Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH AGENDA II

SISTEM E-COURT DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MATARAM

I GUSTI LANANG WISNU SENTANA


Angkatan 1 Kelompok 2 PKP Tahnu 2022

1
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Ketika suatu organisasi akan melakukan perubahan dan
pengembangan organisasi karena ingin bertahan hidup tentunya harus
melibatkan seluruh stake holder organisasi, karena para stake holder dapat
menentukan keberhasilan suatu organisasi. Kehidupan yang selalu dinamis
menuntut kita untuk mengarah pada suatu perubahan. Perubahan berarti
membuat sesuatu lebih baik dari sebelumnya dan untuk mencapai tujuan
yang diinginkan organisi harus mendapat dukungan dari seluruh stake
holder. Stake holder merupakan semua pihak yang terlibat dalam
perubahan. Terdapat berbagai kekuatan eksternal yang mendorong
terjadinya perubahan yaitu perkembangan teknologi informasi seperti
teknologi komputer yang mengalami perkembangan yang cukup pesat,
persaingan yang melingkupi lokal dan global, yaitu globalisasi ekonomi,
faktor politik dunia, trend sosial serta kondisi demografi. Organisasi dapat
dikatakan sukses adalah organisasi yang dapat menghadapi persaingan
sehingga mengalami perubahan kearah yang lebih baik lagi.
Beberapa faktor yang perlu mendapat perhatian yaitu pemimpin,
seorang pimpinan suatu oganisasi harus bisa menentukan arah perubahan
seorang pemimpin dapat menjadi agen perubahan karena seorang
pemimpin organisasi harus memiliki kemampuan dan pengetahuan yang
berkompeten agar membentuk visi yang jelas.serta sumber daya manusia
merupakan sumber masukan yang dapat menjadi kekuatan, Perkembangan
organisasi merupakan upaya menyeluruh dan terencana, dikelola dari atas
dasar dengan bantuan seseorang agen perubahan dengan menggunakan
pengetahuan perilaku untuk memperbaiki efektivitas organisasi.
Perkembangan organisasi merupakan suatu proses perubahan
variable- variabel sistem yang spesifik yang diidentifikasi melalui riset
tindakan.Pengumpulan data bisa dilakukan melalui wawancara, kuesioner,
observasi langsung, analisis dokumen atau kombinasi semua kegiatan
tersebut.
Pengadilan Tata Usaha Negara Mataram sebagai salah satu
organisasi penyelenggara kekuasaan kehakiman mempunyai tugas pokok
menerima, memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara ditingkat
pertama bagi masyarakat pencari keadilan, berkewajiban untuk selalu
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pencari keadilan.
Mahkamah Agung RI terus berusaha melakukan lompatan besar
dalam membrikan pelayanan yang cepat, sederhana, dan berbiaya ringan
kepada para pencari keadilan. Oleh sebab itu pada tahun 2018 meluncurkan
aplikasi E-Court yang melayani administrasi perkara secara elektronik bagi

2
para pencari keadilan, yang meliputi pendaftaran perkara (e-filling),
pembayaran (e-payment), dan panggilan/pemberitahuan (e-summons), dan
pada tahun 2019 Mahkamah Agung memperluas fitur dengan merilis
persidangan secara elektronik (e-litigation).
Lahirnya aplikasi e-court tidak terlepas dari peraturan Mahkamah
Agung Nomor 3 Tahun 2018. Aplikasi e-court merupakan perwujudan dari
implementasi Peraturan Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2018 tentang
Administrasi Perkara di Pengadilan secara elektronik. Kemudian pada tahun
2019 Mahkamah Agung mengeluarkan Peraturan Mahkamah Agung Nomor
1 Tahun 2019 tentang Administrasi Perkara dan Persidangan di pengadilan
secara elektornik yang merupakan revisi dari Perma sebelumnya. Dalam
Perma Nomor 1 Tahun 2019 telah dikembangkan sistem baru terkait dengan
persidangan secara elektronik yang meliputi pertukaran dokumen
persidangan (jawaban,replik,duplik, dan kesimpulan), pembuktian,
pengucapan putusan, pengiriman putusan kepada para pihak. Dengan
kehadiran e-litigation, migrasi dari sistem manual ke sistem elektronik tidak
hanya dilakukan pada tatanan administrasi perkara saja, namun
diberlakukan pula dalam proses persidangan.
Layanan persidangan secara elektronik merupakan layanan baru
yang disediakan oleh Mahkamah Agung RI di empat lingkungan peradilan
yang berada dibawahnya, termasuk Pengadilan Tata Usaha Negara
Mataram. Oleh karena itu Pengadilan Tata Usaha Negara Mataram
memerlukan kesiapan yang matang dalam melengkapi sarana dan
prasarana yang dibutuhkan guna menunjang agar persidangan secara
elektronik ini dapat terlaksana dengan baik dan maksimal.
Oleh karena itu penulis memandang permasalahan yang menarik
adalah peran Pemimpin dalam pengadaan sarana dan prasarana untuk
mendukung penerapan persidangan elektronik karena memiliki dampak agar
memudahkan para pihak dalam berperkara dan dapat terewujudnya misi
Mahkamah Agung untuk mencapai peradilan yang agung dengan melakukan
terobosan melalui persidangan elektronik yang memberikan kemudahan
terutama dalam menciptakan pelayanan peradilan sederhana, cepat dan
biaya ringan dengan pemanfaatan teknologi informasi, dan juga dapat
merubah paradigma berperkara yang selama ini mengharuskan para pihak
datang ke Pengadilan untuk mendaftarkan perkaranya. Hanya dengan
bermodalkan perangkat teknologi informasi yang dimiliki, seperti ponsel
pintar, pengguna terdaftar dapat mendaftarkan perkara klientnya, tanpa
datang secara langsung ke Pengadilan.
Oleh karena itu sebelum melakukan tindakan perubahan harus
diadakan diagnosis organisasional. Survey diagnosis organisasional
merupakan proses yang digunakan untuk memperoleh pemahaman
berfungsinya organisasi dan mengembangkan strategi untuk meningkatkan
kinerja organisasi, kepuasan kerja karyawan dan pertumbuhan. Sebagai

3
alat, survey diagnosis organisasional dapat digunakan untuk mengetahui,
menilai dan menganalisis kondisi organisasi saat ini berkaitan dengan
pemahaman karyawan (anggota organisasi pada umumnya) terhadap visi,
misi dan strategi, tingkat pencapaian atau keberhasilan organisasi, tingkat
keberhasilan perubahan yang telah dilakukan, praktek manajerial, budaya
perusahaan, gaya kepemimpinan, iklim kerja sama, serta system imbalan,
aliran komunikasi, motivasi dan kebutuhan individual, serta nilai-nilai. Survey
juga dapat menjadi katalisator untuk mengkomunikasikan perubahan yang
akan dilakukan dengan menyampaikan pesan-pesan dan harapan
manajemen terhadap karyawan. Disamping itu, juga dapat digunakan
mengumpulkan masukan (input), pendapat dari karyawan. Survey diagnosis
organisasional juga menjadi alat yang baik untuk mengidentifikasidan
mengukur keefektifan praktek manajemen, divisi maupun fungsi-fungsi
organisasi.1

1
Fuad Mas’ud, Survai Diagnosis Organisasional, Konsep dan Aplikasi, Semarang,Badan
Penerbit Universitas Diponogoro, 2004, hlm. 29

4
BAB II
PEMBAHASAN

Pada era reformasi lembaga peradilan dituntut lebih transparan dan


professional dibidang hukum, dengan berbagai perbaikan di segala bidang
yang dilakukan Mahkamah Agung RI diharapkan lembaga peradilan dimata
masyarakat umum tidak lagi menakutkan, akan tetapi menjadi pelindung dan
pengayom bagi masyarakat pencari keadilan. Persidangan elektronik
merupakan inivasi sekaligus komitmen bagi Mahkamah Agung RI dalam
mewujudkan reformasi di dunia peradilan Indonesia yang mensinergikan
peran teknologi informasi dengan hukum acara. Oleh karena itu
pembenahan atau pembaruan peradilan harus dimulai dan dimotori oleh
Mahkamah Agung yang memegang peran sangat penting bagi tercapainya
badan peradilan yang bersih, transparan, akuntabel, adil dan berwibawa.
Upaya untuk melakukan berbagai perubahan untuk mewujudkan terciptanya
lembaga peradilan yang ideal tersebut, terutama yang berbasis pada
partisipasi dan kontrol publik mutlak harus dilakukan.2
E-court atau yang lebih akrab dengan istilah peradilan secara
elektronik merupakan terobosan yang diluncurkan oleh Mahkamah Agung
dibidang administrasi pelayanan peradilan berbasis elektronik dengan
memanfaatkan teknologi informasi (TI), dengan berlandaskan pada
Peraturan Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2018 tentang Administrasi
Perkara di Pengadilan ecara Elektronik. Hal tersebut dilakukan untuk
mewujudkan pelayanan peradilan sederhana, cepat dan biaya ringan serta
untuk mengikuti tuntutan dan perkembangan zaman serta pelayanan
administrasi peradilan yang cepat dan efisien. Biaya ringan berarti tidak
dibutuhkan biaya lain kecuali benar-benar diperlukan secara rill untuk
penyelesaian perkara. Biaya harus ada tarif yang jelas dan seringan-
ringannya. Segala pembayaran di pengadilan harus jelas kegunaannnya dan
diberi tanda terima uang
Perma Nomor 3 Tahun 2018 sendiri mengatur mengenai pengguna,
pendaftaran perkara, pembayaran panjar biaya perkara, pemanggilan para
pihak yang semuanya dilakukan secara elektronik. Menurut PERMA Nomor
3 Tahun 2018, pengguna yang dapat beracara menggunakan e-court hanya
pengguna terdaftar. Pengguna terdaftar yaitu advokat yang telah diverifikasi
di Pengadilan Tinggi. Dalam Peraturan Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun
2018 pun belum mengatur mengenai persidangan secara elektronik. Maka
dari itu, Mahkamah Agung mengeluarkan Peraturan Mahkamah Agung
Nomor 1 Tahun 2019 tanggal 9 Agustus 2019 tentang Administrasi Perkara
dan Persidangan di Pengadilan secara elektronik. Dampak dari keluarnya
peraturan terbaru tersebut, Mahkamah Agung melakukan terobosan baru

2
Eko Sasmito dkk, Buku Panduan Pemantauan Penyimpangan Praktek Peradilan, Yayasan
Pengembangan Sumber Daya Indonesia (YPSDI), Surabaya, 2004, hlm. 1

5
dalam aplikasi e-court dengan menambahkan menu e-
litigation (persidangan secara elektronik).
Inovasi e- court memiliki konsekuensi berbeda untuk pengguna yang
berbeda dari sistem peradilan. Apa pun manfaat yang nyata, setiap
perubahan pada cara kerja keadilan dan sesuai dengan tagline peradilan
cepat, sederhana, dan biaya ringan. Cepat dalam proses peradilan artinya
penyelesaian perkara memakan waktu tidak terlalu lama, peradilan cepat ini
bukan bertujuan untuk menyuruh Hakim memeriksa dan memutuskan
perkara misalnya dalam tempo satu jam atau setengah jam, yang dicita-
citakan ialah suatu proses pemeriksaan yang relatif tidak memakan jangka
waktu yang lama sampai bertahuntahun sesuai dengan kederhanaan
peradilan itu sendiri.3 Biaya ringan berarti tidak dibutuhkan biaya lain kecuali
benar-benar diperlukan secara rill untuk penyelesaian perkara. Biaya harus
ada tarif yang jelas dan seringan-ringannya. Segala pembayaran di
pengadilan harus jelas kegunaannnya dan diberi tanda terima uang.4
Saat ini e-court bukan hanya diperuntukkan bagi Advokat namun juga
memberikan akses terhadap orang – orang yang mewakili diri sendiri dalam
berperkara. Bagi para advokat dan orang-orang yang mewakili diri sendiri
yang akan menempuh perjalanan jauh untuk menghadiri pengadilan,
penghematan waktu dan biaya bisa menjadi signifikan dengan
penggunaan e-court apabila dibandingkan dengan layanan berperkara
secara manual. Sedangkan bagi pengadilan dan petugas pengadilan adanya
inovasi tersebut membuat pekerjaan lebih efektif dan efisien.
E-court saat ini memiliki 4 (tiga) layanan utama yaitu e-
filling (pendaftaran perkara online ), e-payment ( pembayaran panjar biaya
perkara online ), dan e-summons ( pemanggilan para pihak secara online ),
dan e-litigation (persidangan secara elektronik). Tahapan pendaftaran
perkara melalui e-Court ialah Daftar (Mendapatkan Nomor Pendaftaran
Online), Melengkapi Data Pihak, Upload Berkas Gugatan, Mendapatkan
Taksiran Panjar Biaya Perkara (e-Skum), Melakukan Pembayaran,
Menunggu Verifikasi dan Mendapatkan Nomor Perkara dari Pengadilan
Tempat Mendaftarkan Perkara. Setelah perkara tersebut diberikan nomor
perkara barulah melanjutkan ketahap pemeriksaan yaitu persidangan secara
online.
Meskipun aplikasi e-court ini masih banyak kekurangan dalam
penerapannya tetapi Mahkamah Agung RI telah memberikan instruksi
kepada empat lingkungan peradilan dibawahnya agar dapat menerapkan
aplikasi e-court secara maksimal. Tentu saja dalam melaksanakan instruksi
Mahkamah Agung RI, Pengadilan Tata Usaha Negara harus mempersiapkan
infrastruktur yang dapat mendukung agar persidangan elektronik ini dapat
diterapkan di Pengadilan Tata Usaha Negara Mataram. Apalagi pada tahun
2020 ini Mahkamah Agung RI memberikan instruksi agar seluruh perkara
3
A. Mukti Arto, Mencari Keadilan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta:2001, hlm. 67
4
Ibid

6
dari gugatan maupun permohonan mulai dari pendaftaran sampai putusnya
perkara tersebut diproses secara elektronik. Oleh karena itu. Pemimpin yang
melayani (servant leaership) harus siap dalam menunjang dalam pengadaan
sarana dan prasarana yang mendukung persidangan elektronik sehingga
Pengadilan Tata Usaha Negara Mataram dapat memberikan pelayan kepada
masyarakat pencari keadilan secara maksimal.
Pengelolaan sumber daya teknologi informasi merupakan salah satu
bagian dari tata kelola teknologi informasi dalam institusi. Pengelolaan
terhadap sumber daya teknologi informasi bertujuan untuk memastikan
sumber daya teknologi informasi dapat selalu mendukung teknologi
informasi yang di implementasikan secara optimal, efektif, dan efisien.
Optimalisasi kinerja di semua ini menjadi sebuah keharusan bagi setiap
instansi agar mampu bertahan di tengah persaingan yang ketat. Pengadilan
Tata Usaha Negara Mataram merupakan instansi pemerintah yang
menyadari pentingnya tata kelola yang baik dalam teknologi informasi serta
integrasinya dengan seluruh sistem yang ada. Proses evaluasi menjadi
salah satu hal yang bisa dilakukan agar diperoleh pandangan atas
penyimpangan proses yang terjadi terhadap visi dan misi. Teknologi
Informasi adalah bidang pengelolaan teknologi dan mencakup berbagai
bidang yang termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal seperti proses,
perangkat lunak komputer, sistem informasi, perangkat keras komputer,
bahasa program dan data konstruksi. Singkatnya, apa yang membuat data,
informasi atau pengetahuan yang dirasakan dalam format visual apapun,
melalui setiap mekanisme distribusi multimedia, dianggap bagian dari
Teknologi Informasi.
Sehingga untuk mendukung tugas dan fungsi Pengadilan Tatata
Usaha Negara Mataram dalam memberikan pelayanan melalui aplikasi e-
court Sekretaris mempunyai kewajiban untuk menyediakan sarana dan
prasarana dalam mendukung kegiatan tersebut, baik mulai dari penyediaan
Perangkat keras yang memadai maupun jaringan internet dalam kapasitas
besar sehingga dapat memastikan semua ruangan pada Pengadilan Tata
Usaha Negara Mataram dapat menggunakan jaringan internet sehingga
dapat selalu mengakses aplikasi-aplikasi pendukung dalam persidangan
elektronik misalnya seperti SIPP, e-court, MIS, dll. Sekretaris juga perlu
memastikan bahwa website Pengadilan Tata Usaha Negara Mataram tetap
terpelihara dengan baik karena melalui website Pengadilan Tata Usaha
Negara Mataram dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang
prosedur dan alur proses berperkara secara elektronik.
Dalam hal ini juga dapat memastikan kesiapan birokrasi dan
ekspektasi masyarakat pada birokrasi berkelas dunia tahun 2024 yang salah
satunya adalah masyarakat mendapatkan akses pelayanan yang lebih
mudah. Dan juga kepemimpinan dapat mendorong Pelayanan Berkelas
Dunia yaitu dengan melatih pegawai untuk lebih menguasai bagaimana
memberikan pelayanan yang berkualitas.

7
Dalam memberikan pelayanan yang maksimal dalam hal pendaftaran
perkara secara elektronik Pengadilan Tata Usaha Negara Mataram
memberikan beberapa kemudahan bagi masyarakat pencari keadilan yang
sama sekali belum pernah mendaftar secara elektronik karena Pengadilan
Tata Usaha Negara Mataram terus melakukan peningkatan pelayanan
kepada masyarakat melalui :
a. Pojok e-court sebagai helpdesk untuk memberikan informasi dan
edukasi kepada masyarakat calon dan pengguna e-court.
Sehingga apabila ada calon atau pengguna e-court memiliki
kesulitan dalam mengupload berkas yang dibutuhkan dapat
meminta tolong kepada petugas meja e-court agar memberikan
informasi terkait hal itu. Oleh karena itu sangat penting bagi
seorang Sekretaris untu memastikan bahwa pada meja e-court
sudah memiliki fasilitas pendukung yang lengkap. Karena inilah
yang masih menjadi masalah pada Pengadilan Tata Usaha
Negara Mataram, hal ini dapat dicontohkan seperti masih belum
adanya printer dan scanner yang memadai guna membatu calon
atau pengguna e-court untuk melengkapi keperluan berkas untuk
mendaftarkan gugatan. Sehingga solusinya adalah peliharaan
pada Barang Milik Negara (BMN) berupa printer dan scanner
harus dilakukan secara rutin sehingga BMN tersebut dapat
terpelihara dengan baik dan dapat digunakan sebagaimana
mestinya
b. Media informasi mandiri berupa informasi tentang e-court dalam
bentuk video campaign dan video cara penggunaan e-court
Pemimpin perlu membangun tim kerja yng efektif dengan strategi
menyusun tujuan tim, strategi menyusun struktur tim, strategi mewujudkan
tim kompeten, strategi meningkatkan komitmen tim, strategi membangun
kerjasama kondusif, strategi meninkatkan stanar keberhasilan dngan
melakukan audit internal secara berkala guna mengevaluasi dalam
pelaksanaan urusan perencanaan program dan anggaran yang tersedia
untuk mendukung persidangan elektronik apakah dalam pelaksanaanya
telah diterapkan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan oleh Pengadilan
Tata Usaha Negara Mataram dalam hal ini dalam memberikan pelayanan
publik yang prima dalam mengimplementasikan persidangan secara
elektronik. Secara teoretis, tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah
memuaskan masyarakat. Untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas
pelayanan prima yang tercermin dari:5
a. Transparasi, yakni pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan dapat

diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara

memadai serta mudah dimengerti;


5
Lijan Poltak Sinambela, dkk, Reformasi Pelayanan Publik Teori, Kebijakan, dan
Implementasi, Bumi Aksara:2006, hlm 6

8
b. Akuntabilitas, yakni pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

c. Kondisional, yakni pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan

kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap

berpegang pada prinsip efisiensi dan efektivitas;

d. Parsitipatif, yaitu pelayanan yang dapat mendorong peran serta

masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan

memperhatikan aspirasi kebutuhan, dan harapan masyarakat;

e. Kesamaan hak, yaitu pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi

dilihat dari aspek apapun khususnya suku, ras, agama, golongan,

status sosial, dan lain-lain;

f. Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pelayanan yang

mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan penerima

pelayanan publik

9
BAB III
KESIMPULAN

PTUN Mataram menghadapi berbagai tekanan perubahan karena


adanya sistem terbuka sehingga kebutuhan menyesuaikan dengan
perubahan lingkungan. Beberapa dinamika lingkungan saat ini meliputi
teknologi komputer, globalisasi, persaingan dan demogafi. Sebelum
melakukan tindakan perubahan harus dilakukan survai diagnosis
organisasional. Survey diagnosis organisasional merupakan proses yang
digunakan untuk meningkatkan kinerja organisasi. Untuk itu peran pemimpin
untuk melakukan perubahan kelas dunia sangat dibutuhkan untuk mewujudkan
program yang mana harus mampu mempengaruhi pegawai untuk merubah pola pikir
dan budaya kerja agar dapat beradaptasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapakan bersama sehingga perlu melakukan upaya-upaya yang mendukung
penerapan persidangan elektronik seperti pengelolaan Kualitas Sumber Daya
Manusia agar pegawai Pengadilan Tata Uaha Negara Mataram dapat terus mengikuti
Diklat dan dapat diusulkan untuk mengikuti diklat agar dapat meningkatkan
profesionalisme kerja sehingga dapat mengetahui perkembangan dan fitur-fitur baru
dalam penggunaan aplikasi e-Court (persidangan elektronik), dan juga harus
melakukan pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana perangkat pengolah
data dan informasi yang memadai, seperti menyediakan printer atau scanner yang
memadai pada meja e-court. Hal ini sangat perlu dilakukan untuk menciptakan Tim
Efektif berbasis teknologi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Arto, A. Mukti, 2001, Mencari Keadilan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Fuad Mas’ud, Survai Diagnosis Organisasional, Konsep dan Aplikasi,


Semarang,Badan Penerbit Universitas Diponogoro, 2004

Sinambela Lijan Poltak dkk, 2006. Reformasi Pelayanan Publik Teori,


Kebijakan, dan Implementasi. Bumi Aksara.

Sasmito, Eko, dkk, 2004, Buku Panduan Pemantauan Penyimpangan


Praktek Peradilan, Yayasan Pengembangan Sumber Daya Indonesia
(YPSDI), Surabaya

Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha


Negara

Peraturan Mahkamah Agung Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Tata


Kerja Kepaniteraan dan Kesekretariatan Peradilan

Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2019 tentang Administrasi


Perkara dan Persidangan di Pengadilan Secara Elektronik

11

Anda mungkin juga menyukai