NAMA KELOMPOK:
Allah tidak mempunyai sifat yang serupa dengan makhluk, seperti berbicara, melihat,
dan mendengar. Allah juga tidak berbicara kepada nabi Musa, dan tidak menjadikan
Nabi Ibrahim sebagai Khalil (kekasih)
Dalam istilah inggrisnya aliran ini dikenal dengan nama free will and free act. Kaum Qadariyah mengemukakan
dalil-dalil akal dan dalil-dalil naqal (Al-Quran dan Hadits) untu memmperkuat pendirian mereka. Mereka
memajukan dalil, jika perbuatan manusia sekarang dijadikan oleh Tuhan, karena mereka diberi pahala kalua
berbuat baik dan disiksa kalua berbuat maksiat, padahal yang berhak atas semua itu hanyalah Allah Ta’ala.
Dikemukakan pula dalil dari ayat-ayat Al-Quran yang ditafsirkan sendiri oleh kaum Qadariyah
sesuai dengan madzhabnya tanpa memperhatikan tafsir-tafsir dari Nabi Muhammad SAW dan sahabat
Nabi yang ahli tafsir. Mereka kemukakan ayat:
َو ُقِل اْلَح ُّق ِم ْن َر ِّبُك ْم َفَم ْن َش اَء َفْلُيْؤ ِم ْن َو َم ْن َش اَء َفْلَيْكُفر
Artinya: “Katakanlah kebenaran dai Tuhanmu, barang siapa yang mau beriman maka berimanlah dan
barang siapa yang mau kafir maka kafirlah”. (QS. Al-kahfi:29).
Menurut Qadariyah, dalam ayat ini bahwa, iman dan kafir dari seseorang tergantung pada orang itu, bukan lagi
kepada Tuhan. Ini suatu bukti bahwa manusialah yang menentukan, bukan lagi Tuhan. Dalam segi tertentu
Qadariyah mempunyai kesamaan ajaran dengan Mu’tazilah.
Perbedaan Pendapat Awal Mulanya Qadariyah
Jabariyah adalah paham yang menyebutkan bahwa segala perbuatan manusia telah ditentukan dari semula oleh Qada
dan Qadar Allah. Setiap perbuatan yang dikerjakan oleh manusia tidak berdasarkan kehendak manusia, tapi diciptakan
oleh Tuhan dan dengan kehendaknya, disini manusia tidak mempunyai kebebasan dalam berbuat, karena tidak memiliki
kemampuan. Dalam paham jabariyah, manusia digambarkan bagai wayang yang digerakkan oleh sang dalang.
awal mula kemunculan paham Jabariyah adalah sejak awal periode islam. Namun al-Jabar sebagai pola pikir atau aliran
yang dianut,dipelajari dan dikembangkan,baru terjadi pada masa pemerintahan Daulah Bani Umayah.
Sedangkan qodariyah adalah kebalikan dari jabariyah. Paham ini mengingkari takdir Allah Ta’ala.
Berlebihan/melampaui di dalam menetapkan kemampuan manusia dengan menganggap mereka bebas berkehendak. Di
dalam perbuatan manusia, Allah tidak mempunyai pengetahuan (ilmu) mengenainya dan ia terlepas dari takdir (qadar).
Mereka menganggap bahwa Allah tidak mempunyai pengetahuan mengenai sesuatu kecuali selepas ia terjadi.
Mereka berpendapat bahwa al-Qur’an itu adalah makhluk. Ini disebabkan pengingkaran mereka terhadap sifat Allah.
Mengenal Allah wajib menurut akal, dan iman itu ialah mengenal Allah. Jadi menurut faham Qadariyah, Iman adalah
pengetahuan dan pemahaman, sedangkan amal perbuatan tidak mempengaruhi iman. Artinya, orang berbuat besar tidak
mempengaruhi keimanannya.
Mereka mengemukakan pendapat tentang syurga dan neraka akan musnah (fana’), selepas ahli syurga mengecap nikmat
dan ahli neraka menerima azab siksa.
Dalam paham qodariyah perbuatan manusia ditentukan dan dikerjakan oleh manusia.