Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ANALISIS KESEHATAN BERBAHAN KACA


“SISTEM KONTROL KESTABILAN SUHU PADA INKUBATOR BAYI
BERBASIS AURDUINO UNO”

OLEH:

ANDI NURUL AGUSTIANI.S


N011 17 1518
KELAS C

SEMESTER AKHIR 2018/2019


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat

menyelesaikan makalah tentang “Sistem kontrol kestabilan suhu pada

inkubator bayi” Berguna ini dengan baik meskipun banyak kekurangan

didalamnya.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka

menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai alat kesehatan yang

digunakan dalam lingkungan. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di

dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.

Mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang

membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi

diri sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf

apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya

memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini di

waktu yang akan datang.

Makassar, April 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Alat kesehatan merupakan peralatan yang digunakan untuk

memudahkan teknik pelayan kesehatan kepada masyarakat dengan

berbagai prinsip kerja dan kemajuan teknologi yang ditawarkan. Alat

kesehatan ini dalam penggunaanya memiliki tujuan akhir yaitu untuk

menyelamatkan jiwa manusia baik secara langsung maupun tidak langsung.

Berhasil atau tidaknya suatu alat kesehatan yang digunakan untuk

kepentingan penyelamatan jiwa ini bergantung pada kelancaran dan

keamanan saat pengoprasiannya sehingga sangat perlu pengetahuan yang

baik untuk dapat mempertahankan keandalan alat kesehatan tersebut.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia telah mempertimbangkan bahwa

untuk menjamin mutu, keamanan, dan kemanfaatan alat kesehatan yang

didstribusikan kepada konsumen perlu mengatur penyaluran alat kesehatan

tersebut.

Didalam peraturan penyaluran kesehatan dan jaminan mutu alat

kesehatan tersebut, tenaga kefarmasian merupakan salah satu tenaga

kesehatan yang terlibat, yaitu keterikatannya dalam lingkup Direktur Jenderal

Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan yang berada dibawah naungan

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Oleh karena itu, dalam rangka


mengembangkan dan menambah pengetahuan sebagai seorang calon

farmasis yang prosional, sangat perlu untuk mengetahui sejauh mana

keterlibatan farmasis dalam hal memastikan jaminan mutu, keamanan, dan

kemanfaatan alat kesehatan yang dimaksud oleh Menteri Kesehatan RI.

I.2 Maksud dan Tujuan Analisa

1. Bagaiamana sistem kerja inkubator ?

2. Bagaiamana monitoring suhu dan kelembaban beserta beratnya berbasis?

3. Bagaimana membuat sistem kontrol suhu, kelembaban dan berat?


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Alat Kesehatan

Permenkes RI No. 220/Men.Kes/Per/IX/1976 Tgl. 6 seperti 1976:

Alkes adalah barang, instrumen, aparat atau alat termasuk tiap komponen, bagian

atau perlengkapannya yang diproduksi, dijual atau dimaksud untuk digunakan

dalam:

1. Pemeliharaan dan perawatan kesehatan, diagnosa, penyembuhan, peringan/

pencegah penyakit, kelainan keadaan badan atau gejalanya pada manusia.

2. Pemulihan, perbaikan atau perubahan fungsi badan atau struktur badan

manusia.

3. Diagnosa kehamilan pada manusia/ pemeliharaan selama hamil dan setelah

melahirkan termasuk pemeliharaan bayi.

4. Usaha mencegah kehamilan pada manusia dan yang tidak termasuk golongan

obat.

II.2 Klasifikasi Kelas Alat Kesehatan

1. Kelas I

Alat kesehatan yang kegagalan atau salah penggunaannya tidak

menyebabkan akibat yang berarti. Penilaian untuk alat kesehatan ini

dititikberatkan hanya pada mutu dan produk.


2. Kelas IIa

Alat kesehatan yang kegagalannya atau salah penggunaannya dapat

memberikan akibat yang berarti kepada pasien tetapi tidak menyebabkan

kecelakaan yang serius. alat kesehatan ini sebelum beredar perlu mengisi

dan memenuhi persyaratan yang cukup lengkap untuk dinilai tetapi tidak

memerlukan uji klinis.

3. Kelas IIb

Alat kesehatan yang kegagalannya atau salah penggunaannya dapat

memberikan akibat yang sangat berarti kepada pasien tetapi tidak

menyebabkan kecelakaan yang serius. Alat kesehatan ini sebelum beredar

perlu mengisi dan memenuhi persyaratan yang lengkap termasuk analisa

resiko dan bukti keamanannya untuk dinilai tetapi tidak memerlukan uji klinis.

4. Kelas Ill

Alat kesehatan yang kegagalan atau salah penggunaannya dapat

memberikan akibat yang serius kepada pasien atau perawat/operator. Alat

kesehatan ini sebelum beredar perlu mengisi formulir dan memenuhi

persyaratan yang lengkap termasuk analisa resiko dan bukti keamanannya

untuk dinilai serta memerlukan uji klinis.

II.3 Penggolongan Alat Kesehatan

Alkes dapat dibagi menjadi berbagai golongan dan situasi antara lain

menurut:

1. Fungsinya
a. Instrumen/ peralatan X-Ray, ICU, VK, IGD, OK dll.

b. Utensils, mis: bengkok, sputum-pot, urinal, pispot dll

2. Sifat pemakaiannya

a. Barang habis pakai (consumable): spuit, plester kain kassa dll.

b. Barang yang dapat dipakai terus menerus: termometer, tensimeter, urinal,

pispot dll.

3. Kegunaannya

a. Peralatan THT

b. Peralatan Bedah

c. Peralatan gigi dll.

4. Umur peralatan

a. Alat yang tidak memerlukan pemeliharaan, barang habis pakai, alat

disposible atau alat yang memiliki “unit cost” rendah. Misalnya alat suntik,

termometer, piring, sendok dll.

b. Alat yang penting, alat dengan penyusutan kurang-lebih 5 tahun.

5. Macam dan bentuknya

a. Alat kecil seperti: spuit, jarum, catherter, film X-Ray dll.

b. Alat perlengkapan RS, seperti.: meja op., lampu op, autoclave, unit

perlengkapan gigi, genset dll.

c. Peralatan laboratorium, seperti.: alat-alat gelas, reagensia, kit test

diagnostik dll.
6. Katalog pabrik alat

a. Pemberian no katalog dengan huruf (alfabeth)

b. Pemberian no katalog dengan angka

c. Pemberian no katalog dengan kombinasi huruf dan angka

d. Pemberian katalog khusus, mis: JMS (Japan Medical Supply), JMC

(Japan Medical Instrument Catalog).

7. Keputusan Kementerian Kesehatan RI No. 116/SK/79

a. Preparat untuk pemeliharaan dan perawatan kesehatan

b. Pestisida dan insektisida pembasmi binatang pengganggu manusia dan

binatang piaraan.

c. Alat perawatan yang digunakan dalam salon kecantikan

d. Wadah dari plastik dan kaca untuk obat dan injeksi, juga karet tutup botol

infus.

e. Peralatan obstetri dan gynekologi

f. Peralatan Anesthesi

g. Peralatan dan perlengkapan kedokteran gigi

h. Peralatan dan perlengkapan THT

i. Peralatan dan perlengkapan mata

j. Peralatan Rumah Sakit

k. Peralatan Kimia

l. Peralatan Hematologi

m. Peralatan Imunologi
n. Peralatan Mikrobiologi

o. Peralatan Patologi

p. Peralatan Toksikologi

q. Peralatan Orthopedi

r. Peralatan Rehabilitasi

s. Peralatan Bedah Umum dan Bedah Plastik

t. Peralatan Kardiologi

u. Peralatan Neurologi

v. Peralatan Gastro Enterologi dan Urologi

w. Peralatan Radiologi

8. Kepraktisan penyimpanan

a. Alat-alat perawatan

b. Alat-alat kedokteran umum (medical instruments)

c. Hospital furnitur dan equipments

d. Alat-alat laboratorium gelas

e. Alat-alat kedokteran gigi

f. Alat-alat X-ray dan accessories

g. Alat-alat optic

h. Alat bedah (surgical instruments)

i. Alat bedah tulang

j. Alat untuk penyelidikan

k. Alat kedokteran hewan (veteriner)


II. 4 Inkubator Bayi

II.4.1 Pengertian Inkubator Bayi

Baby Incubator adalah alat yang berfungsi untuk merawat bayi premature

atau mempunyai berat badan lahir rendah, dengan cara memberikan suhu dan

kelembapan yang stabil dan kebutuhan oxygen sesuai dengan kondisi dalam

kandungan ibu.

II.4.2 Fungsi Inkubator Bayi

Dengan suhu yang stabil atau bisa juga konstan, inkubator bayi

memiliki beberapa fungsi bagi bayi di dalam boks tidurnya. Berikut ini adalah

beberapa fungsi inkubator bayi :

1. Melindungi bayi

Bayi di awal kelahiran memiliki kondisi tubuh yang sangat rentan. Tetapi,

ada beberapa diantara mereka yang lahir ke dunia dengan kondisi lebih

rentan dari bayi pada umumnya. Untuk itulah inkubator dibuat, melindungi si

bayi. Dengan desainnya yang kotak dan dilengkapi dengan lingkaran yang

mudah dikendalikan, bayi yang diletakkan di dalam boks inkubator bisa

dengan mudah dan nyaman untuk beristirahat. Lebih pentingnya lagi,

inkubator yang bertindak sebagai pelindung bayi mampu melindungi bayi dari

bakteri, kemungkinan terjadinya infeksi, iritasi dan allergen.

2. Memberikan oksigenasi

Fungsi inkubator bayi selanjutnya adalah sebagai oksigenasi. Bayi terlahir

dengan sangat rentan terhadap apa-apa yang ditawarkan dunia luar


padanya, termasuk soal pernapasan. Tercatat penyebab kematian terbanyak

pada bayi yang lahir secara prematur adalah gangguan pernapasan. Untuk

mengurangi kemungkinan tersebut, meletakkan bayi pada inkubator menjadi

hal utama yang harus dilakukan.

3. Prinsip Kerja Inkubator Bayi

Untuk memenuhi fungsi tersebut, ada sebuah prinsip atau konsep dasar dari

inkubator bayi yang perlu diingat dan dipelajari agar sesuai dengan aturan media

yang diakui. Sebenarnya, cara kerja inkubator bayi di dalam pengertian sederhana

hanya melibatkan 3 hal, yaitu suhu, kelembapan dan oksigen. Suhu, kelembapan

dan jumlah oksigen yang menyerupai keadaan di dalam kandungan ibu si bayi.

Bedanya, 3 hal tersebut dapat dimanipulasi oleh manusia melalui kontrol

yang tersedia di bagian atas maupun bawah inkubator. Untuk mencapai

prinsip yang sempurna, sebuah inkubator harus dilengkapi dengan beberapa

bagian ini :
1. Heater, sebuah alat yang fungsinya adalah untuk menghasilkan suhu panas.

Hampir sama fungsinya seperti alat infant warmer. Hanya saja inkubator memiliki

fungsi yang lebih luas lagi.

2. Blower, sebuah alat yang difungsikan untuk pendistribusian panas ke seluruh

bagian boks

3. Kontrol, sebuah alat yang fungsinya untuk mengatur kelembapan dan suhu

aliran udara

4. Display, sebuah alat yang digunakan untuk menampilkan

5. Alarm, sebuah alat pada inkubator yang akan menyala saat hal-hal yang tidak

diinginkan terjadi,

6. Chamber, dimana bayi diletakkan atau disebut juga dengan boks tidur.
BAB III

METODE ANALISIS

III.1 Alat dan Bahan

Akrilik, arduino, sensor suhu DHT 11, sensor suhu LM 35, termometer, fan,

komputer atau laptop, LCD 2x16 dan heater.

III.2. Prosedur Analisis

Dalam tahapan ini dilakukan perancangan model yaitu perancangan

inkubator, setting relay, setting LCD, setting heater dan setting Arduino Uno yang

dikoneksikan dengan sensor suhu DHT11, setelah didesain komponen Inkubator

maka dilakukan penambahan program arduino library kedalam mikrokontroler

arduino Uno. Pada program matlab setelah jendela model muncul maka dibuatlah

diagram blok. Kemudian membuat satu set konfigurasi model dengan mensetting

suhu yang diinginkan yaitu 36 0C dan setting waktu yaitu sampai pengujian 3000

detik. Data yang diambil yaitu Inkubator tanpa bayi dan Inkubator dengan bayi 2 kg.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Analisa Kestabilan Temperatur Menggunakan Matlab

Terlihat bahwa grafik temperatur mulai meningkat pada saat detik ke 0

yaitu temperatur 320C, kemudian grafik bergerak naik dan temperatur stabil

pada waktu 400 detik. Hal ini pengaruh dari temperatur ruang inkubator yang

telah terdistribusi dengan baik. Kestabilan temperatur yang terjadi akan

berbanding lurus dengan perpindahan panas pada inkubator bayi. Semakin

stabil temperatur maka nilai perpindahan panas yang terjadi semakin

menyeluruh. Nilai Perpindahan panas dipengaruhi juga konduktifitas bahan

akrilik dan ketebalan bahan akrilik yang digunakan.

IV.2 Analisa Hubungan Antara Sensor Temperatur Terhadap Waktu

Untuk hasil pengukuran pada incubator dengan menggunakan sensor

suhu diperoleh grafik yang dijabarkan. Pengukuran dilakukan pada incubator

bayi dengan berat bayi 0 kg dan 2 kg. Parameter X merupakan waktu


pengukuran dalam hal ini dengan satuan detik, sedangkan parameter Y diisi

dengan suhu dengan satuan Kelvin (K). Berikut grafik hasil pengukuran

Inkubator bayi dengan sensor suhu:

Pada grafik dapat dilihat bahwa grafik cenderung sama arah

perubahannya namun incubator dengan bayi 2 kg lebih cepat tercapai suhu

360C atau 309 K, hal ini disebabkan panas sensibel yang terdapat dalam

tubuh bayi dapat mempengaruhi suhu sekitar inkubator, sehingga waktu lebih

cepat untuk mencapai 360C. Dari grafik juga terlihat temperatur ratarata

ruangan yang diukur dari empat sensor suhu menunjukkan bahwa temperatur

360C tercapai pada detik ke 400, kemudian setelah detik 500 relatif stabil.

Faktor posisi sensor juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh

pada nilai besaran temperatur. Semakin dekat letak sensor terhadap sumber

panas maka nilai besaran temperature semakin panas dan waktu mencapai

nilai temperature semakin cepat.


IV.3 Analisa Laju Perpindahan Panas Pada Dinding Inkubator

Dari perbandingan grafik terdapat hubungan distribusi temperature

terjadi akibat adanya kontak antara bayi yang terdapat dalam incubator

dengan udara yang dialirkan sehingga menunjukkan adanya perpindahan

panas diantara benda maupun udara. dimana X merupakan waktu selama

proses penelitian dan Y merupakan Total laju perpindahan panas pada

Dinding Inkubator. Dari perbandingan grafik diatas terdapat hubungan yaitu

kestabilan temperatur akan terlihat stabil pada saat waktu yang diperlukan

semakin lama hal ini dipengaruhi oleh kecepatan aliran fluida yang sama dari

fan kipas untuk distribusi temperatur. Udara mengalir menyusuri atas box dan

mulai mengalami peningkatan densitas akibat pendinginan dinding atas.

Setelah sampai dinding atas, karena densitasnya meningkat maka fluida

semakin cepat mengalir ke bawah, sehingga distribusi yang terjadi pada

ruang Inkubator sudah sesuai dengan temperatur yang dibutuhkan oleh bayi.
BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Sistem control Mikrokontroler Arduino Uno dapat bekerja secara

otomatis serta mampu mengatur kestabilan incubator bayi pada temperatur

360C dengan kelembaban antara 50%-60% sesuai dengan kebutuhan bayi di

dalam inkubator. Jika suhu tidak kurang dari yang ditetapkan, maka heater

yang merupakan penghangat akan menyala agar suhu mencapai nilai set

point. Waktu yang diperlukan untuk mencapai suhu 360C adalah 400 detik

atau 6,4 menit, pada incubator tanpa beban dan dengan beban bayi 2 kg

sehingga waktu selanjutnya kestabilan suhu dapat terjaga. Sensor suhu

DHT11 dan LM 35 yang terintegrasi dengan Arduino Uno telah bekerja

dengan baik dan mampu memonitoring temperature inkubator agar terjadi

kestabilan pada temperatur 360C.


DAFTAR PUSTAKA

1. AHM. Fazle Elahi, Zinat Ara Nisha, Low Cost Neonatal Incubator with
Smart Control System, Department of Mechanical Engineering. Khulna
University of Engineering & technology (KUET), Bangladesh.

2. Hitu Bansal, Lini Mathew, Ashish Gupta, 2015, Controlling of Temperature


and Humidity for an Infant Incubator Using Microcontroller, International
Journal IJAREEIE, ISSN (Online): 2278-8875, Vol.4, Issue 6, 2015.

3. Kosim, M. Sholeh (ed), 2005, Buku Panduan Manajemen Masalah Bayi


Baru Lahir untuk Dokter, Bidan, dan Perawat di Rumah Sakit, Jakarta :
IkatanDokter Anak Indonesia.

4. Maciej K. Ginalski, AJ. Nowak, LC. Wrobel, 2008, Modelling of heat and
mass transfer processes in neonatology, Institute of Thermal Technology
Poland.

5. Ruri Agung W.,Ridho H, Gunawan N, 2012, Analisis Distribusi Temperatur


dan Aliran Udara pada Inkubator Bayi dengan Variasi tipe Dinding dan
Overhead Screen, Jurusan Teknik Fisika ITS Surabaya.

6. Yosua Maha Kurnia S, Himsar Ambarita, 2012, Rancang Bangun


Inkubator Bayi dengan Menggunakan Phase Change Material sebagai
Pemanas Ruang Inkubator.

Anda mungkin juga menyukai