Untitled
Untitled
seperti di Parkir Timur Senayan itu, tidak sekedar berdoa. Akan tetapi juga
mempengaruhi sikap, langkah dan strategi mereka dalam menghadapi arus politik,
Pada tahun 1998, Indonesia pernah 'banjir' amalan, hizib dan mantra,
tepatnya pada saat mencuatnya isu pembantaian dukun santet oleh Ninja misterius
yang bermula dari Banyuwangi dan menyebar hampir ke seluruh Tanah Jawa yang
banyak membunuh para Kiai yang memang merangkap sebagai dukun santet 53
sebagai ikhtiar dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah. Tradisi ini sangat
kentalnya, Muhammad Abdullah sampai menulis buku khusus tentang itu dengan
M. Sadat Ismail 54 mengatakan, dalam dunia wirid terdapat sebuah hizib yang
disebut Hizib Sakron. Kata sakron berasal dari bahasa Arab yang berarti mabuk,
artinya Hizib ini ketika diwirid selama jangka waktu tertentu dan dalam hitungan
dan jumlah tertentu dapat menjadikan sasaran atau si korban mabuk atau hilang
ingatan. Konon "kemabukan" ini bias juga 'ditembakkan' kepada dua orang yang
berbeda jenis kelamin, yakni laki-laki dan perempuan. Ketika keduanya sama-sama
53 Hingga sekarang sama sekali tidak diketahui siapa sebenarnya Ninja (dan tokoh sentral
dibelakangnya) yang menculik dan membunuh para Kyai (pengamal ilmu hikmah gadungan) yang
merangkap tukang sihir itu. Tetapi saya sangat yakin mereka adalah orang-orang yang punya
keterampilan beladiri, penyamaran dan ahli penyusupan yang sangat profesional. Mungkin saja
sekelompok Ninja itu berpedoman pada fatwa para ulama Ahlussumah, yaitu :
yang berpendapat mengkafirkan tukang sihir, sebagaimana riwayat dari Imam Ahmad bin Hambal
dan sekelompok ulama salaf. Dikatakan bahwa dia tidak kafir, tetapi hukumannya ialah dibunuh,
sebagaimana apa yang diriwayatkan oleh Syafi‟i dan Ahmad, keduanya berkata: telah menceritakan
kepada kami Sofyan yaitu Ibnu Unayah dari Amr bin Dinar bahwa ia mendengar Bajlah bin Abdah
berkata: ”Umar bin Khattab memutuskan bahwa setiap tukang sihir lelaki ataupun wanita dibunuh.Ia
(Bajlah) berkata: Kemudian kami membunuh tiga tukang sihir.”Ia (Ibnu Katsir) berkata: Bukhari
b.
Al-HafizPresidennya.
seperti di Parkir Timur Senayan itu, tidak sekedar berdoa. Akan tetapi juga
mempengaruhi sikap, langkah dan strategi mereka dalam menghadapi arus politik,
Pada tahun 1998, Indonesia pernah 'banjir' amalan, hizib dan mantra,
tepatnya pada saat mencuatnya isu pembantaian dukun santet oleh Ninja misterius
yang bermula dari Banyuwangi dan menyebar hampir ke seluruh Tanah Jawa yang
banyak membunuh para Kiai yang memang merangkap sebagai dukun santet 53
sebagai ikhtiar dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah. Tradisi ini sangat
kentalnya, Muhammad Abdullah sampai menulis buku khusus tentang itu dengan
M. Sadat Ismail 54 mengatakan, dalam dunia wirid terdapat sebuah hizib yang
disebut Hizib Sakron. Kata sakron berasal dari bahasa Arab yang berarti mabuk,
artinya Hizib ini ketika diwirid selama jangka waktu tertentu dan dalam hitungan
dan jumlah tertentu dapat menjadikan sasaran atau si korban mabuk atau hilang
ingatan. Konon "kemabukan" ini bias juga 'ditembakkan' kepada dua orang yang
berbeda jenis kelamin, yakni laki-laki dan perempuan. Ketika keduanya sama-sama
53 Hingga sekarang sama sekali tidak diketahui siapa sebenarnya Ninja (dan tokoh sentral
dibelakangnya) yang menculik dan membunuh para Kyai (pengamal ilmu hikmah gadungan) yang
merangkap tukang sihir itu. Tetapi saya sangat yakin mereka adalah orang-orang yang punya
keterampilan beladiri, penyamaran dan ahli penyusupan yang sangat profesional. Mungkin saja
sekelompok Ninja itu berpedoman pada fatwa para ulama Ahlussumah, yaitu :
yang berpendapat mengkafirkan tukang sihir, sebagaimana riwayat dari Imam Ahmad bin Hambal
dan sekelompok ulama salaf. Dikatakan bahwa dia tidak kafir, tetapi hukumannya ialah dibunuh,
sebagaimana apa yang diriwayatkan oleh Syafi‟i dan Ahmad, keduanya berkata: telah menceritakan
kepada kami Sofyan yaitu Ibnu Unayah dari Amr bin Dinar bahwa ia mendengar Bajlah bin Abdah
berkata: ”Umar bin Khattab memutuskan bahwa setiap tukang sihir lelaki ataupun wanita dibunuh.Ia
(Bajlah) berkata: Kemudian kami membunuh tiga tukang sihir.”Ia (Ibnu Katsir) berkata: Bukhari
b.
Al-HaPresidennya.
mempengaruhi sikap, langkah dan strategi mereka dalam menghadapi arus politik,
Pada tahun 1998, Indonesia pernah 'banjir' amalan, hizib dan mantra,
tepatnya pada saat mencuatnya isu pembantaian dukun santet oleh Ninja misterius
yang bermula dari Banyuwangi dan menyebar hampir ke seluruh Tanah Jawa yang
banyak membunuh para Kiai yang memang merangkap sebagai dukun santet 53
sebagai ikhtiar dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah. Tradisi ini sangat
kentalnya, Muhammad Abdullah sampai menulis buku khusus tentang itu dengan
M. Sadat Ismail 54 mengatakan, dalam dunia wirid terdapat sebuah hizib yang
disebut Hizib Sakron. Kata sakron berasal dari bahasa Arab yang berarti mabuk,
artinya Hizib ini ketika diwirid selama jangka waktu tertentu dan dalam hitungan
dan jumlah tertentu dapat menjadikan sasaran atau si korban mabuk atau hilang
ingatan. Konon "kemabukan" ini bias juga 'ditembakkan' kepada dua orang yang
berbeda jenis kelamin, yakni laki-laki dan perempuan. Ketika keduanya sama-sama
53 Hingga sekarang sama sekali tidak diketahui siapa sebenarnya Ninja (dan tokoh sentral
dibelakangnya) yang menculik dan membunuh para Kyai (pengamal ilmu hikmah gadungan) yang
merangkap tukang sihir itu. Tetapi saya sangat yakin mereka adalah orang-orang yang punya
keterampilan beladiri, penyamaran dan ahli penyusupan yang sangat profesional. Mungkin saja
sekelompok Ninja itu berpedoman pada fatwa para ulama Ahlussumah, yaitu :
yang berpendapat mengkafirkan tukang sihir, sebagaimana riwayat dari Imam Ahmad bin Hambal
dan sekelompok ulama salaf. Dikatakan bahwa dia tidak kafir, tetapi hukumannya ialah dibunuh,
sebagaimana apa yang diriwayatkan oleh Syafi‟i dan Ahmad, keduanya berkata: telah menceritakan
kepada kami Sofyan yaitu Ibnu Unayah dari Amr bin Dinar bahwa ia mendengar Bajlah bin Abdah
berkata: ”Umar bin Khattab memutuskan bahwa setiap tukang sihir lelaki ataupun wanita dibunuh.Ia
(Bajlah) berkata: Kemudian kami membunuh tiga tukang sihir.”Ia (Ibnu Katsir) berkata: Bukhari
b.
seperti di Parkir Timur Senayan itu, tidak sekedar berdoa. Akan tetapi juga
mempengaruhi sikap, langkah dan strategi mereka dalam menghadapi arus politik,
Pada tahun 1998, Indonesia pernah 'banjir' amalan, hizib dan mantra,
tepatnya pada saat mencuatnya isu pembantaian dukun santet oleh Ninja misterius
yang bermula dari Banyuwangi dan menyebar hampir ke seluruh Tanah Jawa yang
banyak membunuh para Kiai yang memang merangkap sebagai dukun santet 53
.
sebagai ikhtiar dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah. Tradisi ini sangat
kentalnya, Muhammad Abdullah sampai menulis buku khusus tentang itu dengan
M. Sadat Ismail 54 mengatakan, dalam dunia wirid terdapat sebuah hizib yang
disebut Hizib Sakron. Kata sakron berasal dari bahasa Arab yang berarti mabuk,
artinya Hizib ini ketika diwirid selama jangka waktu tertentu dan dalam hitungan
dan jumlah tertentu dapat menjadikan sasaran atau si korban mabuk atau hilang
ingatan. Konon "kemabukan" ini bias juga 'ditembakkan' kepada dua orang yang
berbeda jenis kelamin, yakni laki-laki dan perempuan. Ketika keduanya sama-sama
53 Hingga sekarang sama sekali tidak diketahui siapa sebenarnya Ninja (dan tokoh sentral
dibelakangnya) yang menculik dan membunuh para Kyai (pengamal ilmu hikmah gadungan) yang
merangkap tukang sihir itu. Tetapi saya sangat yakin mereka adalah orang-orang yang punya
keterampilan beladiri, penyamaran dan ahli penyusupan yang sangat profesional. Mungkin saja
sekelompok Ninja itu berpedoman pada fatwa para ulama Ahlussumah, yaitu :
yang berpendapat mengkafirkan tukang sihir, sebagaimana riwayat dari Imam Ahmad bin Hambal
dan sekelompok ulama salaf. Dikatakan bahwa dia tidak kafir, tetapi hukumannya ialah dibunuh,
sebagaimana apa yang diriwayatkan oleh Syafi‟i dan Ahmad, keduanya berkata: telah menceritakan
kepada kami Sofyan yaitu Ibnu Unayah dari Amr bin Dinar bahwa ia mendengar Bajlah bin Abdah
berkata: ”Umar bin Khattab memutuskan bahwa setiap tukang sihir lelaki ataupun wanita dibunuh.Ia
(Bajlah) berkata: Kemudian kami membunuh tiga tukang sihir.”Ia (Ibnu Katsir) berkata: Bukhari
b.
Menurut Malik bahwa hukum tukang sihir sama dengan hukum orang zia dengan hukum orang zifizh
ibnu Hajar ra berkata:
Menurut Malik bahwa hukum tukang sihir sama dengan hukum orang zih ibnu Hajar ra berkata:
Menurut Malik bahwa hukum tukang sihir sama dengan hukum orang zi