Anda di halaman 1dari 4

FAHAM QODARIAH DAN FAHAM JABARIAH

ALIRAN JABARIAH, QODARIAH DAN TOKOH-TOKOHNYA


• Menurut para tokoh ilmu kalam , Jabariyah adalah suatu aliran atau faham yagn berpendapat bahwa manusia
itu dalam perbuatannya serba terpaksa (majbur) (Hamdani Dkk 2009: 45).

• Artinya, perbuatan manusia itu pada hakikatnya adalah perbuatn Allah Swt.

• Asy-Syahrostani (2005 : hlm. 85)mengatakan bahwa jabar dapat diartikan menolak adanya perbuatan dari
manusia dan menyandarkan semua perbuatan kepada Allah. Dengan kata lain manusia mengerjakan
perbuatannya dalam keadaan terpaksa.

Aliran Jabariyah timbul bersamaan dengan timbulnya Aliran Qodariyah, dan tampaknya merupakan reaksi
dari padanya (Nasir 2010: 143). Daerah tempat timbulnya Aliran Jabariyah pun tidak berjauhan. Aliran
Qodariyah timbul di Irak, sedangkan Aliran Jabariyah timbul di Khurasan Persia.

TOKOH-TOKOH JABARIAH DAN DOKTRIN-DOKTRINNYA


- AL-JAHMIYYAH
Pendiri aliran ini adalah Jaham bin Shafwan, nama lengkapnya adalah Abu Mahrus Jaham bin
Shofwan. Ia berasal dari Khurasan, bertempat tinggal di Kufah (Nasution 1986: hlm. 98). Dia adalah
seorang da’I yang fasih dan lincah (orator). Jaham mati dibunuh Muslim bin Ahwas Al-Mazini pada
akhir masa Pemerintahan khalifah Malik bin Marwah, salah seorang khalifah Bani Umayah.

- JA’ID BIN DIRHAM


Ja’id bin Dirham adalah seorang Maulana bani Hakim, tinggal di Damaskus. Dia dibesarkan di
lingkungan orang Kristen yang senang membicarakan teologi ( Rozak & Anwar: 2012: 86). Pada
awalnya ia diberikan kepercayaan Bani Umayah untuk mengajar, tetapi karena pikirannya yang
kontroversial terlihat membuat Bani Umayah menolaknya dan membutanya harus lari ke Kufah dan
disana dia bertemu dengan Jaham bin Sofwan. Yang akhirnya berhasil mentransfer pemikirannya
kepada Jaham untuk dikembangkan dan di sebarluaskan.

TOKOH JABARIAH MODERAT


- AL NAJJARIYYAH
Pendiri aliran ini adalah Husain bin muhammad An-Najjar (230 H). Ia termasuk dalam tokoh
Mu’tazilah yang paling banyak mempergunakan ratio, kendatipun kelompok Mu’tazilah berbeda
pendapat, tetapi dalam masalah ushuliyah (akidah) mereka sependapat (Asy-Syarastani 2005: 73). Para
pengiktnya disebut An-Najjariyyah atau Al-Husainiyah. Najjariyyah juga terbagi menjadi beberapa
kelompok kecil (Barghutsiyah, Za’faraniyah dan Mustadrikah), tetapi mereka tidak berbeda dalam
prinsip-prinsip pokok dalam aliran Jabariyah.

- ADH DHIRAR
Pendiri aliran ini adalah Dhirar Bin Amr dan Hafsul Al Fard

LATAR BELAKANG KEMUNCULAN JABARIAH


Paham al-jabar pertama kali diperkenalkan oleh Ja’d bin Dirham yang kemudian Disebarkan oleh Jahm bin
Khurasan. Dalam sejarah teologi islam, Jahm tercatat sebagai tokoh yang mendirikan aliran Jahmiyah dalam
kalangan Murji’ah. Ia duduk sebagai sekertaris Suraih Umayah. Akan tetapi, dalam perkembangannya paham
Al-Jabar ternyata tidak hanya dibawa oleh dua tokoh di atas. Masih banyak tokoh-tokoh lain yang berjasa dalam
mengembangkan paham ini, diantaranya adalah Al-Husain bin Muhammad An-Najjar dan Ja’d bin Dhirar

PARA PEMUKA DAN DOKTRIN-DOKTRIN POKOK JABARIAH


a. JAHM BIN SHOFWAN DOKTRIN-DOKTRIN POKOKNYA:
Manusia tidak mampu untuk berbuat apa-apa. Ia tidak mempunyai daya, tidak mempunyai kehendak
sendiri, dan tidak mempunyai pilihan;
a. Surga dan neraka tidak kekal. Tidak ada yang kekal selain Tuhan.
b. Imam adalah makrifat atau membenarkan dalam hati. Dalam hal ini, pendapatnya sama dengan konsep
imam yang dimajukan kaum Murji’ah.
c. Kalam tuhan adalah mahkluk. Allah maha suci dari segala sifat dan keserupaan dengan manusia,
seperti berbicara, mendengar, dan melihat. Begitu pula Tuhan tidak dapat dilihat dengan
indra mata di Akhirat kelak.

b. JA’ID BIN DIRHAM DOKTRIN-DOKTRIN POKOKNYA:


a. Al-Quran adalah mahkluk. Oleh karena itu, dia baru. Sesuatu yang baru tidak dapat disifatkan
kepada Allah.
b. Allah tidak mempunyai sifat yang serupa dengan mahkluk, seperti berbicara, melihat, dan
mendengar.
Manusia terpaksa oleh Allah dalam segala-segalanya.

QODARIAH
Ahmad Amin sebagaimana dikutip oleh Dr. Hadariansyah, orang-orang yang berpaham Qadariyah adalah
mereka yang mengatakan bahwa manusia memiliki kebebasan berkehendak dan memiliki kemampuan dalam
melakukan perbuatan. Manusia mampu melakukan perbuatan, mencakup semua perbuatan, yakni baik dan
buruk.

Secara terperinci asas-asas yang ajaran Qodariah adalah sebagai berikut:


1. Mengingkari takdir Allah Taala dengan maksud ilmu-Nya.
2. Berlebihan /melampaaui di dalam menetapkan kemampuan manusia dengan menganggap
mereka bebas berkehendak (iradah). Di dalam perbuatan manusia, Allah tidak mempunyai
pengetahuan (ilmu) mengenainya dan iaterlepas dari takdir (qadar). Mereka menganggap
bahwa Allah tidak mempunyai pengetahuan mengenai sesuatu kecuali selepas ia terjadi.
3. Mereka berpendapat bahwa al-Quran itu adalah makhluk. Ini disebabkan pengingkaran
mereka terhadap sifat Allah.
4. Mengenal Allah wajib menurut akal, dan iman itu ialah mengenal Allah. Jadi menurut faham
Qadariyah, Iman adalah pengetahuan dan pemahaman, sedang amal perbuatan tidak
mempengaruhi iman. Artinya, orang berbuat dosa besar tidak mempengaruhi keimanannya.
5. Mereka mengemukakan pendapat tentang syurga dan neraka akan musnah (fana’), selepas
ahli syurga mengecap nikmat dan ali neraka menerima azab siksa.

Contoh aliran Qadariyah : orang itu menganggap bahwa semua yang dia kerjakan adalah pilihannya sendiri,
tidak ada campur tangan Allah di dalamnya.

Contoh aliran Jabariyah : orang itu menganggap bahwa dia adalah makhluk yang lemah dan tidak bisa apa-apa
karena semua perbuatan dia sudah ditentukan oleh Allah (dia merasa tidak bebas).

Sedangkan Jabariyah moderat dia sama kayak Qadariyah tapi ini lebih logis, orang itu menganggap Allah lah
yang mengatur kegiatan atau perbuatan manusia namun semuanya tetap kembali pada pilihan manusia itu
sendiri.
Perbandingan Aliran Jabariah dan Qodariah:

Beberapa perbedaan mendasar terhadap berbagai permasalahan teologi yang berkembang diantara
kedua aliran ini diantaranya adalah:

1. Jabariyah meyakini bahwa segala perbuatan manusia telah diatur dan dipaksa oleh Allah sehingga
manusia tidak memiliki kemampuan dan kehendak dalam hidup, sementara qadariyah meyakini bahwa
Allah tidak ikut campur dalam kehidupan manusia sehingga manusia memiliki wewenang penuh
dalam menentukan hidupnya dan dalam menentukan sikap.
2. Jabariyah menyatakan bahwa surga dan neraka tidak kekal, setiap manusia
pasti merasakan surga dan neraka, setelah itu keduanya akan lenyap. Qadariyah menyatakan bahwa
manusia yang berbuat baik akan mendapat Surga, sementara yang berbuat jahat akan mendapat
ganjaran di neraka, Kedua keputusan itu merupakankonsekuensi dari perbuatan yang dilakukan
manusia berdasarkan kehendak dan pilihannya sendiri.
3. Takdir dalam pandangan kaum jabariyah memiliki makna bahwa segala perbuatan manusia telah
ditentukan dan digariskan Allah SWT, sehingga tidak ada pilihan bagi manusia. sementara takdir
menurut kaum Qadariyah merupakan ketentuan Allah terhadap alam semesta sejak zaman azali,
Manusia menyesuaikan terhadap alam semesta melalui upaya dan pemikirannya yang tercermin dalam
kreatifitasnya.

Anda mungkin juga menyukai