Anda di halaman 1dari 29

••Materi Ujian Semester Seni Budaya••

1. Ciri-ciri musik tradisi, barat, kontemporer


a) Tradisi
● Musik tradisional merupakan musik yang terdapat dalam masyarakat
dan telah mengakar kuat yang diwariskan secara turun temurun.
● Mempelajarinya secara lisan. Musik tradisional diwariskan secara
turun temurun, sehingga musik tradisional lebih sering dipelajari
secara lisan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
● Bersifat informal. Maksudnya, musik tradisional lebih sering
digunakan sebagai hiburan, namun ada juga musik tradisional yang
digunakan sebagai sarana ritual.
● Menggunakan bahasa daerah. Lirik musik tradisional menggunakan
bahasa daerah sehingga jenis musik ini lebih dikenal oleh masyarakat
daerah.
● Menggunakan alat musik daerah. Musik tradisional menggunakan
alat musik daerah, seperti gamelan, kecapi, dan lainnya.
● Menjadi bagian budaya masyarakat. Musik tradisional dan budaya
masyarakat tidak dapat dipisahkan, musik tradisional adalah satu
kesatuan yang utuh dengan budaya masyarakat.
b) Barat/Modern
● Musik barat adalah musik yang berasal dari negara Barat, musik ini
banyak berkembang di negara Timur termasuk Indonesia. Musik ini
dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan pendidikan, politik, hiburan,
agama, kesehatan, dsb.
● Menggunakan lirik yang berbahasa nasional/ internasional, seperti;
bahasa Inggris, dsb.
● Memiliki tempo yang sangat cepat dan kencang.Menggunakan
berbagai macam bentuk sentuhan dari teknologi modern yang
memberikan pengaruh terhadap musiknya.
● Musik barat diiringi dengan menggunakan alat musik modern. Secara
umum musik barat terdiri dari tangga nada (do, re, mi).
● Musik yang diproduksi untuk dikomersilkan dan mendapat
keuntungan. Gaya musik barat bersifat bebas dan tidak terikat terhadap
berbagai macam bentuk aturan.
c) Kontemporer
● Musik kontemporer adalah konsep musik yang benar-benar baru
menggunakan berbagai sumber bunyi sebagai media ekspresi kreatif.
● Memiliki warna bunyi sejenis atau berbagai macam jenis.
● Memiliki notasi yang hanya bisa dimengerti oleh pemusik karena
notasinya ditulis dengan tanda atau simbol. Mempunyai improvisasi
yang beragam sesuai keinginan si pembuat musik (komposer).
● Suara yang dihasilkan berasal dari berbagai macam sumber bukan
hanya dari alat musik saja. Jenis tangga nada pada musik kontemporer
beragam. Jenis irama yang digunakan tidak terpaku pada satu jenis
irama. Tempo dan dinamikanya bervariasi. Melodi liriknya mempunyai
jumlah yang sedikit.
● Memiliki ritme yang kompleks. Lebih banyak menggunakan instrumen
perkusi. Alat musik yang digunakan merupakan perpaduan suara dari
alat musik sintesis dan elektronik. Tidak terikat akan adanya aturan
permainan pada zaman dahulu dan zaman sekarang.

2. Jenis alat musik tradisional di Indonesia


● Saluang

Alat musik ini berasal dari Sumatera Barat. Alat musik ini terbuat dari bambu tipis
atau bambu talang. Bambu talang dipercaya bisa mengeluarkan suara yang lebih
bagus dan merdu. Alat musik saluang termasuk golongan seruling, tapi pembuatannya
lebih sederhana. Cukup dengan membuat 4 lubang pada bambu talang. Sama seperti
seruling pada umumnya, saluang dimainkan dengan cara ditiup.
● Gambang Camar

Alat musik yang satu ini berasal dari Provinsi Riau. Gambang camar adalah jenis alat
musik melodis yang dimainkan dengan cara dipukul menggunakan benda khusus.
Gambang camar bentuknya seperti alat musik xilofon, yang terdiri dari 6 bilah kayu
hitam.
● Cangor

Cangor merupakan alat musik yang berasal dari Jambi. Cangor termasuk kedalam
jenis musik idio kordofon. Alat musik ini terbuat dari bahan bambu yang dipotong
dengan Panjang sekitar 40 cm, dan pada bagian kulit bambu dicungkil dan diganjal
dengan bantalan kay.
● Tenun

Alat musik ini berasal dari sumatera selatan. Alat musik tradisional Indonesia ini
dulunya sering digunakan Ketika para Wanita mengerjakan tenunan kain dan
Namanya diambil dari kegiatan tenun. Bahan yang digunakan untuk membuat alat
musik ini adalah dari kayu yang berbentuk persegi Panjang. Untuk memainkan alat
musik tenun ini cukup mudah yaitu dengan cara dipukul.
● Gitar Dambus

Alat musik ini berasal dari Bangka Belitung. Gitar dambus menyerupai dengan bentuk
seperti buah labu yang dibelah menjadi dua. Pada bagian perut gitar dambus diberi
lubang kosong dan dijadikan sebagai ruang resonansi. Lubang tersebut akan ditutup
dengan kulit kera atau kijang.
● Serunai

Alat musik ini berasal dari Bengkulu. Serunai merupakan alat musik tradisional
Indonesia yang berasal dari Suku Pekal di Kabupaten Mukomuko dan berbentuk
seperti terompet. Cara menggunakan alat musik ini adalah dengan cara ditiup. Serunai
terbuat dari bambu yang tumbuh di tepi sungai, bambu tersebut harus tipis sehingga
mudah diolah dan bersuara nyaring.
● Kompang

Alat musik ini berasal dari Lampung. Kompang merupakan alat musik tradisional
Indonesia yang terbuat dari kulit kambing. Alat musik kompang tersebar bersamaan
dengan penyebaran agama Islam di Indonesia. Kompang digunakan dengan cara
dipukul dan biasanya diiringi dengan lagu atau syair bernuansa islami.
● Angklung

Angklung berasal dari Jawa Barat. Alat musik ini terbuat dari bambu. Angklung tidak
hanya dikenal di Indonesia, tapi juga di mancanegara. Banyak warga asing yang
tertarik dengan alat musik yang berasal dari Jawa Barat ini. Cara memainkan
angklung ini cukup mudah, kamu hanya perlu menggerakkan tangan sembari
mengikuti ketukan anda.
● Gamelan

Alat musik ini berasal dari Jawa Tengah. Namun, tidak hanya dari provinsi tersebut,
sebab gamelan juga sering ditemui di berbagai daerah di nusantara, seperti misalnya
Bali, madura dan Lombok. Alat musik ini diduga sudah ada di Jawa sejak tahun 404
Masehi, dilihat dari adanya penggambaran masa lalu di relief Candi Borobudur dan
Prambanan.
● Genggong

Alat musik ini berasal dari Provinsi Bali. Bahan utama dari alat musik ini adalah
pelepah aren dan Bambu. Cara menghasilkan suara yang unik dari alat musik ini
adalah dengan menjadikan rongga mulut sebagai resonator sambil menarik-narik tali
yang terdapat pada ujung genggong. Penggunaan alat musik tradisional ini sering kali
ditemui dalam acara pernikahan.

3. Jenis alat musik berdasarkan sumber bunyi, cara mainnya, dan fungsinya
a) Alat musik berdasarkan sumber bunyi
● Idiofon. Idiofon adalah alat musik yang sumber bunyinya berasal dari bahan dasar
atau getaran badan alat musik. Contohnya angklung, gong, bonang, tamborin, dan
sejenisnya.
● Membranofon. Membranofon adalah alat musik yang sumber bunyinya dari selaput
atau membran pada badan alat musik. Biasanya, suara ini dihasilkan dari alat musik
yang dipukul dengan alat atau tangan. Contohnya drum, tifa, gendang, rebana, dan
sejenisnya.
● Aerofon. Aerofon adalah alat musik yang sumber bunyinya berasal dari hembusan
atau getaran udara pada rongga alat. Biasanya, suara ini dihasilkan dari alat musik
yang ditiup. Contohnya flute, terompet, harmonika, saxophone, dan sejenisnya.
● Chordofon. Chordofon adalah alat musik yang sumber bunyinya berasal dari senar
atau dawai. Biasanya, suara ini dihasilkan dari alat musik yang dipetik serta digesek.
Contohnya gitar, biola, ukulele, kecapi, sasando, dan sejenisnya.
● Elektrofon. Elektrofon adalah alat musik yang sumber bunyinya dihasilkan oleh
listrik. Contohnya keyboard, gitar listrik, bass listrik, dan sejenisnya.
b) Alat musik berdasarkan cara mainnya
● Alat musik petik. Alat musik petik akan menghasilkan suara saat senarnya
digetarkan atau dipetik. Tinggi rendah nada pada alat musik jenis ini dihasilkan dari
panjang pendeknya dawai. Contoh alat musik petik adalah gitar, ukulele, harpa,
sasando, dan sejenisnya.
● Alat musik gesek. Seperti namanya, alat musik jenis ini akan menghasilkan suara
kalau kita menggesek dawai atau senarnya. Sama seperti alat musik petik, tinggi
rendah nada tergantung pada panjang dan pendek dawai. Contoh alat musik gesek
adalah biola, viola, cello, dan sejenisnya.
● Alat Musik Tiup. Alat musik tiup akan menghasilkan suara saat lubang udara di
dalamnya digetarkan. Tinggi rendah nada ditentukan oleh frekuensi gelombang yang
dihasilkan panjang kolom udara dan bentuk instrumen. Sedangkan timbre dipengaruhi
oleh bahan dasar, konstruksi instrumen dan cara menghasilkannya. Contoh alat musik
tiup adalah saxophone, flute, trompet suling, dan sejenisnya.
● Alat Musik Pukul. Alat musik jenis ini akan menghasilkan suara saat kita memukul
atau menabuh bagian alat musik. Alat musik ini ada yang memiliki nada, ada juga
yang tak bernada. Contoh alat musik pukul adalah drum, kolintang, dan sejenisnya.
c) Alat musik berdasarkan fungsinya
● Alat Musik Melodis. Alat musik jenis melodis berperan untuk menciptakan sebuah
melodi dalam lagu. Ada berbagai jenis alat musik yang menghasilkan melodi dan
caranya pun beragam seperti ditiup, ditekan, digesek, dan lainnya. Contoh alat musik
yang memiliki fungsi melodis yaitu keyboard, pianika, harmonika, biola, saksofon,
dan lainnya.
● Alat musik ritmis. Alat musik ritmis memiliki fungsi untuk mengiringi tempo dalam
sebuah lagu. Ada berbagai jenis alat musik yang berfungsi untuk menghasilkan ritme
serta cara memainkannya pun beragam. Contohnya seperti tamborin, gendang, drum,
ketipung dan jenis lainnya.
● Alat Musik Harmonis. Alat musik harmonis memiliki fungsi untuk menciptakan
harmoni dalam sebuah lagu. Ada berbagai jenis alat musik yang berfungsi untuk
menghasilkan harmoni dan cara memainkannya pun beragam. Contohnya seperti alat
musik keyboard, gitar, piano, harpa, dan masih banyak lagi. Nah, perbedaan utama
dari ketiga jenis alat musik ini berada pada fungsinya, Kids. Alat musik melodis
hanya bisa memainkan salah satu nadanya saja. Sedangkan alat musik harmonis bisa
dimainkan secara bersamaan dan nadanya muncul bersamaan saat kita mainkan.
Sementara itu, untuk alat musik ritmis nadanya tetap atau kadang enggak bernada. Hal
ini karena fungsinya yang hanya mengatur tempo lagu saja.

4. Lagu-lagu daerah di NTT (minimal 4 lagu setiap daerah/kabupaten)


● Kabupaten Ende
a) IE (lagu rakyat Ende Lio, ciptaan NN,vocal: Ireyn Klau)

Ie… ie… ie…bele wea seru molo mesa a.. a.. a.. a (2x)
Seru kai nonge nebu ola kobe one ie nonge ola baje wole a.. a.. a.. a
Ana susa apa ema ngala laka role molo doa ana eda doa a.. a.. a.. a

Ie… ie… ie…bele wea seru molo mesa a.. a.. a.. a (2x)
Seru kai nonge nebu ola kobe one ie nonge ola baje wole a.. a.. a.. a
Ana susa apa ema ngala laka role molo doa ana eda doa a.. a.. a.. a

b) Ende Deku Dengu


Cipta : Ferdy Levi
Lirik : Yakobus Ari
Ende kau keka neku. Ende kau benda bebu. Tame kau iwa sawe. Deku du
dengu weta ngange welu. Keka ku wonga wole. Alo dau pere more. Beu be
wole wengu. Wiwi be wole wora.
Jemu so jole jeku. Lando so minggo manggo. Kema gha gemi remi. Mai udu
uju bugu iwa du'u. Keka ku tu 'a su'a. Benda ku wiku wea. Leu be pere eru.
Deso ngange do beu

Deku deku du dengu. Ende kau keka neku. Ende gha menge jonge. Du'a kita
more no kelimutu. Ta laja ghawa tau dari du'u. Lawo kelimara semba isi masa

So... be i~mu le. Nggembe nggengge Ende manggo walo. So… be i~mu le.
Pi'o rindo Ende mbere siro.

Tafsiran : Tentram, dan damai. Hal lain yang membuat orang


berbondong-bondong mendatangi Ende adalah keajaiban alam danau
Kelimutu dan sarung Kelimara yang kemilau. Dari aspek puitikia, lagu Ende
Deku Dengu mengandung sifat simbolis dan multidimensional, seperti
stilistika dan puitika, rima, dan citraan, metafora dan metonimi
● Kabupaten Sikka :
a) Kasih Ami Lau Ata Nian
b) O Inang
c) Hiwor kiok
● Kabupaten Ngada:
a) Besi Bero
b) Degha Degha
c) Bengu Rele Kaju
● Kabupaten Manggarai
a) Songke Manggarai
b) Tenang Tana

5. Unsur-unsur musik (nada, melodi, ritme, harmoni, tempo, dinamika, tangga nada,
akord)
● Nada
Nada merupakan sebuah penanda tinggi atau rendahnya sebuah bunyi. Peran pada
nada akan menentukan seberapa tepatnya ritme dalam proses terciptanya sebuah karya
musik. Nada menjadi sebuah bunyi beraturan yang memiliki bentuk frekuensi tunggal
tertentu.
● Melodi
Dilansir dari KBBI, melodi adalah susunan rangkaian tiga nada atau lebih dalam
musik yang terdengar berurutan secara logis serta berirama dan mengungkapkan suatu
gagasan. Melodi adalah suatu bentuk susunan bunyi tertentu yang berurutan dari
susunan dari tinggi ke rendahnya nada tertentu atau sebaliknya. Melodi yang indah
disusun dari rangkaian nada menjadi sebentuk frasa sesuai dengan urutan tinggi
rendah nada yang menjadi satu kesatuan. Melodi di dalam musik memiliki jangka
waktu atau durasi, misalnya melodi Z berdurasi tujuh detik.
● Harmoni
Harmoni adalah kombinasi nada yang membentuk bunyi yang selaras. Harmoni
adalah bentuk kumpulan dari nada dan melodi yang sudah memiliki keteraturan
sehingga menghasilkan lantunan musik yang enak didengarkan Ada dua bagian
penting di dalam harmoni, yaitu interval dan akor. Interval adalah susunan sejumlah
nada yang membentuk suara harmonis saat dibunyikan. Sementara itu, akor adalah
pengiring dari melodi. Akor inilah yang membuat musik terdengar harmonis,
Adjarian.
● Irama (Ritme)
Irama atau ritme adalah turun naik lagu atau bunyi yang beraturan. Di dalam musik,
irama biasanya menjadi penentu ketukan, Adjarian. Nah, beberapa contoh instrumen
irama diantaranya adalah piano, gitar, bass, dan drum.
● Birama
Berdasarkan KBBI, birama adalah satuan kelompok ketukan tetap yang dimulai
dengan ketukan kuat sampai ketukan kuat berikutnya. Birama adalah salah satu unsur
yang berbentuk ketukan dalam musik dengan waktu dan tempo tertentu secara teratur.
Birama ini biasanya disusun dengan jangka waktu atau durasi tertentu, Adjarian.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan ketukan yang harmonis sehingga enak
didengar.
● Tempo
Tempo adalah unsur yang berkaitan dengan kecepatan, jeda, atau durasi yang selalu
terkait dengan irama, Adjarian. Tempo adalah sebuah ukuran dari kecepatan birama
dalam sebuah lantunan lagu tertentu. Secara sederhana, di dalam musik tempo adalah
ukuran cepat atau lambat sebuah lagu. Tempo dihitung dengan ketukan per menit atau
dalam bahasa Inggris disebut beats per minute (BPM).
● Dinamika
Dinamika berkaitan dengan keras dan lembut suatu musik. Bagi penyanyi, dinamika
dapat membantu dalam hal penjiwaan, Adjarian. Dinamika adalah bentuk tanda yang
berkaitan dengan volume untuk menaikan nada sehingga dapat menghasilkan musik
yang enak didengarkan. Ada dua macam dinamika di dalam musik, yaitu dinamika
musik yang cenderung keras (crescendo) dan dinamika musik yang cenderung lembut
(decrescendo).
● Tangga Nada
Tangga nada adalah salah satu unsur musik yang terdiri atas nada-nada yang
kemudian tersusun berjenjang mulai dari nada paling dasar hingga nada yang paling
tinggi dalam lagu tertentu. Tangga nada adalah susunan yang berjenjang dan berasal
dari nada-nada pokok dari sebuah sistem nada. Mulai dari nada dasar sampai dengan
nada oktaf, yaitu do, re, mi, fa, so, la, si, do.
● Akord
Menurut Priyatmo Sudibyo dalam buku Teknik Praktis Bermain Organ dan Kibor
Tunggal (2008), akor sering juga disebut akord atau chord atau kunci, merupakan
kumpulan beberapa nada yang biasanya terdiri atas minimal tiga nada atau lebih dan
dimainkan secara bersamaan sehingga terdengar harmonis. Akor juga bisa diartikan
sebagai kombinasi interval nada yang tersusun dalam format tertentu. Pada dasarnya,
akor berhubungan erat dengan interval dan tangga nada musik. fungsi utama akor
ialah sebagai pengiring lagu, untuk memainkan musik serta improvisasi lagu.

6. Perkembangan Musik Barat


Perkembangan musik Barat dimulai dari awal hingga sekarang dan terbagi menjadi lima
periode. Di antaranya, periode Abad Pertengahan, Renaisans, Barok dan Klasik, Romantik,
sampai Modern.
● Periode Abad Pertengahan
Secara umum, abad pertengahan dimulai bersamaan dengan runtuhnya kekaisaran Romawi
bagian barat pada 476 Common Era (CE) hingga masa Renaisans pada abad ke-15. Kekuasan
Gereja Katolik yang berkembang pada masa itu memiliki pengaruh terhadap hampir segala
bidang, termasuk musik. Bentuk musik saat itu pun bersifat religius. Semua musik harus
dikaitkan dengan kehidupan liturgis, yaitu mengiringi Mazmur (book of Psalms) atau
aspek-aspek yang berkaitan dengan ibadah Katolik (di antaranya yang berkaitan dengan
ordinarium atau propium).
● Periode Renaisans
Istilah renaisans pertama kali digunakan oleh salah satu sejarawan Perancis bernama Jules
Michelet pada 1855. Menurut Supriyadi, renaisans mungkin lebih tepat disebut sebagai
peradaban karena memiliki masa yang sangat panjang. Periode Barok dan Klasik pun pada
dasarnya masih berada dalam semangat renaisans. Secara umum, musik tidak banyak
mendapat pengaruh dari perubahan peradaban ini. Sebab, eksistensi musik masih berada
dalam konteks “kegerejaan”. Perubahan yang paling kontras pada masa ini adalah munculnya
teknik polifoni, terkhusus untuk lagu vokal.
● Periode Barok dan Klasik
Beberapa bentuk, teknik, jenis, dan gaya musik justru berkembang di periode Barok.
Penggunaan teknik trill, turn, dan arpeggio sangat ramai di dalam karya-karya Barok.
Kemudian, munculnya periode klasik adalah periode yang merupakan reaksi dari Barok.
Kesederhanaan yang merupakan warna utama pada gaya klasik menunjukkan suatu
penolakan atas kerumitan yang kerap mewarnai karya musik di masa Barok.
● Periode Romantik
Munculnya gerakan “romantisme” merupakan suatu kritik terhadap zaman klasik yang
dianggap “kaku”. Gerakan ini merupakan suatu gerakan kebudayaan yang memberikan
penekanan pada emosi, imajinasi, dan individualisme. Perkembangan musik romantik secara
garis besar dibagi menjadi beberapa fase, antara lain Romantik Awal (1800-1830), Romantik
Tinggi (1830-1850), Romantik Akhir (1850-1890), dan Masa Pergantian Abad.
● Periode Modern
Kemodernan kerap dikaitkan dengan awal mula perubahan, penemuan-penemuan baru, dan
hal sebagainya. Sebagian sosiolog menganggap era modern dimulai sejak diciptakannya
mesin uap.
Ahli lain mengatakan zaman modern adalah ketika manusia mulai mengenal listrik atau
berkembangnya sistem ekonomi global. Nilai estetis musik modern, menurut Supriyadi,
sangat tergantung pada cara penikmat musik ini menangkap sisi-sisi filosofis yang
terkandung di dalam karya tersebut. Terutama saat menyampaikan suatu pesan tertentu.

7. Konsep musik kontemporer


Musik Kontemporer adalah karya musik yang sangat unik, menggunakan berbagai sumber
bunyi dengan beragam teknik bermain yang berbeda dengan musik konvensional. Musik
kontemporer merupakan ide kreatif yang orisinil karena senantiasa menyajikan pembaharuan.
Musik kontemporer memiliki ciri khas sebagai berikut :
● Penggunaan sumber bunyi yang tidak lazim digunakan dalam komposisi musik.
● Sumber bunyi bisa dari apa saja boleh alat musik ataupun benda yang menghasilkan
bunyi meskipun bukan alat musik
● Pengolahan karya musiknya lebih bebas Penggunaan harmoni vertikal dan komposisi
paralel yang tidak terikat (lebih bebas)
● Penggunaan konsep musik modal, tonal, dan atonal dengan bebas.
● Menyajikan hal baru yang tidak biasa dan memiliki kebebasan dari kaidah bermusik
yang berlaku.
● Menggunakan notasi auditif dan notasi tindakan hal ini disebabkan notasi balok/angka
dalam musik tidak cukup untuk menuliskan notasi musik kontemporer yang unik.
Ciri khas yang lain adalah:
● Tempo dan dinamikanya bervariasi. Melodi liriknya mempunyai jumlah yang sedikit.
● Alat musik yang digunakan merupakan perpaduan suara dari alat musik sintesis dan
elektronik.
● Memiliki ritme yang kompleks Memiliki warna bunyi sejenis atau berbagai macam
jenis. Memiliki notasi yang hanya bisa dimengerti oleh pemusik karena notasinya
ditulis dengan tanda atau simbol.
● Mempunyai improvisasi yang beragam sesuai keinginan si pembuat musik
(komposer). Suara yang dihasilkan berasal dari berbagai macam sumber bukan hanya
dari alat musik saja.
● Lebih banyak menggunakan instrumen perkusi. Jenis tangga nada pada musik
kontemporer beragam. Jenis irama yang digunakan tidak terpaku pada satu jenis
irama.

8. Musik kontemporer di Indonesia


Di Indonesia, perkembangan musik kontemporer baru mulai dirasakan sejak
diselenggarakannya acara Pekan Komponis Muda tahun 1979 di Taman Ismail Marzuki
Jakarta. Melalui acara itu komunikasi para seniman antar daerah dengan berbagai macam
latar belakang budaya lebih terjalin. Forum diskusi dan dialog antar seniman dalam acara
tersebut saling memberikan kontribusi sehingga membuka paradigma kreatif musik menjadi
lebih luas. Hingga hari ini, para komponis yang pernah terlibat dalam acara tersebut menjadi
sosok individu yang sangat memberi pengaruh kuat untuk para komponis musik kontemporer
selanjutnya. Nama-nama seperti Aloysius Suwardi, Harry Roesli, Ben Pasaribu, Tony
Prabowo, Yusbar Jailani, I Nyoman Windha, Otto Sidharta, dan masih banyak yang belum
disebutkan, merupakan komponis kontemporer yang ciri-ciri karyanya nyaris mustahil
dikategorikan secara konvensional. Selain memiliki keunikan tersendiri, karya-karya mereka
juga cukup bervariasi. Sehingga dari waktu ke waktu konsep-konsep mereka bisa
berubah-ubah tergantung pada semangat serta kapasitas masing-masing dalam
mengembangkan kreativitasnya. Puncaknya, karya-karya musik kontemporer tak lagi
menjelaskan ciri-ciri latar belakang tradisi budayanya walaupun sumber-sumber tradisi itu
masih terasa lekat. Namun, sikap dan pemikiran individu-lah yang paling penting, sebagai
landasan dalam proses kreativitas musik kontemporer. Sikap dan pemikiran itu tercermin
seperti yang telah dikatakan komponis kontemporer I Wayan Sadra: “Kini tak zamannya lagi
membuat generalisasi bahwa aspirasi musikal masyarakat adalah satu, dengan kata lain ia
bukan miliki kebudayaan yang disimpulkan secara umum, melainkan milik pribadi orang per
orang.”
Perkembangan di Daerah-Daerah
Misal di Yogyakarta, secara konsisten selama belasan tahun mereka berhasil menggelar acara
Yogyakarta Gamelan Festival tingkat Internasional yang di dalamnya banyak sekali
karya-karya musik kontemporer dipentaskan. Tahun 2007 dan 2008, Kota Solo telah
menggelar acara SIEM (Solo International Ethnic Music). Di dalamnya, banyak karya-karya
musik kontemporer dipentaskan dengan dihadiri lebih kurang lima puluh ribu penonton.
Selain itu, masih ada festival world music dengan tajuk “Hitam Putih” di Riau, kemudian
festival Gong Kebyar di Bali, dan lain sebagainya. Komponis lain seperti Suhendi Afrianto
dan Ismet Ruhimat, sangat nyata upayanya dalam pengembangan instrumentasi pada gamelan
Sunda. Dodong Kodir yang cukup konsisten dalam upaya pengembangan aspek organologi
dalam komposisinya, Ade Rudiana yang sukses dalam pengembangan di bidang komposisi
musik perkusi, Lili Suparli yang memegang prinsip kuat dalam pengolahan idiom-idiom
musik tradisi Sunda. Di Bali, aktivitas berkesenian berideologi “kontemporer” sebenarnya
telah berlangsung sejak awal abad ke-20 dengan lahirnya seni kekebyaran di Bali Utara.
Namun wacana tentang musik kontemporer mulai mengemuka serangkaian dengan Pekan
Komponis Muda I yang digelar di Jakarta pada 1979. Komponis muda yang mewakili Bali
pada waktu itu adalah I Nyoman Astita dengan karyanya berjudul “Gema Eka Dasa Rudra”.

9. Musik Kontemporer Mancanegara


Pada puncaknya, karya-karya musik kontemporer tidak lagi menjelaskan ciri-ciri latar
belakang tradisi budayanya walaupun sumber-sumber tradisi itu masih terasa lekat. Akan
tetapi sikap serta pemikiran individual-lah yang paling penting, sebagai landasan dalam
proses kreativitas musik kontemporer. Musik ini cenderung mengubah cara pandang, cita
rasa, dan kriteria estetik yang sebelumnya telah dikurung oleh sesuatu yang terpola, ada
standarisasi, seragam, global, dan bersifat sentral. Konsep musik kontemporer menjadi sangat
personal (individual), sehingga perkembangannya pun beragam. Paham inilah yang
ditawarkan oleh musik kontemporer, sehingga dalam karya-karya yang lahir banyak terjadi
vokabuler teknik garapan dan aturan tradisi yang telah mapan ke dalam wujud yang baru,
terkesan aneh, nakal, bahkan urakan. secara kompositoris karakteristik karyanya dapat
dipetakan menjadi tiga kategori. Pertama adalah karya musik yang bersifat "musik iringan".
Konsep komposisi dalam karya seperti ini berdasar pada penciptaan suatu melodi (bentuk
lagu/ instrumental), kemudian elemen-elemen lainnya berfungsi mengiringi melodi tersebut.
Kedua adalah karya musik yang bersifat "ilustratif". Konsep komposisinya berusaha
menggambarkan sesuatu dari naskah cerita, puisi dan lain-lain. Dengan demikian orientasi
musiknya lebih tertuju pada penciptaan suasana-suasana yang berdasar pada interpretasi
komponisnya. Ketiga adalah karya musik yang bersifat otonom. Karya musik seperti ini
biasanya sangat sulit dipahami oleh orang awam. Selain bentuknya yang tidak baku, aspek
gramatika musiknya pun sangat berbeda jika dibandingkan dengan karya-karya tradisi.
Kadang-kadang karya-karya musik seperti ini sering menimbulkan hal yang kontroversial.
Seperti yang "anti tradisi", padahal secara sadar atau tidak, semua tatanan konsepnya
bersumber dari tradisi. Kategori yang seperti ini lebih dekat atau lebih cocok dengan
fenomena musik kontemporer Barat (Eropa-Amerika).

Satu garapan musik kontemporer dengan media ungkap berbeda digarap kolaboratif oleh dua
seniman Wayan Dibia dan Keith Terry yaitu "Body Tjak". Karya ini merupakan seni
pertunjukan multikultural hasil kerja sama atau kolaborasi internasional yang memadukan
unsur-unsur seni dan budaya Barat (Amerika) dan Timur (Bali-Indonesia). "Body Tjak"
digarap dengan penggabungan unsur-unsur seni Kecak Bali dengan Body Music, sebuah jenis
musik baru yang menggunakan tubuh manusia sebagai "Body Tjak" digarap dengan
penggabungan unsur-unsur seni Kecak Bali dengan Body Music, sebuah jenis musik baru
yang menggunakan tubuh manusia sebagai sumber bunyi. Garapan bernuansa seni budaya
global ini, lahir dengan dua produksinya yaitu Body Tjak 1990 (BT90) dan Body Tjak 1999
(BT99) (Dibia, 2000:10). Kedua karya ini memang murni lahir dari keinginan seniman untuk
mengekspresikan jiwanya yang telah tergugah oleh dinamisme seni kecak dan body music.
Dengan berbekal pengalaman estetis masing-masing, dan diilhami oleh obsesi aktualitas
kekinian, kedua seniman sepakat melakukan eksperimen dalam bentuk workshop-workshop
sehingga lahirlah musik kontemporer Body Tjak. Dari segi alat musik sajian kontemporer
menggunakan perpaduan antara instrumen tradisional dan modern sehingga menambah
variasi suara yang dihasilkan. dari segi sikap penyaji bergerak sesuai alur cerita, seperti jalan,
berdiri, dan duduk.

10. Menciptakan musik kontemporer


Prosedur dan teknik untuk membuat karya musik kontemporer:
● Tema
Tema menjadi landasan penting berupa ide dan gagasan awal dalam merancang karya
musik kontemporer. Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa tema musik kontemporer
lebih mengedepankan idealisme dan individualisme komponis biasanya
menggambarkan hal-hal yang filosofis, imaginative, ilusi, abstrak, ilustratif, artistic,
eksploratif, dan eksperimental. Komposer berperan seperti seorang penulis naskah
(skenario) dalam film atau teater. Konsep tema yang dibuat komposer musik akan
dituangkan dalam bentuk nada dan irama yang diekspor sedemikian rupa dalam
komposisi musiknya. Kita bisa ambil ide dalam kehidupan kita sehari-hari pada
masyarakat sekitar untuk dijadikan ide tema. Seperti suasana alam desa,
bunyi-bunyian gesekan daun yang diterpa angin, suara gemericik air, suara ombak,
keramaian pasar, lalu lintas, dolanan anak, suasana malam, bunyi jangkrik, bunyi
katak ketika sehabis hujan, suara kicau burung, mimpi, imaginasi dan lain sebagainya.
Suasana tersebut dapat dijadikan ide dalam membuat tema komposisi musik
kontemporer, yang kemudian gagasan tersebut ditulis dalam bentuk konsep atau
rancangan komposisi musiknya.
● Judul
Judul menjadi penting untuk merepresentasikan tema komposisi musik dan tentu
musiknya itu sendiri , sehingga memberikan gambaran kepada pendengar tentang isi
komposisi yang didengarkan. Judul pada karya musik kontemporer ibarat judul karya
sastra puisi yang berisi tentang kiasan, tidak langsung bisa dipahami dan
diterjemahkan, namun dibutuhkan kemampuan analisis yang baik bagi pendengarnya.
Contoh judul karya musik kontemporer Memet Chairul Slamet menggunakan media
Musik Batu komposisinya berjudul "Menunggu Batu Bernyanyi".
● Instrumentasi
Instrumentasi disini berarti pemilihan alat musik atau media bunyi komposisi musik
kontemporer yang akan ditulis disesuaikan dengan maksud dan tujuan komposisinya.
Seperti yang dijelaskan pada pembelajaran sebelumnya instrumentasi yang digunakan
pada musik kontemporer terdiri dari 4 model yaitu menggunakan media alat musik
barat, alat musik etnis, alat musik elektronik, maupun menggunakan alat musik yang
tidak konvensional atau tidak lazim seperti gelas, kayu, plastik, besi, logam, batu,
suara manusia, suara ombak, suara angin, suara air, dan lain sebagainya. Gunakan
instrumentasi komposisi sesuai dengan konteks tema komposisi dan bunyi-bunyian
yang ingin dicapai dalam komposisinya. Hal ini subyektifitas komponis sangat
menentukan.
● Teknik Garapan Musik (Komposisi musik)
Setelah menentukan konsep tema, judul dan instrumentasi, mulailah menulis
notasinya sesuai dengan skrip tema yang ditulis sebelumnya. Untuk menggarap atau
mengolah komposisi musik, ada beberapa langkah yang mesti dilakukan:
a) Tentukan konsep formasi musiknya digarap dengan konsep solo(tunggal) atau
ansambel (pemain / alat musikyang digunakan lebih dari satu).
b) Komposisi yang akan dibuat bersifat melodis, harmonis, ritmis atau
kombinasi. Hal ini menentukan aspek formasi pemain dan instrumentasinya.
jika itu bersifat melodis maka komposisi tersebut lebih bersifat eksplorasi nada
atau bunyi, kalau bersifat ritmis maka aspek ritmis atau ritem lebih dominan
terutama alat-alat perkusi atau kedua-duanya dominan.
c) Tulis tekstur nada dengan pendekatan tinggi rendah bunyi sehingga
membentuk pola melodi atau frase melodi. Pada musik konvensional
mempertimbangkan unsur harmoni dan keteraturan, namun dalam musik
kontemporer tekstur dan direksi nada lebih bebas dengan lompatan interval
nada tidak terikat atau tidak teratur.
d) Tulis motif ritmis, sehingga membentuk pola irama yang variatif bisa
dikolaborasikan dengan nada-nada melodis ataupun ritmis secara independen.
Di dalam musik kotemporer, aspek ritmis terkadang lebih dominan dan
biasanya menggunakan pola ritmik yang kompleks (poli ritmik) dan tidak
teratur. Akan tetapi hal ini menyesuaikan konsep komposisinya.
e) Untuk menulis komposisi musik, komposer tidak harus mulai menulis dari
aspek nadanya, namun dapat juga di awali dari aspek ritmis, tergantung
pendekatan penulis aspek yang mana dulu yang akan ditulis.
f) Selain aspek nada dan ritmis, komposer musik kontemporer dapat
menggunakan media bunyi lain dari alam sekitar atau soundscape, bisa berupa
efek seperti suara angin, suara gemercik air, suara desis, suara teriakan
manusia dan lain-lain.
g) Tempo dan dinamika menyesuaikan konsep komposisinya yang penting
konstruksi dasar komposisinya seperti pengolahan nada, ritmis dan
pengguanaan instrumentasinya.Dinamik dan tempo merepresentasikan
suasana, ekspresi, emosi, dan karakter komposisi yang ingin dicapai komponis
sesuai konsep tema yang dibuat sehingga komposisi akan terasa hidup.
h) Ide-ide musikal dalam komposisi musik kontemporer yang akan ditulis dapat
menggunakan model penulisan notasi musik grafik , seperti pada contoh notasi
musik kontemporer pada kegiatan pembelajaran ke dua.

11. Fungsi penciptaan musik


Musik dapat diciptakan sebagai pengakuan akan keagungan Tuhan, sebagai sarana
mendekatkan diri dengan Tuhan. Karya musik yang diciptakan pada konteks ini memiliki
tujuan simbolis yang dapat menimbulkan kebanggaan terhadap sesuatu. Seperti lagu
kepahlawanan, atau lagu kebangsaan.
● Fungsi religi
Fungsi religi merupakan fungsi seni paling tua. Awal penciptaan seni berasal dari aktivitas
ritual manusia zaman daluhu. Zaman dahulu manusia membuat patung, menyusun mantra,
melantunkan mantra dengan nada dengan irama, mengiringi pembacaan manta dengan bunyi
bunyi ritmik,menari dan sebagainya. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan suasana
magis pada upacara ritual
● Fungsi Edukatif
Karya seni termasuk musik memiliki fungsi edukatif atau pendidikan proses penciptaan
musik merupakan langkah langkah edukasi yang menuntun manusia untuk bertindak jujur,
serta berupaya menggali nilai nilai yang akan ditampilkan melalui karya ciptaan nya.
● Fungsi kreatif
Menciptakan musik adalah proses kreasi, kemudian bermain musik pun merupakan proses
kreasi, kemudian bermain musik pun proses kreasi. Pada saat memainkan musik atau
menyanyi, orang berupaya memberikan interpretasi terhadap karya musik yang dimainkan
agar pemain atau yang menyanyikan mendekati pencapaian maksimal.
● Fungsi Rekreasi
Musik memiliki fungsi hiburan bagi penikmatnya. Demikian pula hal bagi pencipta musik.
Pada konteks tertentu, mencipta adalah proses rekreasi (sekaligus kreasi) bagi pencipta
musik. Ia mencurahkan segenap pikiran dan perasaannya demi terwujudnya karya ciptaan
yang baik. Jika karya tersebut telah selesai, timbullah kepuasan dan kegembiraan dalam diri
pencipta.
● Fungsi Estetika
Pencipta dan penikmat musik merupakan proses penghayatan estetika. Pada saat mencipta,
kemampuan estetika seorang pencipta tercurahkan ke dalam karya ciptaannya.
● Fungsi kesinambungan Budaya
Karya musik dan penciptaan musik dapat memiliki fungsi kesinambungan budaya. Dalam
konteks ini, karya karya musik dapat menjadi sarana pelestarian nilai nilai budaya masyarakat
● Fungsi Komunikasi
Menciptakan musik pada prinsipnya adalah mengkomunikasikan gagasan atau pemikiran
musikal seorang pencipta kepada pendengarnya. Apa yang menjadi pemikiran ganjalan hati,
serta hal hal yang perlu disampaikan dicurahkan ke dalam karya musik ciptaannya
● Integrasi Masyarakat
Penciptaan karya musik memiliki fungsi integrasi masyarakat. Orang orang dari berbagai
etnis dapat bersatu dalam bermain musik tanpa merasa berbeda satu sama lain. Bahkan, tidak
jarang warga dari etnis yang satu bersatu dengan warga etnis lain dan bekerja sama dalam
menciptakan karya musik
● Fungsi Terapi
Musik memiliki fungsi sebagai media terapi bagi penderita penyakit tertentu. Bahkan untuk
konteks ini timbul aktivitas manusia yang berkaitan dengan musik dan kesehatan, yakni
terapi musik atau musik terapi

*SENI RUPA*

1. Unsur dan prinsip seni rupa


a) Unsur Seni Rupa
● Titik (Dot)
Titik merupakan unsur paling kecil dalam suatu karya seni rupa. Titik bisa digunakan untuk
menciptakan unsur-unsur lain dengan cara menyusun atau menderet hingga menjadi suatu
garis. Akan tetapi titik juga bisa digunakan apa adanya tanpa suatu garis. Contohnya adalah
penggunaan unsur titik tanpa adanya unsur garis pada karya seni rupa pointilis. Dimana pada
karya tersebut titik diatur kerapatannya untuk bisa membentuk suatu objek gambar.
● Line (Garis)
Unsur seni rupa yang pertama adalah goresan yang berupa garis berjumlah dua hingga tiga
dimensional yang sifatnya deskriptif, abstrak, atau tersirat. Garis merupakan hubungan antar
titik yang bisa menghasilkan suatu guratan serba guna. Guratan dari titik tersebut akan bisa
membentuk unsur lain seperti bidang maupun bentuk. Seperti hanya dengan titik, garis juga
bisa digunakan apa adanya tanpa menjadi suatu bidang maupun bentuk. Sebagai contohnya
adalah sketsa yang hanya memerlukan unsur garis agar bisa membentuk suatu karya. Garis
juga bisa digunakan sebagai pengisi gelap terang dengan menggunakan metode arsiran.
● Shape (Bentuk)
Shape adalah unsur atau komponen seni rupa yang memiliki bentuk, baik itu dua dimensi,
datar, hingga terbatas pada tinggi dan lebar. Bisa dibilang jika bentuk adalah salah satu unsur
yang bisa dilihat pada karya seni rupa dua dimensi. Contohnya adalah pada gambar, lukisan,
desain grafis dan sebagainya. Bidang juga merupakan perkembangan dari bentuk. Secara
mudahnya bidang merupakan suatu garis yang ujungnya akan saling bertemu hingga
membentuk suatu area tertutup.
● Gelap Terang
Untuk bisa membuat suatu gambar potret yang tampak begitu realistis, bukanlah warna yang
akan dibuat benar-benar akurat. Akan tetapi adalah pada bagian gelap dan terang yang akan
dibuat akurat pada gambar potret tersebut. Ketika bayangan dan cahaya mampu ditangkap
dengan begitu akurat. Maka mata kita bisa tertipu karena yang kita lihat sebenarnya
merupakan ada dan tidaknya suatu cahaya. Keberadaan gelap dan terang begitu penting untuk
diperhatikan karena mampu membuat suatu karya menjadi lebih seimbang atau tidak terlalu
terang dan tidak terlalu gelap.
● Form (Bentuk utuh)
Form sekilas mirip shape yang memiliki unsur bentuk di dalamnya. Namun, komponen
tersebut gambarnya berupa tiga dimensi dan terdapat volume, seperti gambar kubus, piramid,
silinder, dan lain-lain. Meski begitu, form dapat dibuat dan dirangkai secara bebas.
● Value (Nilai)
Value merupakan unsur seni rupa yang berkaitan dengan kecerahan komponen warna.
Misalnya, putih adalah yang paling terang, hitam yang paling gelap, dan jika keduanya
dicampurkan menjadi satu maka menciptakan warna abu-abu muda.
● Space (Ruang)
Dalam seni rupa terdapat komponen ruang positif dan negatif. Dilansir laman Binus yang
membahas tentang ruang, jenis ruang positif memiliki batas yang jelas dan terukur dengan
seksama. Sebaliknya, ruang negatif memiliki bentuk yang tidak jelas dan sulit dirasakan
keberadaannya. Ruang merupakan suatu karya karya dua dimensi yang memiliki sifat semu.
Ruang juga masih dibagi menjadi dua yaitu ruang positif dan ruang negatif. Ruang negatif
adalah suatu ruang yang berada di luar berbagai bidang atau volume. Sedangkan untuk ruang
positif adalah kebalikannya atau suatu ruang yang berada di dalam bidang ata volume. Ruang
bisa dimanfaatkan agar memberikan kesan-kesan tertentu pada suatu karya yang dibuat.

● Color (Warna)
Unsur seni rupa selanjutnya adalah warna yang terdiri dari tiga properti, yaitu corak, nilai,
dan intensitas. Corak adalah nama warna, value adalah corak terang atau gelap, sedangkan
intensitas adalah kualitas dan tingkat kecerahan dari sebuah warna. Jika intensitasnya tinggi,
maka corak warna tersebut lebih cerah. Sebaliknya, jika intensitas rendah, corak warnanya
lebih gelap. Warna juga merupakan unsur yang paling mencolok pada suatu karya seni rupa.
Dalam seni rupa, warna secara estetika terbilang cukup subjektif tergantung dari daya cipta
pembuat karya seni. Akan tetapi dalam konteks teknikal, unsur warna dibagi menjadi
beberapa bagian. Bagian pertama adalah warna, artinya adalah warna apa yang akan
dihasilkan pada karya seni rupa tersebut. Lalu ada juga unsur warna yang memiliki value.
Dimana value disini berhubungan dengan gelap atau terangnya suatu warna yang digunakan.
Lalu ada juga warna yang memiliki intensitas. Artinya intensitas warna tersebut bisa
berkaitan dengan seberapa kuat dan lemah warna tersebut dalam sebuah karya.
● Texture (Tekstur)
Berdasarkan komponen-komponen di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian seni
rupa dapat dirasakan, dapat dilihat serta disentuh, atau bahkan kita dapat menyentuh hanya
dengan melihatnya saja. Tekstur adalah salah satu unsur yang berhubungan dengan interaksi
manusia. Karya seni rupa tak hanya bisa dirasakan secara visual. Namun suatu karya seni
rupa juga bisa dirasakan melalui bentuknya. Artinya tekstur juga merupakan suatu permukaan
yang bisa terasa ketika diraba. Akan tetapi pada karya 2D, tentukan merupakan suatu hal
semu. Tekstur dalam karya 2D juga harus tetap bisa memberikan getaran persepsi raba
kepada yang melihatnya, sehingga mereka bisa benar-benar mengerti jika tekstur memang
ada dalam karya 2D. Contoh unsur tekstur dalam seni rupa yang bisa dirasakan adalah
patung.
b) Prinsip Seni Rupa
Prinsip seni rupa merupakan cara penyusunan dan pengaturan unsurnya sehingga bisa
menciptakan suatu karya seni. Selain itu prinsip seni rupa juga bisa disebut sebagai asas seni
rupa yang menekankan beberapa prinsip desain. Beberapa prinsip desain tersebut adalah
seperti kesatuan, keseimbangan, irama, penekanan, kontras dan juga kejelasan.
● Prinsip Kesatuan
Kesatuan menjadi prinsip yang pertama dalam seni rupa. Agar bisa menciptakan kesatuan
dalam seni rupa diperlukan perpaduan hubungan antara semua unsur yang ada di dalam seni
rupa itu sendiri. Prinsip kesatuan bisa dicapai dengan beberapa pendekatan. Beberapa
pendekatan yang bisa dilakukan untuk menciptakan suatu kesatuan dalam seni rupa adalah
seperti kesamaan unsur, kemiripan unsur, keselarasan unsur, keterikatan hingga keterkaitan
semua unsur.
● Prinsip Keseimbangan
Prinsip yang berikutnya pada seni rupa adalah keseimbangan. Suatu karya yang tidak
seimbang bisa membuat orang yang melihatnya akan mendapatkan kondisi perasaan yang
tidak nyaman. Maka dari itu keseimbangan dalam seni rupa adalah suatu prinsip yang harus
diperhatikan. Keseimbangan dalam seni rupa dapat diciptakan dengan cara menjaga
kesimetrisan berbagai macam gambar yang ada. Selain itu keseimbangan dalam seni rupa
juga bisa diciptakan dengan membuat suatu keimbangan yang tak terlihat simetris namun
mampu memberikan keseimbangan secara psikologi. Contohnya adalah seperti sedikit warna
merah yang bisa memberikan keseimbangan terhadap penggunaan warna hijau yang begitu
banyak.
● Prinsip Irama
Irama dalam suatu karya seni rupa bisa diciptakan dari adanya pengulangan unsur yang
dilakukan secara teratur. Prinsip irama bisa terjadi pada suatu karya seni yang dilakukan
pengaturan terhadap unsur garis, raut, warna, tekstur dan gelap terang secara berulang-ulang.
Pengulangan unsur secara bergantian juga dapat disebut dengan irama alternatif. Lalu irama
dengan gerakan perubahan ukuran dari besar ke kecil disebut dengan irama progresif.
Selanjutnya ada juga irama dengan gerakan mengalun atau flowing secara berkelanjutan dari
kecil ke besar atau sebaliknya. Sedangkan untuk irama repetitif merupakan suatu irama yang
gerakannya adalah pengulangan bentuk, ukuran dan juga warna yang sama atau monoton.
● Prinsip Penekanan
Dalam seni rupa juga terdapat prinsip penekanan atau emphasis. Prinsip penekanan juga bisa
dibilang sebagai point of interest dalam suatu karya seni rupa. Menggunakan suatu objek
yang memiliki bentuk lebih dominan daripada yang lainnya bisa membuat menarik perhatian
khalayak umum untuk bisa melihat karya tersebut hanya dalam sekejap saja.
● Prinsip Proposisi
Kontras merupakan suatu perbedaan yang begitu mencolok dari dua atau lebih unsur yang
berbeda. Sebagai contohnya adalah titik putih dengan objek hitam, lalu bisa juga tekstur kain
dengan tekstur logam. Selain itu prinsip kontras juga bisa dijadikan metode untuk membuat
suatu penekanan atau gaya komunikasi yang ironi.
● Prinsip Kejelasan
Prinsip kejelasan merupakan suatu prinsip atau taraf kemudahan suatu karya bisa dimengerti.
Prinsip kejelasan lebih banyak ditemukan pada desain website, desain produk atau desain
interior. Dilihat dari beberapa prinsip yang dijelaskan di atas. Bisa dikatakan jika setiap
prinsip yang ada di dalam seni rupa dapat membuat suatu karya seni rupa yang begitu bagus
dan penuh akan keselarasan sekaligus mampu memikat mereka yang melihatnya.

2. Teknik Berkarya Seni Rupa 2 Dimensi


● Teknik Linear (Menggambar)
Teknik linear merupakan cara menggambar objek dengan garis sebagai unsur yang paling
menentukan, baik garis lurus maupun garis lengkung.
● Teknik Blok (Menggambar)
Teknik blok merupakan cara menggambar dengan menutup objek gambar menggunakan satu
warna sehingga hanya tampak bentuk globalnya (siluet).
● Teknik Arsir (Menggambar)
Teknik arsir merupakan cara menggambar dengan garis-garis sejajar atau menyilang untuk
menentukan gelap-terang objek gambar sehingga tampak seperti tiga dimensi.
● Teknik Dusel (Menggambar)
Teknik dusel merupakan cara menggambar untuk menentukan gelap terang objek gambar
menggunakan pensil gambar yang digoreskan dalam posisi miring (rebah) kemudian disapu
dengan kertas, kain, atau tangan.

● Teknik Pointilis (Menggambar dan Melukis)


Teknik pointilis merupakan cara menggambar atau melukis menggunakan media (pensil,
pena, pastel, cat, dan lain-lain) dengan cara dititik-titikkan hingga membentuk objek gambar
atau lukisan.
● Teknik Aquarel (Menggambar dan Melukis)
Teknik aquarel merupakan cara menggambar atau melukis menggunakan cat berbahan air
(cat air) dengan sapuan warna yang tipis sehingga hasilnya tampak transparan atau tembus
pandang.
● Teknik Plakat (Menggambar dan Melukis)
Teknik plakat merupakan cara menggambar atau melukis menggunakan bahan cat yang
memiliki sifat pekat (cat poster, cat acrylic, cat minyak, dan lain-lain) dengan sapuan warna
yang tebal dan rata sehingga hasilnya pekat dan menutup.
● Teknik Semprot atau Air Brush (Menggambar)
Teknik semprot merupakan cara menggambar dengan bantuan alat semprot khusus untuk
menggambar. Menggambar dengan teknik semprot ini membutuhkan keahlian dan ketelitian
dalam menggunakan alat semprotnya.
● Teknik Cetak (Reklame, Fotografi dan Grafis)
Teknik cetak merupakan teknik berkarya seni rupa dengan cara dicetak (baik teknik cetak
manual maupun digital). Untuk menciptakan karya dua dimensi dengan teknik cetak ini
dibutuhkan peralatan cetak dan tinta cetak.

3. Aliran dalam seni lukis


Aliran seni lukis merupakan sebuah gaya, genre, dan paham khas yang diikuti oleh individu
ataupun kelompok tertentu untuk menciptakan seni lukis. Aliran yang dimaksud disini yaitu
bisa berupa ide atau gagasan pokok yang dicetuskan oleh seseorang atau mengalir secara
alami atau muncul sendiri sejalan dengan perkembangan seni lukis.
● Romantisisme
Aliran romantisisme merupakan sebuah aliran yang menggambarkan suatu kenyataan yang
ada melalui berbagai cara yang terkesan dramatis dan mempunyai suasana seperti di dalam
mimpi. Misalnya saja kapal terombang-ambing karena cuaca badai, sesosok manusia yang
berdiri di puncak bukit ketika senja datang, dan lain sebagainya. Romantisisme
mengungkapkan tentang keindahan sebuah tema dari gaya teatrikalnya, tak hanya
mengandalkan subjek yang indah-indah saja. Ciri-Ciri Aliran Romantisisme
a) Bersifat imajinatif, walaupun tetap realistis atau tidak ada fantasi di dalamnya. Selain
itu, adegannya juga terlihat lebih dramatis dari kenyataannya.
b) Subjektif yaitu penciptaan seni dinilai sebagai sebuah ekspresi diri seniman.
c) Menggunakan intensitas emosional yang cukup tinggi.
d) Suasana atau pencitraannya mempunyai kualitas seperti mimpi.
Menggambarkan perasaan yang amat kuat dan tidak harfiah atau menggunakan
perumpamaan serta simbol.
Tokoh Penting Romantisisme
Francisco Goya, Caspar David Friedrich, JMW Turner, Theodore Gericault, Henry Fuseli,
Jean Auguste Dominique Ingres

● Naturalisme

Aliran naturalisme merupakan suatu aliran yang hendak menggambarkan lagi alam yang
serupa dan seakurat mungkin dengan referensi yang akan dilukisnya. Naturalisme adalah
ajang apresiasi untuk para seniman kepada alam. Umumnya, para seniman akan memilih
keadaan waktu tertentu misalnya senja atau golden hour, untuk melukis pemandangan yang
sangat istimewa dan luar biasa.
Ciri-Ciri Aliran Seni Lukis Naturalisme
a) Aliran ini sangat mengutamakan keakuratan dan kemiripan gambar pada lukisan
dengan objek yang akan dilukis sesuai dengan referensinya.
b) Senjata utama dari para pelukis adalah teknik dan kemampuannya.
c) Membawakan tema lukisan yang indah tapi berdasarkan kemurniannya.
d) Aliran naturalisme merupakan sebuah bentuk apresiasi para seniman untuk keindahan
alam.
e) Selalu mengangkat tema keindahan alam atau pemandangan yang ada di sekitar
seniman.
Tokoh Aliran Seni Lukis Naturalisme
John Constable, Jean-Baptiste-Camille Corot, Theodore Rousseau, Thomas Cole, Frederic
Edwin Church, Ilya Repin, Basuki Abdullah.
● Realisme
Realisme merupakan suatu aliran yang ingin menunjukkan suatu peristiwa, model tertentu,
atau suasana dengan keadaan sehari-hari, tanpa adanya drama atau dipilih kondisi yang
paling indah saja. Aliran tersebut mungkin saja tidak menjiplak dengan sempurna apa yang
mereka lihat, peristiwa, atau tema yang realistis, bukan hanya gambar saja.
Ciri Aliran Seni Lukis Realisme
a) Mengangkat tema mengenai peristiwa keseharian yang terjadi dan dialami oleh
orang-orang kebanyakan.
b) Menggambarkan mengenai masyarakat yang ada di dalam situasi yang nyata dan khas
dengan lingkungan sehari-hari mereka.
c) Karya realis akan menunjukkan tentang manusia dari semua kelas di dalam kondisi
dan situasi aslinya.
d) Realisme tidak pernah setuju dengan subjek seni yang dibesar-besarkan atau
dramatisasi ala aliran romantisisme.
e) Mempunyai detail gambar yang menyerupai aslinya atau natural menggunakan teknik
tinggi yang dikuasai oleh para pelukisnya.
Tokoh Aliran Seni Lukis Realisme
Gustave Courbet, Jean-François millet, Edouard Manet, James Whistler, John Singer Sargent,
Thomas Eakins
● Impresionisme

Impresionisme merupakan sebuah aliran seni lukis yang hanya melukis sebuah impresi
sekilas dari suatu subjek yang akan dilukis. Aliran tersebut muncul karena adanya kamera
yang sudah bisa mengambil alih fungsi dari seni sebagai salah satu media dokumentasi.
Dibandingkan dengan replika warna yang serupa dengan cara pandang manusia dalam
melihat, impresionisme hendak menggambarkan warna yang murni berdasarkan proses
terjadinya pembentukan warna secara alami. Umumnya, para penganut aliran impresionisme
akan melukis di alam terbuka dalam kurun waktu yang cukup singkat. Sehingga harus
mengorbankan keakuratan bentuk. Itulah alasan kenapa hasil lukisan mereka hanya sebatas
impresi saja. Sebab, mereka tidak sempat untuk menyelesaikan detail yang lebih jauh. Akan
tetapi, dari ketidaksempurnaan tersebut, justru muncul bentuk estetik baru yang tidak ada di
aliran lain seperti realisme, naturalisme, bahkan fotografi sekalipun.
Ciri-Ciri Aliran Seni Lukis Impresionisme
a) Gambar pada lukisannya cenderung tidak detail, lukisan hanya akan terlihat mirip
apabila dilihat dari jauh
b) Palet warna yang kontras dan cerah berdasarkan teori pengelompokan lingkaran
warna.
c) Fokus untuk melukis pantulan cahaya pada subjeknya
d) Memakai teknik kuas yang disebut dab, yaitu istilah luar untuk cocolan saus.
e) Tidak pernah menggunakan warna hitam.
Tokoh Aliran Seni Lukis Impresionisme
Claude Monet, Edgar Degas, Pierre-Auguste Renoir, Camille Pissarro, Alfred Sisley

● Fauvisme

Fauvisme biasanya menggunakan gaya yang serupa dengan impresionisme. Akan tetapi
menolak ide dasarnya yaitu peniruan alam. Aliran fauvisme ini adalah membuat warna
menjadi unsur seni yang independen. Warna tersebut tidak hanya menjadi warna baju, warna
kulit, atau warna langit. Tetapi menjadi salah satu unsur yang independen atau berdiri sendiri
tanpa menjadi representasi fisik apa saja.
Ciri-Ciri Aliran Seni Lukis Fauvisme
a) Warna yang mencolok yang tidak terlihat keakuratan pada model yang akan dilukis.
b) Bentuk gambar pada lukisan yang diiringi oleh garis tegas yang gelap.
c) Warna yang dipakai untuk mengekspresikan ide atau gagasan seniman, bukan hanya
sekedar pewarna.
d) Keakuratan yang detail dalam bentuk gambar pada referensi model ataupun subjek
dihiraukan.
e) Menyampaikan ide, gagasan, atau pesan pribadi dari pelukisnya.
Tokoh Fauvisme
Henri Matisse, Maurice de Vlaminck, Andre Derain, Kees van Dongen, Raoul Dufy, Georges
Braque.
● Ekspresionisme
Aliran ekspresionisme merupakan salah satu aliran yang mengedepankan ekspresi individu
seniman itu sendiri terhadap apa yang mereka ingat, lihat, dan rasakan. Dapat dikatakan
bahwa ekspresionisme merupakan aliran seni lukis yang menonjolkan ungkapan yang ada di
dalam jiwa. Ekspresionisme tidak akan membebankan ketelitian dan juga kesulitan melukis
di dalam karyanya. Oleh karena itu, aliran tersebut tidak mempunyai tingkat kemiripan yang
akurat bahkan sangat melenceng dari referensi alam.
Ciri-Ciri Aliran Seni Lukis Ekspresionisme
a) Tidak akan mengutamakan kemiripan objek yang mereka lukis.
b) Sapuan kuas yang ekspresif dan berani atau bekas kuas dibiarkan terlihat dan tidak
ditutup-tutupi.
c) Teknik melukis yang terlihat naif atau amatir tapi tetap mempunyai komposisi yang
baik.
d) Mementingkan ekspresi jiwa individu seniman dibandingkan dengan menjiplak alam.
e) Menggunakan warna sebagai salah satu simbol untuk suatu hal, tidak sebagai pewarna
objek saja.
Tokoh Ekspresionisme
Ernst Ludwig Kirchner, Wassily Kandinsky, Kathe Kollwitz, Paul Klee, Chaim Soutine, Max
Beckmann
● Kubisme

Aliran kubisme merupakan suatu aliran yang memuat berbagai sudut pandang dari suatu
objek di dalam satu gambar yang sama. Sehingga menghasilkan lukisan yang terdeformasi
dan terfragmentasi. Aliran yang satu ini juga menyederhanakan objek sampai menyerupai
bentuk geometris. Suatu objek lukis bisa terdiri dari berbagai angle secara bersamaan sampai
menghasilkan kejanggalan yang estetis.
Ciri-Ciri Aliran Kubisme
a) Memakai beberapa perspektif sekaligus di dalam satu gambar.
b) Melakukan dekonstruksi dan deformasi terhadap objek yang dilukis seperti halnya
posisi mulut tertukar dengan posisi mata.
c) Menyederhanakan objek menjadi serupa dengan bentuk yang geometris.
d) Mengeksplorasi bentuk terbuka dan memadukan latar dengan objek yang ada di
depannya.
e) Di dalam fase kedua kubisme, banyak memakai benda sehari-hari sebagai salah satu
kolase atau potongan koran.
Tokoh Kubisme
Pablo Picasso, Georges Braque, Fernand Leger, Juan Gris, Robert Delaunay, Sonia Delaunay.

● Dadaisme

Dadaisme merupakan aliran yang tidak bisa membuat sebuah karya indah secara fisik. Tapi
bermuatan kritik tajam ataupun pesan sosial dengan cara membuat suatu sindiran tidak
langsung, hingga ke ungkapan langsung yang cukup provokatif kepada kaum berwenang
yang dinilai membuat keputusan negatif. Aliran dadaisme akan memancarkan keindahan
estetis dari sisi yang jarang dimuat dalam keindahan.
Ciri-Ciri Aliran Dadaisme
a) Menampilkan sebuah gambar yang tidak indah namun provokatif.
b) Berisi tentang pesan yang mempertanyakan kembali arti dari seni, peran seniman, dan
estetika secara umum.
c) Menyampaikan seruan anti perang melalui pesan satir ataupun sindiran pada
kekejaman perang.
d) Berisi mengenai pesan anti kaum borjuis yang ada masa tersebut dianggap
mengakibatkan adanya Perang Dunia I.
e) Menggunakan objek “readymade” atau sesuatu yang sudah ada, seperti halnya objek
sehari-hari seperti sendok, gelas, toilet, dan lain sebagainya.
Tokoh Dadaisme
Francis Picabia, Marcel Duchamp, Man Ray, Hannah Hoch, Sophie Taeuber-Arp, Andre
Breton.
● Surealisme

Surealisme merupakan aliran seni lukis yang menghadirkan gambar objek yang nyata dalam
keadaan tidak mungkin terjadi di dalam dunia nyata. Sehingga citranya seperti yang ada di
dalam mimpi. Gambar yang nyata namun dalam kondisi yang tidak nyata, seperti halnya:
gambar manusia melayang, jam dinding yang meleleh, atau potret wajah dengan mulut dan
hidung yang posisinya tertukar. Aliran surealisme biasanya menggunakan pendekatan teori
psikologi Freud. Dimana aliran tersebut mengeksplorasi alam bawah sadar dan citra mimpi
seorang manusia sebagai salah satu gambaran dari sebuah hasrat manusia.
Ciri-Ciri Aliran Seni Lukis Surealisme
a) Memuat gambar suatu objek yang nyata dalam kondisi yang tidak nyata.
b) Pencitraan seperti yang ada di dalam mimpi.
c) Mempunyai kontras yang tinggi, itu artinya, ada wujud besar yang bersebelahan
dengan wujud yang kecil.
d) Memainkan imajinasi yang ada di dalam mimpi dengan dunia nyata.
e) Terlihat seperti fantasi tapi tetap berpegangan pada referensi dunia nyata.
Tokoh Aliran Seni Lukis Surealisme
Salvador Dali, Andre Breton, Hans Arp, Max Ernst, Alberto Giacometti, Joan Miro.

4. Jenis karya rupa 2 dan 3 dimensi


a) Karya Dua Dimensi
● Gambar : Gambar merupakan karya seni rupa dua dimensi yang memiliki
dimensi panjang dan lebar. Seni rupa ini dapat dituangkan pada sebuah kertas
atau kanvas.
● Lukisan : Mirip dengan gambar, lukisan menjadi karya seni yang dapat
mengekspresikan hati pelukisnya. Karya seni ini dapat dituangkan dengan
kanvas menggunakan cat dengan alat untuk melukis, seperti alat kuas, pisau
palet atau peralatan lainnya
● Foto : Foto termasuk hasil dari karya seni dua dimensi yang menggunakan
kamera untuk karyanya.
● Sketsa : Sketsa merupakan sebuah desain awal untuk menciptakan sebuah
lukisan.
● Tenunan : Tenun merupakan teknik dalam pembuatan kain dengan cara
menggabungkan benang secara memanjang dan melintang, contohnya ulos
dari Sumatera Utara.
● Kartun : Karya seni gambar yang dibuat bentuknya menjadi lebih lucu dan
memiliki lebar juga panjang.
● Kaligrafi : Kaligrafi adalah seni tulis tangan indah yang menarik untuk
dilihat.
● Batik : Batik merupakan bentuk seni rupa murni dua dimensi yang memiliki
corak atau motif khas.
● Siluet : Siluet adalah gambar hitam atau bayangan pada suatu objek, seperti
manusia, hewan atau tumbuhan.
● Poster : Poster adalah karya seni dua dimensi berupa gambar dan sebuah
tulisan yang dibuat secara menarik.
● Grafiti : Grafiti adalah hasil karya dua dimensi yang sering ditemukan pada
dinding atau media lain dengan menggunakan cat semprot.

● Seni Grafis : Seni grafis merupakan seni rupa yang dibuat menggunakan cetakan.
Contohnya ialah stempel, sablon, dan kayu.
● Desain Komunikasi Visual : Desain komunikasi visual merupakan salah satu contoh
karya seni rupa dua dimensi. Karya ini merupakan karya seni yang dibuat dengan
menggunakan aplikasi komputer dan dicetak di atas kertas. Contoh karya seninya
adalah pamflet, brosur, banner, dan sebagainya.
b) Karya Tiga Dimensi
● Seni Terapan (Applied Art)
Karya seni jenis ini dapat digunakan sebagai benda pakai yang berfungsi membantu
pekerjaan manusia. Semakin nyaman digunakan oleh manusia maka semakin bagus karya
seni tersebut. Contoh: kursi kayu, meja kayu, rak bambu, lemari rotan, gendang, dan lain-lain.
● Seni Rupa Murni (Pure Art)
Karya seni jenis ini diciptakan hanya semata-mata untuk dinikmati keindahannya saja.
Semakin indah dilihat maka semakin bagus karya seni tersebut. Contoh: patung sebagai
maskot suatu lembaga, bangunan tugu, dan lain-lain.

5. Fungsi dan tujuan karya rupa 3 dimensi


a) Fungsi
● Sarana pembelajaran
Fungsi ini dibuat untuk tujuan memberikan informasi atau pengetahuan terkait suatu hal.
Dalam hal ini dapat kita lihat dari banyak karya-karya tiruan, misal peristiwa kemerdekaan di
museum-museum yang menampilkan sejarah Indonesia. Selain itu, terlihat dari candi-candi
yang hingga kini masih dikunjungi untuk wisata belajar atau penelitian. Kamu dapat
memahami sejarah dari kedua hal tersebut. Selain itu, ada usaha kreatif yang memproduksi
buku interaktif untuk anak-anak dengan fitur pop-up atau buku dari kain flanel.
● Sarana religi
Fungsi ini dapat dilihat dari ornamen-ornamen khas keyakinan tertentu yang menghiasi
tempat keagamaan, seperti masjid, gereja, dan pura. Arsitektur dari masing-masing tempat
keagamaan memiliki makna tersendiri. Selain itu, dapat menunjukkan jenis aliran atau
kepercayaan tertentu.
● Sarana rekreasi
Dalam hal ini, fungsi karya seni rupa tiga dimensi digunakan untuk sarana hiburan. Misalnya
candi-candi, instalasi-instalasi yang terdapat dalam sebuah pameran, dan lain-lain.
● Sebuah peringatan atau penanda
Fungsi peringatan ini adalah sebuah tanda atau pengingat dari sebuah peristiwa. Fungsi ini
sering ditemukan berupa tugu, prasasti, dan gapura yang biasa kamu temukan. Contohnya
adalah Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya untuk mengingat pahlawan revolusi.
● Hiasan
Karya seni ini dibuat dengan tujuan artistik dan estetik. Jenis ini termasuk ke dalam seni rupa
murni tiga dimensi. Contoh dari hiasan, seperti vas bunga, guci, patung hiasan rumah,
furniture, hiasan gantungan, dan lain-lain. Biasanya, kamu dapat memanfaatkan hiasan untuk
mempercantik rumah atau taman.

b) Tujuan
Karya seni patung ialah salah satu jenis karya seni rupa tiga dimensi, karya seni patung
mampu menawarkan keindahan lewat bentuknya yang konkrit, ialah dengan bentuk tiga
dimensi. Dengan demikian seni patung dapat dicicipi dari berbagai arah pandang. Seni patung
yang diciptakan dalam bentuk tiga dimensi mempunyai tujuan untuk membuat puas batin
seniman yang membuatnya dan juga sebagai sarana komunikasi antara seniman dan apresian.

6. Tujuan, manfaat, dan fungsi pameran seni rupa


a) Tujuan
Tujuan pameran seni membantu membawa esensi dan emosi yang tersembunyi dalam sebuah
karya ke hadapan orang-orang yang mengagumi dan memahaminya.
● Terhubung dengan publik
Seni sering dibuat untuk dilihat dan pameran memberi seniman ruang untuk berbagi karya
dan ide mereka dengan publik dan komunitas. Pameran dapat dibuat untuk mengirim pesan,
berbagi ide, menyampaikan pendapat, menampilkan mahakarya atau mendemonstrasikan
bakat. Anggota masyarakat juga mendapat manfaat dengan menjadi sadar dan berhubungan
dengan seni dari komunitas mereka dan di seluruh dunia.
● Peluang Belajar
Peserta pameran dapat menganggap lokasi pameran sebagai ruang kelas. Melalui pameran,
penonton diberikan jendela ke budaya dan dunia dan sejarah seni. Pameran dapat
menampilkan karya sepanjang sejarah, dengan gaya artistik, dan dari seluruh dunia. Selain
itu, seniman sering kali melihat dunia dengan cara baru dan memiliki cerita yang ingin
mereka bagikan.
● Menjelaskan seni dengan kata-kata
Pada hakikatnya seni adalah ekspresi emosi dan perasaan yang ada di dalam hati. Namun,
hal-hal yang bisa dirasakan lebih sulit untuk dijelaskan. Pameran seni Coral Gables, bisa
menjadi tempat yang luar biasa bagi seniman untuk mempelajari cara terbaik untuk
mendeskripsikan karya seni mereka. Pameran seni sering kali menyimpan katalog yang berisi
deskripsi dan esai tentang karya seni yang telah dianalisis dan ditulis oleh para ahli seni
terkemuka. Katalog ini membantu seorang seniman menuliskan presentasi seni yang menarik,
inspirasi, deskripsi seni, serta pernyataan yang mendefinisikan hal yang sama.
● Memotivasi
Sebagian besar pengunjung pameran seni datang untuk mempelajari sesuatu yang baru. Ini
bisa menjadi kesempatan luar biasa bagi seorang seniman untuk memotivasi orang-orang
demi tujuannya. Terlepas dari temanya, pameran seni membantu memotivasi orang melalui
representasi bergambar rasa sakit, kebahagiaan, kesedihan, kegembiraan, kecemburuan, dll.
b) Fungsi
Menurut Nurhadiat (1996) secara khusus menyebutkan lima fungsi pameran seni rupa
sekolah, diantaranya:
● Meningkatkan apresiasi seni warga sekolah khususnya siswa;
● Membangkitkan motivasi siswa berkarya seni;
● Penyegaran dari kejenuhan belajar di kelas;
● Motivasi berkarya visual lewat karya seni, dan
● Belajar berorganisasi dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pameran.
c) Manfaat
Secara umum, pameran memiliki beberapa manfaat, yakni;
● Menumbuhkan dan menambah kemampuan siswa dalam memberi apresiasi terhadap
karya orang lain.
● Menambah wawasan dan kemampuan dalam memberikan evaluasi karya secara lebih
objektif;
● Melatih kerja kelompok (bekerjasama dengan orang lain).
● Mempertebal pengalaman sosial (rasa kebersamaan).
● Melatih untuk bertanggung jawab dan bersikap mandiri.
● Melatih untuk membuat suatu perencanaan kerja melaksanakan apa yang telah
direncanakan.
● Membangkitkan motivasi dalam berkarya seni.
● Sebagai sarana untuk penyegaran bagi siswa dari kejenuhan belajar di kelas

7. Jenis pameran seni rupa


a) Berdasarkan pesertanya
● Pameran tunggal
Pameran tunggal yaitu pameran yang dilakukan oleh perorangan atau secara individual dan
biasanya hanya menampilkan satu jenis karya seni. Biasanya pameran tunggal sifatnya
komersil, yaitu menjual karya lukisannya.
● Pameran kelompok
Pameran kelompok merupakan pameran seni rupa yang dilakukan oleh sekelompok/ beberapa
orang seniman. Biasanya pameran kelompok ini didasari adanya kesamaan pandangan atau
paham dari seniman-seniman yang tergabung dalam kelompok tersebut.
● Pameran retrospeksi
Pameran retrospeksi yaitu pameran sejarah perjalanan seorang seniman dalam berkarya dan
dilakukan oleh perorangan. Biasanya dapat berupa karya seni lukis, seni patung, keramik,
grafis, atau karya seni lainnya atas nama perorangan.
● Pameran desain
Pameran desain, yaitu pameran berupa desain atau produk kerajinan seperti kriya, furniture,
dan produk sejenisnya
b) Berdasarkan sifatnya
● Pameran insidental
Pameran insidental yaitu pameran seni rupa yang diselenggarakan didasarkan atas kebutuhan
yang ada, misalnya: pameran bencana alam, diadakan untuk partisipasi amal bencana.
● Pameran rutin
Pameran rutin yaitu pameran seni rupa yang diselenggarakan pada periode tertentu secara
tetap dan berkelanjutan, misalnya: pentas seni yang dilakukan setiap akhir semester.
● Pameran permanen
Pameran permanen yaitu pameran seni rupa yang diselenggarakan secara terbuka, tetap dan
terus menerus. Misalnya pameran lukisan yang diselenggarakan di Museum Aff Andi
Yogyakarta.

8. Jenis busana adat daerah NTT


● Pakaian adat suku Ende
a) Laki-laki

Ragi merupakan pakaian adat untuk pria di Suku Lio, Ende. Secara harfiah, Ragi artinya
sarung.Ragi adalah tenun ikat yang dibuat oleh perempuan Lio dan bercorak serta didominasi
warna gelap atau hitam dengan garis-garis vertikal. Dalam kebudayaan orang Lio, Ragi yang
dikenakan oleh seseorang menunjukkan status dan kedudukan orang tersebut. Ada yang
disebut Ragi Sura, sarung dengan motif garis-garis vertikal dan Ragi Sura Rembe atau Mbao
yakni sarung dengan motif garis-garis horisontal. Ukuran Ragi juga berbeda, Ragi One Loo
atau One Pobe ukurannya lebih kecil dan pendek. Sementara Ragi One Ria atau Ragi One
Repa, besar dan panjang, khusus untuk para pemimpin tertinggi atau penguasa adat atau
Mosalaki Pu’u. Lambu diartikan sebagai baju yang sering digunakan oleh kaum pria.
Biasanya berwarna putih polos.
Sementara Luka berarti selendang. Luka bisa dikenakan menyilang baik di bahu kiri atau
bahu kanan atau digantung di leher. Bisa juga diikat di pinggang apabila tidak memakai baju.
Luka merupakan hasil kerajinan ikat dan tenun. Lesu dikenakan dengan cara diikat di kepala
dan bukan terbuat dari tenun. Sebagai pelengkap baju adat, Lesu biasanya diikat membentuk
kerucut di kepala. Lesu hanya digunakan oleh orang-orang yang memiliki kuasa tertentu.
Karena itu selain jadi simbol kekuasaan juga lebih pada pemimpin dan nilai kepemimpinan.
Sebelum Lesu dipakai, dilakukan ritual seperti Engge Ragi, Podi Lesu, Nggubhu atau Bao
Luka sebagai simbol kebesaran. Ritual ini akan dilaksanakan saat prosesi Wake Laki atau
seremoni kepada seseorang saat dinobatkan sebagai Mosalaki.
b) Perempuan

Dikutip dari Serenade Dua Cinta oleh Ade Nastiti, lawo artinya kain tenun yang biasanya
digunakan untuk perempuan, sedangkan lambu artinya baju tradisional. Lawo Lambu
merupakan pakaian tradisional yang sering dipakai perempuan dari Kabupaten Ende. Lawo
berupa sarung tenun ikat yang terdiri dari banyak jenis. Sementara itu, Lambu berbentuk
seperti Baju Bodo dari Suku Bugis. Modelnya sangat sederhana, berbentuk segi empat,
dengan empat lubang untuk badan, kepala, dan kedua tangan. Aksesoris yang biasa
digunakan bersamaan saat mengenakan Lawo Lambu adalah tusuk konde, anting emas,
gelang gading, gelang emas, hingga kalung emas. Suku Ende yang berakulturasi dengan
budaya dan agama Islam umumnya berjilbab sehingga rambutnya tidak terlihat (dikonde).

Anda mungkin juga menyukai