• Artinya, perbuatan manusia itu pada hakikatnya adalah perbuatn Allah Swt.
• Asy-Syahrostani (2005 : hlm. 85)mengatakan bahwa jabar dapat diartikan menolak adanya perbuatan dari
manusia dan menyandarkan semua perbuatan kepada Allah. Dengan kata lain manusia mengerjakan
perbuatannya dalam keadaan terpaksa.
Aliran Jabariyah timbul bersamaan dengan timbulnya Aliran Qodariyah, dan tampaknya merupakan reaksi
dari padanya (Nasir 2010: 143). Daerah tempat timbulnya Aliran Jabariyah pun tidak berjauhan. Aliran
Qodariyah timbul di Irak, sedangkan Aliran Jabariyah timbul di Khurasan Persia.
- ADH DHIRAR
Pendiri aliran ini adalah Dhirar Bin Amr dan Hafsul Al Fard
QODARIAH
Ahmad Amin sebagaimana dikutip oleh Dr. Hadariansyah, orang-orang yang berpaham Qadariyah adalah
mereka yang mengatakan bahwa manusia memiliki kebebasan berkehendak dan memiliki kemampuan dalam
melakukan perbuatan. Manusia mampu melakukan perbuatan, mencakup semua perbuatan, yakni baik dan
buruk.
Contoh aliran Qadariyah : orang itu menganggap bahwa semua yang dia kerjakan adalah pilihannya sendiri,
tidak ada campur tangan Allah di dalamnya.
Contoh aliran Jabariyah : orang itu menganggap bahwa dia adalah makhluk yang lemah dan tidak bisa apa-apa
karena semua perbuatan dia sudah ditentukan oleh Allah (dia merasa tidak bebas).
Sedangkan Jabariyah moderat dia sama kayak Qadariyah tapi ini lebih logis, orang itu menganggap Allah lah
yang mengatur kegiatan atau perbuatan manusia namun semuanya tetap kembali pada pilihan manusia itu
sendiri.
Perbandingan Aliran Jabariah dan Qodariah:
Beberapa perbedaan mendasar terhadap berbagai permasalahan teologi yang berkembang diantara
kedua aliran ini diantaranya adalah:
1. Jabariyah meyakini bahwa segala perbuatan manusia telah diatur dan dipaksa oleh Allah sehingga
manusia tidak memiliki kemampuan dan kehendak dalam hidup, sementara qadariyah meyakini bahwa
Allah tidak ikut campur dalam kehidupan manusia sehingga manusia memiliki wewenang penuh
dalam menentukan hidupnya dan dalam menentukan sikap.
2. Jabariyah menyatakan bahwa surga dan neraka tidak kekal, setiap manusia
pasti merasakan surga dan neraka, setelah itu keduanya akan lenyap. Qadariyah menyatakan bahwa
manusia yang berbuat baik akan mendapat Surga, sementara yang berbuat jahat akan mendapat
ganjaran di neraka, Kedua keputusan itu merupakankonsekuensi dari perbuatan yang dilakukan
manusia berdasarkan kehendak dan pilihannya sendiri.
3. Takdir dalam pandangan kaum jabariyah memiliki makna bahwa segala perbuatan manusia telah
ditentukan dan digariskan Allah SWT, sehingga tidak ada pilihan bagi manusia. sementara takdir
menurut kaum Qadariyah merupakan ketentuan Allah terhadap alam semesta sejak zaman azali,
Manusia menyesuaikan terhadap alam semesta melalui upaya dan pemikirannya yang tercermin dalam
kreatifitasnya.