Anda di halaman 1dari 7

Al Jabariyah dan Al-Qadariyah; Pengertian, Latar Belakang Munculnya

dan Pemikirannya

Abstract. Artikel ini membahas secara teologis gagasan Jabariyah dan Qadariyah dalam sejarah teologi Islam.
Dalam perkembangan dan pertentangan keduanya. Jabariyah dan Qadariyah memiliki latarbelakang berdinya
tentunya merujuk pada tafsir dalil-dalil ajaran Islam. Keduanya memiliki pemikiran, dan cara-cara menjalani
pemikirannya. Dari pertentangan keduanya, memantik pemikiran-pemikiran baru dalam dunia tafsir.
Keywords: Ahlul Kitab,

http://jurnal.staiddimakassar.ac.id/index.php/aujpsi
PENDAHULUAN Perbedaan itu kemudian memunculkan berbagai
Persoalan Iman (aqidah) merupakan macam aliran, yaitu Mu'tazilah, Syiah, Khawarij,
aspek utama dalam ajaran islam yang Jabariyah dan Qadariyah serta aliran-aliran
didakwahkan oleh Nabi Muhammad. lainnya.
Pentingnnya masalah aqidah ini dalam ajaran Oleh karena itu, untuk merumuskan
Islam tampak jelas pada misi pertama dakwah permasalahan tersebut di atas maka penulis
Nabi ketika berada di Mekkah. Pada periode berusaha menjawab permasalahan mengenai latar
Mekkah ini, persoalan aqidah memperoleh belakang munculnya pemikiran Jabariyah dan
perhatian yang cukup kuat dibanding persoalan Qadariyah, ajaran aliran Jabariyah dan
syari’at, sehingga tema sentral dari ayat-ayat al- Qadariyah, serta bentuk integrase antara
Quran yang turun selama periode ini adalah ayat- keduanya.
ayat yang menyerukan kepada masalah
keimanan. PEMBAHASAN
Berbicara masalah aliran pemikiran Latar Belakang Munculnya Pemikiran
dalam Islam berarti berbicara tentang Ilmu Jabariyah dan Qadariyah
Kalam. Kalam secara harfiah berarti “kata-kata”. Sejarah Munculnya Pemikiran Jabariyah dan
Kaum teolog Islam berdebat dengan kata-kata Qadariyah
dalam mempertahankan pendapat dan Aliran Jabariyah timbul bersamaan
pemikirannya sehingga teolog disebut sebagai dengan timbulnya aliran Qadariah, yang daerah
mutakallim yaitu ahli debat yang pintar mengolah tempat timbulnya juga tidak berjauhan. Aliran
kata. Mempelajari teologi akan memberi Jabariah timbul di Khurasan Persia, dan
seseorang keyakinan yang mendasar dan tidak Qadariyah di Irak.
mudah digoyahkan. Sehingga muncul perbedaan Paham al-jabar pertama kali
antara umat islam. diperkenalkan oleh Ja’ad bin Dirham kemudian
Perbedaan yang ada umumnya masih disebarkan oleh Jahm bin Shafwan dari
sebatas pada aspek filosofis diluar persoalan Khurasan. Dalam sejarah teologi Islam. Jahm
keesaan Allah, keimanan kepada para rasul, para tercatat sebagai tokoh yang mendirikan aliran
malaikat, hari akhir dan berbagai ajaran nabi Jahmiah dalam kalangan Murji’ah. Ia adalah
yang tidak mungkin lagi ada peluang untuk sekertaris Suraih bin al-Haris dan selalu
memperdebatkannya. Misalnya tentang menemaninya dalam gerakan melawaan
kekuasaan Allah dan kehendak manusia, kekuasaan Bani Umayyah. Namun dalam
kedudukan wahyu dan akal, keadilan Tuhan. perkembangannya, Paham al-jabar juga
Al Jabariyah dan Al-Qadariyah; Pengertian, Latar Belakang Munculnya dan Pemikirannya— Pakatuwo dan Mawaddah 2

dikembangkan oleh tokoh lainnya Al-Husain bin • Khalifah Umar bin Khattab pernah
Muhammad, An-Najjar dan Ja’d bin Dirham. menangkap seseorang yang ketahuan
Jahm bin Shafwan terkenal sebagai orang mencuri. Ketika diintrogasi, pencuri itu
tekun dan rjin menyiarkan agama. Fatwanya yang berkata “Tuhan telah menentukan aku
menarik adalah bahwa manusia tidak mempunyai mencuri.” Mendengar ucapan itu
daya upaya, tidak ada ikthiar dan tidak ada kasab. Khalifah Umar marah sekali dan
Semua perbuatan manusia itu terpaksa di luar menganggap orang itu telah berdusta
kemauannya. kepada Tuhan. Oleh karena itu, Umar
Masuknya pemeluk-pemeluk agama lain memberikan dua jenis hukuman kepada
ke dalam Islam yang jiwanya tetap dipengaruhi pencuri itu. Pertama, huku an potong
oleh unsur-unsur agama mereka yang telah tangan karena mencuri. Kedua, hukuman
mereka tinggalkan, lahirlah kebebasan berbicara dera karena menggunakan dalil takdir
tentang masalah-masalah yang didiamkan oleh Tuhan.
ulama salaf. Segolongan umat muslim • Khalifah Ali bin Abi Thalib sesuai
memperkatakan masalah qadar, seperti Ma’bad Perang Shiffin ditanya oleh seorang tua
Al-Juhani, Ghailan Ad Dimasyiqy, dan Ja’ad Ibn tentang qadar (ketentuan) Tuhan dalam
Dirham. Mereka inilah tokoh-tokoh Qadariah kaitannya dengan pahala dan siksa.
yang pertama. Orang tua itu bertanya, “Bila perjalanan
Mengenai munculnya aliran jabariyah (menuju Perang Siffin) itu terjadi qadha
ini, para ahli sejarah pemikiran mengkajinya dan qadar Tuhan, tak ada pahala sebagai
melalui pendekatan geokultural bangsa Arab. Di balasannya.” Ali menjelaskan bahwa
antara ahli yang dimaksud adalah Ahmad Amin. qadha dan qadhar itu bukan paksaan
Ia menggambarkan bahwa kehidupan bangsa Tuhan. Ada pahala dan siksa sebagai
Arab yang dikungkung oleh gurun pasir Sahara balasan amal perbuatan manusia.
memberikan pengaruh besar ke dalam cara hidup Sekiranya qadha dan qadhar itu
mereka. Ketergantungan mereka kepada alam merupakan paksaan, batallah pahala dan
Sahara yang ganas telah memunculkan sikap siksa, gugur pulalah makna janji dan
penyerahan diri terhadap alam. ancaman Tuhan, serta tidak ada celaan
Harun Nasution dalam hal ini Allah atas perlakuan dosa dan pujian-
menjelaskan bahwa bangsa Arab dengan keadaan Nya bagi orang-orang yang baik.
yang bersifat serba sederhana dan jauh dari
pengetahuan, terpaksa menyesuaikan hidup • Para pemerintah Daulah Bani Umayyah,
mereka dengan suasana padang pasir, dengan pandangan tentang al-jabar semakin
panasnya yang terik serta tanah dan gunungnya mencuat ke permukaan. Abdullah bin
yang gundul, Dalam dunia yang demikian, Abbas, melalui suratnya, memberikan
mereka tidak banyak melihat jalan untuk reaksi keras kepada penduduk Syiria
mengubah keadaan sekeliling mereka sesuai yang diduga berpaham Jabariyah.
dengan keinginan mereka sendiri. Mereka merasa Paparan di atas menjelaskan bahwa bibit
dirinya lemah dan tak berkuasa dalam paham Jabariyah telah muncul sejak awal periode
menghadapi kesukaran hidup yang timbul. Dalam Islam. Namun, al-jabar sebagai suatu pola pikir
kehidupan banyak bergantung pada kehendak. atau aliran yang dianut, dipelajari dan
Sebenarnya benih-benih paham aljabar dikembangkan, baru terjadi pada masa
sudah muncul jauh sebelum tokoh-tokoh di atas. pemerintahan Daulah Bani Umayyah, yakni oleh
Benih-benih itu terlihat dalam peristiwa sejarah Ja’d bin Dirham dan Jahm bin Shafwan dan di
berikut ini. kembangkan Al-Husain bin Muhammad, An-
• Suatu ketika nabi menjumpai sahabatnya Najjar dan Ja’d bin Dirham.
yang sedang bertengkar dalam masalah Berkaitan dengan kemunculan aliran
takdir Tuhan. Nabi saw. melarang Jabariyah, ada yang mengatakan bahwa
mereka memperdebatkan persoaalan kemunculannya diakibatkan oleh pengaruh
tersebut, agar terhindar dari kekeliruan pemikiran asing, yaitu pengaruh agama Yahudi
penefsiran tentang ayat-ayat Tuhan bermazhab Qurra dan agama Kristen mazhab
mengenai takdir. Yacobit. Namun, tanpa pengaruh asing itu,
Paham Jabariyah akan muncul juga di kalangan dan membuat pendapat-pendapat yang salah serta
umat Islam. batal. Setelah diketahui pemerintahan waktu itu,
Sedangkan Qodariyah berasal dari ia dibunuh oleh Abdul Malik bin Marwan pada
bahasa Arab, yaitu kata qadara yang artinya tahun 80 H. Dia adalah tabai' yang dapat
kemampuan dan kekutaan .Adapun menurut dipercaya dan pernah berguru pada Hasan al-
pengertian termologi, qadariyah adalah suatu Basrih. Sedangkan menurut al-Zahabi, Ma'bad
aliran yang percaya bahwasegala tindakan adalah orang Tabi'i yang baik, tetapi ia memasuki
manusia tidak diinvertasi oleh Tuhan.Aliran ini lapangan politik dan memihak 'Abd al-Rahman
berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah Ibn al-Asy'as ,Gurbernur Sajistan, dalam
pencipta bagi setiap perbuatannya. Ia dapat menentang Bani Umayyah. Dalam pertempuran
berbuat sesuatu atau meninngalkannya atas dengan al-Hajjaj Ma'bad terbunuh dalam tahun
kehendaknnya sendiri.Berdasarkan paham 80H.
tersebut dapat dipahami bahwa paham qadariyah Pada waktu itu Ghailan sendiri terus
dipakai untuk nama suatu aliran yang memberi menyiarkan faham qodariyah-nya di Damaskus,
penekanan bahwa manusia mempunyai tetapi mendapat tantangan dari khalifah Umar ibn
kemerdekaan dan kebebasan dalam menentukan 'Abd al-Aziz. Setelah Umar wafat meneruskan
perjalan hidupnya untuk mewujudkan perbuatan- kegiatannya yang lama, sehingga akhirnya
perbutannnya .Dalam hal ini, Harun Nasution dihukum mati oleh Hisyam 'Abd al-Malik (724-
menegaskan bahwa nama qadariyah berasal 743M).Sebelum dijatuhi hukuman bunuh
dari pengertian bahawa manusia mempunyai diadakan perdebatan antra Ghailan dan al-Awza'i
qudrah atau kekutan untuk melaksanakan yang dihadiri oleh Hisyam sendiri.
kehendaknya, dan bukan berasal dari pengertian
bahwa manusia tunduk terhadap qadar atau kadar Berkaitan dengan kemunculan Qodariyah,
Tuhan. para peneliti di bidang teologi berbeda pendapat.
Adapun paham Qodariyah secara matematis Penganut Qodariyah sangat lah banyak Di
sulit dipastikan kapan ia mulai muncul, apalagi antaranya di Irak dengan bukti gerakan ini terjadi
paham tersebut ketika dikenalkan kepada pada pengajian Hasan al-Bashri.
masyarakat Arab oleh orang Arab non padang Ada perbedaan pendapat mengenai latar
pasir, kegoncangan dan sikap menentang sikap belakang kemunculan aliran Qodariyah. Menurut
Qodariyah adalah hadits: Harun Nasution, kemunculan Qodariyah erat
''Kaum Qodariyah merupakan majusi kaitannya dengan masalah perbuatan manusia
umat islam,'' dalam arti golongan yang bahwa manusia mempunyai kemerdekaan dan
tersesat. kebebasan dalam menentukan perjalanan
Untuk menelusuri sejarah paham Qodariyah hidupnya. Berbeda dengan Jabariyah, aliran ini
ini tentu tidak lepas dari pembahasan paham berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah
Jabariyah ,sebagai realitas yang masih terus pencipta bagi segala perbutannya, ia dapat
mewarnai kehidupan kehidupan manusia dalam berbuat sesuatu dan meningalkannya atas
bidang teologi,yang secara pasti sulit kapan kehendaknnya sendiri. Manusia mempunyai
paham-paham tersebut lahir/ada. Tetapi pada qudrah (kekutaan) untuk melaksanakan
Dinasti Umayyah ,setelah islam di anut oleh kehendaknya, dan bukan berasal dari pengertian
berbagai bangsa ,maka faham Jabariyah dan bahwa manusia terpaksa tunduk kepada qadar
Qodariyah telah menjadi bahan pemikiran di Tuhan.
antra mereka, dan di situlah mulai muncul aliran- Ibnu Taimiyah mengemukakan sejarah
aliran tersebut. timbulnya paham ini, Qadariyah muncul sebelum
Ahli teologi islam menerangkan bahwa paham Jabariyah. Paham Qodariah muncul pada
paham Qodariyah pertama kali di kenalkan oleh periode terakhir sahabat, yaitu ketika timbul
Ma'bad Al-Juhani: seorang Tabi'in yang baik dan perdebatan tentang qadar atau ketetapan Tuhan.
temannya Ghailan Al-Dimasqi, yang keduannya Terkait penolakan terhadap qadar ini, para ulama
memperoleh pahamnya dari orang Kristen yang salaf dan para imam telah membantah tentang
masuk islam di Irak. Ma'bad Al-Juhani adalah pendirian kaum Qodariyah, Jabariyah, dan
seorang lelaki penduduk Bashro keturunan orang bid'ah-bid'ah kedua golongan ini.
Majusi. Dia adalah seorang ahli hadits dan tafsir Menurut Ibnu Nabatah, seorang ahli penulis
al-qur'an, tetapi kemudian beliau di anggap sesat kitab ``Syahral 'uyun'' mengakatan bahwa orang
Al Jabariyah dan Al-Qadariyah; Pengertian, Latar Belakang Munculnya dan Pemikirannya— Pakatuwo dan Mawaddah 4

yang mula-mula mengembangkan paham kebajikan dan menetapkan pahala baginya, begitu
Qodariyah adalah seorang penduduk Irak. Pada pula sebaliknya Tuhan telah menetapkan manusia
mulanya,ia seorang Nasrani kemudian masuk berbuat kejelekan dan menetapkan siksaan bagi
islam dan akhirnya menjadi Nasrani lagi. Dari pelakunya. Dengan kata lain, pahala, siksa dan
orang inilah Ma'bad al-Juhani dan Gailan al- kewajiban merupakan keterpaksaan, sehingga
Dimasyqiy mengambil paham Qodariyah. Dapat manusia bagaikan bulu yang bergerak karena
dipahami bahwa pengaruh keyakinan Mahesian ditiup angin, diam karena anginnya tidak bertiup.
munculnya aliran ini karena pada masa itu, kaum Paham ini pada mulanya dianut oleh
muslimin bersentuhan langsung dengan penganut kaum Yahudi kemudin diajarkan kepada
agama Yahudi dan Nasrani. Termasuk di sekelompok kaum muslimin, sehingga cepat
dalamnya muncul pengaruh Israiliyah terhadap tersebar. Orang yang pertama menyebrkan paham
ayat-ayat al-qur'an. ini dari kalangan umat Islam adalah Ja’ad ibn
Senada dengan pendapat diatas, Abu Zahrah Dirham dari Syam. Basrah adalah tempat
lebih cenderung tidak merinci dan tidak menyebarkan paham tersebut dan diantara
memastikan asal,timbul dan berkembangnya pengikutnya adalahJahm bin Sharwan (w. 131 H)
paham qodariyah. Menurut Abu Zahrah, para ahli yang mengembangkan ajaran ini di Khurasan.
sejarah ilmu pemikiran islam telah meneliti dan Selain itu, ia juga mengembangkan beberapa
mengkaji lebih jauh mengenai siapakah yang paham, seperti:
pertama kali mengajarkan paham ini, di daerah • Surga dan neraka akan fana, tidak ada
mana timbul dan berkembang. Hanya saja sesuatupun yang kekal selamanya.
pedoman umum yang dapat di dijadikan Kekekalan yang disebut dalam al-Qur’an
pegangan bahwsannya Basra dan Iraklah tempat adalah masa yang panjang, tetapi setelah
timbulnya dan berkembangnya paham itu akan binasa, bukan kekal mutlak.
Qodariyah. • Iman adalah pengenalan (ma’rifah) dan
Abu Zahrah, selanjutnya menyimpulkan kekufuran adalah ketidaktahuan (al-jahl).
bahwasannya kaum muslimin pada akhir masa • Al-Qur’an adalah makhluk (baru), tidak
Khulafaur Ar-Rasyidin dan masa pemerintahan Qadim.
Muawiyah ramai membicarakan masalah Qadha • Allah bukan sesuatu, tidak pula
dan Qadar. Sekelompok umat islam sangat mempunyai sifat.
berlebihan dalam meniadakan hak memilih bagi • Tuhan tidak dapat dilihat di hari
umat manusia, mereka adalah kaum Jabariyah. kemudian.
Sedangkan kaum qodariyah sangat berlebihan Meskipun ada beberapa paham yang
dengan pendapatnya bahwa semua perbutaan diajarkan oleh Jahm bin Shafwan, akan tetapi
manusia adalah murni keinginan manusia yang yang besar pengaruhnya adalah paham yang yang
terlepas dari keinginan atau kehendak Tuhan. tidak mengakui adanya kebebasan dan
Namun demikian,meski para pakar kemerdekaan untuk memilih dan melakukan
berbeda pendapat tentang latar belakang perbuatan bagi manusia. Semua telah ditentukan
kemunculan aliran Qodariyah, para ahli hampir oleh Tuhan, sehingga jika disebut Jabariah, maka
sepakat bahwa Ma'bad al-Junani adalah orang orientasinya adalah manusia terpaksa dalam
yang pertama kali dikalangan kaum muslimin melakukan perbuatannya. Adapun ayat-ayat yang
menyampaikan paham periode sahabat. dijadikan landasan paham Jabariah adalah antara
• Ajaran Pemikiran Jabariyah dan Qadariyah lain surah ash-Shaffat/37:96 yang terjemahnya:
Pemikiran Jabariyah “Padahal Allahlah yang menciptakan
Dari segi makna Jabariah berarti kamu dan apa yang kamu perbuat itu”.
memaksa. Dihubungkan dengan perbuatan
manusia, maka manusia terpaks dalam Pemikiran Qadariyah
melakukan perbuatannya, tidak mempunyai Dilihat dari segi bahasa qadar berarti
kehendak dan kebebasan, terikat paa kekuasaan ketetapan, hukum ketentuan, ukuran dan
mutlak Tuhan. kekuatan. Dalam pengertian lain adalah
Apapun yang dilakukan mnusia, semua ketergantungan perbuatan hamba pada
telah ditentukan oleh Tuhan. Tuhan telah kekuatannya sendiri. Manusia mempunyai
menetapkan bagi manusia untuk melakukan kekuatan dan kebebasan mutlak untuk
menentukan dan melakukan perbuatannya atas dikesampingkan. Apabilah porsi akal yang
kehendak dan pilihan sendiri. ditempatkan pada kedudukan yang lebih tinggi
Dalam paham ini, perbuatan manusia maka lebih akan lebih mengesampingkan porsi
merupakan ciptaan dan pilihan manusia sendiri, wahyu atau sebaliknya bila mana wahyu yang
bukan ciptaan atau plihan Tuhan. Hal ini dijadikan skala prioritas, maka bukan hal yang
didasarkan atas kemampuan manusia mustahil akan menempatkan porsi akal pada
membedakan antara orang yang berbuat baik dan kedudukan yang inferior.
berbuat buruk. Pemikiran kaum Qadariyah lebih
Dalam tinjauan sejarah, paham ini menempatkan akal pada porsi yang superior,
pertama kali dikemukakan oleh seorang sehingga mengesampingkan yang lainnya,
penduduk Irak yang beragama Kristen. Dari termasuk takdir Allah. Kehendak akal menjadi
dialah Ma’bad al-Juhani (w. 80 H) dan Ghailan rujukan utama manusia dalam melakukan
al-Dimasyqi (105 H) menerima paham Qadariah. kehendaknya, tidak sedikitpun terkait dengan
Ma’bad menyebarkan paham ini di Irak ketentuan Allah Swt., adapun turunan dari aliran
sementara Ghailan menyebarkannya di Syam dan ini adalah Mu’tazilah yang juga menempatkan
mendapat tantangn dari khalifah Umar bin Abdul posisi akal sebagai segala-galanya dalam
Azis. pemikiran keislaman. Disatu sisi memang aliran
Selain itu, Ghailan juga menganut paham ini memberikan sumbangsi yang cukup besar
bahwa iman tidak bertambah dan berkurang, dalam ranah pemikiran Islam, karena penggunaan
sehingga manusia tidak perlu berusaha untuk akal sangat diperlukan dalam proses ijtihadi atau
meraihnya. Ia termasuk salah seorang tokoh menginterpertasikan teks-teks keagamaan agar
aliran Murji’ah aliran sekte al-Salihiah.Meskipun dapat dipahami secara kontekstual sesuai sosio-
demikian, Qadariah hanya diidentikkan dengan kultur yang berkembang. Disamping itu umat
manusia memiliki kebebasan dan kemerdekaan Islam agar tidak tertutup atau tidak konsevatif
dalam memilih dan melakukan perbuatan, dalam hal pemikiran. Dengan kata lain,
sehingga dikenal juga dengan sebutan free will penggunaan rasio dalam memahami tekstualitas
dan free act. Adapun ayat yang menjadi keagamaan dapat menjauhkan dari tertutupnya
pegangan paham ini adalah surah al-Kahfi (18): pintu ijtihadi.
29 yang terjemahnya: Namun, pada sisi yang lain penggunaan
“Katakanlah; kebenaran itu datangnnya akal yang tidak berpijak sama sekali pada teks-
dari Tuhanmu, maka barangsiapa yang teks keagamaan akan memunculkan pemikiran
ingin (beriman) hendaklah ia beriman yang melenceng dari kebenaran, bahkan
dan barangsiapa yang ingin kafir biarlah cenderung berujung pada liberalisme yaitu
ia kafir” pemahaman yang cenderung bebas kebablasan
jauh dari sumber kebenaran hakiki yang pada
Melihat salah satu ayat yang dijadikan akhirnya adalah kesesatan. Pemahaman seperti
pegangan dalam pemikiran kaum Jabarih, ini akan sangat berbahaya bagi umat Islam secara
memberikan pemahaman adanya kemampuan mayoritas, apalagi persoalannya pada ranah
dan kemandirian yang dimiliki oleh manusia, teologi akan menimbulkan kemusyrikin dan
sehingga mendorong manusia unuk senantiasa kesesatan dalam memahami ajaran keagamaan.
kreatif dan dinamis yang dapat membawa Aliran Jabariyah memiliki pemikiran
perkembangan dan kemajuan dalam semua aspek yang terbalik dari pemikiran Qadariyah. Mereka
kehidupan masyarakat. Akan tetapi, pemikiran ini cenderung menempatkan akal di posisi akal pada
dapat menimblkan sifat kesombongan karena kedudukan yang inferior. Dan mendudukkan teks
memandang semua yang diperoleh adalah hasil pada posisi tinggi, bersandar secara mutlak pada
usaha sendiri tanpa ada kaitannya dengan Allah ketentuan Allah. Manusia dianggap tidak
swt. memiliki kuasa sedikitpun dalam menentukan
Bentuk Integrasi Antara Pemikiran Jabariyah kehendaknya. Seluruh kehendak manusia
dan Qadariyah ditentukan secara mutlak oleh kehendak Allah
Perbedaan pemikiran antara aliran-aliran Swt. pendapat-pendapat yang disampaikan oleh
keislaman sebetulnya terletak pada penempatan kaum jabariyah bukan hanya sekedar statemen
porsi akal dan wahyu, mana yang lebih saja tanpa landasan. Akan tetapi mereka juga
diperioritaskan dan mana yang lebih
Al Jabariyah dan Al-Qadariyah; Pengertian, Latar Belakang Munculnya dan Pemikirannya— Pakatuwo dan Mawaddah 6

melegitimasi pendapatnya dengan ketentuan al- ini adalah Mu’tazilah yang juga menempatkan
qur’an. posisi akal sebagai segala-galanya dalam
pemikiran keislaman. Aliran Jabariyah memiliki
KESIMPULAN pemikiran yang terbalik dari pemikiran
Qadariyah. Mereka cenderung menempatkan
Paham al-jabar pertama kali akal di posisi akal pada kedudukan yang inferior.
diperkenalkan oleh Ja’ad bin Dirham kemudian Dan mendudukkan teks pada posisi tinggi,
disebarkan oleh Jahm bin Shafwan dari bersandar secara mutlak pada ketentuan Allah.
Khurasan. Dalam sejarah teologi Islam. Jahm Manusia dianggap tidak memiliki kuasa
tercatat sebagai tokoh yang mendirikan aliran sedikitpun dalam menentukan kehendaknya.
Jahmiah dalam kalangan Murji’ah. Ia adalah
sekertaris Suraih bin al-Haris dan selalu DAFTAR PUSTAKA
menemaninya dalam gerakan melawaan AB, Hadaransyah, Pemikiran-Pemikiran Teologi
kekuasaan Bani Umayyah. Namun dalam dalam Sejarah Pemikiran Islam,
perkembangannya, Paham al-jabar juga (Banjarmasin: Antasari Press, 2008).
dikembangkan oleh tokoh lainnya Al-Husain bin Achank, H. B., Wekke, I. S., Machmud, M., &
Muhammad, An-Najjar dan Ja’d bin Dirham. Sainuddin, I. H. (2021). Potensi Konflik
Adapun paham Qodariyah secara matematis sulit
Berpengaru Terhadap Peningkatan
dipastikan kapan ia mulai muncul. Untuk
menelusuri sejarah paham Qodariyah ini tentu Ekonomi Masyarakat Kota
tidak lepas dari pembahasan paham Jabariyah, Gorontalo. Jurnal Noken: Ilmu-Ilmu
sebagai realitas yang masih terus mewarnai Sosial, 6(2), 145-158
kehidupan kehidupan manusia dalam bidang
teologi,yang secara pasti sulit kapan paham- Arsyam, M., Zakirah, Z., & Ibrahim, S. (2021).
paham tersebut lahir/ada. Tetapi pada Dinasti Transmigration Village and Construction
Umayyah, setelah islam di anut oleh berbagai of Religious Harmony: Evidences From
bangsa, maka faham Jabariyah dan Qodariyah Mamasa of West Sulawesi. Al-
telah menjadi bahan pemikiran di antra mereka, Ulum, 21(1), 205-221.
dan di situlah mulai muncul aliran-aliran tersebut. Asmuni, Yusran, Dirasah Islamiyah: Pengantar
Kaum Jabariyah berpendapat bahwa Studi Sejarah Kebudayaan Islam dan
apapun yang dilakukan mnusia, semua telah Pemikiran, (Jakarta: Raja Grafindo
ditentukan oleh Tuhan. Tuhan telah menetapkan Persada, 1996).
bagi manusia untuk melakukan kebajikan dan Herman, H. DAKWAH BAHASA LOKAL
menetapkan pahala baginya, begitu pula PADA MASYARAKAT KECAMATAN
sebaliknya Tuhan telah menetapkan manusia BONTONOMPO SELATAN
berbuat kejelekan dan menetapkan siksaan bagi KABUPATEN GOWA. Jurnal Dakwah
pelakunya. Dengan kata lain, pahala, siksa dan
Tabligh, 21(1), 105-121.
kewajiban merupakan keterpaksaan, sehingga
manusia bagaikan bulu yang bergerak karena Khaidir, M. A., Tahrim, T., Purnomo, D., Zaki,
ditiup angin, diam karena anginnya tidak bertiup. A., Pitriani Nasution, M. P., Arsyam, M.,
Sedangkan Qadariyah berpendapat bahwa
... & Noor, H. F. A. (2021). TEORI
perbuatan manusia merupakan ciptaan dan FILSAFAT MANAJEMEN
pilihan manusia sendiri, bukan ciptaan atau
PENDIDIKAN ISLAM. Yayasan Penerbit
plihan Tuhan. Hal ini didasarkan atas Muhammad Zaini.
kemampuan manusia membedakan antara orang
Makmur, Z., Arsyam, M., & Alwi, A. M. S.
yang berbuat baik dan berbuat buruk.
(2020). Strategi Komunikasi
Pemikiran kaum Qadariyah lebih Pembelajaran Di Rumah Dalam
menempatkan akal pada porsi yang superior,
Lingkungan Keluarga Masa
sehingga mengesampingkan yang lainnya, Pandemi. KOMUNIDA: Media
termasuk takdir Allah. Kehendak akal menjadi
Komunikasi dan Dakwah, 10(02), 231-
rujukan utama manusia dalam melakukan
241.
kehendaknya, tidak sedikitpun terkait dengan
ketentuan Allah Swt., adapun turunan dari aliran
Makmur, Z., Arsyam, M., & Delukman, D.
(2021). The Final Destination's
uncomfortable vision to the
environmental ethics. Journal of
Advanced English Studies, 4(2), 76-82.
Makmur, Z., A, D., & Nur, A. (2020, October
26). Perempuan dalam Tubuh Laki-Laki
Makassar; Sebuah proyeksi Pertunjukan
Musik Inovatif Maskur Al-Alief, “Pasang
dalam Bunyi-Bunyian Mangkasara”.
https://doi.org/10.31219/osf.io/x36c8
National, Harun, Teologi Islam: Aliran-aliran
Sejarah Analisa Perbandingan, (Jakarta:
UI Press, Cet; V ,1986).
Nur, A., & Makmur, Z. (2020). Implementasi
Gagasan Keindonesiaan Himpunan
Mahasiswa Islam; Mewujudkan Konsep
Masyarakat Madani Indonesian
Discourse Implementation of Islamic
Student Association; Realizing Civil
Society Concept. Jurnal Khitah, 1(1).
Nur, A. (2020). Mistisisme tradisi mappadendang
di Desa Allamungeng Patue, Kabupaten
Bone. Jurnal Khitah: Kajian Islam,
Budaya dan Humaniora, 1(1), 1-16.
Paris, S., Jusmawati, J., Alam, S., Jumliadi, J., &
Arsyam, M. (2021). UPAYA
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR
SISWA MELALUI MODEL
KOOPERATIF DENGAN
PENDEKATAN EKSPERIMEN PADA
PEMBELAJARAN IPA DI KELAS V
SD INPRES BANGKALA II KOTA
MAKASSAR. Bina Gogik: Jurnal Ilmiah
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 8(1).
Syam, M. T., Makmur, Z., & Nur, A. (2020).
Social Distance Into Factual Information
Distance about COVID-19 in Indonesia
Whatsapp Groups. Jurnal Ilmu
Komunikasi, 18(3), 269-279.
Tim ekslopedia Islam, “Jabariyah” (Jakarta:
Ikhtiar Baru Van Hoeve, 1997).
.

Anda mungkin juga menyukai