Anda di halaman 1dari 6

Anatomi Veteriner 1

05 – Neuroanatomi part 1

Pendahuluan Peranan sistem syaraf

Neuroanatomi atau anatomi sistem syaraf Otak mengatur segalanya dari tubuh, termasuk
terbagi menjadi beberapa bagian: dengan homeostasis. Sistem syaraf cranial dan
medulla spinalis berfungsi untuk
A. Peranan, organisasi sistem syaraf,
mengintegrasikan semua informasi dari daam
anatomi sel syaraf, sel penunjang, dan
tubuh maupun dari lingkungan luar tubuh dan
komunikasi antar sel syaraf
juga mengkoordinasikan dengan sistem
B. Medula spinalis dan syaraf-syaraf spinal
&

organlainnya untuk melakukan aksi maupun


C. Otak dan syaraf-syaraf otak (cranial)
umpan balik. Mekanisme regulasi otak yang
D. Sistem syaraf otonom
tidak stabil menyebabkan sesuatu yang salah
pada tubuh.

Sistem syaraf berperan melakukan integrasi dan


koordinasi di dalam tubuh, dan juga melakukan
maintenance homeostasis pada tubuh.
Homeostasis tubuh ini diperlukan agar seluruh
sistem di dalam tubuh berada pada kondisi
konstan. Perubahan homeostasis tubuh yang
juga disebabkan dari kondisi lingkungan
memerlukan penyesuaian agar selalu konstan
dengan melakukan koordinasi pada otak dengan
sistem tubuh lainnya.

Sistem syaraf juga berperan sebagai sistem


regulator pada tubuh, yakni saraf akan bekerja
Pada gambar menunjukkan anatomi sistem sama dengan sistem endokrin atau sistem
syaraf pada anjing. Otak dan medula spinalis hormon yang membentuk suatu sistem yang
adalah susunan syaraf pusat (SSP). Medula dikenal dengan sistem neuro-endokrin. Sistem
spinalis menjulur ke arah caudal mengikuti syaraf bekerja lebih cepat, sedangkan sistem
postur tubuh hewan yang memanjang ke caudal. endokrin bekerja lebih lambat. Di dalam tubuh
Sedangkan, sistem syaraf perifer merupakan terdapat sangat banyak neuro-endokrin.
penjuluran serabut syaraf dari otak yang disebut Contoh dalam mengatur siklus birahi atau estus,
dengan syaraf cranial dan penjuluran serabut hormon seks betina (esterogen dan progesteron)
dari medula spinalis yang disebut syaraf spinalis. mempengaruhi neuron di hipotalamus melalui
pengaturan homeostasis dan sekresi hormon
Folikel Stimulating Hormone (FSH) dan
A. Peranan, Organisasi Sistem Syaraf, Anatomi Luteinizing Hormone (LH) untuk mengatur
Sel Syaraf, Sel Penunjang, dan Komunikasi sintesis dan sekresi hormon seks betina.
Antarsel Syaraf

@c.tyass
Secara fungsional media untuk berkomunikasi motoris yang berfungsi menstimuli otot dan
antar sel syaraf pada sistem syaraf disebut kelenjar.
neurotransmitter melalui akson dan dendritnya
Sistem syaraf tepi ini menerima rangsangan dari
atau komunikasi antara sel syaraf dengan
lingkungan (sensoris) dan membawa rangsangan
reseptor berupa otot dan kelenjar. Komunikasi
dari SST untuk menstimulasikan otot atau
tersebut terjadi dengan melepaskan
kelenjar.
neurotransmitter untuk mempengaruhi sel-sel
lainnya yang selaunjutnya oleh sel penerima, Sistem syaraf pusat mengatur seluruh kegiatan,
energi kimia tersebut diubah menjadi energi tetapi sistem syaraf tepi hanya merespon dan
listrik. Terdapat neurotransmitter yang berfungsi memberikan aksi pada rangsangan yang
untuk melakukan komunikasi antarsel syaraf, diterima.
otot, dan kelenjar.
Sistem syaraf perifer dapat dilepaskan dari
cranial yang dikenal dengan sistem syaraf cranial
dan yang dilepaskan oleh medulla spinalis
dikenal dengan syaraf spinalis.

Organisasi Sistem Syaraf Perifer/Tepi

Berdasarkan arah rangsangannya, dibagi


menjadi:

 Serabut Aferens (sensoris atau


sensibel), merupakan serabut yang
membawa rangsangan dari reseptor
Organisasi Sistem Syaraf menuju sistem syaraf pusat.
 Serabut Eferens (motoris), merupakan
Sistem Syaraf Pusat (SSP) atau pusat kontrol
serabut yang mengatur gerakan yang
tubuh yang berupa otak dan medulla spinalis.
bersifat motoris atau memberikan aksi
Sistem syaraf pusat ini memiliki fungsi untuk
pada rangsangan yang diterima. Serabut
memproses stimuli dan mendesain kerja. Semua
syaraf ini membawa rangsangan dari
stimuli yang didapat oleh sistem syaraf pusat ini
sistem syaraf pusat menuju efektor.
diproses dan mendesain kerja sebagai hasil dari
suatu proses integrasi yang diterima oleh tubuh. Berdasarkan objek rangsangnya, dibagi
menjadi:
Jika sistem syaraf menerima suatu informasi
baru, sistem syaraf akan menyimpannya dalam  Sistem syaraf somatis yang terdiri dari
memori. Sesuatu yang telah terjadi dapat syaraf sensoris dan motoris. Sistem
disimpan yang kemudian akan dipanggil lagi syaraf ini membawa rangsangan ke
pada waktu yang diinginkan. organ tubuh yang sadar (kulit dan otot).
Sistem syaraf ini bekerja pada sistem
Sistem Syaraf Perifer atau Sistem Syaraf Tepi
syaraf tubuh dengan sadar.
(SST) yang terdiri dari syaraf kranial, syaraf
 Sistem syaraf otonom atau visceral
spinal, dan ganglion. Pada sistem syaraf tepi
yang berupa syaraf aferens atau
terdapat saraf sensoris yang berfungsi
sensoris, dan syaraf eferens atau sistem
menerima stumuli dari lingkungan dan saraf
syaraf otonom. Sistem syaraf ini tidak
dapat dikontrok arah geraknya. Sistem

@c.tyass
syaraf visceral eferen ini dikenal dengan 4. Kelopak Myelin
sebutan sistem syaraf otonom. 5. Kelopak Schwann (neurolemmocyte)
6. Silang ranvier
Sistem syaraf otonom (SSO) atau visceral
7. Telodendrion
eferens dapat dibagi menjadi (1) sistem saraf
simpatis, dan (2) sistem syaraf parasimpatis. Impuls disalurkan melalui penjuluran ke badan
Kedua sistem syaraf ini bekerja secara sel yang kemudian di salurkan melalui neurite
berlawanan berupa inhibisi atau eksitasi pada atau akson yang merupakan penjuluran badan
organ yang sama. sel yang berfungsi meneruskan stimuli menjauhi
badan sel atau menuju ke efektor.
Syaraf spina dari hewan jumlahnya berbeda di
setiap spesiesnya.

Klasifikasi selubung serabut syaraf


Anatomi Sel Syaraf (Neuron)
1. Myelin dan Schwann
Trivia fact: otak manusia memiliki 100 miliar sel
umum kecuali nervous cranial I (n.
syaraf
olfaktorius) dan nervous cranial II (n.
Sel syaraf memiliki fungsi sebagai transmitter optic)
stimulus atau impuls baik pada stimulus jarak 2. Myelin saja
pendek dan jarak jauh. N opticus, dan di SSP
3. Schwann saja
Sel syaraf memiliki sifat:
Nervous cranial II dan postganglioner
1. Daya excibility, kemampuan untuk 4. Telanjang
merespon stimuli dari reseptor pada Pangkal, ujung akson dan dendrit, silang
lingkungan eksternal maupun internal. ranvier, dan motor endplate
2. Daya conductivity, kemampuan untuk
Tipe neuron berdasarkan fungsi:
meneruskan signal atau impuls atau
stimulasi yang diterimaoleh reseptor 1. Neuron aferens atau sensoris, badan sel
yang kemudian disalurkan melalui di ganglion, mempunyai reseptor di
penjuluran pada sel syaraf. dendrit, akson membawa stimuli ke SSP
2. Neuron eferens atau motoris, badan sel
Bagian-bagian dari sel syaraf:
di SSP, ujung distal akson di efektor (otot
1. Badan sel (inti, organel, badan nissl) polos, otot lurik, kelenjar)
2. Dendrit 3. Interneuron, badan sel di SSP dan sedikit
3. Akson (neurite) di SST, menjadi penghubung antara

@c.tyass
sensoris dengan motoris (relay and local 4. Proprioceptor, terdapat pada sendi,
circuit) tendo, ligamentum, dan otot yang
berfungsi untuk menjaga postur dan
Tipe neuron berdasarkan struktur:
posisi tubuh
1. Neuron multipolar, memiliki banyak
Bentuk reseptornya berupa free nerve endings
penjuluran dendrit dan hanya satu
atau syaraf yang tidak memiliki selubung, dan
akson, terdapat di otak dan medula
encapsulated endings atau syaraf yang memiliki
spinalis
selubung.
2. Neuron bipolar, hanya memiliki satu
dendrit dan satu akson saja, terdapat di Menurut tipe stimulusnya, reseptor dapat dibagi
retina, cochlea, vestibulum, dan menjadi:
olfaktori
1. Thermoreceptor, reseptor suhu yang
3. Neuron unipolar, hanya terdapat satu
terdapat pada kulit dan lidah
penjuluran yang mana penjuluran
2. Nociceptor, reseptor suara atau bunyi
tersebut bercabang dengan dendrit dan
yang terdapat dalam corti di koklea pada
akson, terdapat di ganglion
telinga dalam
3. Chemoreceptor, reseptor bahan kimia
(O2, CO2, PH) yang salah satunya
terdapat dalam glomus (corpus)
caroticus (badan carotis) yang terletak di
pangkal arteria carotis interna, berada
dekat dengan sinus caroticus
4. Photoreceptor, reseptor cahaya yang
berupa sel rod (sel batang) dan sel cone
(sel kerucut) pada retina mata
5. Mechanoreceptor, reseptor gaya
mekanik (pukulan, tendangan, tusukan,
rabaan, dll) yang terdapat pada kulit
6. Baroreceptor, reseptor tekanan darah
Reseptor sensoris berdasarkan lokasinya dapat yang terdapat dalam sinus caroticus,
dibagi menjadi: yaitu sinusoid di dinding pangkal a.
carotis interna, bersebelahan dengan
1. Extroceptor, terdapat pada kulit yang glomus carotis
peka terhadap tekanan, rabaan, suhu,
dan rasa sakit
2. Teloceptor, terdapat pada (1) mata yang
peka terhadap cahaya, (2) telinga yang
peka terhadap bunyi, dan (3) hidung
yang peka terhadap bau.
3. Interoceptor atau visceroceptor,
terdapat pada organ visceral yang
mengatur tekanan darah, kadar oksigen
dan karbon dioksida, dan peregangan
otot polos (lapar, dll)

@c.tyass
Syaraf pada rongga hidung:

1. Sel olfaktori, memiliki silia dengan


Syaraf pada kulit: memiliki sel terbuka tanpa selubung.
1. Free nerve ending, yang terdapat pada Substansi kimia masuk ke rongga hidung
perbatasan dermis dan epidermis. Tidak dan sebagian diterima oleh reseptor
memiliki selubung. Menerima penciuman.
rangsangan berupa rasa sakit, suhu, dan 2. Cilia, sebagai reseptor dari sel olfaktori
rabaan ringan. yang mengubah stimuli menjadi energi
2. Corpus Paccini, menerima rangsangan listrik yang selanjutnya dibawa ke bulbus
berupa getaran dan tekanan yang dalam olfaktorius.
3. Corpus Meissner, berdekatan dengan
free nerves ending yang menerima
rangsangan berupa rabaan ringan
4. Corpus Ruffini dan Corpus Crause, yang
menerima rangsangan berupa suhu,
rabaanm posisi, dan juga gerakan tubuh

Syaraf pada reseptor pendengaran dan


keseimbangan:

1. Stereocilia dan Kinocilia, bergerak


Syaraf pada lidah: karena gerakan dari cairan endolymph.
2. Membran labyrinth, menggerakkan
1. Sel Chermoreceptor, yang berfungsi cilia. Gerakan cillia ini melepaskan
sebagai penerima rangsangan berupa neurotransmitter yang dibawa ke otot.
cita rasa pada lidah. Sel ini juga berfungsi
sebagai transfuser yang merubah
rangsangan kimia menjadi energi listrik.

@c.tyass
Sel reseptor pada retina mata:

1. Sel Rod atau Sel Batang, sensitif


terhadap cahaya hitam dan putih Sistem Saraf Tepi: sel satelit dan sel schwann
2. Sel Cone atau Sel Kerucut, sensitif Terdiri dari:
terhadap cahaya yang berwarna
- Sel satelit (sel kapsul): berada di sekitar
Komposisi sel batang dan sel kerucut ini neuron di ganglion
bervariasi pada setiap spesies hewan. Pada - Sel schwann: membentuk pembungkus
hewan nokturnal atau hewan malam didominasi akson
oleh sel rod, sedangkan pada hewan diurnal
komposisi sel cone lebih banyak dibandingkan
sel rodnya.

Cahaya yang diterima oleh reseptor merangsang


sekresi sinaptik pada vesikel yang selanjutnya
dilanjutkan sebagai impuls syaraf.

Sel penunjang sistem syaraf

Cranial Nervous System: Neuroglia

Terdiri dari:

- Sel-sel ependyma: liquor cerebrospinal,


blood brain barrier
- Astrocyte: blood brain barrier, pemberi
nutrisi ke sel syaraf
- Microglia: menyerap sel rusak
- Oligodendrocyte: membentuk selubung
myelin

@c.tyass

Anda mungkin juga menyukai