a. Kriteria 2.6.1
1) Pokok Pikiran:
a) Cakupan UKM Esensial Promosi Kesehatan diukur dengan 3 (tiga) indikator kinerja
utama pelayanan, yaitu:
(1) presentasi posyandu aktif sesuai dengan target yang telah ditetapkan menurut
ketentuan perundang-undangan;
d) Terbentuknya tatanan sehat sesuai dengan pedoman adalah upaya yang dilakukan
petugas Puskesmas dalam membentuk tatanan/tempat yang mengupayakan kesehatan
dengan melakukan proses untuk memberdayakan masyarakat melalui kegiatan
menginformasikan, mempengaruhi dan membantu masyarakat agar berperan aktif
untuk mendukung perubahan perilaku dan lingkungan sehat serta menjaga dan
meningkatkan kesehatan masyarakat. Contoh : rumah tangga sehat, sekolah sehat,
dan lainlain.
(3) Melakukan koordinasi dengan lintas sektor dan pemangku kepentingan di wilayah
kerja Puskesmas;
(4) Membangun kemitraan dengan ormas dan pihak swasta di wilayah kerja Puskesmas
dan mengembangkan media KIE;
(8) Upaya-upaya promotif dan preventif sesuai dengan indikator tambahan yang
ditetapkan oleh
Puskesmas yang mengacu pada pedoman/panduan dan atau ketentuan yang berlaku.
g) Dilakukan pemantauan dan analisis serta tindak lanjut terhadap capaian indikator
kinerja dan upaya pencapaian kinerja pelayanan UKM Esensial Promosi Kesehatan
yang telah dilakukan.
h) Pencatatan dan pelaporan UKM Esensial Promosi Kesehatan, baik secara manual
maupun elektronik, dilakukan secara lengkap, akurat, tepat waktu dan sesuai prosedur.
Pelaporan kepada kepala puskesmas dan Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota
dan/atau pihak lainnya mengacu kepada ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Pelaporan kepada kepala puskesmas dapat dilakukan secara tertulis atau
penyampaian secara langsung melalui pertemuan-pertemuan seperti lokakarya mini
bulanan, pertemuan tinjauan manajemen, dan forum lainnya.
2) Elemen Penilaian:
b. Kriteria 2.6.2
Lingkungan.
1) Pokok Pikiran:
(1) Melakukan pemicuan, pendampingan verifikasi desa STBM serta update data, dan
lain-lain;
(2) Melakukan inspeksi kesehatan lingkungan TFU dan TPP, pembinaan, update data
dan lain-lain; dan
(3) Melakukan upaya-upaya promotif dan preventif sesuai dengan indikator tambahan
yang ditetapkan oleh Puskesmas yang mengacu pada pedoman/panduan dan atau
ketentuan yang berlaku.
d) Dilakukan pemantauan dan analisis serta tindak lanjut terhadap capaian indikator
kinerja dan upaya pencapaian kinerja pelayanan UKM Esensial
2) Elemen Penilaian:
c. Kriteria 2.6.3
1) Pokok Pikiran:
(3) persentase anak usia sekolah dan remaja masuk dalam penjaringan kesehatan;
(5) persentase pasangan usia subur (PUS) yang mendapatkan pelayanan kontrasepsi;
dan
d) Sasaran pelayanan antenatal adalah seluruh ibu hamil yang ada di wilayah kerja
Puskesmas.
e) Pelayanan Kesehatan balita yang mendapatkan pelayanan sesuai dengan Standar
minimal meliputi:
(4) imunisasi,
f) Sasaran pelayanan balita sehat adalah seluruh balita yang ada di wilayah kerja
Puskesmas
g) Pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan remaja adalah Pelayanan kesehatan
bagi anak usia sekolah dan remaja yang dilakukan melalui penjaringan kesehatan
dengan pendekatan layanan ramah remaja atau dikenal dengan Pelayanan Kesehatan
Peduli Remaja (PKPR).
(1) Memiliki tenaga yang telah terlatih/ terorientasi PKPR. Tenaga yang dimaksud
adalah:
2. bidan,
3. perawat,
4. gizi,
1. guru,
2. kader kesehatan/ dokter kecil/ peer conselor.
(1) skrining kesehatan dilakukan pada peserta didik kelas 1, 7 dan 10 , yaitu:
(1) Anamnesa,
(4) pemeriksaan darah (hb, golongan darah), (5) skrining imunisasi TT,
Sasarannya adalah seluruh calon pengantin yang ada di wilayah kerja Puskesmas.
j) Pelayanan kontrasepsi adalah pelayanan kontrasepsi dengan metoda modern
meliputi pelayanan konseling, pemasangan, penanganan efek samping dan rujukan.
Sasarannya adalah seluruh orang yang lanjut usia yang ada di wilayah kerja
Puskesmas
(1) Untuk pelaksanaan kelas ibu hamil dan kelas ibu balita, minimal 50% desa sudah
mempunyai kelas ibu hamil dan kelas ibu balita;
(4) Peningkatan peran masyarakat dalam pemanfaatan buku KIA melalui pelaksanaan
kelas ibu balita, sosialisasi/orientasi kader kesehatan, guru PAUD/KB/TK/RA dan
kelompok BKB;
(5) Puskesmas PKPR menjangkau sasaran remaja di luar gedung melalui UKS baik di
sekolah umum maupun SLB, pesantren, posyandu remaja, pramuka, pelayanan ke
panti/LKSA dan rutan anak/LPKA;
(6) Puskesmas melakukan kerja sama dengan Kantor Urusan Agama (KUA), lembaga
agama lain dan lintas sektor (LS), terkait lainnya dalam mendorong calon pengantin
(catin) untuk mendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi;.
(7) Puskesmas melakukan kerjasama dengan PLKB dalam penyediaan alokon dan
peningkatan minat masyarakat dalam pelayanan kontrasepsi.
(8) Puskesmas melakukan pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas bagi catin
dengan penyediaan SDM dan sarana prasarana untuk melakukan KIE dan skrining
kesehatan;
(9) Pemanfaatan kohort usia reproduksi dalam memantau pelayanan bagi catin, PUS
dan pelayanan KB;
(10) Pelayanan lansia di Puskesmas yang santun lansia mengkuti prinsip-prinsip:
(b) memberikan prioritas pelayanan kepada lansia dan penyediaan sarana yang aman
dan mudah diakses,
(d) melakukan pelayanan secara proaktif melalui kegiatan pelayanan di luar gedung,
(e) melakukan koordinasi dengan lintas program dengan pendekatan siklus hidup,
(f) dan melakukan kerjasama dengan lintas sektor, organisasi kemasyarakatan maupun
dunia usaha dalam rangka meningkatkan kualitas hidup lansia;
p) Pencatatan dan pelaporan UKM Esensial Kesehatan Keluarga, baik secara manual
maupun elektronik, dilakukan secara lengkap, akurat, tepat waktu dan sesuai prosedur.
Pelaporan kepada kepala puskesmas dan dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota/provinsi dan/atau pihak lainnya mengacu kepada ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Pelaporan kepada kepala puskesmas dapat
dilakukan secara tertulis atau penyampaian secara langsung melalui pertemuan-
pertemuan seperti lokakarya mini bulanan, pertemuan tinjauan manajemen, dan forum
lainnya.
2) Elemen Penilaian:
d. Kriteria 2.6.4
1) Pokok Pikiran:
a) Cakupan UKM Esensial Gizi diukur dengan 3 (tiga) indikator kinerja utama
pelayanan, sebagai berikut.
(1) persentase bayi usia kurang dari enam bulan mendapat ASI eksklusif;
(2) persentase anak usia 6-23 bulan yang mendapat makanan pendamping ASI (MP-
ASI); dan
(3) persentase balita gizi kurang yang mendapat tambahan asupan gizi.
Puskesmas
c) Bayi usia kurang dari enam bulan mendapat ASI eksklusif adalah bayi usia 0 bulan
sampai dengan 5 bulan 29 hari yang diberi ASI saja tanpa makanan
atau cairan lain kecuali obat, vitamin, dan mineral berdasarkan recall 24 jam.
d) Anak usia 6-23 bulan yang mendapat MP-ASI adalah anak usia 6-23 bulan yang
mendapat makanan pendamping ASI sesuai dengan usianya berdasarkan recall 24
jam.
e) Balita gizi kurang yang mendapat tambahan asupan gizi adalah balita usia 6--59
bulan dengan kategori status gizi berdasarkan indeks berat badan menurut panjang
badan (BB/PB) atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) memiliki Z-score -3SD
sampai kurang dari -2SD yang mendapat tambahan asupan gizi selain makanan utama
dalam bentuk makanan tambahan, baik pabrikan maupun makanan berbasis pangan
lokal.
f) Untuk mencapai kinerja pelayanan UKM Esensial Gizi dilakukan dengan penguatan
peran tenaga gizi atau tenaga pelaksana gizi dalam hal sebagai berikut.
manajemen pelayanan gizi di Puskesmas (P-1, P-2, P-3) yang bekerja sama dengan
penanggung jawab program kesehatan lainnya;
(b) Tersedianya tim asuhan gizi yang kompeten dalam pencegahan dan tata laksana
gizi buruk pada balita.
Surveilans gizi merupakan upaya memantau secara terus menerus keadaan gizi
masyarakat secara cepat, akurat, teratur, dan berkelanjutan untuk menetapkan
kebijakan gizi maupun tindakan segera yang tepat, baik waktu, sasaran, maupun jenis
tindakannya. Surveilans gizi dilakukan melalui:
(a) pengumpulan data melalui SIGIZI Terpadu (sistem informasi gizi terpadu);
(b) pengolahan dan analisis data terkait indikator dan determinan masalah gizi dalam
SIGIZI Terpadu;
(d) tindakan atau intervensi gizi spesifik berdasarkan hasil analisis dan sumber daya
yang tersedia:
1. Suplementasi tablet tambah darah (TDD) pada ibu hamil dan remaja putri;
7. Suplementasi taburia untuk Balita 6 - 59 bulan dengan prioritas 6 - 23 bulan (saat ini
baru dilakukan di beberapa
kabupaten/kota terpilih);
g) Dilakukan pemantauan dan analisis serta tindak lanjut terhadap capaian indikator
kinerja dan upaya pencapaian kinerja pelayanan UKM Esensial Gizi yang telah
dilakukan.
h) Pencatatan dan pelaporan UKM Esensial Gizi, baik secara manual maupun
elektronik, dilakukan secara lengkap, akurat dan tepat waktu. Pelaporan kepada kepala
puskesmas dan Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota dan/atau pihak lainnya
mengacu kepada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pelaporan
kepada kepala puskesmas dapat dilakukan secara tertulis atau penyampaian secara
langsung melalui pertemuan-pertemuan seperti lokakarya mini bulanan, pertemuan
tinjauan manajemen, dan forum lainnya.
2) Elemen Penilaian:
e. Kriteria 2.6.5
1) Pokok Pikiran:
2) Elemen Penilaian: