Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Jabariyah merupakan suatu paham yang telah ada pada awal periode islam, namun
jabariyah sebagai satu pola pikir atau aliran yang di anut, di pelajari, dan di
kembangkan, baru terjadi pada Masa pemerintahan daulah dan bani umayah.
Melihat munculnya paham ini berdasarkan analisis sosial dengan penekanan pada
situasi lingkungan bangsa arab yang di kelilingi oleh gurun pasir sahara, telah
membeikan dampak yang besar dalam cara hidup mereka. Ketergantungan mereka
terhadap alam sahara yang panas telah memunculkan sikap penyerahan diri
terhadap alam. Mereka merasa lemah dalam menghadapi kesukaran-kesukaran
hidup dan akhirnya, memilih untuk banyak bergantung pada kehendak alam

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimanakah pengertian pemikiran jabariyah
2. Siapakah tokoh-tokoh paham jabariyah itu
3. Bagaimana ajaran-ajaran mereka

1.3 Tujuan Pembelajaran


1. Menambah pengetahuan tentang pemikiran dan perkembangaan jabariyah
2. Mengetahui tokoh dan ajaran-ajaran mereka

1
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Jabariyah
Kata jabariyah berasal dari kata jabara yang berarti memaksa. Di dalam al-
munjid, nama jabariyah berasal dari kata jabara yang mengandung arti memaksa
dan mengharuskannya melakukan sesuatu1. Kalau di katakan, Allah mempunyai
sifat al-jabbar(dalam bentuk mubalaghah), itu artinya Allah maha memaksa.
Ungkapan al-insan majbur (bentuk isim maful) mempunyai arti bahwa manusia I
paksa atau terpaksa. Selanjutnya, kata jabara(bentuk pertama), setelah di tarik
menjadi jabariyah(dengan menambah ya nisbah), memiliki arti suatu kelompok
atau aliran(isme). Lebih lanjut as-syahratsan menegaskan bahwa paham al-jabru
berarti menghilangkan perbuatan manusia dalam arti yang sesungguhnya dan
menyadarkannya kepada Allah. Dengan kata lain, manusia mengerjakan
perbuatannya dalam keadaan terpaksa.
Berdasarkan pengertian ini, jabariyah terdiri dari dua bentuk :
1. jabariyah murni(ekstrem), yang menolak adanya perbuatan yang berasal dari
manusia dan memandang manusia tidak mempunyai kemampuan untuk berbuat
2. jabariyah moderat, yang mengakui adanya perbuatan dari manusia namun
perbuatan manusia tidak membatasi. Orang memgaku adanya perbuatan mahluk
ini yang mereka namakan “kasab” bukan termasuk jabariyah2.
Sedangkan dalam bahsa inggris jabariyah di sebut fa ta lism atau
predestination yaitu faham yang menyebutkan bahwa perbuatan manusia yang
telah di tentukan dari semula oleh qoda dn qodar tuhan. Faham menyatakan
bahwa manusia itu terpaksa dalam tindakan-tindakannya. Iatidak mempunyai
pilihan dan kemampuan untuk menentukan tidakannya sendri. Ia seperti bulu yang
yang di gantung di udara yang hanya bergerak jika angin yang menggerakannya.

1
Luwis Mu’laf, Al- Munjidn fi Al-Lughah wa Al-Alam, Beirut, Dar Al-Masyriq, 1998,hlm. 78
2
Asy-Syahratnasy Al-Milal wa Al-Nihal, Darul Fikr,Beirut, hlm. 85

2
2.2 Asal-usul kemunculan dan perkembangan jabariyah
Paham jabariyah pertama kali di perkenalkan oleh Ja’d bin Dirham kemudian di
sebarkan oleh Jahm bin Shafwan dari Khurasan dalam sejarah teologi islam, Jahm
tercatat sebagai tokoh yang mendirikan aliran jahmiyah dalam kalangan murjiah
ia adalah sekretaris Suraih bin Alharis. Selain itu paham aljabar juga di
kembangkan oleh tokoh lainnya di antaranya Al-Husain bin Muhammad An-Najar
dan Jaad bin Dirar3.
Paham jabariyah secara nyata menjadi aliran yang di sebarkan kepada
orang lain pada masa pemerintahan bani umayyah. Dan yang pertama kali
mengenalkannya yang akhirnya di anggap sebagai pendirinya yaitu Jaad bin
Dirham yang mana pemahaman jaad di dapatkan dari Banan bin Sam’an dari
Taluk bin Ukhtu luba’it bin A’sam yang merupakan tukang sihir yang amat sangat
beni dan memusuhi Nabi SAW4.
Menurut Ahmad Amin ahli sejarah pemikiran islam melalui pendekatan
geokultural bangsa arab. Ia menggambarkan bahwa kehidupan bangsa yang di
kukung oleh gurun pasir sahara memberikan pengaruh besar terhadap kehidupan
ketergantungan hidup dari alam sahara yang ganas telah memunculkan sikap
penyerahan diri terhadap alam5. Lebih lanjut Harun Nasution menjelaskan bahwa
dalam situasi demikian masyarakat arab tidak melihat jalan untuk merubah
keadaan sekeliling mereka sesuai dengan keiginannya sendiri. Mereka merasa
lemah menghadapi itu semua sehingga mereka tergantung pada alam dan hal ni
membawa mereka pada sikap fatalisme6.

3
Harun Nasution, Teologi islam : Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan, UI.Press,cet,V,
Jakarta, 1986, hlm.31
4
Ali Musthafah al-Ghurabi, Tarik al-Fariq al-Islamiyah,(Mesir:Maktabah wa Matba’ah Muhammad
Ali Shabih wa Auladin.t.t, hlm.21
5
Ahmad Amin,Fajr-Islam,Maktabah An-Nahdhah Al-Misriyah li ashhabiha Hasan Muhammad wa
Auladihi,Kairo,1942,hlm.45
6
Nasution,lo,it,

3
1. Faktor Politik
Pendapat jabariyah diterapkan dimasa kerajaan umayyah (660-750M).Yakni
dimasa keadaan keamanan sudah pulih dengan tercapainya perjanjian antara
Muawi yah dengan Hasan bin Ali bin Abu Thalib, yang tidak mampu lagi
menghadapi kekuatan Muawiyah.Maka Muawiyah mencari jalan untuk
memperkuat kedudukannya.Disini ia bermain politik yang licik.Ia ingin
memasukkan didalam pikiran rakyat jelata bshwa pengangkatannya sebagai
kepala negara dan memimpin ummat islam adalah berdasarkan “Qadha dan
Qadar/ketentuan dan keputusan Allah semata”dan tidak ada unsur manusia yang
terlibat didalamnya.
Golongan jabariyah pertama kali muncul di Khurasan (Persia) pada saat
munculnya golongan Qodariyah, yaitu kira-kira pada tahun 70 H.Aliran ini
dipelopori oleh Jahm bin Shafwan, aliran ini juga disebut jahmiyah.Jahm bin
Shafwan-lah yang mula-mula mengatakan bahwa manusia terpasung, tidak
mempunyai kebebasan apapun, semua perbuatan manusian ditentukan Allah
semata, tidak ada campur tangan manusia.Pengikut mu’tazilah adalh jahmiyah
tetapi tidak semua jahmiyah adalah mu’tazilah.
2. Faktor geografi
Para ahli sejarah pemikiran mengkaji melalui pendekatan geokultural
bangsa arab.Ketergantungan mereka kepada alam sahara yang ganas telah
memunculkan sikap penyerahan diri terhadap alam.Akhirnya mereka banyak
bergantung kepada sikap fatalisme7.
2.1 Tokoh-tokoh serta dokrin ajaran
1. Ja’d bin Dirham
Ia adalah seorang hamba bani hakam dan tinggal di Damsyik.Ia bunuh
pancung oleh gubernur kufah yaitu Kholid bin Abdullah el-qasri.
Doktrin pokok ajarannya:
a. Al-qur’an adalah makhluk.Oleh karena itu, dia baru sesuatu yang baru tidak
disifatkan kepada Allah.

7
Http://bara-aliran jabariyah.blogspot.com/2019/18/aliran-jabaryah.html

4
b. Allah tidak mempunyai sifat yang serupa dengan makhluk, seperti berbicara,
melihat, mendengar.
c. Manusia terpaksa oleh Allah segala-galanya.
2. Jahm bin Shafwan
Ia berasal dari persia dan meninggal tahun 128 H dalam suatu peperangan
di Marwan dengan bani umayah.
Doktrin pokok ajarannya:
a. Manusia tidak mampu berbuat apa-apa.
b. Syurga dan neraka tidak kekal, tidak yang kekal selain tuhan.
c. Iman adalah marifat atau membenarkan dalam hati.
d. Tidak memberi sifat bagi Allah yang mana sifat itu mungkin diberikan kepada
manusia, sebab itu berarti menyerupai Allah dal sifat-sifat itu.
2.3 Ajaran-ajaran Jabariyah
Adapun ajaran-ajaran jabariyah dapat dibedakan menjadi 2 kelompok,
yaitu ekstrim dan moderat.
1. Ajaran ekstrim.
Diantara tokoh Jahm bin Shafwan dengan pendapatnya adalah bahwa
manusia tidak mampu berbuat apa-apa pendapat Jahm tentang keterpaksaan ini
lebih dikenal dibandingkan dengan pendapatnya tentang surga dan neraka, konsep
iman, kalam Tuhan, meniadakan sifat Tuhan, dan melihat Tuhan diakhirat. Surga
dan neraka tidak kekal dan yang kekal hanya Allah. Kalam Tuhan adalah
mahluk. Allah tidak mempunyai keserupaan dengan manusia seperti berbicara,
melihat, mendengar dan tuhan juga tidak dapat dilihat dengan indera mata
diakhirat kelak8
2. Ajaran moderat
Tuhan menciptakan perbuatan manusia, baik itu positif atau negatif, tetapi
manusia mempunyai bagian didalamnya.manusia juga tidak dipaksa, tidak seperti
wayang yang dikendalikan oleh dalang dan tidak pula menjadi pecipta perbuatan,
tetepi manusia memperoleh perbuatan yang diciptakan tuhan. Tokoh yang

8
Rosihan Anwar, OP. Cit., hlm.67-68

5
berpaham seperti ini adalah Husain bin Muhamad An-Najjar yang mengatakan
bahwa Tuhan menciptakan segala perbuatan manusia, tetapi manusia mengambil
bagian atau peran dalam mewujudkan perbuatan-perbuatan itu dan Tuhan tudak
dapat dilihat diakhirat. Sedangkan Adh Dhirar (tokoh jabariyah moderat lainnya)
pendapat bahwa Tuhan dapat saja dilihat dengan indera ke-enam dan perbuatan
dapat ditimbulkan oleh dua pihak9.

9
Ibid., Abdullah Nata, Ilmu Kalam Filsafat dan Tasawuf, (Jakarta:Raja grafindo persada, 1998).
Hlm.41-42

6
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Jabariyah adalah paham yang menganut bahwa hidup manusia ditentukan
oleh Allah dan manusia tidak mampu untuk berbuat apa-apa.Ia tidak mempunyai
daya, tidak mempunyai kehendak sendiri dan tidak mempunyai pilihan
sendiri.Manusia dalam perbuatan adalah dipaksa dengan tidak ada kekuasaan,
kemauan dan pilihan baginya perbuatan-perbuatan diciptakan tuhan dalam
dirinya.
Adapun ajaran-ajaran jabariyah dapat dibedakan menjadi dua kelompok
yaitu ekstrim dan moderat.

B.SARAN
Menurut penulis solusi terhadap pandangan aliran jabariyah yaitu bahwa
manusia benar-benar memiliki kebebasan berkehndqak dan karenanya ia akan
diminta pertanggung jawaban atas keputusannya, meskipun demikian keputusan
tersebut pada dasarnya merupakan pemenuhan takdir (ketentuan) yang telah
ditentukan.
Untuk itu sebagai mahasiswa yang berpendidikan, kita harus mampu
memahami benar masalah akidah ini agar selalu berada dijalan-Nya yang lurus.

7
DAFTAR PUSTAKA

Mu’laf Luwis. al-Munjidn fi Al-Lughah wa al-Alam.Beirut: Dar al-Masyriq, 1998

Al-Milal asy-Syahratnasy wa al-Nihal.Beirut: Darul Fikr

Nasution, Harun.Teologi Islam Aliran-Aliran Sejarah Analisis Perbandingan,


Cet.V; Jakarta: UI-Press, 1986

Musthafah Ali al-Ghurabi.Tariq al-Fariq al-Islamiya.Mesir: Maktabah wa


Matba’ah Muhammad Ali Shabih wa Auladin.

Amin, Ahmad. Fajr- Islam. Kairo: Maktabah an- Nahdhahn al- Misriyah li
ashhabiha Hasan Muhammad wa Auladihi,1942.

Nasution,lo,it

Http://bara-aliranjabariyah.blogspot.com

Anwar Rosihan

Ibid, Abdullah Nata. Ilmu Kalam Filsafat dan Tasawuf. Jakarta: Raja Grafindo
persada, 1998.

Anda mungkin juga menyukai