Anda di halaman 1dari 14

DOA SYUKUR DAUD

(2 Sam 7:18-29 )

SEMINAR KITAB SUCI

Dosen: Dr. Madalena Marseli

OLEH:
BONIFACE PETROS
111.2021.002

SEKOLAH TINGGI KATOLIK SEMINARI


SANTO YOHANES SALIB
LANDAK, 2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
1. PENDAHULUAN..................................................................................................................................1
2. Terjemahan Teks 2 Sam 7:18-29........................................................................................................2
2.1 Kritik Teks Dan Catatan Terjemahan.............................................................................................3
3. ANALISIS NARATIF DAN SEMANTIK....................................................................................................3
3.1. 2 Sam 7:18-29 sebagai Kesatuan Unit Cerita..............................................................................3
3.1 Analisis Konteks............................................................................................................................5
3.1.1 Konteks Dekat........................................................................................................................5
3.1.2 Konteks Menegah..................................................................................................................5
3.1.3 Konteks jauh..........................................................................................................................6
4. Analisis semantik................................................................................................................................6
4.1 Rumah (tyIB; bayît/ House)..........................................................................................................6
4.2 Tuhan (hwhy, Yhwh, God, Lord)...................................................................................................7
5. Eksegese.............................................................................................................................................7
5.1 Doa syukur terhadap janji-janji Tuhan..........................................................................................7
5.2 Yesus Kristus dan perjanjian ini....................................................................................................8
6. Refleksi teologis.................................................................................................................................9
6.1 Doa sebagai tanda syukur kita......................................................................................................9
7. Reflesksi pastoral..............................................................................................................................10
8. Kesimpulan.......................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................12

ii
1. PENDAHULUAN
Doa pertama dan terutama suatau pernyataan iman di hadapan Allah. 1 Doa merupakan
hal mendasar yang melekat dengan kehidupan umat beriman. Melalui doa, manusia dapat
menjalin relasi dengan Tuhan, yang memungkin manusia untuk dapat mengungkapkan segala
Kelebihan spasi
sesuatu kepada Tuhan , isi doa begitu luas, tidak mengherankan bahwa orang menghadap
Tuhan dengan aneka cara dan kata salah satunya kitab Perjanjian Lama didalam 2 Sam7:18-
29.2 Apakah dalam doanya, ia berani mengakui bahwa ia orang berdosa atau tetap merasa
dirinya benar? Apakah dalam doanya, ia hanya berfokus pada diri sendiri atau ia berdoa juga
bagi sesama? Kitab Suci yang merupakan sumber dan inspirasi doa bagi orang Kristen telah
memberikan banyak contoh doa-doa yang berkenan kepada Allah. Salah satu doa dalam Kitab
Suci yang dapat dijadikan contoh adalah doa syukur Daud kepada Allah (2 Sam 7:18-29).
Dalam doanya, Daud sangat bersyukur kepada Allah karena perjanjian-Nya dan dengan
sungguh-sungguh berharap pada penggenapan janji itu. Dalam doanya juga, Daud tidak
mengeluh meskipun niatnya utk membangun bait suci tidak diterima. Malahan, ia
memberikan syukur yang dalam kepada Allah atas kehendak-Nya agar bait suci itu dibangun
lewat anaknya, dengan melakukan tindakan ini, ia memperlihatkan iman dari ketaatan mutlak.
Allah tidak mengikat perjanjian dengan Daud karena Daud layak benar atau telah melakukan
perbuatana baik.; sebaliknya perjanjian itu ditetapkan karne akemurahan dan kasih karunia-
Nya. Ini merupakan sebuah contoh doa yang baik. Karena sesungguhnya, doa yang sejati akan
semakin membuat orang mencintai Allah sekaligus mencintai manusia. Doa tidak akan pernah
mengasingkan manusia dari lingkungan hidupnya.3

Dalam tulisan ini, penulis tertarik untuk memperdalam tentang doa syukur dari Daud
kepada Allah (2 Sam7:18-29) yang dapat dijadikan sebuah contoh doa yang baik. Untuk
membahas secar leih mendalam, penulis mengunakan netde analisis semantic denagan
mengunakan perangkat lunak Bilblework7 untuk membandingkan beberapa versi tesk dengan
bahasa asli Ibrani (WTT) dan teks terjemahan bahasa Inggris (KJV, NAS, NRS). Selain itu,
penulis juag melakukan analisis narati yang terdiri dari analasis kesatuan unit cerita, plot dan
konteks. melanjutkannya dengan melakukan eksegese dan refleksi teologis dari teks tersebut
serta memberikan aplikasi pastoral yang berkaitan dengan peranan doa bagi sesama.

1
Bdk. Konferensi Waligereja Indonesia, Iman Katolik, penerbit PT Kanisius, Yogyakarta 2022, 194.
2
Bdk. Ibid, 197.
3
Bdk. Jean LAPLACE, Doa menurut Kitab Suci, Kanisius, Yogyakarta 1985, 11.

1
2. Terjemahan Teks 2 Sam 7:18-29
18
Lalu masuklah raja Daud ke dalam, kemudian duduklah ia di hadapan TUHAN sambil
berkata: "Siapakah aku ini, ya Tuhan ALLAH, dan siapa anggota rumah tangga saya?,
sehingga Engkau membawa aku sampai sedemikian ini?
19
Dan hal ini masih kurang di mata-Mu, ya Tuhan ALLAH; sebab itu Engkau telah berfirman
juga tentang keluarga hamba-Mu ini dalam masa yang masih jauh dan telah memperlihatkan
kepadaku serentetan manusia yang akan datang, ya Tuhan ALLAH.

20
Apakah yang dapat dikatakan Daud kepada-Mu lebih lagi dari pada itu. Bukankah Engkau
yang mengenal hamba-Mu ini, ya Tuhan ALLAH?

21
Oleh karena firman-Mu dan menurut hati-Mu Engkau telah melakukan segala perkara yang
besar ini dengan memberitahukannya kepada hamba-Mu ini.

22
Sebab itu Engkau besar, ya Tuhan ALLAH, sebab tidak ada yang sama seperti Engkau dan
tidak ada Allah selain Engkau menurut segala yang kami tangkap dengan telinga kami.

23
Dan bangsa manakah di bumi seperti umat-Mu Israel, yang Allahnya pergi menebusnya
menjadi umat-Nya, untuk mendapat nama bagi-Nya dengan melakukan perbuatan-perbuatan
yang besar dan dahsyat bagi mereka, dan dengan menghalau bangsa-bangsa dan para allah
mereka dari depan umat-Nya?

24
Engkau telah mengokohkan bagi-Mu umat-Mu Israel menjadi umat-Mu untuk selama-
lamanya, dan Engkau, ya TUHAN, menjadi Allah mereka.

25
Dan sekarang, ya TUHAN Allah, tepatilah untuk selama-lamanya janji yang Kauucapkan
mengenai hamba-Mu ini dan mengenai keluarganya dan lakukanlah seperti yang Kaujanjikan
itu.

26
Maka nama-Mu akan menjadi besar untuk selama-lamanya, sehingga orang berkata:
TUHAN semesta alam ialah Allah atas Israel; maka keluarga hamba-Mu Daud akan tetap
kokoh di hadapan-Mu.

27
Sebab Engkau, TUHAN semesta alam, Allah Israel, telah menyatakan kepada hamba-Mu
ini, demikian: Aku akan membangun keturunan bagimu. Itulah sebabnya hamba-Mu ini telah
memberanikan diri untuk memanjatkan doa ini kepada-Mu.

2
28
Oleh sebab itu, ya Tuhan ALLAH, Engkaulah Allah dan segala firman-Mulah kebenaran;
Engkau telah menjanjikan perkara yang baik ini kepada hamba-Mu.

29
Kiranya Engkau sekarang berkenan memberkati keluarga hamba-Mu ini, supaya tetap ada
di hadapan-Mu untuk selama-lamanya. Sebab, ya Tuhan ALLAH, Engkau sendirilah yang
berfirman dan oleh karena berkat-Mu keluarga hamba-Mu ini diberkati untuk selama-
lamanya."

2.1 KRITIK TEKS DAN CATATAN TERJEMAHAN


18
Penulis mengganti kata “keluarga” dengan kata “rumah”. Kedua kata tersebut mengikuti
terjemahan asli dengan kata tyIB; Dalam terjemahan NAS, NJB dan NRS kata ini
diterjemahkan dengan house.

KJV, NAS,dan NRS menerjemahkan hd'P' sebagai redeem atau atone, yang dalam
23

Bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi “menebus” daripada “membebaskan”

3. ANALISIS NARATIF DAN SEMANTIK


Pada bagian ini, penulis akan menganalisa teks 2 Sam 7:18-29 dengan menggunakan
metode analisis naratif yang terdiri dari analisis kesatuan unit cerita, analisis plot, dan analisis
konteks. Selain itu, penulis juga menggunakan analisis semantik terhadap beberapa pilihan
kata yang dianggap penting dalam teks ini. Analisis ini bertujuan untuk membantu para
pembaca dalam penafsiran teks

3.1. 2 SAM 7:18-29 SEBAGAI KESATUAN UNIT CERITA


Kisah Daud dalam 2 Sam 7:18-29 sebagai satu kesatuan unit cerita tersendiri.
Kesatuan unit cerita pada dasarnya merupakan suatu kesatuan plot atau cerita utama yang
muncul dalam teks. Suatu unit cerita dimulai ketika ada suatu perubahan dramatis dari unit
sebelumnya dan berakhir ketika cerita utama itu selesai. Selain itu, suatu unit cerita juga biasa
ditandai dengan munculnya perubahan atau perkembangan, misalnya perubahan waktu,
tempat, karakter, dan tindakan. 4

Penulis berpendapat bahwa bahwa 2 Sam 7:18-29 merupakan suatu kesatuan unit cerita.
Tampak dalam ayat 18 dengan kisah pada ayat sebelumnya (2 Sam 7:1-17). Jika dilihat dalam
teks sebelumnya (ayat 1-17) dikisahkan janji Tuhan mengenai keluarga dan kerajaan Daud.
4
Bdk. J.L. SKA, Our Fathers Have Told Us: Introduction to the Analysis of Hebrew Narratives, Editrice
Pontificio Instituto Biblico, Roma 2000, 2-3.

3
Ayat 2 menyatakan keinginan Daud untuk memberikan tempat yang megah bagi Tabut
Perjanjian. Daud mempunyai rumah yang bagus tetapi tabut hanya berdiam di dalam kemah. 
Ayat 11-13 menyatakan tentang janji Tuhan kepada Daud. Daud ingin membangun rumah
bagi Tuhan untuk menampung Tabut Perjanjian, lambang kehadiran Tuhan. Namun Tuhan
mengatakan bahwa Dialah yang akan membangun keturunan bagi Daud dan kerajaan yang
kokoh untuk selama-lamanya, tepat seperti perkataan ini dan tepat seperti penglihatan natan
berbicara kepada Daud. Setealah itulah barulah masuk dalam ayat 18 yang didahului dengan
kata “lalu” diamana tempat 2 Sam 7:18-29 merupakan ungkapan doa syukur yang
disampaikan Daud kepada Tuhan setelah ia menerima janji Tuhan mengenal keluarga dan
kerajaannya. Doa syukur Daud dapat dibagi atas empat bagian yaitu
a) Respondal terhadap janji Allah (ayat 18 – 21)
b) Bukti keagungan Allah (ayat 22 – 24)
c) Doa supaya janji Allah terwujud (ayat 25 – 27)
d) Doa supaya keluarga Daud diberkati (ayat 28 – 29).

Struktur yang lengkap dari teks 2 Raj 20:1-11 di atas ini merupakan indikasi terkuat
bahwa teks ini merupakan sebuah kesatuan unit cerita.

3.1 ANALISIS PLOT


Respon Daud terhadap janji Allah (ayat 18-21). Daud merespon janji Allah yang telah
disampaikannya yaitu Daud datang mencari Allah dalam doanya. Dari sini Daud
memperlihatkan bahwa Daud sangat dekat dan setia menjaga relasi persekutuan dengan Allah.
Dalam kondisi apapun yang dihadapi oleh Daud ia tetap membangun hubungan persekutuan
dengan Allah dan menjadikan Allah sebagai pemandu segalanya bagi dia dan keluarganya.
Bukti keagungan Allah (ayat 22-24). Bahwa Allah memperlihatkan perkerjaan-
pekerjaan-Nya yakni membebaskan umat-Nya Israel keluar dari Mesir. Daud kagum terhadap
kebaikan Allah yang selalu memimpin umatnya sebab Allah sendiri turun tangan untuk
menyelamatkan umat Israel dari penindasan orang mesir.
Doa supaya janji Allah terwujud (ayat 25-27). Di situ tergambar doa permintaan Daud
tentang apa yang janjikan Tuhan ia memastikan bahwa Tuhan akan mengabulkan doanya.
Daud berdoa tidak hanya untuk keluarganya tetapi dia berdoa bagi Allah supaya keagungan
Allah atas kasih setia yang terus menolong dan menyelamatkan selalu di nyatakan karena itu

4
Daud memohon agar keluarga dan umatnya bersama umat Israel tidak mengalami
kehancuran.
Doa supaya keluarga Daud diberkati (ayat 28 – 29). Daud menutup doanya dengan
memohon berkat Tuhan kepada keluarganya sebab Daud merasa bahwa ia bertanggung jawab
atas keluarganya baik di masa kini maupun di masa yang akan datang. Daud memahami
bahwa ia dan keluarganya lemah dan berdosa dihadapan Allah karena itu ia meminta kekuatan
dan berkat dari Tuhan, biarlah keluarganya tetap setia dan bertahan mengahadapi hidup
dengan segala konsekuensinya berdasarkan janji Tuhan kepada umat. Daud percaya bahwa ia
dan keluarganya tidak pernah akan dibuang oleh Tuhan melainkan diberkati selama-lamanya.

3.2 ANALISIS KONTEKS


Teks 2 Sam 7:18-29 merupakan sebuah kisah yang utuh. Teks ini tidak terpisah dari
teks sebelumnya, teks sesudahnya, dan juga bagian-bagian lain dalam seluruh Kitab Suci.
Untuk dapat memahaminya, maka penulis akan melakukan analisis konteks. Penulis akan
menganalisis 2 Sam 7:18-29 dalam tiga konteks, yaitu konteks dekat untuk melihat hubungan
antara teks 2 Sam 7:18-29 dengan teks sebelum dan sesudahnya, konteks menengah untuk
melihat hubungan teks dengan teks lain dalam seluruh Kitab, dan konteks jauh untuk melihat
hubungan teks dengan teks lain dalam Kitab Suci.
3.2.1 Konteks Dekat
Penulis berpendapat bahwa, kisah 2 Sam 7:18-29 meskipun merupakan kesatuan unit
cerita seperti diuraikan dalam analisis kesatuan unit cerita, tampaknya memiliki hubungan
dengan kisah dalam perikop sebelumnya 2 Sam 7:1-17. Kemungkinan ungkapan syukur Daud
yang ia nyatakan dalam 2 Sam 7:18-29 ini salah satu disebabkan oleh peristiwa di mana janji
Tuhan kepada Daud dalam 2 Sam 7:11-13 . Daud ingin membangun rumah bagi Tuhan untuk
menampung Tabut Perjanjian, sebagai lambang kehadiran Tuhan. Tetapi Tuhan mengatakan
bahwa Dialah yang akan membangun keturunan bagi Daud dan kerajaan yang kokoh untuk
selama-lamanya.Teks 2Kurang
Sam 7:18-29
spasi adalah kisah kelanjutan dari teks 2 Sam 7:1-17, di mana
teks ini merupakan tanda syukur Daud kepada Tuhan atas janjiNya kepada keluarga dan
kerjaan Daud.
3.2.2 Konteks Menegah5
Kitab 2 Samuel adalah Kitab ini memuat sejarah pemerintahan Raja Daud, mula-mula
atas Yudea (daerah selatan; 2 Samuel 1–4), kemudian
Yang;atas seluruh negeri termasuk daerah
Israel atau utara (2 Samuel 5–24). Di dalam Kitab 2 Samuel terdapat empat bagian
- pendek
besar,Yaitu:
5
Bdk. Dr. J. Blommendaal, Pengantar Kepada Perjanjian Lama, PT. Bpk Gnung Mulia, 1991, 85.

5
a. Fasal 1:1-5:5 : Daud menjadi raja Di Hebron.
b. Fasal 5:6-10 : Kemulian raja Daud.
c. Fasal 11-20 : dosa daut dan akibat-akibatnya.
d. Fasal 21-24 : Tambahan
Dalam bagian ini penulis tidak akan membahas semua bagian tetapi hanya fokus pada
Di mana
kedudukan 2 Sam 7:18-29 dalam bagian kedua dalam Kitab 2 Samuel. Dimana dalam fasal
2 Sam 7: 1-29 Daud ingin mendirikan Bait Suci. Tuhan menolak hal Itu, Sebab Daud terlalu
banyak menumpahkan darah. Natan disuruh menghadap Daud dengan pesan bahwa bukan
Daud, melainkan anaknya boleh mendirikan rumah bagi Tuhan. Dalam perikop ini Daud
menrima janji: “ keluargamu dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya”.

3.2.3 Konteks jauh6


Kisah Daud dalam kitab 2 Sam banyak memiliki kaitan dengan Kitab Tawarikh, salah
satunya adalah teks 1 Taw 17:16-27 yang memiliki kemiripan dengan kisah yang diceritakan
dalam 2 Sam 7:18-29. Dengan kata lain, teks dalam 1 Taw 17:16-27 menceritakan kisah yang
sama yang terdapat dalam teks 2 Sam 7:18-29. Kemiripan antara kedua teks tersebut
disebabkan oleh Kitab Tawarikh yang merupakan penulisan kembali sejarah Israel dari
pandangan para imam sesudah masa pembuangan. Sehingga, dalam Kitab Tawarikh
menampilkan juga Daud dan Salomo sebagai raja yang menjadi model. Di mana digambarkan
Daud yang sungguh-sungguh taat kepada Allahnya.7 Bagi sejarahwan Deuteronomis, Kitab
Tawarikh menceritakan kembali sejara Israel (termasuk sejarah kerajaan Salomo) agar orang
yang hidup di masa kini dan di masa depan dapat belajar sejarah itu. Dengan Demikian, dapat
disimpulkan bahwa keterkaitan dan kemiripan dari kisah ini terletak dari tujuan Kitab
Tawarikh dituliskan.

4. Analisis semantik
Analisa semantik merupakan metode yang mempelajari arti atau makna yang
terkandung di dalam suatu kata. Pada umumnya satu kata dapat memiliki beberapa arti, dan
tergantung konteks kalimatnya dan kata tersebut berkaitan dengan kata yang lain. 8 Tujuan dari
metode ini adalah menemukan arti yang paling tepat dari suatu kata dalam konteks kalimat
tersebut.

6
Bdk. Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan (The Full Life Study Bible), Penerbit Gandum Mas dan
Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta 1994, 476-477.
7
Dianne BERGANT – Robert J. KARRIS (Ed), op. cit., 337
8
Bdk. J.P. LOUW, Semantics of New Testament Greek, The Society of Biblical Literature, Georgia (GA) 1982,
77.

6
4.1 RUMAH (TYIB; BAYÎT/ HOUSE)

Dalam Perjanjian Lama, kata ini muncul sebanyak 1028 kali. Di dalam kitab 2 Sam
sendiri, kata ini muncul sebanyak 89 kali. Kata ini digunakan untuk menunjukkan tempat
tinggal atau rumah yang dihuni oleh manusia (Ezra 6:11), digunakan juga untuk menyatakan
rumah Tuhan atau Bait Allah di Yerusalem (Dan 5:3). 9 Dalam Bahasa inggris, kata House

berarti rumah, tempat tinggal, atau kediaman. Di dalam kitab 2 Samuel 7 kata tyIB;
diterjemahkan sebagai “Rumah Tuhan” walaupun Tuhan tidak berkenan dengan Rumah
Tuhan tidak berkenan Daud untuk membina “Rumah Tuhan” melainkan salomo , yang akan
membangun “Rumah Tuhan”, Yaitu Bait Suci( 2Sam 7:11-23).

4.2 TUHAN (HWHY, YHWH, GOD, LORD)


Kata hwhy muncul pertama kali dalam Kitab Kejadian 2:4. Kata Yahweh sesungguhnya
adalah satu-satunya nama Allah, hal ini dapat dilihat ketika Abrahan dan Ishak hendak
mendirikan mezbah bagi Tuhan, ia memanggil nama Yahweh (Bdk. Kej 12:8; 13:4; 26:25).
Orang Israel menyebut Allah mereka Yahweh (Adonai), yang menyatakan bahwa Allah,
yakni “Aku adalah Aku yang hidup” berarti “Yang Ada” dengan sendirinya, tidak disebabkan
oleh yang lain, bahkan sifat-Nya semula abadi. Adonai mengacu pada Allah sebagai Allah
yang hidup dan penuh kuasa serta segala sesuatu tunduk kepada-Nya.” Dalam jawaban yang
penuh terima kasih atas janji Tuhan, daud memperlawankan kekecilannya dengan kebesaran
Tuhan (ay.18,19,22). Tuhan adalah satu-satunya Allah dan Israel adalah umatnya yang
terkasih.(ay 22,23).10

5. Eksegese
Eksegese
Bahasa berasal dari paduan dua kata Yunani: ex dan agein. Ex artinya keluar dan
asing-miringkan
agein artinya tarik. Dengan demikian secara harafiah kata ini diartikan “menarik keluar” atau
“membimbing keluar”.11 Dalam studi Kitab Suci, istilah ini menunjuk pada proses untuk
mencari dan menemukan makna teks yang hendak pengarang sampaikan kepada para
pembacanya.12 Oleh karena itu, pada bagian ini penulis berusaha untuk menemukan maksud
apa yang mau disampaikan dari pengarang dalam teks 2 Sam 7:18-29.

9
Bdk. Ernst JENNI – Claus WESTERMANN , Theological Lexicon of the Old Testament, Hendrickson
Publishers, Massachusetts 1971, 232.
10
Bdk. Ibid., 299.
11
Bdk. Klyne SNODGRASS, “Exegesis”, dalam Kevin J. VANHOOZER et al. (ed.), Dictionary for Theological
Interpretation of the Bible, Baker Academic, Grand Rapids (MI) 2005, 363.
12
Bdk. D.A. HAGNER, New Testament Exegesis and Research: A Guide for Seminarians, Fuller Seminary
Press, Pasadena (CA) 1999, 1.

7
5.1 DOA SYUKUR TERHADAP JANJI-JANJI TUHAN13
Ayat-ayat ini adalah doa syukur yang lahir sebagai respons alami terhadap janji-janji
Tuhan. Ungkapan "Daud masuk dan duduk di hadapan TUHAN" (ay. 18) mungkin berarti
bahwa dia masuk ke dalam kemah dan duduk di depan tabut Allah.
Meskipun Daud tidak mengaku mengerti mengapa dia menerima janji-janji Tuhan yang luar
biasa, dia menyadari bahwa janji-janji ini diberikan karena suatu alasan: bukan sebagai hadiah
atas kebenaran Daud tetapi “demi perkataanmu dan sesuai dengan keinginanmu” ( ayat 21).
Daud tidak menunjukkan “kata” apa yang dia maksudkan, untuk itu janji-janji ini diberikan.
Sesuai dengan tujuan yang lebih besar dari kitab Samuel, kita dapat berspekulasi bahwa dia
menyinggung janji Taurat, khususnya yang menghubungkan kepemimpinan kerajaan dengan
suku Yehuda (lih. Kej 49:10).
Kegagalan Daud untuk memahami kegiatan kemurahan Tuhan sama sekali tidak mengurangi
pengakuannya bahwa itu adalah “hal yang besar.” Itu dibuat lebih besar lagi oleh fakta bahwa
Tuhan telah “menyatakannya kepada hambamu”; Karunia Tuhan berupa wahyu kenabian ini
menambahkan alasan tambahan untuk mengagumi aktivitas kemurahan Tuhan atas nama
Israel.

5.2 YESUS KRISTUS DAN PERJANJIAN INI.14


Akan tetapi, ada satu aspek dari perjanjian Allah dengan Daud yang tidak bersyarat --
yaitu bahwa kerajaan Daud pada akhirnya akan ditetapkan untuk kekal. Puncak dari janji
Allah ialah bahwa dari keturunan Daud akan muncul seorang yang akan menjadi Mesias dan
Raja kekal. Raja ini akan memerintah umat Israel yang setia dan semua bangsa di dunia ini
(bd. Yes 9:5-6; 11:1,10; Mi 5:1,3). Ia akan datang dari Betlehem (Mi 5:1,3) dan pemerintahan-Nya
akan sampai ke ujung-ujung bumi (Za 9:10). Ia akan disebut "Tuhan keadilan kita" (Yer 23:5-6)
dan akan menyelamatkan manusia dari dosa (Za 13:1). Penggenapan janji kepada Daud ini
dimulai dengan kelahiran Yesus Kristus, diumumkan oleh malaikat Gabriel kepada Maria,
seorang putri yang saleh dari keluarga Daud (Luk 1:30-33; bd. Kis 2:29-35).Janji ini adalah
perluasan dari janji yang diberikan dalam Kej 3:15, yang menubuatkan kekalahan Iblis melalui
keturunan Hawa(Kej 3:15);(Kej 3:15)janji ini melanjutkan perjanjian dengan Abraham dan
keturunannya (PERJANJIAN ALLAH DENGAN ABRAHAM, ISHAK,
YAKUB).Penggenapan janji ini mencakup kebangkitan Kristus dari antara orang mati dan
pemuliaan-Nya di sebelah kanan Allah di sorga (Kis 2:29-33). Dari sanalah Ia kini

13
Bdk. Lloyd J. Ogilvie, The Preacher’s Commentary Series, Volume 8: 1, 2 Samuel, Published in Nashville,
Tennessee 1982,
14
Bdk. Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan (The Full Life Study Bible),opcit,. 476.

8
memerintah sebagai Raja atas segala raja dan Tuhan atas segala tuan. Tugas Kristus yang
pertama sebagai Tuhan yang dipermuliakan adalah pencurahan Roh Kudus atas umat-Nya
(Kis 1:8; 2:4,33).Ciri pemerintahan Kristus sebagai raja adalah panggilan kepada semua orang
untuk berbalik dari dosa dan dunia yang jahat, menerima Kristus sebagai Tuhan dan
Juruselamat dan menerima Roh Kudus (Kis 2:32-40).Pemerintahan Kristus sebagai raja yang
kekal mencakuppemerintahan-Nya yang sekarang atas kerajaan Allah dan kedudukan-Nya
sebagai kepala gereja,pemerintahan-Nya yang akan datang atas bangsa-bangsa selama seribu
tahun (Wahy 2:26-27; 20:4), dan kerajaan-Nya yang kekal di langit baru dan bumi baru
(Wahy 21:1-22:21).

6.  Refleksi teologis

6.1 DOA SEBAGAI TANDA SYUKUR KITA


Ada rasa kerendahan hati yang tulus. Daud menangkap peringatan Tuhan bahwa Dia
telah mengambilnya “dari kandang domba” (ay. 8) dan mengajukan pertanyaan yang diajukan
oleh banyak orang Kristen yang reflektif: “Siapakah aku … bahwa Engkau telah membawaku
sejauh ini?” (ay.18). Duduk di hadapan Tuhan, pikiran Daud kembali ke awal, pada
kunjungan Samuel ke rumah ayahnya. Dia kewalahan mengingat semua hal baik yang telah
dilakukan Tuhan sejak hari itu untuk membawanya ke takhta di Yerusalem dan untuk
membawa kedamaian dan kemakmuran bagi Israel. Salah satu pencobaan terbesar kita adalah
menerima begitu saja berkat-berkat Allah. Adalah baik bagi kehidupan rohani kita untuk
duduk di hadapan Tuhan dan mengingat seberapa jauh Dia telah membawa kita. Daud sudah
sukses. Ia sudah meraih kemenangan demi kemenangan dalam peperangan. Ia juga telah
memiliki istana yang megah. Namun masih ada yang mengganjal di hatinya. Ia masih ingin
melakukan hal yang lebih besar lagi yaitu membangun bait, tempat Allah berdiam. Bukankah
itu merupakan hal yang mulia? Tak seorang pun akan menyangkal hal itu. Akan tetapi,
respons Allah berbeda! Allah seolah mempertanyakan, "Siapakah engkau sehingga mau
membangun sebuah bait bagiKu?" Allah ternyata menolak ide Daud. Bagaimana reaksi Daud
menghadapi penolakan Allah? Ia tidak mengeluh, juga tidak bersungut-sungut. Ia malah
berdoa. Di dalam doanya, Daud bersyukur atas apa yang telah dialami (18-21) dan memuji
Allah atas karya-Nya yang begitu besar bagi umat-Nya (22-24). Selain itu, Daud memohon
Allah agar memenuhi janji-janji-Nya (25-29). Di dalam doanya itu, Daud menyebut dirinya
sebagai hamba Allah sampai sepuluh kali. Ini menyiratkan kesadaran Daud akan dirinya, dari
bukan siapa-siapa, dari gembala domba di padang belantara, dia telah dijadikan Allah sebagai
raja Israel. Itu sama sekali bukan karena kemampuannya melainkan karena anugerah Allah

9
semata. Kesadaran ini menunjukkan bahwa Daud menerima dengan baik penolakan Allah
terhadap idenya. Ini sekaligus merupakan pengakuan Daud bahwa otoritas tertinggi datangnya
dari Allah. Jadi apa pun yang kita lakukan bagi Allah, lakukanlah bukan dengan pandangan
seperti si kaya memberi kepada si miskin; juga lakukanlah bukan dengan kemampuan diri
sendiri melainkan dengan kekuatan yang dari Allah. Allah sajalah yang akan melakukan hal-
hal besar melalui kita. Ingatlah, betapapun besarnya rencana kita bagi Allah, rencana Allah
tetaplah yang terbesar. Karena itu, selidikilah rancangan-Nya dengan saksama dan tunduklah.

7. Reflesksi pastoral
Tuhan mengutus nabi Natan untuk menemui Daud dan mengatakan kepadanya bahwa
Tuhan sangat menghasihi dan menyayangi Daud. Ketika mendengar hal itu hati Daud sangat
terharu dan kebahagiannya tak terlukiskan, seketika ia masuk ke kamarnya dan duduk di
hadapan Tuhan. Kata ‘duduk di hadapan Tuhan’ mengandung makna merendahkan diri dan
tersungkur di hadapan Tuhan. Daud sangat bersyukur atas apa yang ia rasakan dan alami
selama ini; Dia sadar asalnya dahulu dan siapa dia dahulu dan oleh pertolongan dan campur
tangan Tuhan semata ia bisa seperti sekarang ini. Bahkan Tuhan pun berfirman “Akulah yang
mengambil engkau dari padang, ketika menggiring kambing domba, untuk menjadi raja atas
umat-Ku Israel. Aku telah menyertai engkau di segala tempat yang kaujalani dan telah
melenyapkan segala musuhmu dari depanmu. Aku membuat besar namamu seperti nama
orang-orang besar yang ada di bumi.” (2 Samuel 7:8-9).
Daud memiliki latar belakanga yang seara manusia tidak memungkinkan untuk menjadi
seorang raja, tetapi “…bagi Allah tidak ad ayang mustahil.” (Lukas 1:37). Dari seorang
pengiring kambing domba, dipilih Tuhan menjadi raja atas Israel, dari padang belantara
menuju ke istana; dari yang sederhana menjadi mulia. Karena itulah tak henti-hentinya Daud
mengucap syukur kepada Tuhan, “Aku hendak menyebut-nyebut segala pekerjaan-Mu, dan
merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu.” (Mazmur 77:13). Tuhan telah melakukan hal-hal
yang besar dalam hidup Daud. Tuhan senantiasa menyertai dan mengalahkan musuh-musuh
Daud, yang menurut akal manusia sangat tidak mungkin namun kini Tuhan telah
mengokohkan kerajaan Daud.
Bila menyimak perjalanan hidup Daud ini, kita mendapat pelajaran yang sangat
berharga: iman kita semakin diteguhkan. Janji Tuhan bagi orang-orang yang setia kepadaNya
adalah ‘ya’ dan ‘amin’. Bila Tuhan sendiri yang membuka ‘pintu’, maka tidak ada kuasa
mana pun yang mampu menutupnya, “…direndahkan-Nya yang satu dan ditinggikan-Nya

10
yang lain.” (Mazmur 75:8). Jadi, nantikanlah Tuhan dan jangan pernah menyerah pada
keadaan!.

8. Kesimpulan
Dalam teks 2Sam 18-29, Daud ditampilkan sebagai tokoh yang patut untuk diteladani.
Ditengah kekuasaan yang ia miliki, Daud tetap mengusahakan hidup yang baik dihadapan
Tuhan. Melihat kehidupan Daud, kesetiaannya kepada Tuhan, membuat iman semakin
diteguhkan, dimana dalam doanya kepada Tuhan dia tidak lupa bersyukur kepada Tuhan atas
segala janji Tuhan brikan kepada dia. Begitu juga dalam kehidupan kita apabila kita setia
kepada Tuhan maka iman kita akan diteguhkan. Kita patut sentiasa bersyukur akan Tuhan atas
segalag rahmat yan dia berikan kepada kita.

11
DAFTAR PUSTAKA

SUMBER KITAB SUCI


Alkitab Deuterokanonika (terj. Konferensi Wali Gereja), Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta
2016.

DOKUMEN GEREJA
KOMISI KITAB SUCI KEPAUSAN, Penafsiran Alkitab dalam Gereja, Kanisius, Yogyakarta
2003.

SUMBER KAMUS
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL (ed.), Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa
Edisi keempat, Gramedia, Jakarta 2008.

SUMBER BUKU
HAGNER, Donald A., New Testament Exegesis and Research: A Guide for Seminarians, Fuller
Seminary Press, Pasadena (CA) 1999.

HARRIS, R. Laird et al. (ed.), Theological Wordbook of the Old Testament, Moody Press,
Chicago (IL) 1980.

LAPLACE, Jean, Doa menurut Kitab Suci, Kanisius, Yogyakarta 1985.


LOUW, Johannes P., et al. (ed.), Greek-English Lexicon of the New Testament: Based on
Semantic Domains, Vol. 1, United Bible Societies, New York (NY) 1989.

SKA, Jean Louis, Our Fathers Have Told Us: Introduction to the Analysis of Hebrew
Narratives, Editrice Pontificio Istituto Biblico, Roma 2000.

PERANGKAT LUNAK
BibleWorksTM Copyright © 1992-2005 BibleWorks, LLC. All rights reserved.

12

Anda mungkin juga menyukai