Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN SPESIALIT DAN TERMINOLOGI

ALAT KESEHATAN TINDAKAN MEDIS

DISUSUN OLEH:

Nofa Suraya (214840126)

Nurul Intan Fatimah (214840127)

Putri Anggi Agesti (214840128)

Refi Mariska (214840129)

Regina (214840130)

Riska Agustin (214840131)

Sabari Ramadhan (214840132)

Salsabilah (214840133)

POLTEKKES KEMENKES PANGKALPINANG

2023
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah Swt., yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penyusun dapat membuat Laporan Praktikum tentang
Alat Kesehatan Tindakan Medis ini.
Walaupun demikian, penyusun berusaha dengan semaksimal mungkin demi kesempurnaan
penyusunan laporan ini. Saran dan kritik yang sifatnya membangun begitu diharapkan oleh
penyusun demi kesempurnaan dalam penulisan laporan berikutnya.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Praktikum tentang Alat Kesehatan Tindakan
Medis ini.
Akhir kata, penyusun berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Saya ucapkan
terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu, semoga Allah Swt. membalas
semua kebaikan kalian. Amin.

Pangkalpinang, 20 Februari 2023

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

DAFTAR TABEL ................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................ 1


B. Tujuan ............................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 3

A. Definisi Alat Kesehatan ................................................................................... 3


B. Klasifikasi Alat Kesehatan ............................................................................... 3
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Klasifikasi Alat Kesehatan ....................... 5
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIK ..................................................................... 6

A. Waktu Pelaksanaan Praktik .............................................................................. 7


B. Tempat Pelaksanaan Praktik ............................................................................ 7
C. Hasil Pelaksanaan Praktik ................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Contoh Alat Kesehatan Berdasarkan Resiko ...................................................i

Tabel 2. Hasil Pelaksanaan Praktikum .........................................................................ii

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Ilustrasi konsep peningkatan kontrol regulasi ..............................................i

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Alat kesehatan meliputi barang, instrumen atau alat lain yang termasuk tiap

komponen, bagian atau perlengkapannya yang diproduksi, dijual atau dimaksudkan untuk

digunakan dalam pemeliharaan dan perawatan, diagnosis, pemulihan, perbaikan,

penyembuhan dan lain-lain (Hartono, 1985). Semua alat kesehatan yang kontak langsung

dengan pasien dapat menjadi sumber infeksi. Oleh karena itu, persediaan dari barang steril

cukup memainkan peran penting dalam mengurangi penyebaran penyakit dalam pelayanan

kesehatan. Alat kesehatan meliputi barang, instrumen atau alat lain yang termasuk tiap

komponen, bagian atau perlengkapannya yang diproduksi, dijual atau dimaksudkan untuk

digunakan dalam pemeliharaan dan perawatan, diagnosis, pemulihan, perbaikan,

penyembuhan dan lain-lain (Hartono, 1985). Semua alat kesehatan yang kontak langsung

dengan pasien dapat menjadi sumber infeksi. Oleh karena itu, persediaan dari barang steril

cukup memainkan peran penting dalam mengurangi penyebaran penyakit dalam pelayanan

kesehatan.

Alat kesehatan merupakan kompenen penting dalam pelayanan kesehatan

disamping obat. Hal ini karena alat kesehatan berfungsi sebagai peningkatan kesehatan.

Disamping fungsi sosialnya, alat kesehatan juga memiliki fungsi ekonomi, yakni alat

kesehatan menjadi komoditas yang menjanjikan di ASEAN khususnya di Indonesia.

Permasalahan saat ini kebutuhan alat kesehatan di Indonesia sebagian besar masih harus

dipenuhi dari impor. Ketergantungan akan impor dengan memulai mengembangkan

1
industri alat kesehatan dalam negeri dan untuk meningkatkan ketersediaan alat kesehatan

dalam negeri terutama di Indonesia. Permasalahan tersebut menjadi daya saing pada

komponen bidang industri alat kesehatan karena untuk meningkatkan kebutuhan dan

besarnya pasar alat kesehatan serta program pemerintah dalam menetapkan industri alat

kesehatan sebagai salah satu industri prioritas untuk dikembangkan.

B. Tujuan

Laporan ini bertujuan sebagai pedoman untuk mengenali beberapa alat kesehatan

beserta fungsi dan cara kerja dari setiap alat.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Alat Kesehatan

Alat kesehatan adalah instrumen, apparatus, mesin, perkakas, dan/atau implant,

reagen in vitro, dan kalibrator, perangkat lunak, bahan atau material yang digunakan

tunggal atau kombinasi, untuk manusia dengan satu atau beberapa tujuan sebagai berikut :

1. Diagnosis, pencegahan, pemantauan, perawatan, atau meringankan penyakit;

2. Diagnosis, pemantauan, perawatan, meringankan, atau memulihkan cedera;

3. Pemeriksaan, penggantian, pemodifikasian, atau penunjang anatomi atau proses

fisiologis;

4. Menyangga atau mempertahankan hidup

5. Mengontrol pembuahan;

6. Desinfeksi alat kesehatan;

7. Menyediakan informasi untuk tujuan medis atau diagnosis melalui pengujian in

vitro terhadap specimen dari tubuh manusia yang aksi utamanya di dalam atau

pada tubuh manusia tidak mencapai proses farmakologi, imunologi dan

metabolism, tetapi dalam mencapai fungsinya dapat dibantu oleh proses

tersebut.

B. Klasifikasi Alat Kesehatan

3
Alat kesehatan diklasifikasikan berdasarkan resiko yang ditimbulkan selama

penggunaan alat kesehatan tersebut. Berdasarkan resiko tersebut, alat kesehatan dibagi

menjadi empat kelas sebagai berikut (Tabel 1) :

1. Kelas A adalah alat kesehatan yang memiliki resiko rendah dalam

penggunaannya

2. Kelas B adalah alat kesehatan yang memiliki resiko rendah sampai sedang

dalam penggunaannya

3. Kelas C adalah alat kesehatan yang memiliki resiko sedang sampai tinggi dalam

penggunaannya

4. Kelas D adalah alat kesehatan yang memiliki resiko tinggi dalam

penggunaannya

Tabel 1. Contoh Alat Kesehatan Berdasarkan Resiko

Kelas Resiko Contoh

A Resiko rendah Film viewer, instrument bedah, sarung

tangan bedah, oxygen mask

B Resiko rendah-sedang Blood pressure cuff, steam sterilizer

C Resiko sedang-tinggi Patiet monitor, Mesin X-Ray

D Resiko tinggi Stent jantung, pacemaker

Kelas Alat Kesehatan berpengaruh terhadap persyaratan registrasi yang diperlukan.

Semakin tinggi kelas alat kesehatan, maka semakin banyak informasi yang diperlukan

4
terkait persyaratan registrasi. Adapun ilustrasi hubungan antara kelas Alat Kesehatan dan

persyaratan registrasi terlihat pada gambar 1.

Gambar 1. Ilustrasi konsep peningkatan kontrol regulasi (peningkatan persyaratan

registrasi) terhadap alat kesehatan dengan meningkatnya kelas resiko alat kesehatan

Jika suatu alat kesehatan memenuhi dua atau lebih aturan kelas alat kesehatan,

maka kelas dari alat kesehatan tersebut ditentukan sesuai dengan kelas tertinggi, yaitu kelas

dengan resiko paling tinggi.

Jika suatu alat kesehatan dalam penggunaannya dirancang untuk berkombinasi

dengan alat kesehatan lainnya, maka setiap alat kesehatan tersebut harus diklasifikasikan

secara terpisah.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Klasifikasi Alat Kesehatan

Klasifikasi alat kesehatan dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :

1. Lamanya waktu kontak alat terhadap tubuh

2. Derajat dan tempat masuknya dalam tubuh

3. Kombinasi alat kesehatan

5
4. Maksud penggunaan sebagai alat diagnosis atau untuk pemeliharaan

5. Efek lokal terhadap sistemik

6. Mekanisme kerja dalam tubuh

7. Efek biologi terhadap tubuh (jika sesuai)

8. Kontak dengan kulit yang luka (jika sesuai)

9. Kemampuan alat dapat untuk digunakan kembali atau tidak

6
BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIK

A. Waktu Pelaksanaan Praktik

Praktik dilakukan pada hari 17 Februari 2023 pada pukul 13.00-17.30 WIB.

B. Tempat Pelaksanaan Praktik

Praktik dilaksanakan pada Gedung B di Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang.

C. Hasil Pelaksanaan Praktik

Tabel 2. Hasil Pelaksanaan Praktikum

No. Nama Alat Gambar Fungsi Cara Kerja Keterangan

1 Vaseline Vaseline Swab Bersihkan luka Vaseline

swab merupakan sebelum swab

kain kassa dipasangkan memiliki

pembalut untuk Vaseline Swab, kemasan

perawatan luka kemudian Dus, @ 10

dalam basis potong pieces.

vaseline putih Vaseline Swab

untuk seluas daerah

mencegah luka, dan

pelekatan pada tempelkan pada

luka. Vaseline luka.

7
Swab tidak

menempel pada

luka sehingga

dapat

digunakan

untuk

melindungi

luka sekaligus

membantu

penyembuhan

luka, seperti

luka bakar,

infeksi bakteri

sekunder,

cidera radiasi,

atau luka di

kaki, dan dapat

dipotong sesuai

ukuran

8
2 Stomatch Digunakan 1.Pasien akan -

Tube untuk diminta untuk

mengumpulkan duduk tegak.

getah lambung, 2.Dokter akan

untuk melakukan

membilas/ pemeriksaan

mencuci perut, pada rongga

serta untuk hidung untuk

pemberian memastikan

obat-obatan tidak ada

Feeding tube: kelainan

untuk sebelum

memasukkan memasang

cairan makanan selang makan.

melalui mulut 3.Dokter

atau hidung, spesialis

terutama pada anestesi akan

penderita yang memberikan

koma (pingsan) obat bius lokal.

atau pada Obat ini akan

kondisi tertentu menyebabkan

dari mulut dan mati rasa pada

tenggorokan. area hidung dan

9
kerongkongan

untuk

sementara,

namun pasien

tetap sadar.

4.Dokter

kemudian

mengoleskan

jel pada selang

NGT. Selain

untuk

mempermudah

masuknya

selang saat

didorong dari

hidung menuju

lambung, jel ini

dapat

mengurangi

nyeri pada

hidung dan

kerongkongan

pasien.

10
5.Ketika selang

NGT didorong

melewati

lubang hidung

menuju

lambung,

pasien akan

diminta

membantu

masuknya

selang dengan

melakuakn

gerakan

menelan.

6.Setelah selang

sampai di

lambung,

dokter akan

melakukan

rontgen dada

untuk

memastikan

11
posisi selang

sudah tepat

3 Blood bag Untuk Petugas medis -

menimbang akan memasang

darah yang jalur infus pada

masuk ke pembuluh darah

kantong dan vena Anda

menggoyangka untuk

n kantong darah mengalirkan

secara otomatis darah dari

pada kegiatan dalam kantong

donor darah. darah yang

Menggoyangka telah disiapkan.

n kantong darah Kecepatan tetes

berfungsi untuk darah kemudian

mencampurkan akan diatur oleh

antara darah petugas. Secara

dan umum, transfusi

antikoagulan darah

agar tidak berlangsung

terjadi selama 1-4 jam

12
penggumpalan untuk satu

pada darah. kantong darah.

4 Nonrebreath Untuk 1.Menjelaskan -

ing oxygen mengalirkan prosedur yang

face mask oksigen akan dilakukan.

(NRM) atau kecepatan 2.Mencuci

sungkup rendah pada tangan dan

oksigen pasien yang pasang sarung

bisa bernapas tangan

spontan. 3.Mengatur

posisi dengan

semi fowler

4.Mengatur

aliran oksigen

sesuai dengan

kecepatan yang

dibutuhkan

sesuai order

(lihat batas

maximal

pemberian

aliran

13
tergantung jenis

oksigen)

kemudian

observasi

humidifier pada

tabung air yang

menunjukkan

adanya

gelembung.

5.Menempatka

n masker

oksigen diatas

mulut dan

hidung klien

dan atur

pengikat untuk

kenyamanan

klien

6. Periksa

kecepatan

aliran tiap 6 – 8

jam , catat

kecepatan

14
aliran oksigen ,

rute pemberian,

dan respon

klien

7. Buka sarung

tangan dan cuci

tangan setelah

prosedur

dilakukan.

8. Mencatat

dalam lembaran

catatan

perawatan

5 Urine bag Melancarkan 1.Urine bag -

pengeluaran terbuat dari

urine pada klien plastik yang

yang tidak dapat

dapat menampung

mengontrol 1000-1500 ml

miksi atau urine. Urine bag

mengalami harus digantung

obstruksi pada pada tepi

15
saluran kemih tempat tidur

dan untuk atau kursi roda

menampung tanpa

urine bag menyentuh

pasien yang lantai. Jangan

tidak dapat pernah

bangun dari menggantungka

tempat n urine bag pada

tidurnya. posisi lebih

tinggi dari

abdomen. Jika

klien berjalan,

klien atau

perawat

membawa urine

bag di bawah

lutut klien.

2.Karena urine

dapat menjadi

media bagi

tumbuhnya

mikroorganism

e, maka

16
pengosongan

urine bag

dilakukan

setiap 6-8 jam

sekali.

6 Mucus Mengaspirasi Dengan -

extractor atau menghisap memasukkan

sekresi dari selang ke dalam

orofaring pada hidung atau

bayi baru lahir mulut bayi dan

untuk kemudian hisap

menjamin dari ujung

bebasnya selang satunya

pernafasan. dan secara

perlahan tarik

selang dari

hidung atau

mulut bayi

secara

bersamaan.

17
7 Kateter Digunakan 1.Menusukkan -

untuk cairan IV catheter ke

infus kedalam vena

tubuh melalui menggunakan

kelenjar vena. jarum yang

menghadap ke

jantung.

2.Memastikan

jarum IV telah

benar-benar

masuk ke vena.

3.Menyambung

kan jarum IV

yang telah

ditusuk ke

selang infus.

4.Menutup area

insersi

menggunakan

kassa kering

yang steril

kemudian

18
diberikan

plester.

8 Winged Digunakan 1. Cucilah -

infusion set sebagai vena tangan dengan

tambahan seksama

(perpanjangan menggunakan

vena) untuk sabun dan air

pengobatan i.v. mengalir,

jangka lama keringkan

(tidak lebih dari dengan handuk

48 jam, karena bersih dan

jarum terbuat kering.

dari logam 2. Lengan

sehingga penderita

mengakibatkan bagian

trombosis). proksimal

dibendung

dengan torniket.

3. Kenakan

sarung tangan

steril, kemudian

lakukan

desinfeksi

19
daerah tempat

suntikan.

4. Jarum

diinsersikan ke

dalam vena

dengan bevel

jarum

menghadap ke

atas,

membentuk

sudut 30-40o

terhadap

permukaan

kulit

5. Bila jarum

berhasil masuk

ke dalam lumen

vena, akan

terlihat darah

mengalir

keluar.

6. Turunkan

kateter sejajar

20
kulit. Tarik

jarum tajam

dalam kateter

vena (stylet)

kira-kira

1 cm ke arah

luar untuk

membebaskan

ujung kateter

vena dari jarum

agar jarum

tidak melukai

dinding vena

bagian dalam.

Dorong kateter

vena sejauh 0.5

– 1 cm

untuk

menstabilkanny

7. Tarik stylet

keluar sampai

½ panjang

21
stylet. Lepaskan

ujung jari yang

memfiksasi

bagian

proksimal vena.

Dorong seluruh

bagian kateter

vena yang

berwarna putih

ke

dalam vena.

8. Torniket

dilepaskan.

Angkat

keseluruhan

stylet dari

dalam kateter

vena.

9. Pasang infus

set atau blood

set yang telah

terhubung

ujungnya

22
dengan kantung

infus

atau kantung

darah.

9 Double Berfungsi 1.Pertama, -

blood bag untuk identifikasi

menimbang kantung utama

darah yang (nomor

masuk ke kantung,

kantong dan golongan darah,

menggoyangka tanggal

n kantong darah pengambilan,

secara otomatis tanggal

pada kegiatan pembuatan,

donor darah tanggal

kadaluarsa,

jenis komponen

darah, suhu

simpan,

volume, dan

petugas.

23
2. Darah

didiamkan

dengan posisi

tegak selama 24

jam.

3. Setelah 24

jam, sel darah

merah akan

mengendap

pada dasar

kantung.

Letakkan

kantung pada

plasma

ekstraktor

secara perlahan

agar tidak

kembali

tercampur.

4. Jepit slang

penghubung

dengan klem

lalu buka click

24
tip antara

kantung utama

dan kantung

satelit.

5. Buka klem

sehingga

plasma

mengalir ke

dalam kantung

satelit. Pada

kantung utama

tersisa sel darah

merah pekat ± 2

cm dari

permukaan.

6. Jepit kembali

selang

penghubung

dengan klem

lalu di ikat.

Lalu, lepaskan

kantung utama

25
dari kantung

satelit.

7. Sel darah

merah pekat

dan plasma

disimpan dalam

blood

refrigerator.

Plasma harus

digunakan

sebelum 6 jam.

10 Infusion set Infus set makro 1.Mencuci -

adult adalah tangan

peralatan medis 2.Memberitahu

untuk memberi tindakan yang

kan cairan infus akan dilakukan

ke dalam tubuh 3.Mengisi

pasien melalui selang infus

intravena untuk 4.Membuka

memenuhi plastic infus set

kebutuhan dengan benar

cairan dan 5.Tetap

elektrolit serta melindungi

26
sebagai ujung selang

tindakan steril

pengobatan dan

pemberian 6.Menggantung

makanan. kan infus set

dengan cairan

infus dengan

posisi cairan

infus mengarah

keatas

7.Menggantung

cairan infus di

standar cairan

infus

8.Mengisi

cairan infus set

dengan cara

menekan (tapi

jangan sampai

terendam)

9.Mengisi

selang infus

27
dengan cairan

yang benar

10.Menutup

ujung selang

dan tutup

dengan

mempertahanka

n kesterilan

11.Cek adanya

udara dalam

selang

12.Pakai sarung

tangan bila

perlu

13.Memilih

posisi yang

tepat untuk

memasang

infus

14.Meletakkan

perlak dan

pengalas

28
15.Memilih

vena yang tepat

dan benar

16.Memasang

tournique

17.Deninfeksi

vena dengan

alcohol dari atas

kebawah

dengan sekali

hapus

18.Buka

abocath apakah

ada kerusakan

atau tidak

19.Menusukan

abocath pada

vena yang telah

dipilih

20.Memperhati

kan adanya

darah dalam

kompartemen

29
darah dalam

abocath

21.Tourniquet

di cabut

22.Menyambun

gkan dengan

ujung selang

yang telah

terlebih dahulu

dikeluarkan

cairannya

sedikit, dan

sambil

dibiarkan

menetes sedikit

23.Memberikan

plester pada

ujung abocath

tapi tidak

menyentuh area

penusukan

untuk fiksasi

30
24.Membalut

dengan kassa

betadinsteril

dan

menutupnya

dengan kassa

steril kering

25.Memberi

plester dengar

benar dan

mempertahanka

n keamanan

abocath agar

tidak tercabut

26.Mengatur

cairan tetesan

infus sesuai

kebutuhan

pasien

27.Alat-alat di

bereskan dan

perhatikan

31
bagaimana

respon pasien

28.Perawat

kembali cuci

tangan

29.Catat

tindakan yang

dilakukan

32
DAFTAR PUSTAKA

Safitri, Meilia., Widya D. I., & Tri, H. (2020). Blood Bag Shaker Dilengkapi Pemilihan Kecepatan

Motor. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Indonesia.

Ferdiana, A. (2020). KEPUASAN KERJA SEBAGAI MEDIASI KEPEMIMPINAN

TRANSFORMASIONAL DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA

KARYAWAN PT ANUGRAH TIGA BERLIAN JAKARTA TIMUR SERTA TINJAUANNYA

DARI SUDUT PANDANG ISLAM (Doctoral dissertation, Universitas YARSI).

DANIAL AUR, S. A. T. A. R. (2016). ANALISIS TERHADAP PERTANGGUNGJAWABAN

PIDANA PELAKU PENJUALAN OBAT-OBATAN YANG TIDAK TERDAFTAR DI

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan

Nomor: 2753/Pid. B/2013/PN. Mdn) (Doctoral dissertation).

Ginting, B. M. (2021, February). SERTIFIKASI PRODUK (SNI) ALAT KESEHATAN DAN

ALAT KESEHATAN DIAGNOSTIK IN VITRO SECARA WAJIB. In Pertemuan dan

Presentasi Ilmiah Standardisasi (Vol. 2020, pp. 59-68). Badan Standardisasi Nasional.

33

Anda mungkin juga menyukai