1. Jabariyah
Mengenai paham ini para ahli sejarah teologi islam ada juga yang berpendapat
bahwa kehidupan bangsa arab yang dikelilingi gurun sahara telah mempengaruhi cara
hidup mereka. Ketergantungan mereka terhadap gurun sahara telah memunculkan sikap
menyerah diri. Sehingga logika mereka berpasrah saja kepada takdir tuhan.
Nama lengkapnya adalah Abu Mahrus Jaham bin Shafwan. Ia berasal dari
Khurasan, bertempat tinggal di Khuffah; ia seorang da’i yang fasih dan lincah
(orator). Ia menjabat sebagai sekretaris Harits bin Surais, seorang mawali yang
menentang pemerintah Bani Umayah di Khurasan. Ia ditawan kemudian dibunuh
secara politis tanpa ada kaitannya dengan agama. Sebagai seorang penganut dan
penyebar faham Jabariyah, banyak usaha yang dilakukan Jahm yang tersebar ke
berbagai tempat, seperti ke Tirmidz dan Balk.
B. Jabariyah Moderat
1. An-Najjar
Nama lengkapnya adalah Husain bin Muhammad An-Najjar (wafat 230 H).
Para pengikutnya disebut An-Najjariyah atau Al-Husainiyah.
2. Adh-Dhirar
Nama lengkapnya adalah Dhirar Bin Amr. Pendapatnya tentang perbuatan
manusia sama dengan Hussein An-Najjar, yakni manusia tidak hanya merupakan
wayang yang digerakkan dalang. Manusia mempunyai bagian dalam perwujudan
perbuatannya dan tidak semata-nata dipaksa dalam melakukan perbuatannya.
Secara tegas Dhihar mengatakan bahwa satu perbuatan dapat ditimbulkan oleh
dua pelaku secara bersamaan, artinya perbuatan manusia tidak hanya ditimbulkan
oleh Tuhan, tetapi juga oleh manusia itu sendiri.
Jabariyah Moderat
Akal bagi aliran Jabariyah moderat yaitu untuk mengimbangi perbuatan yang
diciptakan oleh Tuhan, sebab manusia mempunyai andil dalam melakukan
sesuatu yang diinginkannya, baik itu bersifat positif maupun negatif. Manusia
dalam posisi ini tidak terpaksa, tetapi ada bagian dari akalnya yang dapat
memahami dan mengerti tentang perbuatan yang diciptakannya .
2. Qodariyah
Latar belakang munculnya aliran Qodariyah
Golongan qadariyah pertama kali muncul kira-kira pada tahun 689 M di Irak pada
masa khalifah abdul malik bin marwan. Pada awalnya kelompok ini muncul diduga
sebagai bentuk protes atas kezaliman pemerintahan bani umayyah. Aliran qadariyah
termasuk yang cukup cepat perkembangannya dan banyak diterima masyarakat, ma’bad
al-juhaini menyebarkan pahamnya di irak sedangkan ghailan menyebarkannya di
damaskus. Menurut zahabi, ma’bad adalah seorang tabiin yang baik,tetapi kemudian ia
masuk kedalam dunia politik dan menentang pemerintahan bani umayyah. Ia kemudian
terbunuh pada pertempuran al-hajaj.
2. Ghailani al - dimasyki