Anda di halaman 1dari 60

ERADIKASI POLIO

DR. Dr. Irene, MKM


Apa itu Polio
 Polio atau Poliomyelitis merupakan penyakit
yang disebabkan oleh virus.
 Penyakit polio menyebabkan infeksi saraf,
kadang-kadang juga menyerang sumsum
tulang belakang serta otak yang akhirnya bisa
menyebabkan kelumpuhan lengkap atau
parsial bagi para penderitanya.
 Menyebar melalui kontak dari orang ke
orang.
 Misalnya melalui lendir, hidung, mulut
anak yang terinfeksi atau dari kontak
faeces/tinja yaitu melalui air yang telah
terkontaminasi.
Waktu perkembangbiakan virus
dari terinfeksi (masa inkubasi)
berkisar antara 5 sampai 35 hari.
(rata-rata 7-14 hari).

Orang yang terinfeksi:


Sekitar 95 % kasus dengan
infeksi ringan dan tidak
berbahaya,
Sekitar ≤1% mengalami
kelumpuhan pada kaki atau otot
lain, meningitis dan juga
ensefalitis.
Kelumpuhan pada kaki atau otot lain,
meningitis, ensefalitis terjadi karena:
virus menyerang pada bagian saraf
tulang terutama pada bagian tulang
(tanduk anterior)
dan juga menyerang pada bagian otak
(batang otak)

Kerusakan pada batang otak akan


menyebabkan kelumpuhan otot
respirasi atau bahkan kematian.

Kerusakan tulang mengakibatkan


pasien polio menjadi cacat.
Gejala polio
 Ditandai dengan adanya demam, sakit kepala
yang hebat, mudah lelah, mual dan muntah,
nyeri pada bagian tubuh tertentu dan lain
sebagainya.
 Sampai dengan saat ini penyakit polio belum
ada obatnya yang pasti.
Yang beresiko terkena penyakit polio
 Belum pernah mendapatkan imunisasi polio,
 kehamilan,
 bepergian ke daerah yang masih sering ditemukan penyakit polio,
 usia yang sangat lanjut atau masih muda,
 stres atau kelelahan fisik yang sangat luar biasa (sistem kekebalan
tubuh manusia akan melemah),
 dan luka pada hidung, mulut, tenggorokan yang misalnya saja
terjadi setelah pengangkatan amandel atau pencabutan gigi.
Polio Hanya Bisa
Diatasi Lewat
Vaksinasi
Pencegahan
• Untuk mencegah terjadinya penyakit polio adalah
dengan melakukan vaksin polio pada usia dini
• Menjadi tanggung jawab dari orang tua maupun
keluarga kepada anak.
• Vaksin polio ini bertujuan agar anak terhindar dari
penyakit polio yang berbahaya bahkan bisa
melumpuhkan dan mematikan.
Jika Sudah Terkena
Jika seseorang sudah terkena penyakit polio
atau telah mengalami kelumpuhan, harus
melakukan berbagai macam upaya, salah
satunya adalah melakukan terapi oleh orang
yang berpengalaman.
PIN Datang Lagi
Eradikasi Polio
TAHAPAN ERADIKASI POLIO
Eradikasi Virus Polio liar, 1988-2012

2012
Kasus Polio
Kasus Polio tipe terakhir di India
2 di dunia
Strategi Endgame Polio
• Keberhasilan di India membuktikan
kemungkinan eradikasi polio secara strategis
dan ilmiah
• Eradikasi virus Polio tipe 2 menarik perhatian
terkait dengan isu melanjutkan penggunaan
tOPV
POLIO TIPE 1 POLIO TIPE 2 POLIO TIPE 3
Tdk ditemukan sejak Nov
2012
TIMELINE GLOBAL vs NASIONAL
GLOBAL NASIONAL
INTRODUKSI IPV Desember 2015 Juli 2016
SWITCH tOPV to bOPV April 2016 April 2016
Alasan Logis Timeline Global
Alasan Logis Timeline Global
Upaya Antisipasi Konsekuensi Logis
Keputusan Timeline Nasional
• Dokumen Rencana Strategis 2013-2018 dan Inisiatif
Pencapaian Eradikasi Polio Global
 dibutuhkan komitmen global dimana setiap
negara perlu melaksanakan tahapan-tahapan yaitu :
– Pemberian imunisasi tambahan polio (tOPV) nasional
– Penggantian dari trivalent oral polio vaccine (tOPV) ke
bivalent oral polio vaccine (bOPV)
– Introduksi Inactivated Polio Vaccine (IPV)
– Penarikan seluruh vaksin polio oral (OPV)
Timeline Strategi Eradikasi Polio di Indonesia
2020
Juli 2016
4 April 2016
Introduksi
8-15 Maret 2016 IPV

Penguatan Imunisasi Polio


rutin dg cakupan >95%
PEKAN IMUNISASI NASIONAL
(PIN POLIO)
Keberhasilan PIN Polio Masa Lalu

– PIN Polio tahun 1995, 1996 dan 1997  virus polio


liar asli Indonesia (indigenous) sudah tidak
ditemukan lagi sejak tahun 1996
– KLB 2005 s.d awal 2006 tertanggulangi setelah
dilakukan Outbreak Response Immunization (ORI),
dua kali mop-up, lima kali PIN, dan dua kali Sub-PIN
Tujuan Pelaksanaan PIN Polio 2016

– Mengurangi risiko penularan terhadap importasi virus polio tipe


2 dan CVDPV type 2
– Memastikan tingkat imunitas terhadap polio khususnya P2 di
populasi (herd immunity) cukup tinggi dengan cakupan ≥ 95%
– Memberikan perlindungan secara optimal dan merata pada
kelompok umur 0-59 bulan terhadap kemungkinan munculnya
kasus polio yang disebabkan oleh virus polio Sabin
Waktu, Sasaran dan Lokasi PIN Polio 2016

– Waktu : Maret 2016


– Sasaran : anak usia 0 s.d 59 bulan, termasuk pendatang
– Lokasi : di seluruh wilayah Indonesia, kecuali di DI Yogyakarta,
karena DIY tidak lagi menggunakan vaksin polio tetes
– Pemberian imunisasi polio dilaksanakan di Posyandu, Polindes,
Poskesdes, Puskesmas, Puskesmas pembantu, dan Rumah
Sakit serta pos pelayanan imunisasi lainnya di bawah
koordinasi Dinas Kesehatan setempat.
PENGGANTIAN
tOPV MENJADI bOPV
Inti Pelaksanaan Penggantian
– Melakukan penarikan tOPV dan introduksi bOPV pada April 2016
– Mengoptimalkan penggunaan tOPV sebelum pelaksanaan penggantian
ke bOPV dengan memastikan setiap bayi mendapatkan imunisasi
– Memastikan ketersediaan vaksin tOPV sebelum penggantian dan bOPV
sesudah penggantian sesuai dengan jumlah sasaran
– Memastikan bahwa tidak ada lagi tOPV yang disimpan di dalam cold
chain dan digunakan sesudah penggantian
– Memastikan bahwa vaksin tOPV yang tersisa diinventarisasi dan
disimpan secara terpisah sebelum dimusnahkan
– Memastikan bahwa seluruh tOPV sudah dimusnahkan
TIMELINE
4 APRIL 5-30 APRIL
MEI 2016
2016 2016

HARI PENARIKAN
PENGGANTI DAN
AN PEMUSNAH VALIDASI
NASIONAL AN tOPV
MEKANISME DISTRIBUSI bOPV DAN
PENARIKAN tOPV
– Provinsi  kabupaten/kota :
• Vaksin bOPV diantar oleh petugas Provinsi
• Vaksin bOPV diambil oleh petugas Kabupaten/Kota
– Kabupaten/kota  puskesmas
• Menyimpan vaksin bOPV ke dalam penyimpanan (cold chain)
• Menarik sisa vaksin tOPV yang masih utuh dengan menyisakan stok untuk kebutuhan sampai
dengan tanggal 3 April 2016 (penarikan vaksin tOPV dari unit pelayanan swasta dilaksanakan oleh
puskesmas atau kabupaten/kota dan menggantikannya dengan bOPV)
• Memisahkan vaksin tOPV yang "disisakan" dari vaksin bOPV dengan memasukkan vaksin bOPV ke
dalam wadah yang diberi tanda/label khusus untuk menghindari tertukarnya penggunaan tOPV dan
bOPV sebelum hari penggantian
• Bila tidak memungkinkan vaksin bOPV diantar oleh petugas kabupaten/kota, maka petugas
puskesmas mengambil vaksin bOPV dengan membawa sisa vaksin tOPV (vaksin rutin&PIN)
PEMUSNAHAN TOPV – MANAJEMEN
LIMBAH
– Vaksin tOPV sisa dikumpulkan dan di inventarisasi di
Dinkes Kab/Kota, di beri tanda dan disimpan di luar
cold chain
– Pemusnahan tOPV dilakukan di tingkat
kabupaten/kota
– Mekanisme pemusnahan harus sesuai dengan
pedoman nasional manajemen limbah
INTRODUKSI IPV
RENCANA NASIONAL
 Introduksi IPV dilaksanakan pada bulan Juli 2016
 Jadwal pemberian : 1 dosis, diberikan pada usia 4
bulan bersamaan dengan DPT-HB-Hib dan OPV
 Vaksin IPV kemasan 5 dosis per vial
 Vaksin IPV tidak menggantikan vaksin OPV, namun
menambah
IPV DALAM JADWAL IMUNISASI RUTIN
Age Antigen
0 -7 days Hepatitis B
1 month BCG, OPV 1
2 month DPT/HB/Hib 1, OPV 2
3 month DPT/HB/Hib 2, OPV 3
4 month DPT/HB/Hib 3, OPV 4, IPV
9 month Measles
PEMBERIAN IPV
 Suntikan, intramuskular (IM), 0.5
ml
 Bersamaan dengan pemberian
DPT-HB-Hib dan OPV
• IPV : paha kiri
• Pentavalent (DPT-HB-Hib) :
paha kanan
Penggunaan vaksin sisa
 Hanya berlaku untuk pelayanan statis (dalam gedung)  vaksin
IPV yang sudah dibuka masih dapat digunakan selama 4
minggu dengan syarat sbb:
 Vaksin tersimpan dalam suhu +20C - +80C
 VVM masih A atau B
 Tertulis tanggal vaksin dibuka pada vial vaksin
 Tidak melewati masa kadaluarsa
 Vial vaksin tidak terendam air atau beku
 Semua dosis diambil secara aseptis
 Untuk pelayanan dinamis (posyandu)  vaksin yang telah
dibuka harus dibuang setelah pelayanan imunisasi
PENCATATAN DAN PELAPORAN

– Buku KIA sudah diperbaharui  kolom untuk


pencatatan imunisasi IPV sudah ditambahkan
– Format kohort/register imunisasi sudah
diperbaharui
– Jumlah dosis dan vial vaksin IPV yang digunakan
harus dicatat
Struktur Manajemen Pelaksanaan
Strategi Eradikasi Polio
POKJA PELAKSANAAN PIN POLIO, PENGGANTIAN
tOPV KE bOPV DAN INTRODUKSI IPV (2)
– Ditingkat Provinsi dan Kab/Kota terdiri dari 5 bidang:
• Bidang perencanaan
• Bidang logistik
• Bidang pelaksanaan
• Bidang komunikasi
• Bidang monitoring dan evaluasi
– Lingkup kerja POKJA meliputi kegiatan PIN Polio, penggantian
tOPV-bOPV, introduksi IPV, serta mempertahankan status
eradikasi
Surat Menteri Kesehatan
Edaran Gubernur
Dukungan Kepolisian
Dukungan Kemendagri
KESIMPULAN
– Indonesia mendukung sepenuhnya Strategi Eradikasi Polio (the
Polio Endgame Strategic Plan)
– Tantangan yang besar akan dihadapi oleh Indonesia 3-5 tahun
mendatang
– Dibutuhkan komitmen yang kuat, tidak hanya dari pemerintah
pusat tetapi juga pemerintah daerah di tingkat provinsi dan
kabupaten/kota
– Persiapan yang matang dan koordinasi yang baik sangat
penting untuk menyukseskan pencapaian eradikasi polio dunia
MEDIA PROMOSI
MEDIA PROMOSI
MEDIA PROMOSI
MEDIA PROMOSI
Hanya dengan niat
dan keikhlasan kita
bangun generasi
bangsa yang lebih
baik dan berkualitas
melalui PIN
Thank you!
PROVINSI & KAB/KOTA PELAKSANA
CRASH PROGRAM CAMPAK 2016
NO PROVINSI KABUPATEN/KOTA
1 SUMATERA BARAT Pasaman
2 Kota Payakumbuh
3 Agam
4 Pesisir Selatan
5 Dharmas Raya
6 Lima Puluh Kota
7 Kota Pariaman
8 Kota Padang
9 Kota Padang Panjang
10 Kota Solok
11 Tanah Datar

Anda mungkin juga menyukai