DISUSUN OLEH:
Regina (214840130)
Salsabilah (214840133)
2023
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah Swt., yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penyusun dapat membuat Laporan Praktikum tentang
Alat Kesehatan Tindakan Medis ini.
Walaupun demikian, penyusun berusaha dengan semaksimal mungkin demi kesempurnaan
penyusunan laporan ini. Saran dan kritik yang sifatnya membangun begitu diharapkan oleh
penyusun demi kesempurnaan dalam penulisan laporan berikutnya.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Praktikum tentang Alat Kesehatan Tindakan
Medis ini.
Akhir kata, penyusun berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Saya ucapkan
terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu, semoga Allah Swt. membalas
semua kebaikan kalian. Amin.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alat kesehatan meliputi barang, instrumen atau alat lain yang termasuk tiap
komponen, bagian atau perlengkapannya yang diproduksi, dijual atau dimaksudkan untuk
penyembuhan dan lain-lain (Hartono, 1985). Semua alat kesehatan yang kontak langsung
dengan pasien dapat menjadi sumber infeksi. Oleh karena itu, persediaan dari barang steril
cukup memainkan peran penting dalam mengurangi penyebaran penyakit dalam pelayanan
kesehatan. Alat kesehatan meliputi barang, instrumen atau alat lain yang termasuk tiap
komponen, bagian atau perlengkapannya yang diproduksi, dijual atau dimaksudkan untuk
penyembuhan dan lain-lain (Hartono, 1985). Semua alat kesehatan yang kontak langsung
dengan pasien dapat menjadi sumber infeksi. Oleh karena itu, persediaan dari barang steril
cukup memainkan peran penting dalam mengurangi penyebaran penyakit dalam pelayanan
kesehatan.
disamping obat. Hal ini karena alat kesehatan berfungsi sebagai peningkatan kesehatan.
Disamping fungsi sosialnya, alat kesehatan juga memiliki fungsi ekonomi, yakni alat
Permasalahan saat ini kebutuhan alat kesehatan di Indonesia sebagian besar masih harus
1
industri alat kesehatan dalam negeri dan untuk meningkatkan ketersediaan alat kesehatan
dalam negeri terutama di Indonesia. Permasalahan tersebut menjadi daya saing pada
komponen bidang industri alat kesehatan karena untuk meningkatkan kebutuhan dan
besarnya pasar alat kesehatan serta program pemerintah dalam menetapkan industri alat
B. Tujuan
Laporan ini bertujuan sebagai pedoman untuk mengenali beberapa alat kesehatan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
reagen in vitro, dan kalibrator, perangkat lunak, bahan atau material yang digunakan
tunggal atau kombinasi, untuk manusia dengan satu atau beberapa tujuan sebagai berikut :
fisiologis;
5. Mengontrol pembuahan;
vitro terhadap specimen dari tubuh manusia yang aksi utamanya di dalam atau
tersebut.
3
Alat kesehatan diklasifikasikan berdasarkan resiko yang ditimbulkan selama
penggunaan alat kesehatan tersebut. Berdasarkan resiko tersebut, alat kesehatan dibagi
penggunaannya
2. Kelas B adalah alat kesehatan yang memiliki resiko rendah sampai sedang
dalam penggunaannya
3. Kelas C adalah alat kesehatan yang memiliki resiko sedang sampai tinggi dalam
penggunaannya
penggunaannya
Semakin tinggi kelas alat kesehatan, maka semakin banyak informasi yang diperlukan
4
terkait persyaratan registrasi. Adapun ilustrasi hubungan antara kelas Alat Kesehatan dan
registrasi) terhadap alat kesehatan dengan meningkatnya kelas resiko alat kesehatan
Jika suatu alat kesehatan memenuhi dua atau lebih aturan kelas alat kesehatan,
maka kelas dari alat kesehatan tersebut ditentukan sesuai dengan kelas tertinggi, yaitu kelas
dengan alat kesehatan lainnya, maka setiap alat kesehatan tersebut harus diklasifikasikan
secara terpisah.
5
4. Maksud penggunaan sebagai alat diagnosis atau untuk pemeliharaan
6
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIK
Praktik dilakukan pada hari 17 Februari 2023 pada pukul 13.00-17.30 WIB.
7
Swab tidak
menempel pada
luka sehingga
dapat
digunakan
untuk
melindungi
luka sekaligus
membantu
penyembuhan
luka, seperti
luka bakar,
infeksi bakteri
sekunder,
cidera radiasi,
atau luka di
dipotong sesuai
ukuran
8
2 Stomatch Digunakan 1.Pasien akan -
untuk melakukan
membilas/ pemeriksaan
pemberian memastikan
untuk sebelum
memasukkan memasang
9
kerongkongan
untuk
sementara,
namun pasien
tetap sadar.
4.Dokter
kemudian
mengoleskan
NGT. Selain
untuk
mempermudah
masuknya
selang saat
didorong dari
hidung menuju
dapat
mengurangi
nyeri pada
hidung dan
kerongkongan
pasien.
10
5.Ketika selang
NGT didorong
melewati
lubang hidung
menuju
lambung,
pasien akan
diminta
membantu
masuknya
selang dengan
melakuakn
gerakan
menelan.
6.Setelah selang
sampai di
lambung,
dokter akan
melakukan
rontgen dada
untuk
memastikan
11
posisi selang
sudah tepat
menggoyangka untuk
antikoagulan darah
12
penggumpalan untuk satu
spontan. 3.Mengatur
posisi dengan
semi fowler
4.Mengatur
aliran oksigen
sesuai dengan
kecepatan yang
dibutuhkan
sesuai order
(lihat batas
maximal
pemberian
aliran
13
tergantung jenis
oksigen)
kemudian
observasi
humidifier pada
menunjukkan
adanya
gelembung.
5.Menempatka
n masker
oksigen diatas
mulut dan
hidung klien
dan atur
pengikat untuk
kenyamanan
klien
6. Periksa
kecepatan
aliran tiap 6 – 8
jam , catat
kecepatan
14
aliran oksigen ,
rute pemberian,
dan respon
klien
7. Buka sarung
tangan setelah
prosedur
dilakukan.
8. Mencatat
dalam lembaran
catatan
perawatan
dapat menampung
mengontrol 1000-1500 ml
15
saluran kemih tempat tidur
menampung tanpa
tinggi dari
abdomen. Jika
klien berjalan,
klien atau
perawat
membawa urine
bag di bawah
lutut klien.
2.Karena urine
dapat menjadi
media bagi
tumbuhnya
mikroorganism
e, maka
16
pengosongan
urine bag
dilakukan
sekali.
perlahan tarik
selang dari
hidung atau
mulut bayi
secara
bersamaan.
17
7 Kateter Digunakan 1.Menusukkan -
menghadap ke
jantung.
2.Memastikan
jarum IV telah
benar-benar
masuk ke vena.
3.Menyambung
kan jarum IV
yang telah
ditusuk ke
selang infus.
4.Menutup area
insersi
menggunakan
kassa kering
yang steril
kemudian
18
diberikan
plester.
tambahan seksama
(perpanjangan menggunakan
sehingga penderita
mengakibatkan bagian
trombosis). proksimal
dibendung
dengan torniket.
3. Kenakan
sarung tangan
steril, kemudian
lakukan
desinfeksi
19
daerah tempat
suntikan.
4. Jarum
diinsersikan ke
dalam vena
dengan bevel
jarum
menghadap ke
atas,
membentuk
sudut 30-40o
terhadap
permukaan
kulit
5. Bila jarum
berhasil masuk
ke dalam lumen
vena, akan
terlihat darah
mengalir
keluar.
6. Turunkan
kateter sejajar
20
kulit. Tarik
jarum tajam
dalam kateter
vena (stylet)
kira-kira
1 cm ke arah
luar untuk
membebaskan
ujung kateter
agar jarum
tidak melukai
dinding vena
bagian dalam.
Dorong kateter
– 1 cm
untuk
menstabilkanny
7. Tarik stylet
keluar sampai
½ panjang
21
stylet. Lepaskan
memfiksasi
bagian
proksimal vena.
Dorong seluruh
bagian kateter
vena yang
berwarna putih
ke
dalam vena.
8. Torniket
dilepaskan.
Angkat
keseluruhan
stylet dari
dalam kateter
vena.
9. Pasang infus
terhubung
ujungnya
22
dengan kantung
infus
atau kantung
darah.
masuk ke kantung,
menggoyangka tanggal
kadaluarsa,
jenis komponen
darah, suhu
simpan,
volume, dan
petugas.
23
2. Darah
didiamkan
dengan posisi
tegak selama 24
jam.
3. Setelah 24
merah akan
mengendap
pada dasar
kantung.
Letakkan
kantung pada
plasma
ekstraktor
secara perlahan
agar tidak
kembali
tercampur.
4. Jepit slang
penghubung
dengan klem
24
tip antara
kantung utama
dan kantung
satelit.
5. Buka klem
sehingga
plasma
mengalir ke
dalam kantung
satelit. Pada
kantung utama
merah pekat ± 2
cm dari
permukaan.
6. Jepit kembali
selang
penghubung
dengan klem
lalu di ikat.
Lalu, lepaskan
kantung utama
25
dari kantung
satelit.
7. Sel darah
merah pekat
dan plasma
disimpan dalam
blood
refrigerator.
Plasma harus
digunakan
sebelum 6 jam.
26
sebagai ujung selang
tindakan steril
pengobatan dan
pemberian 6.Menggantung
dengan cairan
infus dengan
posisi cairan
infus mengarah
keatas
7.Menggantung
cairan infus di
standar cairan
infus
8.Mengisi
dengan cara
menekan (tapi
jangan sampai
terendam)
9.Mengisi
selang infus
27
dengan cairan
yang benar
10.Menutup
ujung selang
dan tutup
dengan
mempertahanka
n kesterilan
11.Cek adanya
udara dalam
selang
12.Pakai sarung
tangan bila
perlu
13.Memilih
posisi yang
tepat untuk
memasang
infus
14.Meletakkan
perlak dan
pengalas
28
15.Memilih
dan benar
16.Memasang
tournique
17.Deninfeksi
vena dengan
kebawah
dengan sekali
hapus
18.Buka
abocath apakah
ada kerusakan
atau tidak
19.Menusukan
abocath pada
dipilih
20.Memperhati
kan adanya
darah dalam
kompartemen
29
darah dalam
abocath
21.Tourniquet
di cabut
22.Menyambun
gkan dengan
ujung selang
yang telah
terlebih dahulu
dikeluarkan
cairannya
sedikit, dan
sambil
dibiarkan
menetes sedikit
23.Memberikan
plester pada
ujung abocath
tapi tidak
menyentuh area
penusukan
untuk fiksasi
30
24.Membalut
dengan kassa
betadinsteril
dan
menutupnya
dengan kassa
steril kering
25.Memberi
plester dengar
benar dan
mempertahanka
n keamanan
abocath agar
tidak tercabut
26.Mengatur
cairan tetesan
infus sesuai
kebutuhan
pasien
27.Alat-alat di
bereskan dan
perhatikan
31
bagaimana
respon pasien
28.Perawat
kembali cuci
tangan
29.Catat
tindakan yang
dilakukan
32
DAFTAR PUSTAKA
Safitri, Meilia., Widya D. I., & Tri, H. (2020). Blood Bag Shaker Dilengkapi Pemilihan Kecepatan
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan
Presentasi Ilmiah Standardisasi (Vol. 2020, pp. 59-68). Badan Standardisasi Nasional.
33