Latar Belakang
Profesi guru menurut UU RI NO. 14 tahun 2005 “adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”Dalam
dunia pendidikan, istilah guru bukanlah hal yang asing. Menurut pandangan lama, guru adalah sosok
manusia yang patut digugu dan ditiru. Digugu dalam arti segala ucapannya dapat dipercaya. Ditiru berarti
segala tingkah lakunya harus dapat menjadi contoh atau teladan bagi masyarakat. Perkembangan baru
terhadap pandangan belajar mengajar membawa konsekuensi kepada guru untuk meningkatkan peranan
dan kompetensinya karena proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh
peranan dan kompetensi guru. Guru yang kompeten akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil
belajar siswa berada pada tingat optimal.Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
telah menjadi standar baru untuk peningkatan kualitas guru dan calon guru di Indonesia.
Selain itu, Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru mengamanatkan calon guru bergelar
sarjana (S-1 atau D-4) untuk mengikuti program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan guna meraih
kompetensi yang dibutuhkan dan sertifikat pendidik. Program PPG Prajabatan diadakan di Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang ditunjuk oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pada 2017, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menetapkan standar
nasional pendidikan guru melalui Peraturan Kemenristekdikti No. 55 untuk menyetarakan kualitas calon
guru yang dihasilkan oleh LPTK. Program PPG Prajabatan yang diadakan oleh LPTK bertujuan
memastikan kompetensi dan profesionalisme guru setelah mereka mengikuti program pendidikan profesi
berdurasi satu tahun tersebut. Dalam jangka panjang, perubahan jenjang karier guru melalui program PPG
Prajabatan juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.
Tujuan penelitian :
Mengevaluasi Seberapa Efektifkah Kebijakan Guru PPG Prajabatan, Dampak Kebijakan Guru
PPG Terhadap Alumni Sarjana Pendidikan Mengingat Kouta Peserta Yang Terbatas, Apakah
Lulusan Guru PPG Terbukti Lebih Profesional dan Mampu Mengajar Sesuai Indikator UU RI
NO. 14 TAHUN 2005.
Kajian Teori :
1. Teori Evaluasi: Teori ini menekankan pentingnya evaluasi sebagai suatu proses untuk
menentukan efektivitas suatu kebijakan. Teori ini juga menekankan pentingnya
penentuan tujuan evaluasi, pengumpulan data yang valid, serta analisis data yang tepat
untuk menentukan efektivitas kebijakan. Dalam konteks evaluasi kebijakan guru PPG,
teori ini dapat membantu menentukan tujuan evaluasi, jenis data yang harus
dikumpulkan, dan metode analisis data yang tepat untuk menentukan efektivitas program.
3. Teori Stufflebeam atau juga dikenal sebagai CIPP Evaluation Model, yaitu model
evaluasi program pendidikan yang terdiri dari empat tahap: (1) evaluasi konteks, (2)
evaluasi input, (3) evaluasi proses, dan (4) evaluasi produk.
Daftar Pustaka :