Anda di halaman 1dari 2

PENGELOLAAN SISA VAKSIN

No. Dokumen : SOP/V/KIA/KB-33/06/2017


S No. Revisi : 01
O
P Tanggal Terbit : 01 Juni 2017

Halaman :1/2 UPTD PUSKESMAS


PESANTREN II

PEMERINTAH Dwi Nugerahini


KOTA KEDIRI NIP. 19660308 199603 2 002

1. Pengertian  Pengelolaan sisa vaksin adalah suatu proses kegiatan yang


dilakukan terhadap pengelolaan sisa vaksin yang telah di buka
di dalam pelayanan imunisasi dengan mengikuti ketentuan
yang diisyaratkan.
 Vaksin sisa yang bisa kembali di simpan dan gunakan hanya
sisa vaksin dari pelayanan statis, dimana vaksin belum
kadaluarsa, disimpan dalam suhu +2 s/d +8 °C, tidak terendam
air, VVM dalam kondisi A/B dan masih memenuhi masa waktu
pakai (Jelas tanggal, bulan, tahun dan jam buka)
 Masa pakai vaksin yang sudah di buka untuk BCG 3 jam,
campak 6 jam, polio 2 minggu, DPT/Hb/Hib, DT,Td dan TT 4
minggu.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk tenaga
kesehatan dalam pengelola sisa vaksin
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Pesantren II Nomor 032
Tahun 2015 tentang Penetapan Pedoman Pelayanan Klinis
4. Referensi 1. Depkes RI. 2005. Modul Pelatihan Pengelolaan Rantai Vaksin
Program Imunisasi. Jakarta: Dirjen PP&PL
2. Depkes RI. 2009. Pelatihan Imunisasi Dasar Bagi Pelaksana
Imunisasi/Bidan. Jakarta: Dirjen PP&PL
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 12 tahun 2017 tentang
pedoman penyelenggaraan imunisasi
PENGELOLAAN SISA VAKSIN

No. Dokumen : SOP/V/KIA/KB-33/06/2017


UPTD PUSKESMAS S Dwi Nugerahini
PESANTREN II O No. Revisi : 01 NIP. 19660308 199603 2 002
P Tanggal Terbit : 01 Juni 2017

Halaman :2/2

5. Prosedur 1. Petugas imunisasi setelah selesai pelayanan melihat sisa


vaksin yang masih bisa disimpan dalam cold chain (Cek tulisan
tanggal, bulan, tahun dan jam vaksin dibuka) termasuk masa
pakai vaksin yang sudah dibuka berdasarkan jenis vaksin .
2. Petugas mengecek suhu vaksin dalam cold chain, dan pastikan
suhu cold chain berada pada suhu +2 s/d +8 °C,
3. Petugas menata vaksin sesuai dengan urutannya dan yang
sudah dibuka di taruh paling atas, dengan tetap memperhatikan
susunannya, dimana untuk vaksin Hb-O (PID), DPT/Hb/Hib,
DTdan TT/Td berada jauh dari evaporator, sedangkan untuk
vaksin polio dekat dengan evaporator, jarak 1-2 cm tiap dus.
(BCG dan Campak tidak disimpan)
4. Petugas segera menutup cold chain
5. Petugas menulis dalam buku stock vaksin per antigen jumlah
penggunaan dan sisa kumulatif vaksin, serta mencacat suhu
vaksin dalam cold chain di buku grafik suhu lemari es
6. Unit terkait 1. Unit KIA/KB
2. Penanggungjawab program P2 imunisasi
7. Catatan No Tanggal
Historis Yang diubah Isi Perubahan mulai
Perubahan diberlakukan
1 Referensi :
Peraturan Menteri Peraturan 01 Juni 2017

Kesehatan RI Menteri

Nomor 43 tahun Kesehatan RI

2013 Nomor 12 tahun


2017

Anda mungkin juga menyukai