solutions.ortax.org
UU Nomor 7 Tahun
1983
UU Nomor 7 Tahun
PP-63/1992
1991
UU Nomor 10 Tahun
KMK-633/1994
1994
UU Nomor 17 Tahun
KMK-466/2000 KEP-213/PJ/2001
2000
PMK-83/2009 PER-51/PJ/2009
UU Nomor 36 Tahun
2008
PMK-167/2018
Australia Fringe Benefit Tax (FBT) dikenakan pada benefit tertentu yang diberikan oleh pemberi kerja kepada
karyawan atas dasar hubungan pekerjaan. FBT ditanggung oleh pemberi kerja dan pada prinsipnya
dapat menjadi biaya dalam penghitungan PPh-nya
Contohnya: Car Fringe Benefit, Car Parking Fringe Benefit, Entertainment and Fringe Benefits
Jepang Fringe benefit diperlakukan sebagai penghasilan bagi penerimanya, dimasukkan dalam satu kesatuan
penghitungan penghasilan dan dilaporkan dalam SPT Tahunan penerima. Namun ada beberapa
pengecualian seperti seragam dan sejenisnya yang bersifat wajib sehubungan dengan pekerjaan.
Tiongkok Fringe benefit dikenakan pajak final sebesar 32% dengan sistem withholding tax yang dibayar dan
dilaporkan oleh pemberi kerja
Kamboja Fringe benefit yang diberikan oleh pemberi kerja kepada karyawan, seperti transportasi, makanan,
akomodasi, pengeluaran listrik dan air, dan dana pensiun yang melebihi 10% dari gaji perbulan karyawan
akan dikenakan pajak. Pemberi kerja bertanggung jawab sebagai pemotong pajak kemudian wajib
melaporkannya kepada departemen perpajakan Kamboja.
*Taxable jika diberikan oleh bukan Wajib Pajak atau Wajib Pajak yang dikenai PPh Final dan Wajib Pajak yang dikenai PPh
berdasarkan deemed profit (Penjelasan Pasal 4 ayat (3) huruf d))
**Deductible untuk jenis natura tertentu
***Non taxable untuk jenis natura tertentu
****Sepanjang merupakan biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan.
Natura/kenikmatan yang
bersumber dari
APBN/APBD/APB Desa
Makanan, Bahan Makanan, Bahan Minuman, dan/atau Minuman Bagi Seluruh Pegawai
Ketentuan sebelumnya:
Pada PMK-167/2020, bahan makanan/minuman tidak termasuk ke dalam kelompok natura yang
dikecualikan dari objek PPh.
Fasilitas pengangkutan meliputi pengangkutan untuk pegawai dan keluarga dalam melaksanakan
penugasan.
Ketentuan sebelumnya:
“sepanjang sarana dan fasilitas tersebut tidak tersedia, sehingga pemberi kerja harus menyediakannya
sendiri.”
Fasilitas pengangkutan meliputi pengangkutan untuk pegawai dan keluarga dalam rangka penugasan
yang pertama dan pada saat berakhirnya penugasan.
Ketentuan sebelumnya:
Belum diatur.
Natura/kenikmatan sehubungan dengan persyaratan keamanan, kesehatan, dan/atau keselamatan kerja yang
diwajibkan kementerian di bidang kesehatan dan kementerian di bidang ketenagakerjaan, meliputi
● seragam dan peralatan keselamatan kerja
● sarana antar jemput pegawai
● penginapan untuk awak kapal dan sejenisnya
● natura dan/atau kenikmatan yang diterima dalam rangka penanganan endemi, pandemi, ataupun
bencana nasional
Ketentuan sebelumnya:
Terdapat klausul “kendaraan yang dimiliki dan dipergunakan perusahaan untuk pegawai tertentu karena jabatan
atau pekerjaannya”.
Kewajiban yang dimaksud terbatas pada kewajiban yang berkaitan dengan keamanan atau keselamatan pekerja
yang diwajibkan oleh instansi pemerintah yang membidangi urusan ketenagakerjaan.
Pengusaha wajib menyediakan APD seperti pelindung kepala, mata, tangan, dan kaki di tempat kerja
dimana digunakannya mesin dan peralatan berbahaya, dilakukannya kegiatan konstruksi, kegiatan
penambangan, dan tempat kerja lainnya.
(Permenakertrans RI Nomor PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri)
Rumah sakit wajib menyediakan APD, bodywash, dan eyewash dalam pengelolaan bahan berbahaya
dan beracun.
(Permenkes RI Nomor 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit)
Natura/kenikmatan jenis dan batasan tertentu dapat dikecualikan dari pengenaan PPh yang akan
diatur melalui peraturan menteri keuangan. Contoh: bingkisan hari raya dan fasilitas peribadatan di
lokasi kerja yang dimanfaatkan oleh pegawai (penjelasan Pasal 28 PP 55 2022).
Ketentuan sebelumnya:
Belum diatur.
Penilaian dan penghitungan penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan
akan diatur dalam PMK.
Ketentuan sebelumnya:
Merujuk PER-16/PJ/2016, penghitungan PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 atas penghasilan berupa
penerimaan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan lainnya didasarkan pada harga pasar atau nilai
wajar.
Ketentuan sebelumnya:
Pada PMK-167/2018, natura/kenikmatan yang
memiliki masa manfaat lebih dari 1 tahun
dibebankan melalui penyusutan sesuai dengan
Pasal 11 UU PPh. Di sisi lian, jika masa
manfaatnya kurang dari 1 tahun, natura/
kenikmatan dibebankan pada tahun terjadinya
pengeluaran.
Khusus kendaraan, biaya perolehan dan perawatan
hanya dapat dibebankan sebesar 50%.
Jika Wajib Pajak memulai tahun buku 2022 sebelum 1 Januari 2022, perlakuan natura/kenikmatan
adalah sebagai berikut:
Jika Wajib Pajak memulai tahun buku 2022 setelah 1 Januari 2022, perlakuan natura/kenikmatan
tersebut baru berlaku atas natura/kenikmatan yang diberikan sejak dimulainya tahun buku 2022.