Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN


1. Gambaran umum lokasi
Kelurahan Potorono terletak di wilayah Kapanewon Banguntapan, yang
termasuk dalam wilayah Kota Kapanewon Banguntapan dengan Luas Total
435,46 Ha.
Wilayah Kalurahan Potorono yang termasuk dalam Kota Banguntapan,
secara Geografis terletak diantara 110 o 25 ’ 52 ” BT dan 7 o 50 ’ 56 ” LS ,
atau sebelah Timur Laut Kota Yogyakarta dengan jarak lebih-kurang 10
Km. Kalurahan Potorono, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul,
mempunyai luas 435,46 Ha, terdiri dari 9 Padukuhan dan 84 RT.

Secara Administrati Kelurahan Potorono terbagi menjadi 9 Padukuhan


dan 84 RT dengan jumlah penduduk sekitar 13.471 jiwa yang terdiri dari
laki-laki sebanyak 6.700 jiwa dan perempuan sebanyak 6.771 jiwa. Jumlah
kepala keluarga sebanyak 4.485 Kepala Keluarga.

Kalurahan/Padukuhan
No
Kelurahan Potorono Luas
1 Padukuhan Potorono 42,25 Ha
2 Padukuhan Prangwedanan 38,29 Ha
3 Padukuhan Salakan 60,30 Ha
4 Padukuhan Nglaren 50,95 Ha
5 Padukuhan Condrongwangsan 42,72 Ha
6 Padukuhan Mertosanan Wetan 53,59 Ha
7 Padukuhan Mertosanan Kulon 60,44 Ha
8 Padukuhan Banjardadap 55,89 Ha
9 Padukuhan Balong Lor 31,03 Ha
Jumlah 435,46 Ha
Data tahun 2021, diambil dari data Kelurahan Potorono.

Berdasarkan letak geografisnya Kelurahan Potorono berbatasan dengan :


1) Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kalurahan
Sendangtirto Kapanewon Berbah Kababupaten Sleman ;
2) Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kalurahan
Sitimulyo Kapanewon Piyungan Kabupaten Bantul;
3) Sebelah Selatan :Berbatasan dengan Kalurahan Jambidan
Kapanewon Banguntapan Kabupaten Bantul;
4) Sebelah Barat :Berbatasan dengan Kalurahan
Baturetno dan Kalurahan Wirokerten Kapanewon Banguntapan
Kabupaten Bantul.
2. Sejarah Desa / Kelurahan Potorono
Desa Potorono dibentuk pada tahun 1946, nama potorono pemberian dari
lurah pertama H.M. Chamim. Potorono merupakan wilayah Kapanewon
Gondowulung. Desa Potorono sendiri pada awalnya terdiri dari 3
kelurahan/kring, yaitu :
1) Kelurahan Mayungan, Kepala Lurah nya Yoso
2) Kelurahan Mertosnanwetan, Kepala Lurah nya Sastro
Tinoyo
3) Kelurahan Balong, Kepala Lurah Mangun Sumarwo
Masing-masing Kelurahan Iama berdiri pada tahun 1918, pada masa
Pemerintahan Kolonial Belanda dipimpin oleh seorang Iurah saja tanpa
perangkat / pembantu. Pada tahun 1922 mengalami penyempurnaan Lurah
telah mempunyai / dilengkapi dengan perangkatnya kelurahan yakni, Carik,
Jogoboyo, Sosial, Ulu-ulu dan Modin.
Dari 3 (tiga) kelurahan/kring tersebut, pada tahun 1946 digabung menjadi
satu (1) dengan nama Potorono, yang diambil nama Potorono karena
Potorono merupakan wilayah pedukuhan kelurahan Iama yang tertua
(KeI.Mayungan).
B. HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2022 di Kelurahan Potorono
Banguntapan Bantul Yogyakarta, dengan subyek penelitian sebanyak 98
responden.
1. Karakteristik Responden
Tabel 4.1
Karakteristik responden berdasarkan data karakteristik demografi di
Kelurahan Potorono Banguntapan Bantul Yogyakarta
Karakteristik Frekuensi (F) Presentase (%)
1. Usia (Tahun)
18-25 16 16.3
26-35 13 13.3
36-45 12 12.2
46-55 21 21.4
56-75 36 36.7
Jumlah 98 100.0
2. Jenis Pekerjaan
IRT 14 14.3
Tidak Bekerja 16 16.3
Petani 17 17.3
PNS 10 10.2
Mahasiswa 11 11.2
DII 30 30.6
Jumlah 98 100.0
3. Jenis Kelamin
Laki-laki 36 36.7
Perempuan 62 63.3
Jumlah 98 100.0
4. Agama
Islam 90 91.8
Kristen 8 8.2
Jumlah 98 100.0

Berdasarkan Tabel 4.1 didapatkan bahwa frekuensi karakteristik


responden di Kelurahan Potorono berdasarkan usia menunjukkan 16
responden (16.3%) berusia 18-25 tahun, 13 responden (13.3%) berusia 26-35
tahun, 12 responden (12.2%) berusia 36-45 tahun, 21 responden (21.4%)
berusia 45-55 tahun dan 36 responden (36.7%) berusia 56-70 tahun. Dengan
demikian dapat disimpulkan sebagian besar responden pada penelitian ini
yaitu berusia 56-70 tahun sebanyak 36 orang (36.7%). Responden
berdasarkan jenis pekerjaan IRT sebanyak 14 orang (14.3%), tidak bekerja
sebanyak 16 orang (16.3%), petani sebanyak 17 orang (17.3%), PNS
sebanyak 10 orang (10.2%), mahasiswa sebanyak 11 orang (11.2%) dan
lainnya sebanyak 30 orang (30.6%). Kemudian karakteristik responden
berdasarkan jenis kelamin laki-laki sebanyak 36 orang (36.7%) dan
perempuan sebanyak 62 orang (63.3%). Sedangkam karakteristik responden
berdasarkan agama mayoritas islam yaitu 90 responden (90.8%) dan kristen
8 responden (8.2%).
2. Analisa Univariat
a. Persepsi
Pengamatan terhadap variabel penelitian terkait persepsi masyarakat
tentang vaksin booster dilakukan dengan menyebar kuesioner
kepada 98 responden didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.2
Distribusi Persepsi Masyarakat tentang Vaksin Booster Covid-19
di Kelurahan Potorono Banguntapan Bantul Yogyakarta
Variabel Frekuensi (F) Persentase (%)
Baik 57 58.2
Cukup 41 41.8

Total 98 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa sebanyak 57 orang
(58.2%) memiliki persepsi tentang vaksin booster baik dan 41 orang (41.8%)
memiliki persepsi cukup.
Tabel 4.3
Distribusi Penerimaan Vaksin Booster Covid-19
di Kelurahan Potorono Banguntapan Bantul Yogyakarta
Variabel Frekuensi (F) Persentase (%)
Baik 66 67.3
Tidak Baik 32 32.2

Total 98 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa sebanyak 66 orang
(67.3%) memiliki penerimaan vaksin booster baik dan penerimaan tidak
baik sebanyak 32 orang (32.2%).
3. Analisa Bivariat
Tabel 4.4

Hubungan Persepsi Masyarakat Dengan


Penerimaan Vaksin Booster Covid-19 di Kelurahan
Potorono Banguntapan Bantul Yogyakarta
Persepsi Penerimaan Total

Baik Tidak baik


N % N % N %
Baik 45 45.9% 12 12.2% 57 58.2
Cukup 21 21.4% 20 20.4% 41 41.8
Total 66 67.3 32 32.7 98 100%
(Sumber : Hasil SPSS, 2022)

Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa responden dengan


persepsi vaksin booster baik memiliki penerimaan baik sebanyak 45
responden dengan persentase (45.9%), sedangkan persepsi cukup dengan
penerimaan tidak baik sebanyak 21 responden (21.4%).

Tabel 4.5

Hasil uji chi-sqare Hubungan Persepsi Masyarakat Dengan Penerimaan


Vaksin Booster Covid-19 di Kelurahan Potorono Banguntapan Bantul
Yogyakarta

Asymp. Sig. Exact Exact


(2-sided) Sig. (2- Sig. (1-
Value Df sided) sided)
Pearson Chi-Square 8,337a 1 ,004
Continuity 7,124 1 ,008
Correctionb
Likelihood Ratio 8,328 1 ,004
Fisher's Exact Test ,005 ,004
Linear-by-Linear 8,252 1 ,004
Association
N of Valid Casesb 98
Berdasarkan tabel 4.5 di atas hasil uji chi-square menunjukkan
hasil X 2 sebesar 7,124 dengan dF =1. Berdasarkan tabel Chi-Square
dengan taraf signifikan 5% (0,05) diperoleh X 2 tabel sebesar 3,841.
2 2
X hitung> X tabel (7,124 > 3,841), dimana Ho ditolak dan Ha
diterima. Hasil lainnya dapat dijelaskan dengan nilai p=0,004 < 0,05
dimana Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan ersepsi masyairakat dengan penerimaan vaksin booster Covid-
19 di Kelurahan Potorono Banguntapan Bantul Yogyakarta.
C. Pembahasan
Persepsi merupakan kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus
atau proses untuk menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indera
manusia. Persepsi manusia terdapat perbedaan sudut pandang dalam
penginderaan, ada yang mempresepsikan sesuatu itu baik atau persepsi yang
positif maupun persefsi negative yang mempengaruhi tindakan yang tampak atau
nyata (Sugihartono, dkk, 2017).
Dari hasil data survey sekitar 7,6% masyarakat menolak untuk
divaksinasi dan 26,6% masyarakat masih belum memutuskan dan masih bingung
(Kemenkes, 2020). Sedangkan beberapa masyarakat yang menolak vaksin
booster Covid-19 di Kelurahan Potorono memiliki memiliki riwayat penyakit
bawaan.
1. Hubungan Persepsi Masyarakat dengan Penerimaan Vaksin Booster
Covid-19 di Kelurahan Potorono Banguntapan Bantul Yogyakarta
Hasil analisa hubungan antara persepsi dengan penerimaan vaksin
booster diperoleh nilai p=0,004 atau p < 0.05, dimana Ho ditolak dan Ha
diterima. Sehingga dari kedua hasil di atas dapat diartikan bahwa ada
hubungan antara persepsi dan penerimaan vaksin booster Covid-19 di
Kelurahan Potorono Banguntapan Bantul Yogyakarta.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukkan oleh Djamaludin
dkk (2022) tentang Hubungan Persepsi Masyarakat Tentang Vaksin Covid-19
dengan Keikutsertaan Imunisasi Vaksinasi Covid-19 di Puskesmas
Gantiwaro Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur Provinsi
Lampung Tahun 2022 dengan nilai p=value 0,000 (<p0,05). Penelitian ini
juga sejalan dengan penelitian yang dilakukkan Widiyanti L dkk (2021)
tentang Hubungan Persepsi Tentang Efektifitas Vaksin Dengan Sikap
Kesediaan Mengikuti Vaksinasi Covid-19 dengan nilai p=value 0,000
(p<0,05).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Paramita
Lucia dkk (2022) tentang Persepsi Masyarakat Terhadap Penerimaan
Vaksinasi Covid-19 di Desa Jogonegoro Kabupaten Magelang dengan hasil
p=value 0,002 (p<0,05). Penelitian ini serupa dengan penelitian yang
dilakukan oleh Kholidiyah (2021) tentang Hubungan Persepsi Masyarakat
Tentang Vaksin Covid-19 Dengan Kecemasan Saat Akan Menjalani
Vaksinasi Covid-19 dengan hasil p=value sebesar 0,000 (p<0,05).
Serta penelitian yang dilakukan oleh Rawung Angelica (2022) tentang
Perserpsi Masyarakat tentang Penerimaan Vaksin Covid-19 di Desa
Sawangan Kecamatan Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara didapatkan
hasil sebanyak 72 responden (77,4%) memiliki persepsi baik, sebanyak 20
responden (21,5%) memiliki persepsi cukup, dan 1 responden (1,1%)
persepsi kurang.
Faktor – faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat menurut Sobur
(2003) dalam (Wanto and Asha, 2020) menyebutkan bahwa persepsi
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, harapan, pengalaman, masalalu,
keadaan psikologis.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan vaksin Covid-19 dalam
teori Health Belief Model (HBM) sebagai konsep perilaku sehat memiliki
pengaruh bagi kesediaan individu untuk mendapatkan vaksin Covid-19.
Faktor-faktor dalam teori Health Belief Model (HBM) yakni keparahan yang
dirasa, manfaat serta hambatan yang dirasakan terbukti memiliki pengaruh
yang cukup signifikan dalam mempengaruhi individu mendapat vaksin
Covid-19 pada beberapa belahan dunia. Faktor-faktor tersebut yaitu, manfaat,
hambatan yang dirasakan, kerentanan atau riwayat penyakit, faktor
demografis dan struktural variabel.

Anda mungkin juga menyukai