Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


1) Data Umum Pra Menopause
a. Karakteristik Berdasarkan Umur
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan umur di Dusun Banyuarang Desa
Banyuarang Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang

No Umur Frekuensi (n) Prosentase (%)


1 40 tahun 2 6,7
2 41 tahun 3 10,0
3 42 tahun 3 10,0
4 43 tahun 3 10,0
5 44 tahun 16 53,3
6 45 tahun 3 10,0
Jumlah 30 100 %
Sumber : Data Primer, 2017

Tabel 4.1 menunjukan bahwa sebagian besar (53,3%). responden


berumur 44 tahun sebanyak 16 orang

b. Karakteristik Berdasarkan Pendidikan


Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan di Dusun Banyuarang Desa
Banyuarang Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang

No Pendidikan Frekuensi (n) Prosentase (%)


1 Dasar 6 20,0
2 Menengah 14 46,7
3 Tinggi 10 33,3
Jumlah 30 100
Sumber : Data Primer, 2017

Tabel 4.2 menunjukan bahwa sebagian besar (46,7%). responden


berpendidikan menengah sebanyak 14 orang (46,7%).

c. Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan


Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan di Dusun Banyuarang Desa
Banyuarang Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang

No Pekerjaan Frekuensi (n) Prosentase (%)


1 Bekerja 10 33,3
2 Tidak bekerja 20 66,7
Jumlah 30 100
Sumber : Data Primer, 2017

Tabel 4.3 menunjukan bahwa sebagian besar (66,7%). responden


tidak bekerja sebanyak 20 orang

d. Karakteristik Berdasarkan Informasi tentang Menopause


Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi berdasarkan informasi tentang menopause di Dusun
Banyuarang Desa Banyuarang Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang

No Informasi Frekuensi (n) Prosentase (%)


1 Pernah 20 66,7
2 Tidak pernah 10 33,3
Jumlah 30 100
Sumber : Data Primer, 2017

Tabel 4.4 menunjukan bahwa sebagian besar (66,7%) responden


pernah mendapatkan informasi tentang menopause sebanyak 20 orang

e. Karakteristik Berdasarkan Sumber Informasi


Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi berdasarkan sumber informasi di Dusun Banyuarang Desa
Banyuarang Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang

No Sumber Informasi Frekuensi Prosentase (%)


(n)
1 Tidak ada sumber
10 33,3
informasi
2 Tenaga kesehatan 14 46,7
3 Majalah/Koran/Buku 1 3,3
4 Radio/TV/Internet 2 6,7
5 Tetangga/Teman 3 10,0
Jumlah 30 100
Sumber : Data Primer, 2017

Tabel 4.5 diatas menunjukan bahwa sebagian besar responden


mendapatkan informasi tentang menopause dari tenaga kesehatan
sebanyak 14 orang (46,7%).

2) Data Umum Keluarga


a. Karakteristik Berdasarkan Umur Keluarga
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan umur keluarga di Dusun Banyuarang
Desa Banyuarang Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang

No Umur Frekuensi (n) Prosentase (%)


Keluarga
1 20 - 30 tahun 8 26,7
2 31 - 40 tahun 14 46,7
3 41 - 50 tahun 8 26,7
Jumlah 30 100 %
Sumber : Data Primer, 2017

Tabel 4.6 menunjukan bahwa sebagian besar (46,7%). keluarga


berumur 31-40 tahun sebanyak 14 orang

b. Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan Keluarga


Tabel 4.7 Karakteristik responden berdasarkan Pekerjaan Keluarga di Dusun Banyuarang
Desa Banyuarang Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang

No Pendidikan Frekuensi (n) Prosentase (%)


1 Bekerja 30 100
2 Tidak bekerja 0 0
Jumlah 30 100
Sumber : Data Primer, 2017

Tabel 4.7 menunjukan bahwa semua keluarga adalah bekerja


sebanyak 30 orang (100%).
c. Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Keluarga
Tabel 4.8 Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan keluarga di Dusun
Banyuarang Desa Banyuarang Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang

No Pendidikan Frekuensi (n) Prosentase (%)


1 Dasar 3 10,0
2 Menengah 19 63,3
3 Tinggi 8 26,7
Jumlah 44 100
Sumber : Data Primer, 2017

Tabel 4.8 menunjukan bahwa sebagian besar (63,3%). keluarga


berpendidikan menengah sebanyak 19 orang

c. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin


Tabel 4.9 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di Dusun Banyuarang Desa
Banyuarang Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang

No Jenis kelamin Frekuensi (n) Prosentase (%)


1 Laki-laki 30 30
2 Perempuan 0 0
Jumlah 30 100
Sumber : Data Primer, 2017

Tabel 4.9 menunjukan bahwa semua keluarga yang memberikan


dukungan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 30 orang (100%).

3) Data Khusus
a. Karakteristik dukungan keluarga
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi dukungan keluarga di Dusun Banyuarang Desa
Banyuarang Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang

No Dukungan keluarga Frekuensi (n) Prosentase (%)


1 Positif 20 66,7
2 Negatif 10 33,3
Jumlah 30 100
Sumber : Data Primer, 2017

Tabel 4.10 menunjukan bahwa sebagian besar (66,7%). dukungan


keluarga responden adalah positif sebanyak 20 orang
b. Karakteristik tingkat kecemasan pada ibu pra menopause
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi tingkat kecemasan pada ibu pra menopause di Dusun
Banyuarang Desa Banyuarang Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang

No Tingkat kecemasan Frekuensi (n) Prosentase (%)


1. Ringan 18 60,0
2. Sedang 8 26,7
3. Berat 4 13,3
Jumlah 30 100
Sumber : Data Primer, 2017
Tabel 4.12 menunjukkan bahwa sebagian besar (60%) tingkat
kecemasan ibu pra menopause adalah ringan sebanyak 18 orang

4) Tabel Silang hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan


pada ibu pre menopause di Dusun Banyuarang Desa Banyuarang
Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang
Tabel 4.13 Tabulasi silang hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada ibu
pre menopause di Dusun Banyuarang Desa Banyuarang Kecamatan Ngoro
Kabupaten Jombang

Dukungan keluarga Tingkat kecemasan pada ibu pre menopause


Ringan Sedang Berat Total
% % % %
Positif 16 80 4 20 0 0 20 100
Negatif 2 20 4 40 4 40 10 100
Total 18 60 8 26,7 4 13,3 30 100
Sumber : Data Primer, 2017

Berdasarkan tabel 4.13 didapatkan bahwa dari 20 responden dengan


dukungan keluarga yang positif sebanyak 16 (82%) responden mengalami
kecemasan yang ringan menjelang menopause.
Berdasarkan hasil uji rank spearman didapatkan p = 0,000 < 0,05, artinya
ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada ibu pre
menopause di Dusun Banyuarang Desa Banyuarang Kecamatan Ngoro
Kabupaten Jombang
4.2 Pembahasan
4.2.1 Dukungan keluarga
Tabel 4.10 menunjukan bahwa sebagian besar dukungan keluarga

responden adalah positif sebanyak 20 orang (66,7%).

Adanya dukungan keluarga terutama suami pada wanita menopause

disebabkan karena karena sosial budaya yang sangat tinggi yang mengharuskan

suami memberikan dukungan dan kasih sayang untuk istrinya. Sejalan dengan

pendapat Suryono (2012), dukungan suami dipengaruhi oleh faktor sosial

budaya setempat.

Dukungan keluarga juga dipengaruhi oleh adanya peran suami. Karyanti

(2014), juga berpendapat bahwa peran suami dalam menghidupkan kasih

sayang dan harga diri pada ibu dapat dicurahkan melalui sikap perhatian serta

pemberian dukungan kepada ibu. Dukungan suami dapat diungkapkan dengan


penghargaan terhadap ibu melalui rasa simpati, berminat terhadap ibu, bersikap

toleran terhadap kelemahan-kelemahan ibu, menunjukkan kehangatan dan rasa

tenang atau suka tanpa syarat dan juga mencoba untuk membantu ibu dalam

menghadapi suatu permasalahan. Bagi ibu, dukungan suami terhadap ibu

merupakan sikap yang harus dikembangkan, karena pada hakikatnya ibu selalu

dibayang-bayangi oleh kebutuhan-kebutuhan, terutama kebutuhan untuk tetap

mendapatkan kasih sayang atau dicinta.

Tidak Adanya dukungan suami dalam mendukung istri saat memasuki

wanita pre menopause. Menurut Pendit (2004), baik suami maupun istri dalam

kehidupan berkeluarga harus dapat menerima dan memberikan kepercayaan

kepada dan dari masing-masing pihak supaya bisa saling mendukung.

Keluarga perlu pemberian informasi tentang perubahan fisik saat

menopause secara berkesinambungan melalui posyandu lansia agar dapat

memberikan dukungan kepada wanita didalam dan diluar. Keluarga harus

memberikan dukungan informative kepada ibu agar ibu bisa menjadi optimal

dalam kesehariannya. Dengan adanya dukungan informasi yang cukup maka

akan termotivasi untuk menerima perubahan fisik yang dialaminya. Dukungan

dalam keluarga menyebabkan berkurangnya frekuensi stres yang dialami ibu

sehubungan dengan perubahan yang terjadi.

4.2.2 Kecemasan wanita pra menopause


Tabel 4.12 menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat kecemasan ibu

pra menopause adalah ringan sebanyak 18 orang (60%). Pada masa menopouse

ibu mengalami perubahan-perubahan psikologis maupun fisik. Hal ini

berhubungan dengan kadar estrogen, gejala yang menonjol adalah

berkurangnya tenaga, gairah dan konsentrasi, timbulnya emosi seperti mudah

tersinggung, susah tidur, rasa kekurangan, rasa kesuyian, ketakutan, keganasan,

dan tidak sabar lagi. Kondisi tersebut yang menyebabkan kecemasan ibu pre

menopouse dalam menghadapi menopouse (Pakasi, 2007).

Kecemasan ibu menghadapi menopause ditimbulkan karena

kekhawatiran, ketakutan akan kulit menjadi keriput, suami selingkuh, takut

tidak menarik lagi bagi pasangan. Sebagian besar ibu pre menopause

mengalami gejala kecemasan meliputi cemas, mudah tersinggung, lesu,

gelisah, merasa tegang, mudah terkejut, takut kulit keriput, tidak menarik lagi,

tidur tidak pulas, sukar memulai tidur, sering terbangun pada malam hari,

sering bingung, sedih, perasaan berubah-ubah setiap hari, nyeri otot, kedutan

otot, merasa lemah, muka merah dan pucat, penglihatan kabur, berdebar-debar,

sering sesak, sering menarik nafas dalam, mual muntah, konstipasi, gangguan

pencernaan, tidak datang bulan, darah haid berlebihan, darah haid amat sedikit,

masa haid berkepanjangan, masa haid amat pendek, kepala, pusing, mudah

marah, dan gelisah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden

berpendidikan menengah. Pendidikan merupakan segala situasi yang

mempengaruhi pertumbuhan seseorang, dan sebagai pengalaman belajar

manusia. Pendidikan memberikan gambaran tentang cara berfikir seseorang


makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menyerap informasi yang di

aplikasikan dalam bentuk tindakan (Redja, 2012). Diharapkan makin tinggi

tingkat pendidikan seorang maka makin banyak pengetahuan yang dimiliki dan

makin mudah proses penerimaan informasi. Sehingga kecemasan menjelang

menopause dapat diatasi dengan baik. Namun, demikian, Notoatmodjo (2012)

menyatakan bahwa bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah

pastilah berpengetahuan rendah pula. Karena peningkatan pengetahuan

seseorang tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal tetapi juga bias

diperoleh dari sumber informasi lain.

Hasil penelitian dapat menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden

tidak bekerja. Pekerjaan merupakan simbol status sosial di masyarakat. Selain

itu masyarakat yang sibuk, yang hanya memiliki waktu sedikit untuk

memperoleh informasi pengetahuan yang mereka peroleh kemungkinan juga

berkurang (Notoatmodjo, 2012). Koping adalah cara yang dilakukan individu

dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, respons

terhadap situasi yang mengancam. Upaya individu dapat berupa perubahan

cara berfikir (kognitif), perubahan perilaku atau perubahan lingkungan yang

bertujuan untuk menyelesaikan stres yang dihadapi. Koping yang efektif akan

menghasilkan adaptasi. Koping dapat diidentifikasi melalui respons,

manifestasi (tanda dan gejala) dan pertanyaan klien dalam wawancara

(Rusmawati, 2012).

Ibu rumah tangga banyak waktu dan tenaga yang tersita digunakan untuk

menyelesaikan pekerjaan rumah, mengurus keluarga, kurang bergaul dengan

lingkungan sekitar dan kelelahan diakibatkan karena mengerjakan pekerjaan


rumah tangga, sehingga ibu pre menopause yang tidak bekerja tidak

mempunyai kesempatan untuk mencari informasi tentang perubahan pada masa

menopause yang dapat menyebabkan kecemasan. Untuk menghidari rasa

cemas hal yang harus dilakukn ibu adalah dengan melakukan konseling kepada

tenaga kesehatan, serta banyak menggali informasi melui net, buku dan ahli

psikologi, agar tidak mengalami kecemasan saat menghadapi menopause.

Sikap yang positif terhadap menopause akan membantu seorang wanita

dalam mengelola gejala menopause. Pengetahuan seseorang tentang suatu

obyek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek

inilah yang pada akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek

tertentu. Semakin banyak aspek positif dan obyek yang diketahui maka

menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut. Jadi, semakin

banyak pengetahuan yang dimiliki wanita perimenopause tentang menopause

maka diharapkan akan semakin positif sikap seorang wanita dalam menghadapi

menopause. Semakin tinggi tingkat pendidikan wanita perimenopause

diharapkan semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki wanita

perimenopause tentang menopause.

4.3.3 Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada ibu pre

menopause di Dusun Banyuarang Desa Banyuarang Kecamatan Ngoro

Kabupaten Jombang

Berdasarkan tabel 4.13 didapatkan bahwa dari 20 responden dengan

dukungan keluarga yang positif sebanyak 16 (82%) responden mengalami

kecemasan yang ringan menjelang menopause.


Berdasarkan hasil uji rank spearman didapatkan p = 0,000 < 0,05, artinya

ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada ibu pre

menopause di Dusun Banyuarang Desa Banyuarang Kecamatan Ngoro

Kabupaten Jombang

Dalam sebuah keluarga kecemasan akan selalu ada dalam berbagai

bentuk dan sifatnya heterogen. Dukungan dan peran positif dari suami sebagai

pasangan hidup dan anak-anak sebagai anggota keluarga terdekat dapat

memberikan bantuan yang sangat besar dalam mengatasi kecemasan. Hal ini

memberikan arti tersendiri bahwa peran wanita sebagai seorang istri atau ibu

masih diperlukan dalam kehidupan rumah tangga. Semakin tua maka semakin

banyak perubahan yang dapat membuat seorang wanita merasa cemas. Salah

satu di antaranya adalah memasuki masa menopause. Kondisi tersebut

membuat kekhawatiran tersendiri sehingga diperlukan pengertian dari suami

dan anak-anak sebagai anggota keluarga terdekat. Pada saat itu seorang wanita

membutuhkan pengertian atas ketidakstabilan emosi yang dialami dan

dukungan yang positif. Sebagai contoh adalah membantu pekerjaan rumah

tangga sehari-hari. Pada saat tersebut, komunikasi yang baik harus tetap dijaga

agar dapat saling mengerti dan mencari jalan keluar yang terbaik apabila hal

tersebut menjadi masalah (Kasdu, 20

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Simpulan

1. Sebagian besar dukungan keluarga pada ibu pre menopause di dusun

banyuarang desa banyuarang kecamatan ngoro kabupaten jombang adalah

positif

2. Sebagian besar kecemasan ibu pre menopause menghadapi menopause di

dusun banyuarang desa banyuarang kecamatan ngoro kabupaten jombang

adalah ringan

3. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kecemasan ibu pre

menopause dalam menghadapi mennopause di dusun banyuarang desa

banyuarang kecamatan ngoro kabupaten jombang

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disarankan pada beberapa

pihak terkaitu, yang meliputi:

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Melakukan penelitian tentang faktor lain yang mungkin mempengaruhi

menopause seperti dukungan suami pada istri yang mengalami menopause

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan menambah wacana dan informasi khususnya mahasiswa

mengenai kecemasan ibu dalam menghadapi perubahan fisik masa

menopause sehingga mahasiswa dapat mengaplikasikan kedalam

lapangan.

3. Bagi Tenaga Kesehatan


Diharapkan tenaga kesehatan dapat memberikan informasi tentang

menopause dan dapat memberikan penyuluhan dan asuhan kebidanan

sesuai dengan kebutuhan ibu menopause.

4. Bagi Ibu Menopause

Lebih meningkatkan pengetahuan ibu pre menopause tentang menopause

baik melalui media massa maupun media elektronik sehingga ibu dapat

menghadapi perubahan pada masa menopause tanpa rasa cemas.

Anda mungkin juga menyukai