Anda di halaman 1dari 3

ALIRAN AL JABARIYAH

PENGERTIAN AL JABARIYAH
Secara bahasa jabariyah (fatalism) berasal dari kata jabara yang
mengandung arti memaksa dan mengharuskannya melakukan sesuatu. Menurut
Harun Nasution jabari- yah adalah paham yang menyebutkan bahwa segala
perbuatan manusia telah ditentu- kan dari semula oleh Qadha dan Qadar Allah.
Maksudnya, setiap perbuatan yang diker-jakan manusia tidak berdasarkan
kehendak manusia, tapi diciptakan oleh Tuhan dan dengan kehendak-Nya,
manusia tidak mempunyai kebebasan dalam berbuat, manusia mengerjakan
perbuatan dalam keadaan terpaksa (majbur). Jabariyah adalah sebuah ideologi
dan sekte bid’ah di dalam akidah yang muncul pada abad ke-2 hijriah di
Khurasan.
Aliran Jabariyah ini terbagi menjadi dua golongan yaitu, Jabariyah murni
dan Jabariyah moderat. Jabariyah murni benar-benar menolak adanya
perbuatan yang berasal dari manusia semua berasal dari Allah, manusia sama
sekali tidak memiliki kehendak apa pun sedangkan Dokter Jabariyah Moderat
berpendapat bahwa manusia punya andil dalam mewujudkan perbuatannya.

SEJARAH AL JABARIYAH
bagaimana aliran Jabariyah muncul?
Berkaitan dengan kemunculan aliran Jabariyah, ada yang mengatakan
bahwa kemunculannya di akibatkan oleh pengaruh pemikiran asing, yaitu
pengaruh agama Yahudi bermazhab Qurra dan agama Kristen mazhab Yacobit.
Secara historis Jabariah adalah sebuah madzhab yang muncul bersamaan
dengan kehadiran Qadariyah di daerah Kurasan.

TOKOH-TOKOH ALIRAN AL JABARIYAH


Jabariyah memiliki keyakinan bahwa setiap manusia terpaksa oleh takdir
tanpa memiliki pilihan dan usaha dalam perbuatannya. Tokoh utamanya adalah
Ja'ad bin Dirham dan Jahm bin Shafwan. Namun dalam perkembangan nya
paham Al_jabar tidak hanya di bawa oleh kedua tokoh diatas .masih banyak
tokoh lain yang berjasa dalam mengembangkan paham ini. diantaranya
Al_husaini bin Muhammad Al_Najir dan ja'd bin Dinar.

DASAR ALIRAN AL JABARIYAH


Dasar pemahaman pada aliran jabariyah ini dijelaskan Al-Qur’an
diantaranya: QS. al Shaffat [37]: 96 dan QS. al Insan[76]: 30
“Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu”َ.
Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah”.
Di samping itu, fakta sejarah menyatakan bahwa:
Suatu ketika Nabi menjumpai sabahatnya yang sedang bertengkar dalam
masalah Takdir Tuhan, Nabi melarang mereka untuk memperdebatkan persoalan
tersebut, agar terhindar dari kekeliruan penafsiran tentang ayat-ayat Tuhan.
Khalifah Umar bin al-Khaththab pernah menangkap seorang Ketika
diintrogasi, pencuri itu berkata “Tuhan telah menentukan aku mencuri”.
Mendengar itu Umar kemudian marah sekali dan menganggap orang itu telah
berdusta. Oleh karena itu Umar memberikan dua jenis hukuman kepada orang
itu, yaitu: hukuman potongan tangan karena mencuri dan hukuman dera karena
menggunakan dalil takdir Tuhan. Ketika Khalifah Ali bin Abu Thalib ditanya
tentang qadar Tuhan dalam kaitannya dengan siksa dan Orang tua itu bertanya,
“apabila perjalanan (menuju perang siffin) itu terjadi dengan qadha dan qadar
Tuhan, tidak ada pahala sebagai balasannya”. Kemudian Ali menjelaskannya
bahwa Qadha dan Qadhar Tuhan bukanlah sebuah paksaan. Pahala dan siksa
akan didapat berdasarkan atas amal perbuatan manusia. Kalau itu sebuah
paksaan, maka tidak ada pahala dan siksa, gugur pula janji dan ancaman Allah,
dan tidak ada pujian bagi orang yang baik dan tidak ada celaan bagi orang
berbuat dosa. Doktrin Ajaran Aliran ini dikenal juga dengan nama Jahmiyyah
karena mendasarkan pemikiran kepada tokoh utamanya yakni, Jahm bin
Shofwan. Doktrin ajaran Jabariyah yang ekstrim mengatakan bahwa manusia
lemah, tidak berdaya, terikat dengan kekuasaan dan ke- hendak Tuhan, tidak
mempunyai kehendak dan kemauan bebas sebagaimana dimilki oleh paham
Qadariyah. Seluruh tindakan dan perbuatan manusia tidak boleh lepas dari
scenario dan kehendak Allah. Segala akibat, baik dan buruk yang diterima oleh
manusia dalam perjalanan hidupnya adalah merupakan ketentuan Allah.
Di antara ajaran kelompok ini adalah:
1. Manusia tidak mampu untuk berbuat apa-apa ia tidak mempunyai daya, tidak
mempunyai kehendak sendiri
2. Surga dan neraka tidak kekal
3. Kalam Tuhan adalah Allah tidak mempunyai keserupaan dengan manusia
seperti berbicara, mendengar, dan melihat, dan Tuhan juga tidak dapat dilihat
dengan indera mata di akherat kelak.

PENGARUH POLA PIKIR ALIRAN AL JABARIYAH DALAM KEHIDUPAN SEHARI-


HARI
Banyak pengaruh negatif yang dihasilkan oleh aliran ini. Paham bahwa
manusia tidak mempunyai kebebasan dan kekuasaan apapun menyebabkan
manusia menjadi apatis. Menjalani hidup dengan rasa pesimis, karena
menganggap semuanya telah ditakdirkan sejak jaman azali. Tidak ada gunanya
berusaha karena manusia hanya terpaksa melakukan sesuatu. Manusia beraliran
ini menjadi malas, tidak kreatif, menyerah sebelum bertanding dan pasrah
terhadap apapun juga, yang lebih berbahaya adalah selalu menyalahkan Tuhan
untuk semua perbuatan buruk yang mereka lakukan dan selalu mencari kambing
hitam dari setiap kegagalan dan kesalahan yang mereka lakukan. Semua
kekeliruan ini berasal dari pemikiran bahwa manusia diibaratkan benda mati.
Padahal jelas manusia adalah benda hidup yang memiliki akal dan kebebasan
serta kemampuan untuk memilih, melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
Pendapat aliran Jabariyah ini ditentang oleh Muhammad Abduh, (Harun
Nasution : 67-68). Muhammad Abduh dalam memahami qada dan qadar
berbeda dengan pemahaman yang berlaku di masyarakat. Menurutnya kedua
istilah itu tidak membatasi kebebasan manusia dalam kehendak dan perbuatan.
perbuatan.Jika mencermati pemikiran Muhammad Abduh di atas maka makin
jelaslah bahwa pemahaman orang-orang Jabariyah ekstreem adalah keliru.

Anda mungkin juga menyukai