Anda di halaman 1dari 1

Daya saing Indonesia menurun

Peringkat daya saing Indonesia secara global mengalami kemunduran pada tahun ini.

World Economic Forum (WEF) dalam laporan tahunan terbarunya Indeks Daya Saing Global
atau  Global Competitiveness Index (GCI) Report 2019 menurunkan posisi Indonesia
sebanyak lima peringkat dari posisi ke-45 menjadi ke-50.

Terdapat 12 indikator atau pilar yang menjadi penilaian WEF. Masing-masing diberi skor
dalam skala 0-100, semakin besar skornya maka semakin ideal pula daya saing pada indikator
tersebut.

Dari 12 pilar, Indonesia mengalami penurunan skor pada lima pilar. Pertama, pilar aposi TIK
(ICT Adoption) yang hanya mendapat skor 55,4.

Kedua, pilar kesehatan (health) juga mengalami penurunan dengan skor 70,8. Ekspektasi
hidup sehat pada manusia di Indonesia terhitung hanya 62,7 tahun.

Ketiga, pilar kemampuan SDM (skills) juga menurun dengan skor 64. Penurunan terlihat
pada indikator kemampuan (skillset) para lulusan, kemampuan digital pada populasi
produktif, dan kemudahan mendapatkan tenaga kerja terampil.

Keempat, penurunan juga terjadi pada pilar pasar tenaga kerja dengan skor 57,7. Indikator
perbandingan bayaran dan produktivitas, tarif pajak tenaga kerja, fleksibilitas penentuan
upah, dan kebijakan pasar tenaga kerja yang berlaku saat ini menjadi beberapa penyebabnya.

Kelima, daya saing Indonesia juga menurun pada pilar produk di pasar (Product Market).
Indikator yang menyebabkan penurunan adalah efek distorsi kebijakan pajak dan subsidi
pada saing, dominasi pasar, dan non-tariff barriers, serta kompleksitas tarif pada produk-
produk Indonesia.

Indonesia meraih skor cukup tinggi pada pilar stabilitas makroekonomi (macroeconomic
stability) dengan nilai 90 dan ukuran pangsa pasar (market size) dengan nilai 82,4.

Anda mungkin juga menyukai