Anda di halaman 1dari 6

1.

MotivasiKerja
2. Apa itu Motivasi ? • Apa itu “motivasi”? Ditinjau dari etimologinya, “motivasi”
berasal dari kata Latin motivus atau motum yang berarti menggerakkan atau
memindahkan. Dari asal-usul kata ini, Lorens Bagus, dalam Kamus Filsafat,
mengartikan motivasi atau motif sebagai dorongan sadar dari suatu tindakan
untuk merumuskan kebutuhan-kebutuhan tertentu manusia. Motivasi
memainkan peranan penting dalam menilai tindakan manusia, karena pada
motif-motif itulah terkandung arti subyektif dari tindakan tertentu bagi orang
tertentu. • Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang
dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam
melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu
sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).
3. Definisi Motivasi • Motivasi • Bagaimana caranya mengarahkan daya dan
potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai
dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan • Pemberian daya penggerak
yg menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerjasama,
bekerja efektif, & terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai
kepuasan Titin Hartini, S.E., M.Si
4. Teori Motivasi Maslow • Teori Hierarki (Abraham H.Maslow, 1943) • Teori ERG
(Clayton Alderfer, 1972) • Teori Kesehatan – motivator / Dua Faktor (Frederick
Herzberg,1966) • Teori Motivasi X dan Y (Douglas McGregor) • Teori Motivasi
kebutuhan (McClelland) • Teori Harapan (Victor H.Vroom, 1964) • Teori
penetapan tujuan / goal setting theory (Edwin Locke) Alderfer Herzberg
Mcgregor Mc Clelland vroom Locke
5. Pentingnya Motivasi • Motivasi penting dikarenakan : • Motivasi adalah hal
yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia, supaya
mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil optimal • Orang mau bekerja
dikarenakan: • The Desire to Live (Keinginan Untuk hidup) • The Desire for
Position (Keinginan akan suatu posisi) • The Desire for Power (Keinginan akan
Kekuasaan) • The Desire for Recognation (Keinginan akan pengakuan) Titin
Hartini, S.E., M.S
6. Tujuan Motivasi • Beberapa tujuan motivasi • Meningkatkan moral &
kepuasaan kerja karyawan • Meningkatkan produktifitas kerja karyawan •
Mempertahankan kestabilan karyawan • Meningkatkan kedisiplinan •
Mengefektifkan pengadaan karyawan • Menciptakan hubungan & suasana
kerja yg baik • Meningkatkan loyalitas, kreativitas, & partisipasi • Meningkatkan
kesejahteraan karyawan • Mempertinggi rasa tanggung jawab terhadap tugas •
Meningkatkan efisiensi penggunaan alat & bahan Titin Hartini, S.E., M.Si
7. Asas-asas Motivasi • Asas Mengikutsertakan • Memberikan kesempatan
bawahan untuk berpartisipasi mengajukan ide/saran dalam pengambilan
keputusan • Asas Komunikasi • Menginformasikan tentang tujuan yang ingin
dicapai, cara mengerjakannya & kendala yang dihadapi Titin Hartini, S.E., M.Si
8. Model-model Motivasi • Model Tradisional • Untuk memotivasi bawahan agar
bergairah dalam bekerja perlu diterapkan sistem insentif. Motivasi bawahan
hanya untuk mendapatkan insentif saja • Model Hubungan Manusiawi •
Memotivasi bawahan dengan mengakui kebutuhan sosial disamping
kebutuhan materil • Model Sumberdaya Manusia • Memotivasi bawahan
dengan memberikan tanggung jawab dan kesempatan yang luas dalam
menyelesaikan pekerjaan dan mengambil keputusan Titin Hartini, S.E., M.Si
9. Pandangan Motivasi Dalam Organisasi  Titin Hartini, S.E., M.Si
10. Metoda Motivasi • Direct Motivation (Metoda Langsung) • Motivasi (materil &
nonmateril) yang diberikan secara langsung kepada karyawan untuk
memenuhi kebutuhan serta kepuasaannya • Indirect Motivation (Metoda Tidak
Langsung) • Motivasi yang diberikan hanya merupakan berbagai fasilitas yang
mendukung/menunjang gairah kerja, sehingga karyawan betah dan
bersemangat bekerja Titin Hartini, S.E., M.Si
11. Alat-alat Motivasi • Material Incentive • Motivasi yang bersifat materil sebagai
imbalan prestasi yang diberikan oleh karyawan, Berbentuk uang & barang •
Nonmaterial Incentive • Motivasi yang tidak berbentuk materi”. Antara lain:
penempatan yang tepat, penghargaan, pekerjaan yang terjamin, perlakuan
yang wajar. Titin Hartini, S.E., M.Si
12. Jenis-jenis Motivasi • Motivasi Positif • Manajer memotivasi bawahan dengan
memberikan hadiah/imbalan kepada mereka yang berprestasi di atas prestasi
standar • Motivasi Negatif • Manajer memotivasi bawahan dengan
memberikan hukuman kepada mereka yang tidak mampu mencapai prestasi
standar tertentu Titin Hartini, S.E., M.Si
13. Proses Motivasi • Hal-hal yang perlu diperhatikan: • Penetapan Tujuan •
Mengetahui Keinginan Karyawan • Adanya Komunikasi yang Baik • Integrasi
Tujuan Perusahaan dengan Kepentingan Karyawan • Menyediakan Fasilitas •
Membentuk Team Work yang Terkoordinasi dengan baik Titin Hartini, S.E.,
M.Si
14. Teori-teori Motivasi • Teori Kepuasan (Content Theory) • Teori Maslow’s •
Teori Dua Faktor (Herzberg) • Teori X dan Teori Y (Mc Gregor) Titin Hartini, S.E.,
M.Si
15. Teori Kepuasan (Content Theory) • Teori Kebutuhan Maslow’s • Kebutuhan
dikategorikan lima tingkatan dari kebutuhan yang paling rendah sampai
kebutuhan yang paling tinggi. • Individu harus memuaskan kebutuhan tingkat
bawah sebelum mereka dapat memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi. •
Kebutuhan yang terpuaskan tidak lagi memotivasi. • Motivasi individu
tergantung pada dimana tingkat hirarki ia berada. • Hirarki Kebutuhan •
Kebutuhan Tingkat Rendah (eksernal): fisik, keamanan • Kebutuhan Tingkat
Tinggi (internal): sosial, harga diri, aktualisasi diri Titin Hartini, S.E., M.Si
16. Teori HierarkiAbraham H. Maslow (1943,1954) Teori motivasi yang
dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar pada pendapat
bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu : (1)
kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat
dan sex; (2) kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata,
akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual; (3) kebutuhan akan kasih
sayang (love needs); (4) kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada
umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status; dan (5) aktualisasi
diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang
untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga
berubah menjadi kemampuan nyata.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
lebih tepat apabila berbagai kebutuhan manusia digolongkan sebagai
rangkaian dan bukan sebagai hierarki. Dalam hubungan ini, perlu ditekankan
bahwa : • Kebutuhan yang satu saat sudah terpenuhi sangat mungkin akan
timbul lagi di waktu yang akan datang; Pemuasaan berbagai kebutuhan
tertentu, terutama kebutuhan fisik, bisa bergeser dari pendekatan kuantitatif
menjadi pendekatan kualitatif dalam pemuasannya. • Berbagai kebutuhan
tersebut tidak akan mencapai “titik jenuh” dalam arti tibanya suatu kondisi
dalam mana seseorang tidak lagi dapat berbuat sesuatu dalam pemenuhan
kebutuhan itu. • Kendati pemikiran Maslow tentang teori kebutuhan ini
tampak lebih bersifat teoritis, namun telah memberikan fundasi dan
mengilhami bagi pengembangan teori-teori motivasi yang berorientasi pada
kebutuhan berikutnya yang lebih bersifat aplikatif.
17. Maslow Theory hierarchy of needs
18. Teori Kepuasan (Content Theory) • Teori Dua Faktor Herzberg’s • Terdapat
dua macam faktor kebutuhan • Kebutuhan akan kesehatan atau
pemeliharaan. Kebutuhan ini akan kembali nol apabila setelah dipenuhi •
Faktor pemeliharaan yang menyangkut kebutuhan psikologis seseorang.
Meliputi kondisi intrinsik yang dapat menggerakkan motivasi kuat untuk
menghasilkan prestasi yang baik. Titin Hartini, S.E., M.Si
19. Teori Kesehatan – motivator / Dua Faktor Frederick Herzberg (1966) •
Faktor motivasionaladalah hal-hal yang mendorongberprestasi yang
sifatnyaintrinsik, yang berartibersumberdalamdiriseseorang. Faktor
motivasionalantaralainpekerjaanseseorang, keberhasilan yang diraih,
kesempatanbertumbuh, kemajuandalamkarier dan pengakuanoranglain •
Faktor hygieneataupemeliharaanadalah faktor-faktor yang sifatnyaekstrinsik
yang berartibersumber dari luar diri yang
turutmenentukanperilakuseseorangdalamkehidupanseseorang. Faktor
hygieneataupemeliharaanmencakupantaralain status
seseorangdalamorganisasi, hubunganseorangindividudenganatasannya,
hubunganseseorangdenganrekan-rekansekerjanya, teknik penyeliaan yang
diterapkanoleh para penyelia, kebijakanorganisasi,
sistemadministrasidalamorganisasi, kondisikerja dan sistemimbalan yang
berlaku
20. Perbedaan teori Maslow (1943) & teori kesehatan Motivasi  Herzberg
(1966)
21. Teori Kepuasan (Content Theory) • Teori X dan Y (Mc Gregor) • Teori X •
Asumsi bahwa para karyawan tak menyukai pekerjaan, malas, menghindari
tanggung jawab, dan harus dipaksa bekerja. • Teori Y • Asumsi bahwa
karyawan kreatif, menikmati pekerjaan, bertanggung jawab, dan dapat
berlatih mengarahkan diri. • Partisipasi dalam pengambilan keputusan,
pekerjaan yang menuntut tanggung jawab dan yang menantang, dan
hubungan kelompok yang baik akan memaksimalkan motivasi karyawan. Titin
Hartini, S.E., M.Si
22. Teori Kepuasan (Content Theory) • Teori X dan Y (Mc Gregor) • Teori X • Rata-
rata manusia malas. • Karenanya, orang harus dipaksa, diawasi, dan diarahkan
atau diancam dengan hukuman agar menjalankan tugas. • Rata-rata manusia
lebih suka diarahkan, menghindari tanggung jawab & ingin jaminan hidup
diatas segalanya. Titin Hartini, S.E., M.Si
23. Teori Kepuasan (Content Theory) • Teori X dan Y (Mc Gregor) • Teori Y •
Penggunaan usaha fisik & mental dalam bekerja adalah kodrat manusia. •
Orang akan melakukan pengendalian diri untuk mencapai tujuan yang
disetujui. • Keterikatan pada tujuan merupakan fungsi dari penghargaan yang
berkaitan dengan prestasi mereka. • Ada kemampuan untuk berimajinasi,
cerdik, dan kreatif dalam menyelesaikan masalah. • Potensi intelektual rata-
rata manusia hanya digunakan sebagian saja dalam kondisi kehidupan
modern. Titin Hartini, S.E., M.Si
24. Teori Motivasi X dan Y (Douglas McGregor) Douglas McGregor menemukan
teori X dan teori Y setelah mengkaji cara para manajer berhubungan dengan
para karyawan. Kesimpulan yang didapatkan adalah pandangan manajer
mengenai sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu
dan bahwa mereka cenderung membentuk perilaku mereka terhadap
karyawan berdasarkan asumsi-asumsi tersebut. Ada empat asumsi yang
dimiliki manajer dalam teori X: • Karyawan pada dasarnya tidak menyukai
pekerjaan dan sebisa mungkin berusaha untuk menghindarinya. • Karena
karyawan tidak menyukai pekerjaan, mereka harus dipakai, dikendalikan, atau
diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan. • Karyawan akan
mengindari tanggung jawab dan mencari perintah formal, di mana ini adalah
asumsi ketiga. • Sebagian karyawan menempatkan keamanan di atas semua
faktor lain terkait pekerjaan dan menunjukkan sedikit ambisi. Bertentangan
dengan pandangan-pandangan negatif mengenai sifat manusia dalam teori X,
ada pula empat asumsi positif yang disebutkan dalam teori Y. • Karyawan
menganggap kerja sebagai hal yang menyenangkan, seperti halnya istirahat
atau bermain. • Karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk
mencapai berbagai tujuan. • Karyawan bersedia belajar untuk menerima,
mencari, dan bertanggungjawab. *Karyawan mampu membuat berbagai
keputusan inovatif yang diedarkan ke seluruh populasi, dan bukan hanya bagi
mereka yang menduduki posisi manajemen.
25. Teori Motivasi X dan Y (Douglas McGregor)
26. Teori-teori Motivasi • Teori Motivasi Proses (Process Theory) • Teori Harapan
• Teori Keadilan • Teori Pengukuhan Titin Hartini, S.E., M.Si
27. Teori Motivasi Proses • Teori Harapan • Bahwa seorang individu cenderung
untuk bertindak dengan cara tertentu berdasarkan pengharapan bahwa
tindakan tersebut akan diikuti oleh hasil tertentu dan berdasarkan daya tarik
hasil tersebut bagi orang lain. • Kunci teori ini adalah memahami dan
mengelola sasaran karyawan dan mengkaitkan antara usaha, kinerja dan
imbalan. • Usaha: kemampuan karyawan dan pelatihan dan pengembangan •
Kinerja: sistem penilaian yang valid • Imbalan: memahami kebutuhan
karyawan Titin Hartini, S.E., M.Si
28. Teori Motivasi Proses • Teori Harapan • Orang memilih bagaimana bertindak
dari berbagai alternatif tingkah laku, berdasarkan harapannya apakah ada
keuntungan yang diperoleh dari tiap tingkah laku. Titin Hartini, S.E., M.Si
29. Teori Motivasi Proses • Teori Harapan • Pengharapan (keterkaitan usaha—
kinerja) • Keyakinan bahwa sejumlah usaha tertentu akan menghasilkan
kinerja tertentu. • Instrumentalitas atau keterkaitan kinerja—imbalan • Percaya
bahwa bekerja pada tingkat tertentu menjadi sarana untuk tercapainya hasil
yang diinginkan. • Valensi—daya tarik imbalan • Bobot yang ditempatkan pada
orang tersebut ke potensi hasil atau imbalan yang dapat dicapai ditempat
kerja. Titin Hartini, S.E., M.Si
30. Teori Harapan Victor H.Vroom (1964) • Victor H. Vroom, dalam bukunya yang
berjudul “Work And Motivation” mengetengahkan suatu teori yang disebutnya
sebagai “ Teori Harapan”. Menurut teori ini, motivasi merupakan akibat suatu
hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan
bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu.
Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan
tampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya
mendapatkannya. • Teori harapan adalah kekuatan dari suatu kecenderungan
untuk bertindak dalam cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu
harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti dengan hasil yang ada dan
pada daya tarik dari hasil itu terhadap individu tersebut.
31. Teori Motivasi kebutuhan (McClelland) Teori kebutuhan McClelland
dikembangkan oleh David McClelland dan teman-temannya. Teori kebutuhan
McClelland berfokus pada tiga kebutuhan yang didefinisikan sebagai berikut: •
kebutuhan pencapaian: dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar,
berusaha keras untuk berhasil. • kebutuhan kekuatan: kebutuhan untuk
membuat individu lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak
akan berperilaku sebaliknya. • kebutuhan hubungan: keinginan untuk menjalin
suatu hubungan antarpersonal yang ramah dan akrab. Dari McClelland
dikenal tentang teori kebutuhan untuk mencapai prestasi atau Need for
Acievement (N.Ach) yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai
dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi. Murray sebagaimana
dikutip oleh Winardi merumuskan kebutuhan akan prestasi tersebut sebagai
keinginan :“ Melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan yang sulit.
Menguasai, memanipulasi, atau mengorganisasi obyek-obyek fisik, manusia,
atau ide-ide melaksanakan hal-hal tersebut secepat mungkin dan
seindependen mungkin, sesuai kondisi yang berlaku. Mengatasi kendala-
kendala, mencapai standar tinggi. Mencapai performa puncak untuk diri
sendiri. Mampu menang dalam persaingan dengan pihak lain. Meningkatkan
kemampuan diri melalui penerapan bakat secara berhasil.”
32. Teori penetapan tujuan / goal setting theory(Edwin Locke) • Edwin Locke
mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat macam
mekanisme motivasional yakni : (a) tujuan-tujuan mengarahkan perhatian; (b)
tujuan-tujuan mengatur upaya; (c) tujuan-tujuan meningkatkan persistensi;
dan (d) tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana
kegiatan. Bagan berikut ini menyajikan tentang model instruktif tentang
penetapan tujuan. • Teori penentuan tujuan adalah teori yang mengemukakan
bahwa niat untuk mencapai tujuan merupakan sumber motivasi kerja yang
utama. Artinya, tujuan memberitahu seorang karyawan apa yang harus
dilakukan dan berapa banyak usaha yang harus dikeluarkan.
33. Teori Motivasi Proses • Teori Keadilan • Karyawan memperbandingkan rasio
input-hasil pekerjaannya dengan rasio orang lain yang relevan yang kemudian
mengkoreksi setiap kesetidak-setaraan. • Jika rasio sama dengan rasio orang
lain—setara. • Jika rasio tidak sama, maka timbulah ketidaksetaraan—sehingga
mereka menganggap dirinya kurang dihargai atau terlalu dihargai. • Jika terjadi
ketidaksetaraan, karyawan berusaha melakukan sesuatu untuk membuat
kesetaraan. Titin Hartini, S.E., M.Si
34. Teori Motivasi Proses • Teori Keadilan • Teori yang menekankan peran yang
dimainkan oleh keyakinan seseorang akan keadilan dan kejujuran dari
penghargaan dan hukuman dalam menentukan prestasi dari kepuasan
kerjanya Titin Hartini, S.E., M.Si
35. Teori Motivasi Proses • Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory) • Ide
bahwa tingkah laku dengan konsekuensi positif cenderung untuk diulang,
sementara tingkah laku dengan konsekuensi negatif cenderung untuk tidak
diulang. Titin Hartini, S.E., M.Si
36. Teori Motivasi Proses • Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory) • Perilaku
merupakan fungsi dari konsekuensi-konsekuensinya. • Penguat-penguat—
setiap akibat yang langsung mengikuti suatu tanggapan yang meningkatkan
kemingkinan bahwa perilaku tersebut akan diulang. • Penguatan positif akan
dipilih untuk mempengaruhi perilaku kinerja. • Mengabaikan perilaku yang
tidak dinginkan mungkin lebih baik dibandingkan hukuman yang mungkin
akan menciptakan perilaku disfungsional. Titin Hartini, S.E., M.Si

Anda mungkin juga menyukai