Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH VIRUS POLIO

NAMA : MOH NAUFAL MAULANA


KELAS : X7

SMA NEGERI UMBULSARI


Jl. PB Sudirman No.129, Gununglincing, Gunungsari, Kec. Umbulsari, Kabupaten
Jember, Jawa Timur 68166

1
KATA PENGANTAR

Salam sejahtera. Dalam makalah ini, kami akan membahas tentang


virus polio, juga dikenal sebagai polio atau poliomyelitis. Virus ini telah
menjadi perhatian utama dalam dunia kesehatan selama beberapa
dekade karena tidak saja menyebabkan kecacatan yang serius, tetapi
juga dapat mengancam jiwa.

Makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih


dalam tentang virus polio, termasuk asal-usulnya, mekanisme
penyebaran, gejala klinis, diagnosis, serta upaya pencegahan dan
pengendaliannya. Kami juga akan membahas tentang vaksin polio yang
telah dirumuskan dan upaya global untuk memberantas penyakit ini.

Dalam proses membuat makalah ini, kami telah melakukan penelitian


mendalam dari berbagai sumber yang terpercaya dan terverifikasi
secara ilmiah. Sebagai pembaca, kami mengharapkan bahwa makalah
ini akan memberikan informasi yang jelas dan terperinci tentang virus
polio, serta pentingnya upaya global dalam melawan penyakit ini.

Kami berharap makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk


memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang virus polio dan
perluasan upaya global dalam memberantasnya. Kami ingin
menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan dan kontribusi dalam penyusunan makalah ini.

Terima kasih atas perhatian dan kesempatan untuk membagikan


pengetahuan kami tentang virus polio. Semoga makalah ini dapat
memberikan kontribusi positif dalam upaya pencegahan dan
pengendalian penyakit ini di masa depan.

2
DAFTAR ISI

JUDUL ..................................................................... 1
KATA PENGABTAR ................................................ 2
DAFTAR ISI ............................................................. 3
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................... 4
1.1 LATAR BELAKANG ........................................ 4
1.2 RUMUSAN MASALAH ................................... 5
1.3 TUJUAN ............................................................. 5
BAB 2 PEMBAHASAN .............................................. 8
2.1 SEJARAH VIRUS POLIO ............................... 8
2.2 KARAKTERISTIK VIRUS POLIO .................. 9
2.3 PENYAKIT & GEJALA VIRUS POLIO .......... 10
2.4 UPAYA PENANGGULANGAN ....................... 11
BAB 3 PENUTUP ...................................................... 13
3.1 KESIMPULAN .................................................. 13

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit polio telah menjadi masalah kesehatan yang signifikan selama
bertahun-tahun. Polio, atau poliomyelitis, adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh infeksi virus polio. Penyakit ini telah ada sejak zaman kuno
dan merupakan penyebab utama kecacatan pada anak-anak selama
beberapa dekade.

Virus polio menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan


permanen atau bahkan kematian. Kebanyakan orang yang terinfeksi virus
polio tidak menunjukkan gejala apapun. Namun, sekitar 1 dari 200 orang
yang terinfeksi mengalami kelumpuhan yang serius, yang sering kali
mengenai kaki dan kaki.

Sejak awal abad ke-20, upaya telah dilakukan untuk memahami dan
mengendalikan virus polio. Pada tahun 1955, Jonas Salk mengembangkan
vaksin inaktif pertama untuk polio, yang menjadi terobosan besar dalam
pencegahan penyakit ini. Kemudian, Albert Sabin mengembangkan vaksin
oral polio (VOP) yang menggunakan virus yang dilemahkan. Vaksinasi rutin
menggunakan vaksin Salk dan Sabin telah memainkan peran penting dalam
mengurangi penyebaran virus polio dan insiden polio di banyak negara.

Meskipun ada kemajuan yang signifikan dalam pengendalian polio, virus ini
masih menjadi masalah di beberapa negara. Ada negara-negara yang masih
terinfeksi virus polio secara endemik, dan risiko kebangkitan kembali polio
di tempat lain masih ada. Oleh karena itu, upaya global untuk memberantas
polio terus dilakukan melalui program vaksinasi massal, pengawasan
penyakit yang ketat, dan pemantauan epidemiologi.

Tantangan dalam upaya memberantas polio meliputi kesulitan dalam


mengakses populasi yang terpencil atau terpengaruh konflik, serta
perlawanan atau ketidakpercayaan terhadap vaksinasi di beberapa

4
komunitas. Oleh karena itu, pendidikan masyarakat, kampanye vaksinasi
yang efektif, serta kebijakan dan pendekatan yang holistik diperlukan untuk
mengatasi masalah tersebut.

Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang latar belakang masalah virus
polio, penting bagi kita untuk terus berkomitmen dalam upaya global untuk
memberantas penyakit ini. Makalah tentang virus polio memberikan
kesempatan untuk mempelajari lebih lanjut tentang virus ini, upaya
pengendaliannya, dan pentingnya vaksinasi dalam pencegahan dan
eradicating polio.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja faktor risiko penularan virus polio dan bagaimana penularannya
dapat dicegah?

2. Bagaimana dampak virus polio terhadap kesehatan masyarakat? Apa saja


konsekuensi jangka panjang yang mungkin timbul akibat penyakit polio?

3. Bagaimana upaya global dalam memberantas virus polio di seluruh dunia?


Apa saja tantangan utama yang dihadapi dalam mencapai eradikasi polio
secara global?

4. Apakah ada perdebatan terkait vaksin polio dan bagaimana peran


vaksinasi dalam mengendalikan penyebaran virus polio?

5. Bagaimana peran pendidikan masyarakat dan kesadaran akan penyakit


polio dalam upaya pencegahan dan pengendalian virus ini?

1.3 Tujuan

Tujuan dari makalah tentang virus polio adalah memberikan pemahaman


yang mendalam tentang virus polio, penyakitnya, pengendaliannya, serta
dampaknya terhadap kesehatan masyarakat. Beberapa tujuan khusus yang
ingin dicapai dalam makalah ini antara lain:

5
1. Menjelaskan secara detail tentang virus polio, termasuk karakteristik,
struktur, dan cara penyebarannya.

2. Menggambarkan gejala dan dampak penyakit polio pada tubuh manusia,


khususnya pada sistem saraf.

3. Membahas sejarah pengendalian virus polio, termasuk perkembangan


vaksinasi dan strategi yang digunakan dalam usaha eradicating polio secara
global.

4. Menganalisis faktor risiko yang mempengaruhi penyebaran virus polio dan


menjelaskan berbagai upaya pencegahan yang ada, seperti vaksinasi,
kampanye kesadaran masyarakat, dan peningkatan sanitasi.

5. Menyoroti tantangan dan hambatan dalam usaha mencapai eradikasi polio di


seluruh dunia, serta memberikan contoh keberhasilan dan best practice dari
negara-negara yang telah melaksanakan program eradikasi dengan sukses.

6. Menjelaskan pentingnya vaksinasi dalam mencegah penyebaran virus polio


dan mengatasi ketidakpercayaan terhadap vaksin yang mungkin timbul
dalam masyarakat.

7. Menyoroti peranan penting para ahli kesehatan, organisasi kesehatan


internasional, dan pemerintah dalam upaya memberantas polio dan
mengendalikan penyebarannya.

8. Mengidentifikasi langkah-langkah yang dapat diambil oleh individu,


masyarakat, dan pemerintah dalam memerangi virus polio di tingkat lokal
maupun global.

9. Merangkum kesimpulan dan rekomendasi untuk mengatasi masalah virus


polio, termasuk perlunya kesadaran yang lebih tinggi, pendekatan
multisektoral, dan kerjasama internasional yang kuat.

6
10. Memberikan kontribusi dalam memperluas pengetahuan dan kepedulian
terhadap virus polio dengan tujuan akhir memberantas penyakit ini dan
melindungi kesehatan masyarakat di seluruh dunia

7
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Virus Polio

Pada awal abad ke-20, polio menjadi masalah yang signifikan di berbagai
negara, terutama di Amerika Utara dan Eropa. Tanda-tanda dan gejala polio
meliputi demam, kelemahan otot, nyeri tubuh, dan kelumpuhan Pada tahun
1916, terjadi wabah polio besar-besaran di Amerika Serikat, dengan ribuan
orang yang terinfeksi dan mengalami cacat permanen atau bahkan
kematian.

Pada tahun 1952, wabah polio besar-besaran terjadi di Amerika Serikat yang
dikenal sebagai "Summer of Polio". Lebih dari 57.000 kasus dilaporkan,
dengan lebih dari 3.000 kematian. Pada tahun 1955, vaksin polio inactivated
(IPV) pertama kali diperkenalkan oleh Jonas Salk. Vaksin ini terdiri dari
virus yang dimatikan dan efektif dalam mencegah polio.

Pada tahun 1961, Albert Sabin mengembangkan vaksin oral polio (OPV),
yang terbuat dari virus yang dilemahkan. Vaksin ini lebih mudah diberikan
dan memberikan kekebalan lebih baik terhadap polio. Melalui program
vaksinasi yang luas yang dilakukan di berbagai negara, angka kasus polio
mulai menurun secara signifikan di seluruh dunia.

Pada tahun 1988, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meluncurkan Inisiatif


Penghapusan Polio Global dengan tujuan untuk membasmi polio dari
seluruh dunia. Pada tahun 2000, Eropa dinyatakan bebas polio, sementara
Amerika Serikat dinyatakan bebas polio pada tahun 2002.

Meskipun demikian, beberapa negara seperti Afganistan, Pakistan, dan


Nigeria masih menghadapi tantangan dalam memerangi polio dan menjadi
daerah endemik polio. Hingga saat ini, program imunisasi polio terus
dilakukan melalui vaksin oral polio untuk mengendalikan penyebaran virus
dan menghapuskan polio secara global.

8
2.2 Karakteristik Virus Polio

1. Struktur: Virus polio termasuk dalam keluarga Picornaviridae dan genus


Enterovirus. Virus ini memiliki struktur ikosahedral (berbentuk bola)
dengan cangkang protein yang melindungi genomnya.

2. Genom: Genom virus polio terdiri dari RNA tunggal beruntai yang bersifat
positif. RNA ini mengandung sekitar 7.500 nukleotida dan mengkodekan
informasi untuk produksi berbagai protein yang diperlukan untuk replikasi
virus.

3. Reproduksi: Virus polio mereplikasi dirinya di dalam sel-sel manusia.


Setelah virus memasuki tubuh manusia melalui jalur pencernaan atau
pernapasan, ia menyerang sel-sel saraf di sumsum tulang belakang, otak,
dan sistem saraf perifer.

4. Penyebaran: Penularan poliovirus terutama melalui kontak langsung


dengan tinja orang yang terinfeksi atau droplet yang dihasilkan saat batuk
atau bersin. Virus juga dapat menyebar melalui objek yang terkontaminasi
oleh virus, seperti makanan, air, atau permukaan yang terpapar tinja orang
yang terinfeksi.

5. Gejala: Setelah infeksi, hanya sebagian kecil orang yang mengalami gejala
polio, sedangkan yang lainnya tidak menunjukkan gejala apapun
(asimptomatik). Gejala yang muncul pada kasus simptomatik dapat
bervariasi, mulai dari flu ringan hingga kelemahan otot yang parah,
kelumpuhan, dan dalam beberapa kasus, kematian.

6. Kekebalan: Seseorang yang pernah terinfeksi poliovirus atau divaksinasi


memiliki kekebalan terhadap virus tersebut. Vaksin polio memiliki
kemampuan untuk merangsang produksi antibodi yang melindungi tubuh
terhadap serangan virus.

7. Tipe virus: Terdapat tiga tipe utama poliovirus: tipe 1, tipe 2, dan tipe 3.
Meskipun semua tipe dapat menyebabkan polio, tipe 2 telah dinyatakan
eradikasi oleh vaksin polio, sementara upaya yang sedang dilakukan untuk
menghapuskan tipe 1 dan 3.

8. Keberadaan: Sebagian besar negara telah berhasil membasmi polio dan


dinyatakan bebas polio oleh WHO. Namun, masih ada beberapa wilayah di
dunia, terutama di Afghanistan, Pakistan, dan Nigeria, yang masih

9
melaporkan kasus polio endemik.

9. Vaksinasi: Vaksinasi polio adalah cara yang paling efektif untuk mencegah
polio. Terdapat dua jenis vaksin yang umum digunakan, yaitu vaksin oral
polio (OPV) dan vaksin inactivated polio (IPV).

10. Penghapusan: Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersama dengan


Global Polio Eradication Initiative (GPEI) telah melakukan upaya yang kuat
untuk menghapuskan polio dari seluruh dunia dengan melibatkan vaksinasi
massal dan surveilans yang intensif.

2.3 Gejala dan Penyakit Virus Polio


1. Infeksi tanpa gejala (asimptomatik): Sebagian besar orang yang terinfeksi
poliovirus tidak mengalami gejala apapun. Mereka menjadi pembawa virus
dan dapat menularkannya kepada orang lain tanpa menyadari bahwa
mereka terinfeksi.

2. Bentuk tak berat: Sekitar 4-8% dari kasus infeksi polio mengalami gejala
ringan hingga sedang. Gejala-gejala ini seringkali mirip dengan flu dan
meliputi demam, sakit tenggorokan, sakit kepala, kelelahan, mual, muntah,
diare, dan nyeri tubuh. Terkadang, penderita juga mengalami kaku kuduk
atau kaku otot.

3. Bentuk paralitik: Sekitar 1% dari kasus infeksi polio berkembang menjadi


bentuk paralitik yang lebih serius. Gejalanya bisa meliputi:

A. Paresis: Kelemahan otot pada satu atau beberapa anggota tubuh. Hal
ini dapat menyebabkan kelumpuhan parsial dan ketidakmampuan
untuk bergerak secara normal.

B. Paralisis: Pada kasus yang lebih parah, virus dapat menginfeksi dan
merusak sistem saraf pusat, menyebabkan kelumpuhan pada otot-
otot penting seperti di kaki, lengan, dan pernapasan. Paralisis ini bisa
bersifat permanen.

C. Gangguan pernapasan: Jika virus menyerang otot-otot pernapasan,


itu dapat menyebabkan kesulitan bernapas dan membutuhkan
bantuan ventilator atau mesin bantu pernapasan.

4. Post-Polio Syndrome (PPS): Beberapa individu yang sembuh dari infeksi

10
polio dapat mengalami PPS bertahun-tahun setelahnya. PPS menyebabkan
kelemahan otot baru, kelelahan, nyeri, dan kesulitan bergerak.

Penting untuk diingat bahwa polio adalah penyakit yang bersifat menular
dan dapat menyebar dari orang ke orang melalui kontak langsung dengan
tinja penderita atau droplet saluran pernapasan. Mencegah penyebaran
virus polio melalui vaksinasi rutin sangat penting. Jika Anda mengalami
gejala yang dicurigai polio atau dicurigai telah terpapar virus, segera
konsultasikan dengan profesional medis.

2.4 Upaya Penanggulangan


Ada beberapa upaya penting yang telah dilakukan dalam penanggulangan
virus polio. Berikut adalah beberapa upaya utama:

1. Vaksinasi Rutin: Vaksinasi rutin adalah pilar utama dalam


penanggulangan virus polio. Program imunisasi rutin pada bayi dan anak-
anak menggunakan vaksin oral polio (OPV) atau vaksin inactivated polio
(IPV) telah berhasil mengurangi kasus polio secara signifikan di seluruh
dunia. Vaksin ini efektif dan aman dalam mencegah infeksi polio.

2. Vaksinasi Massal: Selain program rutin, upaya vaksinasi massal juga


dilakukan di daerah-daerah yang rentan atau terdampak polio. Kampanye
vaksinasi massal, yang melibatkan imunisasi massal seluruh populasi anak
di wilayah yang ditentukan, telah terbukti efektif dalam memutus rantai
penularan virus polio.

3. Keamanan Vaksinasi: Keamanan vaksin menjadi hal yang penting dalam


upaya penanggulangan polio. Vaksin polio yang digunakan telah melalui uji
coba dan pengawasan ketat dalam hal keamanan dan efektivitasnya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan berbagai badan kesehatan nasional
dan internasional bekerja untuk memastikan bahwa vaksin polio yang
digunakan aman bagi populasi.

4. Surveilans Penyakit: Surveilans aktif dan deteksi dini kasus polio sangat
penting dalam memantau penyebaran virus dan mengambil tindakan yang
cepat. Pemantauan secara terus-menerus dilakukan untuk mendeteksi
kasus-kasus baru yang mungkin muncul dan memastikan langkah-langkah

11
pengendalian yang tepat dapat segera diambil.

5. Vaksinasi Pada Populasi Rentan: Upaya khusus juga dilakukan untuk


memvaksinasi populasi yang rentan, termasuk anak-anak di daerah
terpencil, wilayah konflik, atau daerah sulit dijangkau. Kampanye vaksinasi
penting untuk memastikan bahwa semua anak memiliki akses yang layak
ke vaksin polio.

6. Kolaborasi Global: Berbagai organisasi internasional, termasuk WHO,


UNICEF, Rotary International, dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan
Penyakit (CDC), bekerja sama dalam upaya global untuk memerangi polio
secara kolektif. Kolaborasi ini melibatkan penggalangan dana, sumber daya,
dan pemantauan internasional untuk eradikasi polio.

7. Kampanye Kesadaran Masyarakat: Kesadaran masyarakat tentang


pentingnya vaksinasi polio dan pencegahan penyebaran virus juga
merupakan bagian penting dalam upaya penanggulangan polio. Kampanye
pendidikan dan informasi dilakukan untuk memberikan pemahaman yang
membantu masyarakat mengenali gejala polio, menjaga kebersihan, dan
mendorong partisipasi dalam vaksinasi.

8. Polio-Free Certification: Program sertifikasi polio-free telah didirikan


untuk memverifikasi bahwa suatu negara atau wilayah bebas polio. Ini
melibatkan pengawasan dan pengujian yang ketat untuk memastikan
bahwa tidak ada kasus polio baru yang terdeteksi selama periode tertentu
sebelum negara atau wilayah tersebut dinyatakan polio-free.

Semua upaya ini dilakukan untuk mencapai eradikasi global polio, yang
akan menghilangkan virus polio dari dunia dan mencegah kasus-kasus baru
terjadi.

12
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan makalah tentang virus polio adalah bahwa virus tersebut
adalah penyebab penyakit polio, yang dapat menyebabkan gangguan pada
sistem saraf manusia. Dalam makalah tersebut, mungkin telah dibahas
mengenai karakteristik virus polio, gejala dan tanda-tanda penyakit polio,
jalur penularan, upaya pencegahan dan pengendalian penyakit, serta upaya
eradikasi virus polio melalui program imunisasi polio global. Mungkin telah
dicatat pula bahwa upaya global telah berhasil mengurangi penyebaran
virus polio secara signifikan, dan menjadikan dunia bebas polio di
beberapa negara, dengan harapan eradicating polio sepenuhnya di masa
depan.

13

Anda mungkin juga menyukai