Anda di halaman 1dari 5

Target WHO: Tahun 2018 Eliminasi

Penyakit Polio Dari Seluruh Dunia...


26 Mei 2013   10:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:00  604  0 0

Target WHO : Tahun 2018 Eliminasi Penyakit Polio Dari Seluruh Dunia...

Pada bulan April 1955 telah di-umumkan keberhasilan uji klinik vaksin polio pertama yang
belum lama ditemukan dan dipergunakan untuk mengatasi dan mencegah kelumpuhan
(bahkan kematian) akibat penyakit polio. Lalu 18 bulan kemudian, disajikan kepada dunia
foto bintang rock n roll terkenal Elvis Presley yang tersenyum lebar dan sedang menerima
suntikan vaksin polio sebagai bagian dari program edukasi massal tentang kampanye anti
penyakit polio dan vaksinasi polio di Amerika. Maka pada tahun 1979, sebuah penyakit
poliomyelitis yang selama 27 tahun telah membuat cacat dan melumpuhkan 21,269 anak
dinyatakan di-eliminasi atau disingkirkan dari negara Amerika Serikat.

Kasus terakhir yang disebabkan oleh virus polio liar di Amerika adalah 12 tahun kemudian
setelah Amerika dinyatakan bebas polio. Dalam waktu beberapa dekade berikutnya polio
vaksin telah mencapai sukses demi sukses untuk mengenyahkan penyakit polio dari benua
Eropa, negara China dan beberapa bagian lagi dari dunia. Tahun 2000 ditargetkan oleh WHO
atau Baadan Kesehatan Dunia, sebagai tahun dimana penyakit polio telah dienyahkan dari
seluruh dunia (Polio End Game).

Namun pada tahun 2002, terjadi kasus penolakan imunisasi polio di beberapa bagian dari
India, yang menyebabkan terjadinya kembali KLB polio disana. Juga penolakan vaksinasi
karena alasan agama dan budaya telah menyebabkan terjadinya gangguan terhadap kampanye
bebas penyakit polio didunia.

Meskipun telah terjadi penolakan vaksinasi dan imunisasi polio dibeberapa negara, jumlah
kasus polio telah menurun hingga hanya 291 kasus yang ditemukan tahun lalu. Dalam
beberapa bulan pertama tahun 2013 WHO atau Badan Kesehatan Dunia telah menemukan
adanya 22 kasus di 5 negara. Penurunan jumlah kasus baru polio ini telah memberi keyakinan
kepada para ilmuwan untuk membuat target baru untuk mengeliminasi atau mengenyahkan
penyakit polio dari muka bumi. Lebih dari 400 illmuwan dari 80 negara telah menyatakan
kesediaannya untuk mendukung rencana WHO pada tahun 2018 mengenyahkan penyakit
polio dari seluruh dunia.(WHO Year 2018 Polio End Game)
Bahaya yang membayang terhadap keberhasilan Rencana WHO; 2018 Polio End Game
Untuk Seluruh Duia :

Antara lain : Masalah stabilitas di Afganistan dan Pakistan bisa menggagalkan rencana
vaksinasi dinegara tersebut. Karena telah terjadi pembunuhan terhadap tenaga sukarelawan
vaksinator polio di Pakistan dan Nigeria beberapa bulan yang lalu. Dimana telah berkembang
cerita bahwa CIA telah mempergunakan vaksinasi program untuk aktifitasnya telah menjadi
motiv pembunuhan tersebut. Untuk menghilangkan resiko, maka rencana tahun 2018 Polio
End Game harus  dilaksanakan dengan cara kampanye vaksinasi yang singkat, dan tidak
menyolok.

Cara apapun yang dijalankan, maka kampanye ini memerlukan dana. Para ilmuwan telah
menetukan budget sejumlah USD 5.5 miliard untuk mengeliminasi penyakit polio. Setipakali
terjadi KLB polio disuatu negara, maka diperlukan biaya yang tidak sedikit untuk mengatasi
masalah yang ditimbulkan oleh kejadian KLB dinegara tersebut. Seperti laporan yang
disampaikan oleh Melinda Gate Foundation, bahwa diperlukan sekitar USD 500 juta untuk
mengatasi masalah yang timbul karena adanya KLB polio di Afrika pada pertengahan tahun
2000an.

Melinda Gates Foundation dan Rotary International diharapkan bisa menyumbang


banyak untuk program meng-eliminasi penyakit polio dari seluruh dunia pada tahun 2018
untuk selama lamanya, seperti yang dicanangkan oleh WHO.

Bagaimana situasi penyakit polio di Indonesia ?

Indonesia pernah mengalami masa dimana hampir 10 tahun berturut-turut tidak lagi
ditemukan adanya kasus baru penyakit polio, sampai suatu waktu di bulan Mei 2005, kita
dikejutkan dan dibangunkan dari mimpi kita dengan terjadinya dan ditemukan kasus pertama
lumpuh layu akibat ulah virus polio, didesa Cidahu, di kabupaten Sukabumi, Jawa Barat,
disuatu desa yang sebetulnya tidak terlalu terpencil dan tidak terisolir. Dan seperti penyakit
infeksi lain, yang sangat infeksius dan mudah menular melalui cemaran air dan lingkungan,
maka terjadilah KLB penyakit polio dari desa Cidahu ini menyebar hingga ke propinsi lain di
Indonesia. Tahun 2005 itu adalah tahun yang menghebohkan bagi dunia kesehatan
Indoonesia.
Bagaimana hal ini bisa terjadi ? Karena menurut data vaksinasi seluruh kabupaten dan desa
yang berada di Jawa Barat,khususnya untuk Sukabumi, disebutkan bahwa cakupan imunisasi
vaksinnya, termasuk vaksin polio adalah hampir sempurna, yaitu hampir mencapai 100%,
seperti angka cakupan imunisasi daerah lain yang ada di Republik Indonesia...

Kalau demikian apa yang telah terjadi ? Apa ada yang salah dalam hal ini? Setelah diselidiki
dengan seksama, ditemukan beberapa hal dan fakta yang kira-kira bisa menerangkan,
mengapa tiiba-tiba terjadi KLB penyakit polio, yaitu:

1.
2. Ternyata cakupan imunisasi untuk desa Cidahu di kabupaten Sukabumi iitu adalah 0%,
artinya bayi seluruh desa itu tidak pernah mendapatkan vaksinasi dan imunisasi sama sekali,
sehingga bagi bayi dan anak balita tidak mempunyai daya tangkal dan imunitas terhadap
penyakit polio ini.
3. Virus polio yang menjadi penyebab KLB Polio di Cadahu ternyata adalah berasal dari virus
polio negara Nigeria, yang menyebar hingga kenegara Saudi Arabia, dan dibawa pulang oleh
tenaga kerja Indonesia yang tertular ke desa Cidahu. Jadi ini adalah kasus impor penyakit
polio untuk negara yang telah lama tidak pernah terjadi kasus polio yang virusnya berasal
dari setempat atau kasus polio lokal. 

Maka sejak tahun 2005 hingga beberapa tahun berikutnya, pemerintah atau Depkes kita sibuk
melakukan vaksinasi polio PIN hingga berkali-kali yang mencakup banyak provinsi, dengan
biaya yang tidak sedikit, akhirnya KLB polio ini bisa dihentikan. Hingga sekarang Indonesia
sudah lebih dari 3 tahun tidak lagi ditemukan adanya kasus polio baru.

Dengan melihat fakta dan kenyataan dilapangan, maka cepat atau lambat, Indonesia akan
diumumkan oleh WHO sebagai negara yang telah bebas dari Penyakit Polio. Sebagai
persiapan suatu waktu Indonesia oleh WHO akan dinyatakan sebagai negara bebas polio, dan
konsekuensinya kita sudah harus beralih dari pemakaian vaksin polio oral (OPV) ke vaksin
polio suntikan atau IPV (Inactivated Polio Vaccine).

Dasar pertimbangan untuk mengganti vaksin polio oral OPV dengan vaksin IPV
adalah :

 Pada vaksin OPV bisa terjadi kasus lumpuh layu (VAPP) karena akibat vaksin OPV, yang
memakai virus yang masih hidup sebagai antigen, meskipun virus polio ini telah dilemahkan
sebelumnya (live attenuated virus vaccine). Sebaliknya dengan vaksin IPV, hal lumpuh layu
karena vaksin (VAPP)tidak mungkin terjadi, karena virus polio yang dipergunakan telah
dimatikan,sehingga tidak mungkin menyebabkan kelumpuhan


 Virus hidup didalam vaksin OPV bisa terjadi mutasi genetik, baik selama berada didalam
saluran pencernaan kita (karena vaksin OPV diminumkan), maupun nanti dialam terbuka,
karena cara membuang kotoran dialam terbuka yang masih banyak dilakukan oleh penduduk
Indonesia, bukan didalam toilet, maka virus polio asal vaksin akan terjadi mutasi genetik
(VDPV), virusnya menjadi virus polio liar yang patogen dan dapat menimbulkan KLB
polio. Sehingga vaksin polio oral atau OPV itu diibaratkan seperti kita memasang bom
waktu, yang kira-kira sekitar 4 tahun sekali akan terjadi KLB polio karena ulah virus polio
dari vaksin polio yang telah mengalami mutasi genetik, menjadi virus polio liar yang ganas


 Virus yang dipergunakan oleh vaksin IPV itu adalah virus polio yang telah dimatikan, maka
kasus lumpuh layu akibat vaksin polio (VAPP) dan kejadian VDPV atau perubahan genetik
virus polio menjadi bentuk virus liar dan ganas itu tidak mungkin terjadi. Dengan kata lain
dengan pemakaian vaksin jenis IPV, maka kejadian KLB polio dengan siklus 4 tahun sekali,
seperti vaksin OPV itu bisa dihilangkan sama sekali. Lagi pula vaksin polio IPV itu cara
pemberiannya adalah dengan disuntikkan, bukan diminumkan seperti vaksin polio OPV. 


 Efektifitas antara vaksin suntik polio (IPV) dengan vaksin oral polio (OPV) adalah hampir
sama, dalam uji klinik tidak ada perbedaan menyolok secara statistik, namun vaksin suntik
polio adalah lebih baik dalam hal : kemanan (kasus lumpuh layu akibat vaksin / VAPP) dan
kemungkinan terjadinya mutasi genetik menjadi virus polio liar dan ganas (VDPV). Pada
vaksin suntik IPV hal hal demikian tidak mungkin ditemukan lagi.

Maka pada tahun 2007, pemerintah Indonesia dan DepKes bekerjasama dengan WHO dan
salah satu produsen vaksin IPV dunia, telah membuat suatu program “Introduksi Vaksin
Polio Suntik Untuk Provinsi Yogyakarta dan Sekitarnya”. Program ini berlangsung
selama 5 tahun, untuk mengevaluasi efektifitas, keamanan dan efek simpang vaksin polio
suntikan ini. Disamping itu juga memonitor kemungkinan terjadinya kasus lumpuh layu
karena vaksin (VAPP) dan kemungkinan adanyaVDPV, yaitu virus polio liar yang berasal
dari virus vaksin polio. Bila semua ini berjalan baik, dan hasil vaksin polio suntik ini
memang sesuai seperti yang ditentukan didalam program, maka secara bertahap dan pasti,
seluruh vaksin OPV yang ada akan mulai diganti oleh vaksin polio suntik atau IPV diseluruh
Indonesia. Program ini telah selesai pada tahun 2012 lalu, dengan hasil evaluasi vaksin polio
suntik IPV yang sesuai  dengan yang ditetapkan dalam program.

Karena ini menyangkut biaya yang tidak sedikit, dan juga diharapkan bila telah tiba
waktunya, maka perusahaan vaksin nasional PT Bio Farma sudah mulai sanggup
memproduksi vaksin polio suntik dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, maka
penggantian vaksin polio OPV ini akan dilaksanakan secara bertahap, hingga nanti seluruh
wilayah Indonesia, hanya akan memakai vaksin polio suntik saja. Ini merupakan rencana
Pemerintah Indonesia  untuk menyongsong dan ikut ambil bagian dalam rencana WHO, yaitu
tahun 2018 adalah Tahun Polio End Game, penyakit polio nanti hanya akan ada didalam
catatan sejarah perkembangan dan kemajuan ilmu kedokteran saja...

Hal Yang Perlu Kita Waspadai !

Meskipun nanti bila Indonesia telah dinyatakan sebagai negara yang bebas penyakit polio,
vaksin polio suntik tetap harus kita berikan untuk semuabayi baru lahir dan dosis booster atau
dosis penguat diberikan pada balita. Ini untuk mencegah terjadinya kasus polio impor dari
negara tetangga yang masih menjadi negara endemik polio. Sampai saat ini masih ada 4
negara di Asia dan Afrika yang dikategorikan menjadi negara endemik penyakit polio, yaitu
India, Pakistan, Afganistan dan Nigeria.

Selama masih ada negara atau bagian dunia lain yang menjadi tempat endemik penyakit
polio, maka vaksin anti polio ini tetap kita perlukan, dengan tujuan mencegah terjadinya
kasus polio impor, yang virus polio liar berasal dari negara endemik, yang terbawa oleh arus
migrasi penduduk dunia ke Indonesia yang telah bebas penyakit poliomyelitis...

Source: www.selukbelukvaksin.com
https://www.kompasiana.com/www.selukbelukvaksin.com/target-who-tahun-2018-eliminasi-
penyakit-polio-dari-seluruh-dunia_552ca8e96ea834cf338b45b2

Anda mungkin juga menyukai