Anda di halaman 1dari 10

Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian

Bahan
Politeknik Negeri Ujung Pandang

4.3 JOB V PENGUJIAN KUAT TARIK BAJA

A. TUJUAN

Mahasiswa dapat mengevaluasi karakteristik tarik baja tulangan melalui


nilai-nilai, kuat tarik maksimum, kuat leleh, elongasi dan modulus elastisitas
bahan baja tulangan sesuai SNI 2052:2017.

B. DASAR TEORI

Kekuatan tarik (tensile strength, ultimate tensile strength) adalah


tegangan maksimum yang bisa ditahan oleh sebuah bahan ketika diregangkan
atau ditarik, sebelum bahan tersebut patah. Kekuatan tarik adalah kebalikan dari
kekuatan tekan, dan nilainya bisa berbeda. Beberapa bahan dapat patah begitu saja
tanpa mengalami deformasi, yang berarti benda tersebut bersifat rapuh atau getas
(brittle). Bahan lainnya akan meregang dan mengalami deformasi sebelum patah,
yang disebut dengan benda elastis (ductile).

Kekuatan tarik umumnya dapat dicari dengan melakukan uji tarik dan
mencatat perubahan regangan dan tegangan. Titik tertinggi dari kurva tegangan-
regangan disebut dengan kekuatan tarik maksimum (ultimate tensile strength).
Nilainya tidak bergantung pada ukuran bahan, melainkan karena faktor jenis
bahan. Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi seperti keberadaan zat pengotor
dalam bahan, temperatur dan kelembaban lingkungan pengujian, dan penyiapan
spesimen.

Kelompok 1
1A D3 Teknik Konstruksi Sipil
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian
Bahan
Politeknik Negeri Ujung Pandang

Tabel 4.5.1 Sifat Mekanis Baja


Uji Tarik Uji lengkung

Kuat
Regangan dalam
Kelas Baja luluh/leleh Kuat tarik (TS) Diameter pelengkung Rasio TS/YS
200 mm Min. Sudut
tulangan (YS) (hasil uji)
Lengkung
Mpa Mpa % mm

Min. 280 11 (d ≤ 10 mm) 180° 3,5d (d ≤ 16 mm)


BjTP 280 Min. 350 -
Maks. 405 12 (d ≥ 12 mm) 180° 5d (d ≥ 19 mm)

Min. 280 11 (d ≤ 10 mm) 180° 3,5d (d ≤ 16 mm)


BjTP 280 Min 350 Min. 1,25
Maks. 405 12 (d ≥ 13 mm) 180° 5d (d ≥ 19 mm)

9 (d ≤ 19 mm) 180° 3,5d (d ≤ 16 mm)

8 (22 ≤ d ≤25
180° 5d (19 ≤ d ≤ 25 mm)
BjTS 420 mm)
A Min. 420 Min. 525 Min. 1,25
180° 7d (29 ≤ d ≤ 36 mm
7 ( d ≥ 29 mm)
90° 9d (d > 36 mm)

14 (d ≤ 19 mm) 180° 3,5d (d ≤ 16 mm )

BjTS 420 12 (22 ≤ d ≤36 180° 5d (19 ≤ d ≤ 25 mm)

B Min. 420 Min . 525 Min. 1,25


180° 7d (29 ≤ d ≤ 36 mm
10 (d ≥36 mm)
90° 9d (d > 36 mm)

7 (d ≤ 25 mm) 180° 5d (d ≤ 25 mm)

BjTS 520 Min. 520 Min. 650 180° 7d (29 ≤ d ≤ 36 mm) Min. 1,25
6 (d ≥ 29 mm)
90° 9d (d > 36 mm)

7 (d ≤ 25 mm) 180° 5d (d ≤ 25 mm)

BjTS 550 Min. 550 Min. 687,5 180° 7d (29 ≤ d ≤ 36 mm) Min. 1,25
6 (d > 29 mm)
90° 9d (d > 36 mm)

7 (d ≤ 25 mm) 180° 5d (d ≤ 25 mm)

BjTS 700 Min. 700 Min. 805 180° 7d (29 ≤ d ≤ 36 mm) Min. 1,25

Kelompok 1
Sumber : SNI 2052-2017
1A D3 Teknik Konstruksi Sipil
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian
Bahan
Politeknik Negeri Ujung Pandang
6 (d > 29 mm) 90° 9d (d > 36 mm)

Keterangan:
1. d adalah diameter nominal baja tulangan beton
2. hasil uji lengkung tidak boleh menunjukan retak pada sisi luar
lengkungan benda uji lengkung

Adapun rumus yang digunakan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut :

 Tensile Strength (Rm)

Fm
Rm =
A
Keterangan :
Rm = Kekuatan Tarik (Tensile Strength) (N/mm2)
Fm = Kekuatan Maksimum (N)
A = Luas Penampang benda uji (mm2)

 Elongation
LU −LO
€= x 100%
LO
Keterangan :
€ = Elongitas (Elongations) (%)
Lu = Panjang akhir besi tulangan (mm)
Lo = Panjang awal besi tulangan (mm)

 Regangan leleh
Lu
=
Lo

Keterangan :
Lu = Panjang akhir besi tulangan (mm)
Lo = panjang awal besi tulangan (mm)

Kelompok 1
1A D3 Teknik Konstruksi Sipil
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian
Bahan
Politeknik Negeri Ujung Pandang

 % Reduction Of Area

Ao−Af
= x 100 %
Ao

Keterangan :
𝐴𝑜= Luas penampang (mm2)
𝐴𝑓= Luas penampang putus (mm2)

C. ALAT DAN BAHAN

Meteran Penanda

Mistar Mesin Uji Tarik

Kelompok 1
1A D3 Teknik Konstruksi Sipil
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian
Bahan
Politeknik Negeri Ujung Pandang

Mesin Potong Jangka Sorong (sigma)

Mistar Mesin Uji Tarik

Timbangan Baja Polos dan Ulir

D. LANGKAH KERJA

1. Menyiapkan alat dan bahan


2. Mengukur baja tulangan yang akan digunakan yaitu sepanjang 400 mm
3. Memotong tulangan yang telah diukur
4. Menimbang baja tulangan yang telah dipotong sesuai panjang yang diperlukan
5. Menandai baja tulangan sesuai jarak yang ditentukan
6. Mengukur diameter benda uji yang akan ditarik menggunakan sigma/ jangka
sorong. Mengukur dibagian tengah dan kedua ujungnya kemudian dirata-
ratakan.
7. Memasang benda uji pada mesin uji tarik dengan posisi penjepit tepat pada
tanda yang ada ditulangan tersebut. Dan mengukur jarak antara dua penjepit
(atas dan bawah) untuk mengontrol jarak penjepit sesuai dengan jarak tanda
pada tulangan.
Kelompok 1
1A D3 Teknik Konstruksi Sipil
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian
Bahan
Politeknik Negeri Ujung Pandang

8. Menginput data-data awal pengujian pada monitor (diameter awal dan


panjang awal).
9. Menyalakan mesin UTM untuk memulai pembebanan (mesin menarik batang
baja yang telah dijepit sambil mengamati grafik yang tercatat pada monitor
yang terintegrasi dengan mesin).
10. Mesin dimatikan ketika baja telah putus.
11. Batang baja yang telah putus disambung dan mengukur panjang setelahnya
sebagai panjang setelah putus (Lu) dan diameter pada daerah AS yang putus.
12. Menginput kembali kedalam monitor diameter dan panjang setelah uji tarik
sebagai syarat untuk menghasilkan output uji tarik yang sebenarnya.
13. Menyimpan file uji tarik sebagai output dan pengujian.
14. Melakukan langkah yang sama pada pengujian berikutnya.
15. Area kerja dibersihkan kembali.
16. Setelah selesai data hasil pengujian di print
17. Menganalisa hasil pengujian.

E. DATA PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN


- Besi Polos ø10
Panjang awal : 400 mm
Panjang mula - mula (Lo) : 200 mm
Panjang putus (Lu) : 228 mm
Diameter mula - mula (Do) : 9,694 mm
Diameter putus (Du) : 5,280 mm
Area : 73,8067 mm2
Maximum Force (Fm) : 37292,777 N
Tensile Strength (Rm) : 505,276 N/mm2
Load at Lower Yield : 32724,729 N
Lower yield strength (ReL) : 443,384 N/mm2
Upper yield strength (ReH) : 457,458 N/mm2
Fracture Stress : 456,832 N
Elongation : 14,000 %
Percentage Reduction of Area (Z) : 70,334 %

Kelompok 1
1A D3 Teknik Konstruksi Sipil
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian
Bahan
Politeknik Negeri Ujung Pandang

- Besi Ulir ø10


Panjang awal : 397 mm
Panjang mula - mula (Lo) : 200 mm
Panjang putus (Lu) : 230 mm
Diameter mula - mula (Do) : 9,649 mm
Diameter putus (Du) : 5,320 mm
Area : 73,1231 mm2
Maximum Force (Fm) : 48206,340 N
Tensile Strength (Rm) : 659,249 N/mm2
Load at Lower Yield : 32724,729 N
Lower yield strength (ReL) : 447,458 N/mm2
Upper yield strength (ReH) : 466,774 N/mm2
Fracture Stress : 456,832 N
Elongation : 14,000 %
Percentage Reduction of Area (Z) : 70,334 %

Tabel 4.5.2 Hasil Uji Tarik Baja


Uji Tarik

Penamaan Tensile
No Yield Strength Elongation Ratio Kuat Tarik Kode
Diameter Strength
(N/mm2) (%) TS/YS Kelas Baja
(N/mm2)

1 Pø10 457,458 505,276 14 1,105 BjTP 280


2 Sø10 466,774 659,249 15 1,412 BjTS 420B

E. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa baja polos (Pø10) tidak
memenuhi standar SNI 2052-2017 dan baja ulir (Sø10) memenuhi standar SNI
2052-2017 adalah jenis BjTS 420B.

Kelompok 1
1A D3 Teknik Konstruksi Sipil
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian
Bahan
Politeknik Negeri Ujung Pandang

- Besi Ulir ø10


Panjang awal : 397 mm
Panjang mula - mula (Lo) : 200 mm
Panjang putus (Lu) : 230 mm
Diameter mula - mula (Do) : 9,649 mm
Diameter putus (Du) : 5,320 mm
Area : 73,1231 mm2
Maximum Force (Fm) : 48206,340 N
Tensile Strength (Rm) : 659,249 N/mm2
Load at Lower Yield : 32724,729 N
Lower yield strength (ReL) : 447,458 N/mm2
Upper yield strength (ReH) : 466,774 N/mm2
Fracture Stress : 456,832 N
Elongation : 14,000 %
Percentage Reduction of Area (Z) : 70,334 %

Tabel 4.5.2 Hasil Uji Tarik Baja


Uji Tarik

Penamaan Tensile
No Yield Strength Elongation Ratio Kuat Tarik Kode
Diameter Strength
(N/mm2) (%) TS/YS Kelas Baja
(N/mm2)

1 Pø10 457,458 505,276 14 1,105 BjTP 280


2 Sø10 466,774 659,249 15 1,412 BjTS 420B

F. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa baja polos (Pø10) memenuhi
standar SNI 2052-2017 adalah jenis BjTP 280 dan baja ulir (Sø10) memenuhi
standar SNI 2052-2017 adalah jenis BjTS 420B.

Kelompok 1
1A D3 Teknik Konstruksi Sipil
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian
Bahan
Politeknik Negeri Ujung Pandang

- Besi Ulir ø10


Panjang awal : 397 mm
Panjang mula - mula (Lo) : 200 mm
Panjang putus (Lu) : 230 mm
Diameter mula - mula (Do) : 9,649 mm
Diameter putus (Du) : 5,320 mm
Area : 73,1231 mm2
Maximum Force (Fm) : 48206,340 N
Tensile Strength (Rm) : 659,249 N/mm2
Load at Lower Yield : 32724,729 N
Lower yield strength (ReL) : 447,458 N/mm2
Upper yield strength (ReH) : 466,774 N/mm2
Fracture Stress : 456,832 N
Elongation : 14,000 %
Percentage Reduction of Area (Z) : 70,334 %

Tabel 4.5.2 Hasil Uji Tarik Baja


Uji Tarik

Penamaan Tensile
No Yield Strength Elongation Ratio Kuat Tarik Kode
Diameter Strength
(N/mm2) (%) TS/YS Kelas Baja
(N/mm2)

1 Pø10 457,458 505,276 14 1,105


2 Sø10 466,774 659,249 15 1,412 BjTS 420B

G. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa baja polos (Pø10) tidak
memenuhi standar SNI 2052-2017 dan baja ulir (Sø10) memenuhi standar SNI
2052-2017 adalah jenis BjTS 420B.

Kelompok 1
1A D3 Teknik Konstruksi Sipil
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang
Laporan Praktikum Laboratorium Pengujian
Bahan
Politeknik Negeri Ujung Pandang

H. DOKUMENTASI

Mengukur Panjang Baja Tulangan Mengukur Diamater Baja Tulangan

Menimbang Baja Tulangan Memasukkan Baja Tulangan


Kedalam Mesin Uji Tarik

Kelompok 1
1A D3 Teknik Konstruksi Sipil
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

Anda mungkin juga menyukai