekayaan alam Indonesia, terutama rempah-rempah, menarik perhatian bangsa-bangsa Barat untuk berdagang dan secara bertahap menjajah wilayah Indonesia. Kedatangan bangsa Portugis, Inggris, dan Belanda diawali dengan tujuan berdagang, namun berujung pada penaklukan wilayah oleh bangsa Eropa.
Kekayaan alam Indonesia, terutama rempah-rempah, menarik perhatian bangsa-bangsa Barat untuk berdagang dan secara bertahap menjajah wilayah Indonesia. Kedatangan bangsa Portugis, Inggris, dan Belanda diawali dengan tujuan berdagang, namun berujung pada penaklukan wilayah oleh bangsa Eropa.
Kekayaan alam Indonesia, terutama rempah-rempah, menarik perhatian bangsa-bangsa Barat untuk berdagang dan secara bertahap menjajah wilayah Indonesia. Kedatangan bangsa Portugis, Inggris, dan Belanda diawali dengan tujuan berdagang, namun berujung pada penaklukan wilayah oleh bangsa Eropa.
Kevin Ambarita A. Kedatangan Bangsa-bangsa Barat Ke Indonesia
Sejak dahulu Indonesia telah menjadi primadona
bagi bangsa-bangsa asing. Terbentang di antara dua samudra dan dua benua telah menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan kekayaan alam yang melimpah. Ditambah lagi Indonesia berada di jalur perdagangan internasional, sehingga semakin banyak bangsa Barat yang datang ke Indonesia untuk sekedar singgah ataupun berdagang. Kekayaan alam Indonesia yang melimpah telah menarik perhatian bangsa barat untuk datang ke Nusantara. Bahkan hampir di setiap daerah memiliki rempah pilihan serta mempunyai karakteristik dan cita rasa yang khas. Hal inilah yang menjadikan bangsa barat berbondong-bondong untuk masuk ke Indonesia dengan alasan berdagang. Kendati demikian, tujuan awal untuk berdagang nampaknya pupus lantaran melimpahnya kekayaan alam di Indonesia yang mendorong adanya penjajahan bangsa Eropa terhadap pribumi, sehingga menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan rakyat Indonesia Keunggulan lokasi berperan penting terhadap kegiatan ekonomi, transportasi, dan komunikasi masyarakat Indonesia. Berbagai keunggulan yang dimiliki bangsa Indonesia juga menjadi salah satu pendorong bangsa-bangsa asing untuk datang ke Indonesia. Bukan hanya bangsa-bangsa Asia, tetapi bangsa-bangsa Eropa yang letaknya ribuan kilometer dari Indonesia tertarik dan berdatangan ke Indonesia. Kedatangan bangsa-bangsa asing ke Indonesia sempat merugikan bangsa Indonesia. Keinginan mereka menguasai Indonesia pada masa kolonialisme dan imperialisme melahirkan dampak- dampak negatif bagi bangsa Indonesia. Uraian berikut akan membahas dampak kedatangan bangsa-bangsa asing ke Indonesia terhadap kolonialisme dan imperialisme di Indonesia. 1.
Latar Belakang Kedatangan Bangsa Barat
Mengapa bangsa-bangsa Barat tertarik dengan
kekayaan Indonesia? Kekayaan apa saja yang mendorong kedatangan bangsa-bangsa Barat ke Indonesia?
a. Daya Tarik Indonesia bagi bangsa bangsa
barat Amatilah gambar di bawah ini! Inilah cengkih, merica, kemiri, dan pala merupakan contoh hasil bumi Indonesia yang sangat dibutuhkan bangsa-bangsa Barat Bangsa barat sangat membutuhkan rempah-rempah dari Indonesia karena bangsa-bangsa Eropa memiliki perbedaan kondisi alam dengan Indonesia. Iklim dan musim di Indonesia sangat mendukung tumbuh dan berkembangnya tanaman. Sementara itu di Eropa dengan empat musimnya kurang mendukung tumbuhnya tanaman rempah-rempah yang dibutuhkan bangsa Eropa. Berdasarkan kenyataan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa bangsa-bangsa Barat membutuhkan rempah-rempah karena mereka sangat membutuhkan, sementara persediaan di Eropa sangat terbatas. Rempah-rempah bagi bangsa-bangsa Eropa dapat digunakan untuk mengawetkan makanan, bumbu masakan, dan obat- obatan. Negara-negara tropis seperti Indonesia kaya akan rempah-rempah sehingga bangsa-bangsa Barat berusaha memperolehnya.
b. Motivasi 3G (Gold, Gospel, dan Glory)
Gospel, Glory merupakan motivasi Bangsa-bangsa
Barat melakukan penjelajahan samudra. Terkenal dengan sebutan 3G karena memang semboyan tersebut berawalan dengan huruf “G”, yakni Gold, Glory, dan Gospel. Apa yang dimaksud dengan Gold, Glory, dan Gospel? Gold artinya emas, yang identik dengan kekayaan. Semboyan ini menggambarkan bahwa tujuan bangsa Barat ke Indonesia adalah untuk mencari kekayaan. Itulah yang membuat mereka melakukan ekspedisi dan penjelajahan. Glory bermakna kejayaan bangsa. Gospel adalah keinginan bangsa Barat untuk menyebarluaskan atau mengajarkan agama Nasrani khususnya agama Kristen ke bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Selatan.
c. Revolusi Industri
Revolusi Industri adalah pergantian atau perubahan
secara menyeluruh dalam memproduksi barang dari sebelumnya menggunakan tenaga manusia dan hewan menjadi tenaga mesin. Penggunaan mesin dalam industri menjadikan produksi lebih efisien, ongkos produksi dapat ditekan, serta barang dapat diproduksi dalam jumlah besar dan cepat. Berkembangnya revolusi industri menyebabkan bangsa-bangsa Barat memerlukan bahan baku yang lebih banyak. Mereka juga memerlukan daerah pemasaran untuk menjual hasil-hasil industrinya. Salah satu hasil revolusi industri adalah kegiatan transportasi. Penemuan mesin uap yang dapat dijadikan mesin penggerak perahu merupakan teknologi baru pada masa tersebut. Perahu dengan mesin uap merupakan penemuan sangat penting yang mendorong penjelajahan bangsa-bangsa Barat. Penggunaan mesin uap dapat memperpendek waktu perjalanan. Selain penemuan mesin uap, Revolusi Industri didukung berbagai penemuan lain, seperti kompas, mesin pemintal, dan sebagainya. Penemuan-penemuan tersebut memicu bangsa-bangsa Barat untuk melakukan berbagai petualangan. d. Dikuasainya Konstantinopel oleh kekaisaran Turki Usmani
Pada tahun 1453, kekaisaran Turki Usmani di
bawah pimpinan Sultan Muhammad II berhasil merebut konstantinopel dari kekaisaran Romawi. Peristiwa jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1953 menjadi latar belakang kedatangan bangsa Barat ke Indonesia.
Kejadian tersebut membuat pasokan rempah-
rempah ke wilayah Eropa terputus lantaran boikot yang dilakukan oleh Turki Utsmani.
Situasi ini mendorong orang-orang Eropa
menjelajahi jalur pelayaran ke wilayah yang banyak memiliki bahan rempah-rempah, termasuk Indonesia.
Dalam perkembangannya, bangsa Barat tak hanya
berdagang namun juga menguasai sumber di negara rempah-rempah penghasilnya Dikuasainya Konstantinopel oleh Turki Usmani, mendorong para pedagang Eropa mencari jalur perdagangan di luar kawasan laut tengah untuk mencari sumber rempah- rempah. Rempah-rempah Keberadaan musim hujan dan kemarau di Indonesia yang memungkinkan berbagai tanaman mudah tumbuh dan berkembang di Indonesia. Wilayah Hindia Timur atau Indonesia telah lama dikenal sebagai daerah penghasil rempah-rempah seperti vanili, lada dan cengkeh. Rempah-rempah ini digunakan untuk mengawetkan makanan, bumbu masakan, bahkan obat-obatan. Karena ragam kegunaannya inilah, rempah rempah sangat laku di pasaran dan harganya pun mahal, sementara persediaan di Eropa sangat terbatas 2. Kedatangan Bangsa-bangsa Barat ke Indonesia Gambar ilustrasi rute kedatnagn bangsa Eropa ke Indonesia.
a. Kedatangan Bangsa Portugis di Maluku
Perjalanan bangsa Portugis mencari sumber rempah-rempah diawali dari kota Lisabon, Portugis. Pada tahun 1486, Bartolomeus Diaz melakukan pelayaran pertama menyusuri pantai barat Afrika. Ia bermaksud melakukan pelayaran ke India, namun gagal. Portugis mencapai Malaka pada tahun 1511 di bawah pimpinan Alfonso d’Albuquerque. Ia berhasil menguasai Malaka dan Myanmar. Selanjutnya Portugis menjalin hubungan dagang dengan Maluku. Pada tahun 1512, bangsa Portugis telah berhasil sampai di Maluku di bawah pimpinan Antonio de Abreu dan Fransisco Serao.
b. Ekspedisi Bangsa Inggris
Francis Drake dibantu oleh Thomas Cavendis berhasil tiba di Ternate pada tahun 1579. Di Ternate, mereka memborong rempah-rempah untuk dibawa ke Inggris. Rombongan Francis Drake ini berlayar menuju Inggris dengan membawa banyak rempah-rempah dan mendarat di Inggris pada tahun 1580. Rupanya, penjelajahan samudra yang dilakukan oleh bangsa Inggris ini membawa keuntungan melimpah. Selain mendapatkan rempah-rempah, penjelajahan bangsa Inggris ke Dunia Timur juga berhasil menanamkan pengaruhnya di wilayah Asia. Inggris juga ingin merebut wilayah Indonesia dari tangan Belanda dan Portugis. Wilayah Indonesia direncanakan oleh Inggris tidak hanya dijadikan sebagai ladang monopoli, tetapi juga dijadikan sebagai wilayah kekuasaan politik. Kedatangan Inggris pada awal abad XVII ditujukan untuk memperluas kekuasaan politik Inggris di wilayah Asia. Kedatangan Inggris ke Indonesia saat itu bertepatan dengan adanya kekacauan yang terjadi di Jayakarta (sekarang Jakarta). Pada saat itu, Jayakarta sedang berselisih dengan Banten akibat politik adu domba yang dijalankan oleh VOC. Penguasa Jayakarta yang menyadari kelicikan VOC mengizinkan Inggris membangun gudang kayu di dekat kantor dagang VOC . Keadaan ini menyebabkan VOC geram dan segera melancarkan serangan balasan ke pusat pemerintahan Jayakarta. Penguasa Jayakarta yang waktu itu Wijayakrama meminta bantuan kepada Inggris untuk menghadapi serangan VOC. Pada tahun 1649 puncak perseteruan antara Jayakarta dengan VOC terjadi, sehingga meletuslah perang laut. Dalam perang laut itu, pasukan Jayakarta mendapatkan bantuan dari tentara Inggris. Armada pasukan Inggris terdiri dari 15 kapal laut di bawah pimpinan Sir Thomas Dale berhasil melakukan intervensi terhadap kapal- kapal laut VOC di wilayah perairan Jawa. Akhirnya peperangan itu dimenangkan oleh Jayakarta. Namun, kemenangan itu hanya berlangsung satu hari, karena pada hari berikutnya VOC berhasil merebut Jayakarta. Kemudian, pada tahun 1628, Inggris berhasil menjalin kerja sama dengan Banten. Kerja sama tersebut dibuktikan dengan memberi izin kepada Inggris untuk mendirikan pangkalan dagang utama Asia Tenggara di Banten. Pembanguan benteng Inggris ini bertujuan untuk menjamin perdagangan lada dan keamanan wilayah akibat blokadi VOC di Banten.
c. Kedatangan Bangsa Belanda di Jayakarta (Jakarta)
Seorang pelaut Belanda Cornelis de Houtman
memimpin ekspedisi ke Indonesia. Pada tahun 1595, armada de Houtman mengarungi ujung selatan Afrika, selanjutnya terus menuju ke arah timur melewati Samudra Hindia. Pada tahun 1596, armada de Houtman tiba di Pelabuhan Banten melalui Selat Sunda. Kedatangan Houtman di Indonesia kemudian disusul ekspedisi-ekspedisi lainnya. Dengan banyaknya pedagang Belanda di Indonesia maka muncullah persaingan di antara mereka sendiri. Untuk mencegah persaingan yang tidak sehat, pada tahun 1602 didirikan Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC/Perserikatan Maskapai Hindia Timur) yang merupakan merger (penggabungan) dari beberapa perusahaan dagang Belanda. Gubernur Jenderal pertama VOC adalah Pieter Both. Ia mendirikan pusat perdagangan VOC di Ambon, Maluku. Namun kemudian, pusat dagang dipindahkan ke Jayakarta (Jakarta) karena VOC memandang bahwa Jawa lebih strategis sebagai lalu-lintas perdagangan. Selain itu, Belanda ingin menyingkirkan saingan mereka, yaitu Portugis di Malaka. Pangeran Jayawikarta (penguasa bagian wilayah Banten) memberi izin kepada VOC untuk mendirikan kantor dagang di Jayakarta. Selain memberikan izin kepada VOC, Pangeran Jayawikarta juga memberikan izin pendirian kantor dagang kepada EIC (Inggris). Kebijakan ini membuat Belanda merasa tidak menyukai Pangeran Jayakarta. Gubernur Jendral VOC Jan Pieterszoon Coen membujuk penguasa Kerajaan Banten untuk memecat Pangeran Jayawikarta, sekaligus memohon agar izin kantor dagang Inggris EIC dicabut. Pada tanggal 31 Mei 1619, keinginan VOC dikabulkan raja Banten. Momentum inilah yang kemudian menjadi mata rantai kekuasaan VOC dan Belanda pada masa berikutnya. VOC menikmati keleluasaan dan kelonggaran yang diberikan penguasa Banten. Jayakarta oleh VOC diubah namanya menjadi Batavia. VOC mendirikan benteng sebagai tempat pertahanan, pusat kantor dagang, dan pemerintahan. Pengaruh ekonomi VOC semakin kuat dengan dimilikinya hak monopoli perdagangan. Masa inilah yang menjadi sandaran perluasan kekuasaan Belanda pada perjalanan sejarah selanjutnya. d. Bangsa Spanyol Pada tahun 1522 ekspedisi Spanyol yang dipimpin oleh Juan Sebastian del Cano tiba di Maluku. Spanyol selanjutnya menjalin hubungan dagang dengan Tidore yang menyebabkan persaingan dagang antara Portugis dan Spanyol di kawasan Maluku memanas. Akhirnya pada tahun 1527 terjadilah pertempuran antara Ternate dengan bantuan Portugis melawan Tidore yang dibantu Spanyol. Pertempuran dan persaingan antara Portugis dan Spanyol berakhir setelah keduanya menyepakati Perjanjian Saragosa pada tahun 1534 Keberhasilan Columbus menemukan benua Amerika pada pelayaran pertamanya pada tahun 1492, mendorong para pelaut lain untuk melanjutkan penjelajahan ke samudra timur dan menemukan daerah penghasil rempah-rempah. Berangkatlah ekspedisi yang dipimpin oleh Magelhan disertai seorang kapten kapal yang bernama Sebastian del Cano. Magelhan mengambil jaluryang telah dilalui oleh Columbus. Setelah terus berlayar Magelhan danrombongan mendarat di ujung selatan benua Amerika yang kemudian tempat tersebut dinamakan Selat Magelhan. Magelhan dan rombongan mendarat di Pulau Guam pada tahun 1521. Kemudian melanjutkan penjelajahannya dan menemukan Kepulauan Massava ( Filipina ) yang kemudian menyatakan bahwa daerah tersebut merupakan daerah koloni Spanyol. Karena tindakannya itulah Magelhan dan rombongan mendapatkan perlawanan dari rakyat Mactan dan akhirnya Magellhan terbunuh dalam peperangan . Rombongan yang selamat dalam pertempuran tersebut melarikan diri dan kemudian oleh del Cano dipimpin bergerak ke arah selatan dan menemukan Kepulauan Maluku. Kedatangan bangsa Spanyol ini diterima baik oleh Sultan Tidore yang saat itu sedang bermusuhan dengan Portugis. Sebaliknya, kedatangan Spanyol di Maluku bagi Portugis merupakan pelanggaran atas “hak monopoli”. Oleh karena itu, timbullah persaingan antara Portugis dan Spanyol. Persaingan tersebut sejalan dengan pertentangan antara sultan Ternate dan Sultan tidore. Sultan ternate bersekutu dengan portugis, sedangkan sultan tidore bersekutu dengan Spanyol. Puncaknya Portugis dan Spanyol menempuh jalan perundingan yang di laksanakan di Saragosa (Spanyol) tahun 1529. Perundigan itu menghasilkan. kesepakatan yang disebut dengan Pejanjian Saragosa yang berisi : 1. Spanyol harus meninggalkan maluku dan melakukan perdagangan di Filipina 2. Portugis tetap melakukan kegiatan perdagangan di Kep Maluku.