Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PELAYANAN PUBLIK DIREKTORAT PEMASYARAKATAN


Dosen pengampu: Markus Marselinus Soge, S.H., M.H.

DISUSUN OLEH:

1. AHMAD FAUZUL (3942) 7. KOBARA RISANSAKA (3972)

2. ARIF MUHAMMAD HAKIM (3947) 8. MUHAMMAD SALEH (3977)

3. DEVY YUNITA (3952) 9. MUHAMAD ROMY KHADAFI (3982)

4. FAIZAL ANDRIAWAN (3957) 10. NABILLA AYATURROHMAN


(3987)
5. GALANG TRESNO PRAKOSO S
(3962) 11. RENDY HERDIANSYAH (3992)

6. I MADE BHASKARA JAYA .W


(3967)

TEKNIK PEMASYARAKATAN A
POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA HUKUM DAN HAM
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan. Atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya akhirnya penulis bisa menyelesaikan makalah dengan tepat
waktu. Makalah berjudul PELAYANAN PUBLIK DIREKTORAT PEMASYARAKATAN
disusun guna memenuhi tugas dosen Pelayanan Publik di Politeknik Ilmu Pemasyarakatan.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca.

Penulis ucapkan terimakasih kepada Bapak Markus Marselinus Soge, S.H., M.H.
selaku dosen mata kuliah Pelayanan Publik. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
wawasan dan ilmu bagi penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari, makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karenanya, kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan penulis demi sempurnanya makalah ini.

Depok, 17 Maret 2021

Kelompok 5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Salah satu fungsi penyelenggaraan pemerintahan yang dilakukan oleh aparatur


pemerintah adalah pelayanan publik. Peraturan perundang-undangan Indonesia telah
memberikan landasan untuk penyelenggaraan pelayanan publik dengan mendasarkan pada
asas-asas umum pemerintahan yang bersih dan baik (clean and good governance). Asas umum
dimaksud adalah asas yang menjunjung tinggi norma kesusilaan, kepatutan dan norma hukum
untuk menciptakan penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan
nepotisme (KKN).
Lebih lanjut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 81 Tahun
1993 tentang Pedoman Tata Laksana Pelayanan Umum dan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun
1995 tentang Perbaikan Mutu Pelayanan Aparatur Pemerintahan Kepada Masyarakat menjadi
pedoman bagi aparatur pemerintah dalam memberikan pelayanan publik. Kemudian Instruksi
Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah juga telah
menginstruksikan kepada instansi pemerintahan untuk menyampaikan laporan akuntabilitas
kinerja kepada Presiden. Ketiga instrumen hukum tersebut merupakan pedoman pemerintah
untuk memperbaiki kinerja lembaga terutama lembaga atau instansi pelayanan publik.
Pelayanan publik dapat dibedakan menjadi 2 (dua) bagian: Pertama pelayanan publik yang
bersifat umum, yaitu yang diberikan kepada siapa saja yang membutuhkan pelayanan dan
diberikan oleh instansi publik yang berwenang untuk itu. Kedua pelayanan publik yang bersifat
khusus yang timbul karena adanya suatu hubungan hukum yang sifatnya khusus diantara
institusi publik tertentu dan publik/komunitas tertentu.
Dalam hal pelayanan publik di lingkungan Direktorat Pemasyarakatan tentunya masuk
pada wilayah pelayanan publik yang bersifat khusus yang melibatkan publik tertentu.
Meskipun bersifat khusus tentunya tidak mengurangi kualitas pelayanan publik yang akan
diberikan. Namun demikian, dalam hal pelayanan publik khususnya dalam hal kegiatan
kunjungan dan penulusuran pada Direktorat Pemasyarakatan seringkali dikeluhkan
masyarakat. Karena setiap pintu dan ruang yang dilewati berarti uang.
Mungkin ini hanya satu kasus dari sekian banyak kasus yang belum terungkap di
berbagai instansi pemerintahan. Oleh karena itu perlu dilakukan pendalaman lebih lanjut
melalui serangkaian kegiatan penelitian untuk menguji kebenaran fakta dimaksud. Tentu
penelitian ini tidak dimaksudkan untuk menginvestigasi tentang pungutan liar, tetapi lebih
diarahkan kepada evaluasi terhadap mekanisme dan prosedur yang dilakukan selama ini dalam
hal pelayanan kepada masyrakat/publik terutama pada Direktorat Pemasyarakatan itu sendiri.
Hal ini dianggap penting karena baik buruknya mekanisme dan prosedur kunjungan akan
berpotensi terhadap terjadinya pungli atau tidak.
Membicarakan pelayanan publik secara konseptual tidak bisa dilepaskan dari
manajemen. Manajemen harus ditegakkan. Rencana atau peraturan sebagai produk
manajemen, misalnya, harus ditaati oleh setiap orang atau masyarakat yang berkaitan dengan
rencana atau peraturan yang bersangkutan. Dalam hal ini kami perlu mengetahui bagaimana
pelayanan publik dalam Direktorat Pemasyarakatan itu sendiri.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa saja layanan public di Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kunjungan Online
Layanan Kunjungan Online dengan Video Conference yang dilakukan melalui
fasilitasi Kunjungan Online di UPT, Kanwil ataupun Ditjen
Persyaratan :
a. Pengunjung merupakan keluarga inti narapidana yang terdiri dari Ayah/Ibu,
Istri dan anak kandung yang dibuktikan dengan kartu keluarga dan buku
nikah
b. Pengunjung merupakan keluarga inti narapidana yang terdiri dari Ayah/Ibu,
Istri dan anak kandung yang dibuktikan dengan kartu keluarga dan buku
nikah
c. Pengunjung merupakan keluarga inti narapidana yang terdiri dari Ayah/Ibu,
Istri dan anak kandung yang dibuktikan dengan kartu keluarga dan buku
nikah
Biaya : Tidak ada biaya/gratis
Alur Kunjungan Online
2. Layanan Kartu Brizzi
Persyaratan :
• Warga binaan mempunyai rekening Brizzi
Mekanisme dan Prosedur :
• Keluarga WBP mentransfer uang ke rekening Brizzi WBP
• Petugas Brizzi menerima laporan dari Bank
• WBP mengecek Brizzi dibantu petugas
• WBP berbelanja di koprasi
Biaya : Tidak ada biaya / gratis
3. Layanan lapor klien Bapas
Persyaratan :
• Klien membawa kartu bimbingan / kartu lapor diri
Mekanisme dan Prosedur :
• Klien mengunjungi Bapas dan mengisi buku lapor diri di ruang piket;
• Petugas piket memanggil Pembimbing Kemasyarakatan yang bertanggung
jawab untuk melakukan bimbingan;
• Pembimbing Kemasyarakatan menyampaikan materi program lapor diri klien
dan mengisi buku absensi klien untuk lapor diri yang akan datang ;
• Klien melakukan fingerprint kehadiran melalui aplikasi SDP.
Waktu Penyelesaian :
• 70 Menit
• Klien mengunjungi Bapas dan mengisi buku lapor diri di ruang piket (5 menit);
• Petugas piket memanggil Pembimbing Kemasyarakatan yang bertanggung
jawab untuk melakukan bimbingan (2 menit);
• Pembimbing Kemasyarakatan menyampaikan materi program lapor diri klien
dan mengisi buku absensi klien untuk lapor diri yang akan datang (60 menit);
• Klien melakukan fingerprint kehadiran melalui aplikasi SDP (3 menit).
4. Layanan Yankomas
Yankomas adalah suatu kegiatan pelayanan komunikasi masyarakat
Kementerian Hukum dan HAM yang menangani masalah pengaduan masyarakat
terhadap indikasi terjadinya suatu pelanggaran HAM. Yankomas merupakan
pemberian layanan terhadap masyarakat tentang adanya permasalahan hak asasi
manusia yang dikomunikasikan maupun yang tidak atau belum dikomunikasikan
oleh seseorang atau sekelompok orang. Tahapannya terdiri dari: penerimaan,
penelaahan, koordinasi dan memberikan surat rekomendasi untuk permasalahan
yang dikomunikasikan serta identifikasi, penelaahan, koordinasi dan memberikan
surat rekomendasi (untuk permasalahan yang tidak/belum dikoordinasikan).
Penggunaan istilah komunikasi sendiri diadopsi dari Resolusi 1503 Dewan
Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-bangsa yang diartikan sebagai pengaduan
terhadap dugaan pelanggaran HAM.
Pelaksana Yankomas Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia di tingkat pusat
dan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia di tingkat daerah
sesuai dengan amanat Pasal 3 Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor 32
Tahun 2016 Tentang Pelayanan Komunikasi Masyarakat terhadap Permasalahan
Hak Asasi Manusia. Sedangkan Penyampai Komunikasi Masyarakat (PK) adalah
seseorang atau kelompok orang yang menduga adanya pelanggaran HAM yang
dilakukan oleh seseorang, kelompok orang, aparat negara, dan instansi/lembaga
pemerintah.
Mekanisme :
Permasalahan dapat diajukan sendiri oleh korban dan/atau oleh pihak lain yang
mengetahui secara langsung ataupun tidak langsung dan dapat
dipertanggungjawabkan bagaimana terjadinya melalui 2 (dua) cara, yaitu: (a)
Secara langsung, dengan cara datang dan mengisi formulir komunikasi masyarakat
di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM terdekat; (b) Secara tidak
langsung, yaitu melalui surat, faksimili, surat elektronik, tau aplikasi online oleh
Penyampai Komunikasi Masyarakat. Saat ini, masyarakat dapat
mengkomunikasikan permasalahan dugaan pelanggaran HAM melalui aplikasi
simasham.kemenkumham.go.id.
5. Layanan Aduan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
Unsur Pengaduan
Pengaduan Anda akan mudah ditindaklanjuti apabila memenuhi unsur sebagai
berikut:
What : Perbuatan berindikasi pelanggaran yang diketahui
Where: Dimana perbuatan tersebut dilakukan
When : Kapan perbuatan tersebut dilakukan
Who : Siapa saja yang terlibat dalam perbuatan tersebut
How : Bagaimana perbuatan tersebut dilakukan (modus, cara, dsb.)
Adapun untuk daftar nomor telepon, sms, dan akun media sosial dari Direktorat
Jenderal Pemasyarakatan yang dapat dihubungi untuk keperluan layanan aduan
adalah sebagai berikut :
Telepon : (021) 3857611 / ext = 152
Telp,SMS, Whatsapp : 081368765195
E-mail : pengaduanditjenpas@gmail.com
Facebook : Akun “Pengaduan Ditjenpas” / Klik Link
Facebook Ditjenpas
Instagram : Akun “Pengaduan Ditjenpas”/ Klik Link Instagram
Ditjenpas
Line : Akun “Pengaduan Ditjenpas”
Telegram : Akun “Pengaduan Ditjenpas”
Nomor HP : 081368765195
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap instansi yang ada dalam pemerintahan ada di Indonesia, memiliki layanan public.
Kementerian kita pun memiliki layanan public, salah satunya Direktorat Jenderal
Pemasayarakatan memiliki layanan public yang mana layanan ini membantu
masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Selain itu dalam menjalankannya petugas
wajib memenuhi aturan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah agar tidak adanya
penyelewengan dalam bertugas dan tercapainya tujuan instansi yang telah disepakati.
Semakin baik pelayanan public yang ada disebuah instansi menunjukkan keberhasilan
instansi tersebut dalam melayani masyarakat dan sebagai tolak ukur bahwa instansi
tersebut memiliki integritas yang tinggi.

B. Saran
Dalam pelayanan public seharusnya kita tetap memiliki jiwa integritas yang tinggi
dalam bertugas, sehingga tercapainya kepuasan antara kita sebagai petugas berarti
berhasil melayani dengan baik masyarakat dan masyarakat terpenuhi kebutuhannya
yang dibantu oleh kita.

Anda mungkin juga menyukai