Anda di halaman 1dari 7

Modul Pembelajaran

BIOLOGI

Kelas XI
Semester II

Penyusun:
Ayu Iyuk Yukrimah, S.Pd
SMA Banjar Asri
Sistem Koordinasi

Neuron atau sel saraf


SISTEM KOORDINASI merupakan satuan kerja
utama atau bagian dari sistem koordinasi yang
A. Sistem Saraf
berfungsi untuk mengatur aktivitas tubuh
melalui rangsangan listrik secara cepat.
Komponen sistem saraf terdiri atas sel saraf,
sistem saraf pusat, dan sistem saraf tepi.

Sel saraf (neuron) tersusun atas :


a. Dendrit, berfungsi untuk menerima rangsangan.
b. Badan sel, berfungsi untuk meneruskan rangsangan dari dendrit menuju akson.
c. Akson, berfungsi untuk meneruskan rangsangan dari badan sel menuju sinapsis.
d. Selubung myelin, berfungsi untuk melindungi sel schwann.
e. Sel schwann, berfungsi untuk memberi nutrisi.
f. Nodus ranvier, berfungsi untuk mempercepat rangsangan.
g. Sinapsis (Akson terminal), berfungsi untuk menyambungkan rangsangan ke sel saraf
lainnya.

Berdasarkan fungsinya, dibedakan menjadi 3 yaitu :


h. Neuron sensorik (neuron aferen), berfungsi untuk menghantarkan impuls dari reseptor
ke pusat susunan saraf.
i. Neuron motorik (neuron efektor), berungsi untuk menghantarkan impuls motorik dari
susunan saraf ke efektor.
j. Neuron asosiasi, berfungsi sebagai penghubung antara neuron motorik dan sensorik.

Impuls akan menyebabkan terjadinya gerakan.


k. Gerak sadar : Impuls  reseptor/indra  saraf sensoris otak  saraf motor 
efektor/otot
l. Gerak refleks : Impuls  reseptor/indra  saraf sensoris  sumsum tulang belakang
 saraf motor efektor/otot.

Modul Pembelajaran Biologi 1


Sistem Koordinasi

Mekanisme Penghantaran Impuls


Neuron dalam keadaan istirahat memiliki energi potensial membran untuk bekerja
mengirim impuls, dalam keadaan istirahat disebut polarisasi membran.
Adanya impuls menyebabkan membran sel saraf terdepolarisasi.
Akibatnya ada perbedaan muatan sel saraf. perbedaan muatan sel saraf menyebabkan
impuls merambat ke sepanjang akson menuju sinapsis (repolarisasi).

B. Jenis Sistem Saraf


1. Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat merupakan bagian sistem saraf yang
mengkoodinasikan semua fungsi saraf. Sistem saraf
pusat berfungsi menerima semua rangsangsaraf dari luar
tubuh (eketroseptor) dan dari dalam tubuh (interoseptor).
Sistem saraf pusat juga bertindak sebagai pusat integrasi
dan komunikasi.
a. Otak
Otak manusia terdiri atas dua belahan, yaitu otak kiri dan kanan. Otak kiri
mengendalikan tubuh bagian kanan. Sebaliknya, otak kanan mengendalikan tubuh
bagian kiri. Otak dibagi menjadi empat bagian, yaitu :
 Otak Depan (Proncephalon), terdiri dari talamus (berfungsi menerima semua
rangsang dari reseptor, dan sebagai pusat pengatur emosi) dan hipotalamus (pusat
pengatur emosi yang diinterpretasikan ke dalam tingkah laku, contohnya rasa lapar
dan haus)
 Otak Besar (Cerebrum), terdiri dari Lobus Frontalis (pusat bahasa, bicara,
komunikasi), Lobus Oksipitalis (pusat penglihatan), Lobus Temporalis (pusat
pendengaran), dan Lobus Parietalis (pusat peraba).
 Otak Tengah (Mesencephalon), terdapat Lobus Optikus yang berhubungan dengan
gerak refleks mata (pusat penglihatan dan pendengaran).
 Otak Belakang (Rhombencephalon), terdiri dari Metencephalon (terdiri dari
ponsvarolii dan cerebellum) dan Medula Oblongata (sumsum lanjutan).

Modul Pembelajaran Biologi 2


Sistem Koordinasi

2. Sumsum Tulang Belakang (Medula Spinalis)


Terdapat di dalam rongga tulang belakang.
Fungsinya sebagai penghubung impuls dari dan ke
otak, memberi kemungkinan gerak refleks. Medula
spinalis bagian luar berwarna putih dan bagian dalam
kelabu.

3. Sistem Saraf Tepi


Sistem saraf tepi merupakan saraf-saraf yang membawa impuls dari dan ke
sistem saraf pusat. sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tidak
sadar.
a. Saraf Sadar (Somatis) Saraf sadar adalah saraf yang rangsangannya
disampaikan ke pusat reseptor yaitu kepusat
motoris pada serebrum. Berdasarkan asalnya,
sistem saraf tepi terbagi atas 12 pasang saraf
kranial (saraf yang keluar dari permukaan
dorsal otak) dan 31 pasang saraf spinal (saraf
yang keluar dari kedua sisi tulang belakang)

b. Saraf Tidak Sadar (Otonom) Saraf otonom adalah saraf yang


rangsangannya tidak disampaikan ke
otak. Sistem saraf otonom mengontrol
kegiatan organ-organ dalam.
Berdasarkan sifat kerjanya, saraf
otoom dibedakan menjadi dua, yaitu
saraf simpatik dan saraf parasimpatik
yang memiliki fungsinya masing-
masing.

Modul Pembelajaran Biologi 3


Sistem Koordinasi

C. Sistem Hormon (Endokrin)


1. Struktur Sistem Hormon
Sistem hormon (endokrin) adalah sekumpulan kelenjar dan organ yang
memproduksi hormon, yaitu senyawa organik pembawa pesan kimiawi di dalam aliran
darah menuju sel atau jaringan tubuh. Karakteristik kelenjar endokrin :
a. Tidak memiliki saluran dan menyekresikan hormon langsung ke dalam cairan
b. Menyekresi lebih dari satu jenis hormon, kecuali kelenjar paratiroid.
c. Memiliki sejumlah sel sekretori yang dikelilingi banyak pembuluh darah dan
ditopang oleh jaringan ikat.
d. Masa aktif kelenjar endokrin dalam menghasilkan hormon berbeda-beda.
e. Sekresi hormon dapat distimulasi atau dihambat oleh kadar hormon lainnya dan
senyawa nonhormon dalam darah, serta impuls saraf.
2. Jenis Sistem Hormon
Hormon dihasilkan oleh kelenjar. Kelenjar endokrin (kelenjar buntu) adalah
kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus yang menghasilkan hormon.
Berdasarkan aspek macam dan letaknya, kelenjar buntu dibedakan terdiri atas:
a. Kelenjar hipofisis, menghasilkan hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lain.
b. Kelenjar tiroid, menghasilkan hormon tiroksin dan tryodotironin yang berfungsi
untuk meningkatkan metabolisme tubuh.
c. Kelenjar paratiroid, menghasilkan parathormon yang berfungsi untuk mengatur
pertukaran zat kapur dan fosfor dalam darah.
d. Kelenjar timus, berfungsi mengaktifkan pertumbuhan badan.
e. Kelenjar adrenal, menghasilkan hormon kortison dan hormon adrenalin.
f. Kelenjar pankreas, menghasilkan hormon insulin dan glukagon.
g. Kelenjar testis dan ovarium, menghasilkan testosteron dan sperma (laki-laki), dan
menghasilkan hormon estrogen, progesteron dan ovum (wanita).

D. Sistem Indra
Alat indera merupakan reseptor yang peka terhadap perubahan lingkungan dan
rangsangan. Setiap reseptor hanya menerima jenis perubahan lingkungan dalam bentuk
rangsangan tertentu. Sistem indra pada manusia terdiri atas indra penglihatan (mata), indra
perasa (lidah), indra pendengaran (telinga), indra pembau (hidung) dan indra peraba (kulit).

Modul Pembelajaran Biologi 4


Sistem Koordinasi

a. Indra Penglihatan

Mata merupakan indera penglihatan yang bertindak


sebagai fotoreseptor yang mampu menerima rangsangan
berupa cahaya. Mata manusia terdiri dari 3 bagian utama
yaitu bola mata, tulang orbita dan alat penunjang/
tambahan.

b. Indra Pembau
Hidung merupakan indera pembau yang
menerima rangsangan yang bertindak sebagai
kemoreseptor. Reseptor hidung adalah saraf
olfaktori dan terletak pada langit-langit
rongga hidung yang peka terhadap molekul
bau (odoran).

c. Indra Pengecap/Perasa
Lidah berfungsi sebagai indra pengecap yang
biasa dikenal dengan kemoreseptor cair.
Reseptor lidah adalah papilla (tonjolan) yang
terletak di permukaan lidah dan di dalamnya
terdapat tunas pengecap yang peka terhadap
molekul yang dapat larut dalam air liur.

d. Indra Pendengaran
Telinga merupakan indra pendengaran
(fonoreseptor) dan sebagai pendeteksi
keseimbangan (ekuilibrium). Telinga
menerima rangsangan berupa getaran
sehingga disebut fonoreseptor. Reseptor
telinga untuk pendengaran adalah organ korti
pada koklea, dan untuk keseimbangan adalah
otolith.

Modul Pembelajaran Biologi 5


Sistem Koordinasi

e. Indra Peraba

Kulit berfungsi sebagai indra peraba yang biasa


dikenal dengan mekanoreseptor atau tangoreseptor.
Kulit memiliki reseptor. Reseptor kulit terdiri dari
korpus-korpus pada lapisan epidermis dan dermis
yang dapat merasakan berbagai rangsangan.

E. Pengaruh Psikotropika
Psikotropika merupakan zat yang dapat memengaruhi kerja sistem saraf
(koordinasi). Berdasarkan efek yang ditimbulkannya dibedakan menjadi :
a. Stimulan, sifatnya menstimulasi kerja saraf simpatik melalui hipothalamus,
mengurangi kantuk, dan menjadikan lebih semangat. Contohnya kafein, nikotin,
amfetamin, dan kokain.
b. Depresan, menurunkan kerja saraf pusat, menjadikan lebih rileks, dan kehilangan
kesadaran. Contohnya alkohol, heroine, dan benzodiaepine.
c. Halusinogen, membuat pemakainya melihat/mendengar sesuatu yang tidak ada,
membuat pikiran melayang. Contohnya ganja, sabu-sabu.

F. Gangguan Sistem Saraf


a. Migrain, kurangnya asupan oksigen ke salah satu bagian otak.
b. Geger otak, gangguan akibat adanya benturan.
c. Amnesia, hilangnya ingatan
d. Alzheimer, hilangnya ingatan hingga lupa cara tentang melakukan kegiatan sehari-hari.
e. Hidrochepalus, kelebihan cairan cerebrospinal yang mengakibatkan tempurung kepala
membesar.
f. Meningitis, radang selaput otak yang disebabkan mikroba
g. Parkinson, kurangnya neurotransmitter (dopamin) yang menyebabkan wayah kaku.
h. Gondok, kurangnya hormon tiroksin
i. Miopi/rabun jauh, tidak bisa melihat benda yang jaraknya jauh.
j. Hipermetropi/rabun dekat, tidak bisa melihat benda yang jaraknya dekat
k. Katarak, proses kekeruhan pada sebagian atau seluruh bagian mata.

Modul Pembelajaran Biologi 6

Anda mungkin juga menyukai