Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Desa Wirokerten, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul

Desa Wirokerten dibentuk pada 9 Desember 1949, nama Wirokerten

berasal dari rasa ingin mengenang seorang tokoh yang dianggap oleh

masyarakat sebagai seorang pemberani dan berjuang semata-mata untuk

kejayaan Kerajaan Mataram pada waktu itu. Tokoh tersebut adalah

Tumenggung Wirokerti. Beliau merupakan komandan pasukan perang

Sultan Agung. Sehingga untuk menghormati jasa-jasa Tumenggung

Wirokerti yang pemberani tersebut, maka nama “Wirokerten” dari asal

kata “Wirokerti” dipakai sebagai nama Desa ini sampai sekarang.

2. Visi Desa Wirokerten, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul

Menjadi pusat keunggulan (centre of excellence) dalam bidang

pelayanan, pemandu, pendamping dalam pengembangan sumber daya

manusia yang mengedepankan kualitas dan nilai-nilai etika dan moral

yang berlaku di masyarakat; serta mengadvokasi masyarakat dari

belenggu masalah sosial, politik dan ekonomi.

3. Misi Desa Wirokerten, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul

a. Mengembangkan program-program pengkajian yang berkaitan

dengan kinerja SDM dan nilai-nilai dasar kehidupan berbangsa dan

bernegara.

48
49

b. Mengembangakan program-program pelatihan berbasis kompetensi

dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan hidup

(life skill) bagi masyarakat.

c. Mengembangkan program-program penelitian dan pemberdayaan

masyarakat berbasis pada hasil peneltian dan yang relevan dengan

kebutuhan masyarakat.

d. Mengembangkan media informasi guna mendukung peningkatan

pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

4. Kondisi Geografis Desa Wirokerten, Kecamatan Banguntapan,

Kabupaten Bantul

Jumlah penduduk Desa Wirokerten seluruhnya 12.986 jiwa, yang

terdiri dari perempuan 6.485 jiwa dan laki-laki 6.501 jiwa. Dan jumlah

kepala keluarga adalah 4.149 KK. Desa Wirokerten merupakan salah

satu kelurahan yang berada di Kecamatan Banguntapan Kabupeten

Bantul yang terdiri dari 8 dusun diantaranya:

a. Kepuhwetan

b. Kepuhkulon

c. Wirokerten

d. Sampangan

e. Grojogan

f. Glondong

g. Mutihan
50

Jumlah penduduk desa mutihan rt 5 seluruhnya berjumlah 580

jiwa dan jumlah kepala keluarga berjumlah 150 KK serta warga yang

tinggal di dusun mutihan rt5 dari luar berjumlah 30 sehingga jumlah

keseluruhan KK menjadi 180.

Sebagai gambaran kondisi wilayah di Desa Wirokerten,

Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, maka perlu kiranya peneliti

laporkan keadaan beberapa aspek kehidupan, antara lain sebagai

berikut :

a. Batas - batas wilayah Desa Wirokerten merupakan salah satu Desa

yang terletak di Kecamatan Banguntapan Kabupaten Bantul. Dengan

luas wilayah mencapai 413,83 hektar. Mata pencaharian mayoritas

penduduknya adalah petani. Jarak pemerintah Desa menuju

pemerintahan Kecamatan adalah 2 KM, jarak dari pusat

pemerintahan Desa menuju pemerintahan Kabupaten adalah 15 KM,

sedangkan jarak pusat pemerintahan Desa menuju pemerintahan

Provinsi adalah 14 KM. Adapun batas-batas Kelurahan Wirokerten

adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Desa Banguntapan, Desa Singosaren, Desa

Baturetno, Kelurahan Purbayan

Sebelah Selatan : Desa Wonokromo, Desa Pleret

Sebelah Timur : Desa Jambidan, Desa Potorono


51

Sebelah Barat : Desa Tamanan Pemanfaatan lahan di Desa

Wirokerten sebagian besar digunakan untuk lahan sawah, yaitu

sekitar 78,90 hektar dari total lahan 413,83 hektar.

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian pada tanggal 13 Juli 2020 sampai

dengan 19 Juli 2020 di dusun mutihan rt 5, dalam penelitian ini jumlah

responden sebanyak 65. Adapun karakteristik responden pada penelitian

ini meliputi umur, jenis kelamin dan pekerjaan.

a. Karakteristik Responden

Karakteristik didapatkan dengan membagikan kuesioner

kepada responden yang meliputi usia, jenis kelamin dan pekerjaan.

Dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini :

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur warga
dusun mutihan rt 5 Wirokerten Banguntapan Bantul Yogyakarta
Usia
Umur Frekuensi Persentase
19-38 Tahun 30 46,2
39-58 Tahun 31 47,7
59-79 Tahun 4 6,2
Total 65 100

Berdasarkan tabel 4.1 diatas diketahui bahwa distribusi

frekuensi karakteristik responden berdasarkan umur 19-38 tahun

sebanyak 30 responden (46,2%), yang berumur 39-58 tahun sebanyak

31 responden (47,7%), yang berumur 59-79 tahun sebanyak 4

respoonden (6,2%).
52

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
warga dusun mutihan rt 5 Wirokerten Banguntapan Bantul Yogyakarta
Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Perempuan 38 58,5
Laki-laki 27 41,5
Total 65 100

Berdasarkan tabel 4.2 diatas diketahui bahwa distribusi

frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

perempuan sebanyak 38 responden (58,5%), yang berjenis kelamin

laki-laki sebanyak 27 responden (41,5%.

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
warga dusun mutihan rt 5 Wirokerten Banguntapan Bantul Yogyakarta
Pekerjaan
Pekerjaan Frekuensi Persentase
PNS 1 1.5
BURUH 18 27.7
PETANI 1 1.5
SWASTA 16 24.6
IRT 18 27.7
LAIN-LAIN 11 16.9
Total 65 100.0

Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa pekerjaan

warga dusun balong rt 5 bekerja sebagai PNS berjumlah 1 responden

(1,5%), BURUH berjumlah 18 responden (27,7%), PETANI berjumlah

1 responden (1,5%), SWASTA berjumlah 16 responden (24 ,5%), IRT


53

berjumlah 18 responden (27,7%) dan LAIN-LAIN berjumlah 11

responden (16,9%).

2. Analisis Univariat

Variabel penelitian ini adalah variabel pengetahuan dan perilaku

pencegahan, hasil pada kedua variabel tersebut adalah seperti dibawah ini:

a. Pengetahuan

Pengetatuan dan perilaku dinilai dengan menggunakan

kuesioner pengetahuan.Kuesioner pengetahuan diisi oleh warga dusun

mutihan rt 5 Wirokerten Banguntapan Bantul Yogyakarta 2020. Dapat

dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tinggkat Pengetahuan Warga
Dusun Mutihan Rt 5 Wirokerten Banguntapan Bantul Yogyakarta
Frequency Percent
Rendah 28 43.1
Pengetahuan
Tinggi 37 56.9
Total 65 100.0

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa tinggkat

pengetahuan warga dusun mutihan rt 5 Wirokerten Banguntapan

Bantul Yogyakarta yaitu rendah sebanyak 28 responden (43.1%),

tinggi sebanyak 37 responden (56.9%).

b. Perilaku Pencegahan

Penrilaku pencegahan dinilai dengan menggunakan kuesioner

perilaku.Kuesioner perilaku pencegahandiisi oleh warga dusun


54

mutihan rt 5 Wirokerten Banguntapan Bantul Yogyakarta 2020. Dapat

dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan tingkat perilaku pencegahan
warga dusun mutihan rt 5 Wirokerten Banguntapan Bantul Yogyakarta
Frequency Percent
Rendah 13 20.0
Perilaku
Tinggi 52 80.0
Total 65 100.0

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa tinggkat perilaku

pencegahan warga dusun mutihan rt 5 Wirokerten Banguntapan Bantul

Yogyakarta yaitu rendah sebanyak 13 responden (20.0%), tinggi

sebanyak 52 responden (80.0%).

3. Analisis Bivariat

Dalam penelitian ini analisis data untuk mengetahui ada atau tidaknya

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dengan

menggunakan uji Chi-Square karena variabel pada penelitian ini adalah

data nominal dan nominal. Data yang didapatkan setelah diuji korelasi

men ggunakan program spss 16.0 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6
55

pengetahuan * perilaku Crosstabulation


Perilaku
Total
Rendah <50 Tinggi >50
Pengetahuan rendah <50 Count 11 19 30
% within
Pengetahuan 36.7% 63,3% 100%
Tinggi >50 Count 2 33 35
% within
Pengetahuan 5,7% 94,3% 100%
Total Count 13 52 65
% within
Pengetahuan 20% 80% 100%
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa rendahnya pengetahuan

dengan tingginya perilaku sebanyak 19 responden (63,3%), dan

rendahnya perilaku sebanyak 11 responden (36,7%), total frekuensi

rendahnya pengetahuan sebanyak 30 responden (46,2%). Tingginya

pengetahuan dengan tingginya perilaku sebanyak 33 responden (94,3%),

tingginya pengetahuan dengan rendahnya perilaku sebanyak 2 responden

(5,7%), total frekuensi tingginya pengetahuan sebanyak 35 responden

(53,8%).

Tabel 4.7
56

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value Df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 9.673a 1 .002
Continuity
7.835 1 .005
Correctionb
Likelihood Ratio 10.291 1 .001
Fisher's Exact Test .004 .002
Linear-by-Linear
9.524 1 .002
Association
N of Valid Casesb 65
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 6,00.
b. Computed only for a 2x2
table

Berdasarkan tabel 4.6 didapatkan hasil analisis statistik diatas, dpat

dilihat nilai signifikan (Asymp. Sig) yaitu sebesar .002. Hasil tersebut

lebih kecil dari 0,10. Maka dari hasil tersebut dapat disumpulkan bahwa

ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku pencegahan wabah

corona virus disease 19 di dusun mutihan rt 5 wirokerten banguntapan

bantul yogyakarta.

Tabel 4.8
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for
pengetahuan (rendah 9.553 1.912 47.737
<50 / tinggi >50)
For cohort perilaku =
6.417 1.542 26.694
rendah <50
For cohort perilaku =
.672 .506 .893
tinggi >50
N of Valid Cases 65
57

Berdasarkan tabl 4.8 ddapatkan hasil bahwa nilai Odds Ratio

sebesar 9,553 yang berarti masyarakat yang memiliki pengetahuan tinggi

maka akan memiliki kecendrungan untuk menerapkan perilaku

pencegahan 9 kali lebih besar dibandingkan yang memiliki pengtahuan

rendah.

C. Pembahasan

1. Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa rendahnya pengetahuan dengan

tingginya perilaku sebanyak 19 responden (63,3%), dan perilaku

rendah sebanyak 11 responden (36,7%), total frekuensi rendahnya

pengetahuan sebanyak 30 responden (46,2%). Tingginya pengetahuan

dengan tingginya perilaku sebanyak 33 responden (94,3%), tingginya

pengetahuan dengan rendahnya perilaku sebanyak 2 responden (5,7%),

total frekuensi tingginya pengetahuan sebanyak 35 responden (53,8%).

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan Chi-Square

diperoleh sebesar X2 hitung yaitu 9,673a, nilai P Value sebesar 0,002

(P-0,1).

Hasil ini menunjukkan bahwa adanya hubungan antara

pengetahuan dengan perilaku pencegahan wabah covid 19 di dusun

mutihan rt 5 wirokerten banguntapan bantul yogykarta. Dengan hasil

semakin tinggi pengetahuan maka semakin tiinggi perilaku

pencegahan, semakin rendah pengetahuan semakin tinggi perilakunya,

hal ini disebabkan karna beberapa faktor diantaranya lingkungan dan


58

sikologi. Semakin cemas seseorang terhadap wabah penyakit maka

secara tidak sadar seseorang akan mengubah perilaku hidup dengan

sendirinya, sedangkan faktor lingkungan yaitu respon seseorang

terhadap lingkungan sebagai determinan kesehatan manusia meskipun

perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau

rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan

respon sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari

orang yang bersangkutan. Hal ini berarti bahwa meskipun stimulusnya

sama bagi beberapa orang, namun respon tiap-tiap orang berbeda, jadi

dapat disimpulkan bahwa perilaku seseorang dapat berubah apabila

lingkungan disekitar memberikan contoh tentan pencegahan wabah

covid 19.

Sesuatu yang menyebabakan seseorang itu berperilaku tertentu

adalah karena adanya 4 alasan pokok, yaitu pemikiran dan perasaan

seseorang, adanya orang lain yang dijadikan referensi, sumber-sumber

atau fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung perilaku, dan kebudayaan

masyarakat. Pemikiran dan perasaan, yakni dalam bentuk pengetahuan,

persepsi, sikap, kepercayaan, dan penilaian-penilaian seseorang

terhadap objek (kesehatan) (Notoatmojo 2014).

2. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Pencegahan Wabah Covid 19

di Dusun Mutihan RT5

Berdasarkan hasil uji statistik tabel 4.6 dengan menggunakan

Chi-Square diperoleh sebesar X2 hitung yaitu 9,673a, nilai P Value


59

sebesar 0,002 (P-0,10), menunjukkan bahwa adanya hubungan antara

pengetahuan dengan perilaku pencegahan wabah covid 19 di dusun

mutihan rt 5 wirokerten banguntapan bantul yogykarta.

Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian Purnamasari,

Larasati (2020) menyatakan bahwa Hasil penelitian menunjukkan

pengetahuan masyarakat Kabupaten Wonosobo tentang Covid 19

berada pada kategori Baik (90%) dan hanya 10% berada pada kategori

cukup. Untuk perilaku masyarakat Kabupaten Wonosobo terkait Covid

19 menunjukkan perilaku yang baik sebanyak 95,8% dan hanya 4,2%

masyarakat berperilaku cukup baik. Terdapat hubungan bermakna

antara pengetahuan dengan perilaku masyarakat tentang Covid 19

dengan p-value 0,047 (< 0,05).

Perilaku baik yang dimaksud adalah pencegahan covid-19

termasuk perilaku mencuci tangan baik dengan sabun maupun hand

sanitizer, menjaga jarak, melaksanakan himbauan untuk tetap di

rumah, menghindari kerumunan dan physical and social distancing.

Salah satu faktori nternal yang mempengaruhi tingkat pengetahuan

seseorang adalah tingkat pendidikan, semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula pengetahuan (Putri,

2017).

Pengetahuan masyarakat tentang Covid 19 merupakan aspek

yang sangat penting dalam masa pandemic seperti sekarang ini, yang

meliputi penyebab covid dan karakteristik virusnya, tanda dan gejala,


60

istilah yang terkait dengan covid, Pengetahuan yang baik dapat

didukung oleh penerimaan terhadap informasi yang beredar di

masyarakat tentang covid 19. Seseorang yang telah mengetahui

tentang suatu informasi tertentu, maka dia akan mampu menentukan

dan mengambil keputusan bagaiman dia harus menghadapinya.

Dengan kata lain, saat seseorang mempunyai informasi tentang covid-

19, maka ia akan mampu untuk menentukan bagaimana dirinya harus

berperilaku terhadap covid-19 tersebut.Perilaku yang baik dapat

menjadi upaya pencegahan terhadap penularan Covid 19 (Audria,

2019).

Perilaku kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya

pengetahuan, persepsi, emosi, motivasi, dan lingkungan. Eksplorasi

tentang perilaku kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai

komponen, diantaranya persepsi tentang kerentanan penyakit, persepsi

hambatan dalam upaya pencegahan, persepsi tentang manfaat, adanya

dorongan, dan persepsi individu tentang kemampuan yang dimiliki

untuk melakukan upaya pencegahan (Almi, 2020).

Anda mungkin juga menyukai