Anda di halaman 1dari 19

“Advokasi & Sosialisasi Pelaksanaan Introduksi Imunisasi IPV-2”

Rekomendasi ITAGI
Introduksi Imunisasi IPV dosis ke-2

Prof Dr dr Sri Rezeki Hadinegoro Sp.A(K)


Ketua ITAGI

Jakarta, 11-12 April 2023


Bahan paparan
SLIDE ITAGI

• WHO position paper 2022 mengenai vaksin polio dosis kedua


• Latar belakang dan alasan pemberian IPV dosis kedua
• Kajian ITAGI
• Pilihan alternatif jadwal imunisasi IPV-2
• Kesimpulan

3
WHO Position Paper:
Polio Vaccines June 2022
SLIDE ITAGI

4
WHO Position Paper: Polio Vaccines
June 2022
• Semua anak di seluruh dunia harus divaksinasi polio dengan dosis lengkap, dan setiap negara
SLIDE ITAGI

harus berusaha untuk mencapai dan mempertahankan tingkat cakupan yang tinggi untuk
mendukung komitmen global dalam memberantas polio.
• Semua negara yang menggunakan OPV dalam program imunisasi nasional, WHO
merekomendasikan 3 dosis bOPV dan 2 dosis IPV sebagai jadwal vaksinasi.
• Di negara endemik polio dan di negara yang berisiko tinggi untuk impor dan penyebaran virus
polio, WHO merekomendasikan pemberian 3 dosis bOPV dan diikuti dengan 2 dosis IPV.
• Dua dosis IPV memberikan kekebalan terhadap kelumpuhan dari virus polio tipe-2 dan
meningkatkan kekebalan terhadap virus polio tipe 1 dan 3.
• Sebagai alternatif untuk suntikan IPV IM dosis penuh, negara-negara dapat mempertimbangkan
untuk menggunakan dosis fraksional (1/5 dari dosis IPV penuh)

5
Latar Belakang Pemberian IPV Dosis-2
• Pada masa transisi menuju eradikasi polio, virus polio liar tipe-2
SLIDE ITAGI

(P2) sudah tidak bersirkulasi sehingga dilakukan penarikan vaksin


P2 sehingga OPV hanya berisi virus P1 dan P3
• Untuk mengatasi jika terjadi infeksi virus polio P2, maka pada
jadwal imunisasi diberikan vaksin IPV satu dosis yang berisi P1, P2
dan P3.
• Penambahan dosis kedua IPV meningkatkan perlindungan
terhadap semua virus polio, terutama terhadap kelumpuhan yang
disebabkan oleh VDPV2 (vaccine derived polio virus).

6
Alasan Pemberian IPV Dosis-2
• Menghentikan kejadian VAPP (vaccine associated polio paralytic), kejadian
polio yang disebabkan oleh vaksinasi OPV
SLIDE ITAGI

• Pada pemberian IPV-2 dosis, imunitas yang dihasilkan oleh dosis IPV
pertama dapat dengan cepat ditingkatkan oleh dosis IPV kedua, terlihat dari
titer antibodi yang tinggi diharapkan dapat mengurangi pencegahan
terjadinya cVDPV2.
• Terjadi aktifasi sistem imun terhadap polio P2 sehingga jika terjadi KLB
cVDVP cukup diberikan mOPV2 (monovalen polio-2)
• Memperkuat respons intestinal dan humoral yang berguna untuk menekan
KLB polio akibat importasi.

7
Kajian ITAGI untuk Pemberian IPV Dosis-2
SLIDE ITAGI

ITAGI telah melakukan kajian dua kali untuk pemberian IPV dosis-2,

1. Kajian pemberian imunisasi IPV dosis ke dua,


tanggal 19 Juni 2020
2. Kajian lanjutan pemberian imunisasi IPV dosis kedua,
tanggal 3 Agustus 2021

8
Kajian Pemberian Imunisasi IPV dosis ke dua
19 Juni 2020
1. Data hasil studi kadar antibodi polio pada program imunisasi rutin dengan
SLIDE ITAGI

pemberian IPV 1 dosis di Indonesia, didapatkan geometric mean titer P2


lebih rendah dibandingkan dengan P1 dan P3. Disarankan pemberian IPV
dosis 2, diutamakan daerah risiko tinggi transmisi polio P2 dari negara lain.
2. Sehubungan keterbatasan stok vaksin IPV global, GAVI
menawarkan bantuan untuk pelaksanaan imunisasi fractional dose IPV 2-
dosis bagi semua negara yang belum menerapkan IPV dosis kedua. Dosis
IPV-2 akan meningkatkan proteksi terhadap polio tipe-2 dengan
menyiapkan untuk dilakukan withdrawal polio oral di masa depan.

Ref.
1. Fadlyana E, Dhamayanti M, Tarigan R, Mulia Sari R, Bachtiar NS, Kartasasmita CB, Rusmil K. Immunogenicity and safety profile of a primary dose of bivalent oral polio vaccine
given simultaneously with DTwP-Hb-Hib and inactivated poliovirus vaccine at the 4th visit in Indonesian infants. Vaccine 2020;38:1962-7.
9 2. WHO position paper: polio vaccines, June 2022
Kajian Pemberian Imunisasi IPV dosis ke dua
19 Juni 2020 (2)
SLIDE ITAGI

3. Pada saat ini, ITAGI tidak merekomendasikan untuk pemberian


fractional doses (yang diberikan secara intradermal) yang akan
menyulitkan petugas di lapangan karena harus dilakukan pelatihan
ulang kepada petugas imunisasi dan harus menambah ketersediaan
logistik semprit untuk penyuntikan secara intradermal.
4. Pemberian IPV dua dosis full dose dapat dipertimbangkan untuk
daerah risiko tinggi transmisi polio P2, dengan memperhatikan situasi
epidemiologi, geografis dan logistik vaksin yang tersedia.

10
Vaksin Polio

1. Oral Polio Vaccine (OPV)


• bOPV berisi antigen P1 dan P3
SLIDE ITAGI

• Mudah, murah, kekebalan lokal, community effect.


• Pemberian secara masal akan memutus penularan virus polio liar: OPV vaksin pilihan
utama untuk eradikasi

2. Inactivated Polio Vaccine (IPV)


• Mengandung 3 galur virus polio (P1, P2 dan P3)
• IPV hanya sedikit menimbulkan imunitas lokal, tidak dapat digunakan untuk
mengatasi KLB dan eradikasi polio
• Keuntungan: tidak menimbulkan VAPP dan VDVP
• Kerugian: hanya menimbulkan sedikit kekebalan di mukosa usus, pemberian IM,
harga lebih mahal
11
VAPP dan cVDVP

VAPP = Vaccine Associated Polio Paralytic


SLIDE ITAGI

• Vaccine-associated paralytic poliomyelitis (VAPP) is an adverse event following exposure to OPV.


• OPV is made with live attenuated (weakened) polioviruses that can cause sporadic and rare cases
of paralytic polio.
• IPV carries no risk of VAPP

cVDPV = circulating Vaccine Derived Polio Virus


• Before the introduction of vaccines, polio killed or paralysed more than half a million people
worldwide every year.
• Since the late 1980s, cases have fallen by 99.9%, due to global efforts to immunise children with
the oral polio vaccine.
• However, in communities with low vaccination coverage, the weakened polioviruses in this type of
vaccine can – in rare cases – undergo changes that can threaten people’s health.

1 2 https://www.cdc.gov/vaccines/vpd/polio/hcp/vaccine-associated-paralytic-polio-faq.html#:~:text=Vaccine%2Dassociated%20paralytic%20poliomyelitis%20(VAPP,carries%20no%20risk%20of%20VAPP.
https://www.gavi.org/vaccineswork/what-vaccine-derived-polio?gclid=CjwKCAjw586hBhBrEiwAQYEnHR7q4ni_073SdfSNsHr4BYIdd_8DzDeNdQe3VPpSw3mDT5FvNVQb3xoCqtMQAvD_BwE
SLIDE ITAGI

13
Immunogenicity and safety profile of a primary dose of bivalent oral polio vaccine given
simultaneously with DTwP-Hb-Hib and inactivated poliovirus vaccine at the 4th visit in Indonesian
infants
Fadlyana E, Dhamayanti M, Tarigan R, Mulia Sari R, Bachtiar NS, Kartasasmita CB, Rusmil K.
Vaccine 2020;38:1962-7.
SLIDE ITAGI

Subjek: penelitian di Bandung pada 143 bayi

Metode
• Diteliti pada bayi yang telah mendapat IPV satu kali yang diberikan bersama OPV ke-4.
• Dinilai titer antibodi, serokonversi, GMT dan peningkatan titer antibodi

Hasil
Antibody Pre-dose IPV (%) Post dose – 4 (%)
• Peningkatan titer antibod (4 kali)
titer
pada saat pre dose IPV dibandingkan pasca
IPV 1 dosis: antibody P2 lebih rendah P1 60 97,2
daripada P1 dan P3 P2 0 16,1
P3 39.9 97,9
14
Serokonversi anti Polio tipe 2 pada IPV 1 vs 2 vs 3x
IPV 1 x IPV 2 x IPV 3 x
Umur 6-8 mgg:32-39% 1,2
USA
SLIDE ITAGI

• Umur 2 & 4 bln 95% semua tipe


Umur 4 bln: 63% 3,4 Cuba4 Cuba4
• Umur 4 & 8 bln unt tipe 1: 100% tipe • Umur 6, 10, 14 mgg unt tipe 1: 94%,
2: 100% dan tipe 3: 99,4% tipe 2: 83% dan tipe 3: 100%
Puerto Rico5
• Umur 6, 10, 14 mgg unt tipe 1: 85.8%,
tipe 2: 86.2% dan tipe 3: 96.9%
• Umur 2, 4, 6 bln unt tipe 1: 99.6%, tipe
2: 100% dan tipe 3: 99.1%6

1. Simasathien S et al. Scand J Inf Dis. 1994; 26:731–8. 4. Resik S et al. New Eng J Med. 2013; 368:416–24
2. Hird TR et al. PLoS Pathogens. 2012; 8(4)e1002599 5. Dayan GH et al. New Eng Med J. 2007; 356:1536–44
3. Robertson SE et al. Lancet. 1988; Apr 23; 1(8591):897–9
6. Faden H et al. J Inf Dis. 1990; 162:1291–7
15
Kajian Lanjutan Pemberian Imunisasi IPV-2 Dosis
3 Agustus 2021
• Pertemuan SAGE tanggal 5-7 Oktober 2020, mencatat bahwa produksi IPV telah
SLIDE ITAGI

meningkat secara signifikan sehingga memungkinkan untuk merencanakan


pengenalan IPV-2 dosis ke dalam jadwal imunisasi rutin dari 94 negara yang saat
ini menggunakan IPV satu dosis dan bOPV.
• ITAGI menyetujui untuk diberikan IPV-2 dosis dengan dukungan penuh dari GAVI,
yang akan dimulai tahun 2022
• Pemberian IPV dosis-2 dianjurkan bersamaan imunisasi MR pada usia 9 bulan
• Diperlukan perencanaan untuk bayi atau anak yang telah terlewat pemberian IPV-
1 dosis dikarenakan tidak tersedia stok vaksin selama periode 2019-2021

16
Pilihan Jadwal IPV dua dosis
SAGE merekomendasikan agar dosis IPV kedua diperkenalkan pada semua negara yang saat
ini memberikan satu dosis IPV dan bOPV dalam jadwal imunisasi rutin.
SLIDE ITAGI

Jadwal vaksin IPV dapat diberikan dengan dua alternatif,

A L T E R NATIF 1 A L T E R NATIF 2

Jadwal IPV dosis pertama pada usia 14 Jadwal IPV dosis pertama pada usia 6 minggu
minggu (bersamaan dengan DTP3/Pentavalen- (bersamaan dengan DTP1/Pentavalen-1) dan dosis
3), dan dosis IPV kedua setidaknya 4 bulan IPV kedua pada 14 minggu (dengan DTP3/Penta3).
kemudian (dapat bertepatan dengan vaksin Jadwal ini mempunyai keuntungan memberikan
lain yang diberikan pada usia 9 bulan). Jadwal perlindungan sejak dini, namun imunogenisitas
ini memberikan imunogenisitas tertinggi dan lebih rendah. Jika memilih jadwal ini harus
dapat dilakukan menggunakan IPV dosis menggunakan IPV dosis penuh dan tidak
penuh atau IPV intradermal fraksional. dianjurkan fIPV karena imunogenisitas lebih
17 rendah apalagi diberikan pada usia dini.
Kesimpulan
• Melalui kajian dari berbagai publikasi bahwa titer antibodi P2 kurang
SLIDE ITAGI

tinggi pada pemberian bOPV 3x dan IPV 1x, dibaningkan antibody P1 dan
P3
• Merujuk pada WHO position paper 2022, yang menganjurkan pemberian
IPV dosis ke-2 untuk meningkatkan titer antibodi P2
• Mengingat ketersediaan vaksin IPV saat ini telah mencukupi, maka ITAGI
menyetujui pemberian IPV dosis ke-2 pada jadwal program imunisasi
nasional yang diberikan pada usia 9 bulan.

18
SLIDE ITAGI

19
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai