Agenda 1 - Nisa Dewi Asmar - Pengadilan Agama Padang
Agenda 1 - Nisa Dewi Asmar - Pengadilan Agama Padang
ESSAY AGENDA I
Oleh:
NISA DEWI ASMAR, S. Kom
NIP. 198511042009122005
3. Peran Kepemimpinan
3.1. Penerapan Etika Jabatan
Sebagai manusia berketuhanan, masing-masing kita memiliki tanggung
jawab untuk menjaga nama baik keyakinan yang kita pegang dan diri kita sendiri.
Apa yang Kita lakukan adalah cerminan dari keyakinan yang Kita pegang teguh itu.
Pada tingkatan lebih besar, Kita membawa tanggung jawab orang-orang tercinta dan
keluarga besar. Kesalahan apapun yang Kita perbuat, akan berimbas kepada keluarga
tercinta. Nilai dasar berkelompok tersebuat adalah etika dan moral Kita sebagai
manusia yang diberkahi dengan akal dan pikiran.
Dalam konteks organisasi, perilaku setiap anggota organisasi nama baik
organisasi tempat Kita bernaung. Setelah bertanggung jawab kepada Tuhan Yang
Maha Esa, Keluarga, Kita pun punya tanggung jawab yang lebih luas di dalam
sebuah organisasi. Etika dan moral setiap anggota organiasi akan menguatkan
semua unsur yang ada di dalam organisasi tersebut. Bisa juga kebalikannya, dengan
aturan dan sistem moral dan etika yang baik, akan mendukung terciptanya nama
baik organisasi. Kita wajib menjaga atau bahkan meningkatkan nama baik tersebut.
Dalam konteks bernegara, nilai-nilai Pancasila adalah acuan Kita sebagai ASN
untuk bertindak dan berperilaku sehari-hari baik di masyarakat maupun di
lingkungan kerja.
Setiap organisasi yang ideal atau birokrasi setiap anggotanya diharapkan:
a) Bebas dari segala bentuk urusan pribadi (Personilty Free) selain yang berkaitan
dengan tugas-tugas yang telah ditetapkan.
b) Setiap anggota harus mengerti tugas dan ruang lingkup jabatan atau
kedudukannya dalam hirarki organisasi.
c) Setiap anggota harus mengerti tugas dan menerapkan kedudukan hukumnya
dalam organiasi dalam arti memahami aturan yang menetapkan kewajiban dan
kewenangan dalam organisasi.
d) Setiap anggota bekerja berdasarkan perjanjian atau kontrak kerja dengan
kompensasi tertentu sesuai dengan tugas dan tanggungjawab yang dibebankan
kepadanya.
2
e) Setiap anggota diangkat dan dipromosikan berdasarkan merit atau prestasi kerja
dan komptensi.
f) Setiap anggota organisasi diberikan kenpensasi bedasarkan tarif standar yang
sesuai dengan kedudukannya, maupun tugas poko dan fungsinya.
g) Setiap anggota organisasi wajib mendahulukan tugas pokok dan fungsinya dari
pada tugas-tugas lain selain dari apa yang dibebankan kepadanya oleh organisasi.
h) Setiap anggota organiasi ditempatkan dengan struktur karier yang jelas.
i) Setiap anggota organisasi harus berdisiplin dalam berperilaku kerja dalam
pengawasn organisasi.
Dalam konteks Lembaga Pemerintahan, setiap unsur individu secara otomatis
membawa semua faktor yang melekat padanya termasuk nama baik lembaga dan
negara. Setiap ASN dan pimpinan unit, memiliki hak dan kewajiban menjaga agar
semua unsur dalam unit mampu memegang teguh etika jabatannya.
3
integritas menjadi karakter yang melekat pada subjek pekerja atau pegawai. Integritas
menjadi sesuatu yang terkait langsung dengan individu, bukan dengan kelompok atau
organisasi. Jika integritas sesorang bagus, maka kepercayaan atasan kepadanya juga
semakin meningkat. Integritas bukan sekadar istilah yang merujuk pada perilaku etis,
tetapi lebih jauh dalam lagi, integritas mengandaikan tingkat pemahaman moral yang
universal yang secara rasional dapat dipertanggungjawabkan
Pelayanan publik berbasis etika dan integritas harus didasarkan kepada asas
keterbukaan dan bertanggung jawab demi kepentingan masyarakat. Etika
menitikberatkan tentang sikap, tindakan dan perilaku manusia dalam berhubungan
dengan sesamanya, baik dalam masyarakat maupun organisasi publik Pelayanan
publik berbasis etika memiliki prinsip-prinsip antara lain:
a. Jujur, dapat dipercaya, tidak berbohong, tidak menipu, mencuri, curang dan
berbelit;
b. Integritas, memunyai prinsip, terhormat, tidak mengorbankan prinsip moral dan
tidak bermuka dua;
c. Memegang janji, memenuhi janji serta mematuhi jiwa perjanjian sebagaimana
isinya dan tidak menafsirkan isi perjanjian secara sepihak;
d. Setia, loyal dan taat pada kewajiban yang semestinya harus dikerjakan;
e. Adil, memperlakukan orang dengan sama, bertoleransi, menerima perbedaan
serta berpikiran terbuka;
f. Perhatian, memperhatikan kesejahteraan orang lain, memberikan kebaikan dalam
pelayanan;
g. Hormat, menghormati martabat manusia, privasi dan hak menentukan nasib bagi
setiap orang;
h. Kewarganegaraan, bertanggungjawab menghormati, menghargai dan mendorong
pembuatan keputusan yang demokratis
4
keputusan beserta resiko yang menyertainya. Menurut peraturan tersebut, perilaku
kunci yang dapat menunjukkan tingkat integritas seorang ASN pada berbagai level,
antara lain:
a. Mampu bertindak sesuai nilai, norma, etika organisasi dalam kapasitas pribadi.
b. Mampu mengingatkan, mengajak rekan kerja untuk bertindak sesuai nilai, norma,
dan etika organisasi.
c. Mampu memastikan, menanamkan keyakinan bersama agar anggota yang
dipimpin bertindak sesuai nilai, norma, dan etika organisasi dalam lingkup
formal.
4. Kesimpulan
a) Dalam konteks bernegara, nilai-nilai Pancasila adalah acuan kita sebagai ASN untuk
bertindak dan berperilaku sehari-hari baik di masyarakat maupun di lingkungan kerja.
b) “It Takes Two To Tanggo”, iya, dalam kasus Tindak Pidana Korupsi, dibutuhkan
kesepakatan 2 pihak. Walaupun dari data GCB Tahun 2020 tersebut terkesan bahwa yang
bermasalah adalah masyarakat penerima layanan (71% pemberian daripihak penerima
layanan), namun, sejatinya, dibutuhkan kesepakatan oleh pihak pemberi layanan untuk
menjadi kasus korupsi.
c) Secara moral, Pemberi Layanan memiliki kewajiban memberikan layanan terbaik bagi
masyarakat sebagai pengguna layanan. Hal tersebut dapat dilakuan dengan membagun
budaya etikan dan penerapan kode perilaku yang baik yang merupakan bagian dari pilar
Good Governance.