Anda di halaman 1dari 41

BUKU 1

Edisi Pertama

PEDOMAN PELAKSANAAN

PROGRAM
INTERNSIP
DOKTER GIGI
INDONESIA
(PIDGI)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER
DAYA MANUSIA KESEHATAN

2022
SAMBUTAN
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2013 tentang


Pendidikan Kedokteran, pada pasal 7 ayat 7 menyatakan bahwa Program
Profesi Dokter dan Profesi Dokter Gigi dilanjutkan dengan Program
Internsip. Internsip adalah pemahiran, pemandirian dan pemantapan
kompetensi, yang merupakan bagian dari program penempatan wajib
sementara paling lama 1 tahun. Dengan demikian setiap dokter dan
dokter gigi yang baru lulus dari Pendidikan kedokteran dan kedokteran
gigi, wajib menjalani program Internsip terlebih dulu sebelum
diperbolehkan praktek kedokteran dan kedokteran gigi secara mandiri.
TerbitnyaPermenkes No.7tahun 2022 tentang penyelenggaraan
internsip dokter dan dokter gigi sebagai awal penyelengaraan program,
Kementerian Kesehatan telah melakukan berbagai persiapan pelaksanaan
internsip dokter gigi pada tahun 2022, dari penyusunan pedoman,
persiapan wahana dan pelatihan pendamping bagi Program Internsip
Dokter Gigi Indonesia(PIDGI).
Saya menyambut baik terbitnya Buku Pedoman Program Internsip
Dokter Gigi Indonesia ini sebagai acuan dalam penyelenggaraan program.
Kepada para peserta yang akan menjalani program dan pendamping serta
wahana penempatan yang akan berpartisipasi dalam PIDGI, saya harapkan
dapat menjalankan peran dan fungsi masing-masing sesuai dengan
panduan pedoman yang telah disusun tersebut. Saya yakin dokter gigi
peserta internsip melalui PIDGI ini akan mendapat pengalaman praktik
yang berharga, dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya,
sehingga pada waktunya kelak akan dapat meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan di Indonesia.

Jakarta, 022
November
Direktur J a Kesehat
2 enderal a
Tenag

Pedoman Pelaksanaan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia (PIDGI) |


drg. Aria M
Pedoman Pelaksanaan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia (PIDGI) |
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas ijin
dan perkenanNya, Pedoman Program Internsip Dokter Gigi Indonesia
ini dapat selesai disusun. Pedoman ini dibuat sebagai panduan bagi para
pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan Program Internsip Dokter
Gigi Indonesia.
Pedoman ini menjelaskan tentang latar belakang dan ruang lingkup
program, ketentuan dan kriteria bagi peserta, pendamping serta wahana
penempatan PIDGI. Penyusunan pedoman ini telah melibatkan berbagai
stakeholder terkait diantaranya Pengurus Besar Persatuan Dokter
Gigi Indonesia, Asosiasi Fakultas kedokteran Gigi Indonesia, Kolegium
Kedokteran Gigi Indonesia, Asosiasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Pendidikan Indonesia, Asosiasi Rumah Sakit Daerah, Konsil Kedokteran
Indonesia, Komite Kesehatan Gigi dan Mulut, Direktorat Jenderal
Pelayanan Kesehatan serta unit-unit terkait lainnya. Melalui buku
pedoman ini diharapkan dapat terwujud sinergisme dan upaya yang saling
mendukung dalam pengembangan Program Internsip Dokter Gigi
Indonesia.
Saran dan masukan dari berbagai pihak sangatlah kami harapkan
untuk penyempurnaan pedoman ini. Kami mengucapkan terima kasih dan
apresiasi penghargaan kepada Tim Kelompok Kerja Program Internsip
Dokter Gigi Indonesia yang telah berkontribusi meluangkan waktu, tenaga
dan pikirannya memberikan saran dan masukan dalam penyusunan
pedoman ini.
Semoga buku pedoman ini dapat memberi kontribusi nyata dalam upaya
pemantapan kompetensi, pengembangan kapasitas dan pembangunan
sumber daya manusia Indonesia terutama dalam pemenuhan pelayanan
kesehatan bagi kesehatan gigi dan mulut di Indonesia.

Jakarta, November 2022

Direktur Pendayagunaan Tenaga seha t


Ke

Anna K

Pedoman Pelaksanaan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia (PIDGI) |


DAFTAR ISI

Hal
Sambutan Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan i
Kata Pengantar iii
Daftar Isi v
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Ruang Lingkup 3
BAB II PENGORGANISASIAN PROGRAM INTERNSIP DOKTER
GIGI INDONESIA 4
A Konsep Program Internsip Dokter Gigi Indonesia 4
1. Kegiatan Program Internsip Dokter Gigi
Indonesia 4
2. Tujuan Program Internsip Dokter Gigi
Indonesia 5
3. Sasaran akhir Program Internsip Dokter
Gigi Indonesia 5
B. Waktu Program Internsip Dokter Gigi Indonesia 7
C. Wahana Program Internsip Dokter Gigi Indonesia 7
D. Organisasi Program Internsip Dokter Gigi Indonesia 9
E. Biaya penyelenggaraan PIDGI 12

BAB III PELAKSANAAN PROGRAM INTERNSIP DOKTER GIGI


INDONESIA 13
A Kewajiban dan Hak Peserta Program Internsip Dokter
Gigi Indonesia 13
B. Pendamping Peserta Program Internsip Dokter
Indonesia 14
C. Wahana Program Internsip Dokter Gigi Indonesia 15

BAB IV MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM INTERNSIP


DOKTER GIG INDONESIA 16
A. Kriteria pencapaian sasaran Program Internsip
Dokter Gigi Indonesia 16

Pedoman Pelaksanaan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia (PIDGI)


B. Monitoring dan Evaluasi 18
C. Sanksi 20
1. Kepada peserta PIDGI 20
2. Kepada pendamping PIDGI 21
3. Kepada Wahana PIDGI 21
BAB V PENUTUP 22
DAFTAR SINGKATAN 23
G LOSSARY 24
PENULIS 27

vi | Pedoman Pelaksanaan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia (PIDGI)


BAB I
PENDAHULUA
N

A. Latar Belakang
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2013 tentang
Pendidikan Kedokteran pasal 7 ayat 7 menyatakan bahwa Program Profesi
Dokter dan Profesi Dokter Gigi dilanjutkan dengan Program Internsip. Di
dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2017
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013
tentang Pendidikan Kedokteran, disebutkan bahwa Program Internsip
Dokter Gigi dilakukan dalam rangka penyesuaian dalam pemantapan
kompetensi di wahana yang berbeda-beda dan/atau hubungan antar
profesi.
Selanjutnya, pada pasal 38 disebutkan bahwa mahasiswa yang telah
lulus dan telah mengangkat sumpah sebagai Dokter atau Dokter Gigi
harus mengikuti program internsip yang merupakan bagian dari
penempatan wajib sementara dan diperhitungkan sebagai masa kerja.
Pernyataan tersebut dipertegas kembali dengan dikeluarkannya
Permenkes No. 7 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Program Internsip
Dokter dan Dokter Gigi, bahwa setiap dokter atau dokter gigi warga
negara Indonesia yang lulus program profesi dokter atau dokter gigi dalam
negeri dan luar negeri wajib mengikuti program Internsip.
Program Internsip selain dilakukan untuk penyesuaian dalam
pemantapan kompetensi dokter gigi, juga untuk pemenuhan kebutuhan
dokter dan dokter gigi untuk mendukung pelayanan kesehatan bagi
masyarakat di fasilitas pelayanan kesehatan. Dengan demikian, setiap
dokter gigi yang baru lulus dari pendidikan kedokteran gigi wajib menjalani
Program Internsip Dokter Gigi Indonesia terlebih dahulu sebelum
diperbolehkan praktek kedokteran gigi secara mandiri.
Program Internsip secara nasional dikoordinasikan oleh menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan. Program
internsip diselenggarakan secara nasional bersama oleh kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan,
Pedoman Pelaksanaan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia (PIDGI) |
kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
kesehatan,

2 | Pedoman Pelaksanaan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia


Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran, Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan,
Organisasi Profesi, dan Konsil Kedokteran Indonesia.
Menurut Undang Undang Republik Indonesia no 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran, dinyatakan bahwa setiap dokter dan dokter
gigi yang akan berpraktik di Indonesia harus mempunyai Surat Tanda
Registrasi (STR) yang diterbitkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI).
Seorang dokter dan dokter gigi yang telah memiliki STR memiliki
kewenangan melakukan praktik kedokteran sesuai dengan pendidikan dan
kompetensi yang dimiliki.
Salah satu syarat untuk mendapatkan STR adalah dimilikinya Sertifikat
Kompetensi yang dikeluarkan oleh Kolegium Dokter Gigi Indonesia
(KDGI), setelah seseorang lulus Uji Kompetensi Mahasiswa Program
Profesi Dokter Gigi (UKMP2DG). Pada dasarnya, Sertifikat Kompetensi
adalah sebuah bentuk pengakuan terhadap kemampuan seorang dokter
untuk menjalankan praktik kedokteran di seluruh Indonesia. Selanjutnya,
pada pasal 27 Undang Undang Praktik Kedokteran itu, disebutkan bahwa
untuk memberikan kompetensi kepada dokter atau dokter gigi,
dilaksanakan pendidikan dan pelatihan kedokteran sesuai dengan standar
pendidikan profesi kedokteran atau kedokteran gigi.
Menurut Permenkes Nomor 7 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan
Program Internsip Dokter dan Dokter Gigi, bahwa dalam rangka
menyelenggarakan Program Internsip Dokter dan Dokter Gigi Indonesia
Menteri dapat membentuk Komite Internsip Kedokteran Indonesia (KIKI)
pusat dan bilamana dibutuhkan Menteri dapat membentuk Komite
Internsip Kedokteran Indonesia (KIKI) Provinsi yang didelegasikan kepada
Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan. Struktur dan keanggotaan KIKI Pusat
dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Sebelum terbentuk KIKI, persiapan-persiapan dan pelaksanaan Program
Internsip Dokter Gigi Indonesia dilakukan oleh Kelompok Kerja Persiapan
Program Internsip Dokter gigi Indonesia melalui Keputusan Kepala Badan
PPSDM Kesehatan Nomor HK 02.02/I/3488/2021.
Untuk memudahkan pelaksanaan Program Internsip Dokter Gigi
Indonesia, Kelompok Kerja Persiapan Program Internsip Dokter Gigi
Indonesia sesuai dengan kewenangannya menyusun pedoman dan

Pedoman Pelaksanaan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia (PIDGI) |


petunjuk

4 | Pedoman Pelaksanaan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia


teknis (juknis) yang harus diikuti oleh seluruh komponen yang terlibat
dalam PIDGI. Pedoman dan juknis tersebut terdiri atas:
1. Pedoman Pelaksanaan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia
2. Petunjuk Teknis Peserta Program Internsip Dokter Gigi Indonesia
3. Petunjuk Teknis Pendamping Program Internsip Dokter Gigi Indonesia
4. Petunjuk Teknis Wahana Program Internsip Dokter Gigi Indonesia
5. Petunjuk Teknis Sistem Informasi PIDGI (SIMPIDGI)

B. Ruang lingkup
Buku Pedoman Pelaksanaan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia
mencakup semua aspek yang diperlukan untuk melaksanakan rangkaian
kegiatan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia untuk digunakan
sebagai acuan oleh Penyelenggara, Peserta, Pendamping dan Pemangku
Kepentingan terkait dalam pelaksanaan Program Internsip Dokter Gigi
Indonesia.

Pedoman Pelaksanaan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia (PIDGI) |


BAB II
PENGORGANISASIAN
PROGRAM INTERNSIP DOKTER GIGI INDONESIA

A. Konsep Program Internsip Dokter Gigi Indonesia


1. Kegiatan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia
Pelaksanaan PIDGI mengacu pada prinsip-prinsip praktik
kedokteran gigi yang baik di Indonesia (good medical practice)
dalam bentuk kegiatan:
1. Mempraktikkan standar pelayanan kedokteran gigi. Upaya
Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) yang baik, sesuai dengan Standar
Kompetensi Dokter Gigi Indonesia (SKDGI) yang dikeluarkan
oleh Konsil Kedokteran Indonesia dengan mengutamakan
keselamatan pasien/ keluarga/ masyarakat.
2. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Kedokteran Gigi dan Kesehatan Gigi (IPTEKDOKGI) serta
selalu meningkatkan keterampilannya dalam UKP dan UKM.
3. Membangun dan meningkatkan komunikasi serta memelihara
hubungan baik dengan pasien/ kolegialitas/ petugas kesehatan
yang lain.
4. Bekerjasama secara efektif dengan sejawat dokter/dokter gigi
dan tenaga kesehatan profesi dan tenaga kesehatan non
profesi serta tenaga pendukung/ penunjang kesehatan.
5. Mengembangkan kompetensi sebagai pendidik bagi sejawat,
pasien dan keluarga maupun masyarakat.
6. Mengembangkan sikap jujur, berperilaku dan bertindak
sesuai sumpah dokter Gigi Indonesia, kaidah ilmiah, etika dan
humanistik.
7. Memelihara kesehatan pribadinya sehingga tidak membahaya-
kan pasien, sejawat dan orang lain.

6 | Pedoman Pelaksanaan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia


2. Tujuan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia
Tujuan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia adalah
memberikan kesempatan kepada dokter gigi lulusan Program Studi
Pendidikan Profesi Dokter Gigi berdasarkan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) untuk menerapkan serta mempraktikkan
kompetensi yang diperoleh selama pendidikan dalam rangka
penyesuaian dalam pemantapan kompetensi di wahana yang
berbeda-beda dan/atau hubungan antar profesi.
Penyesuaian antara hasil pendidikan dan praktik kedokteran di
lapangan antara lain:
1. Membina kolegialitas antar sesama dokter dan membangun
kerjasama dengan petugas pelayanan kesehatan yang lain.
2. Mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, sikap dan
perilaku yang diperoleh selama proses pendidikan dan
mengaplikasikannya dalam pelayanan kesehatan primer.
3. Mengembangkan keterampilan teknis, klinis, kepribadian dan
sikap profesional yang menjadi dasar praktik kedokteran
primer.
4. Bertanggung jawab atas pelayanan kepada pasien/ keluarga/
masyarakat sesuai dengan kewenangan yang diberikan.
5. Membuat keputusan professional dalam pelayanan pasien/
keluarga/ masyarakat secara memadai dengan memanfaatkan
layanan diagnostik dan konsultasi.
6. Bekerja dalam batas kewenangan hukum dan etika.
7. Berperan serta aktif dalam tim pelayanan kesehatan holistik,
terpadu dan paripurna.
8. Menggali harapan dan mengenali jenjang karir lanjutan.
9. Memperoleh pengalaman dan mengembangkan strategi dalam
menghadapi tuntutan profesi.
3. Sasaran akhir Program Internsip Dokter Gigi Indonesia
Kompetensi Dokter Gigi Indonesia terdiri dari 6 Domain, dengan
rincian sebagai berikut:
1. Domain I: Profesionalisme, yaitu melakukan praktik di bidang
kedokteran gigi sesuai dengan keahlian, tanggung jawab,
kesejawatan, etika dan hukum yang berlaku.

Pedoman Pelaksanaan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia (PIDGI) |


a. Etik dan Jurisprudensi.
a. Analisis informasi kesehatan secara kritis, ilmiah dan efektif.
b. Komunikasi.
c. Hubungan sosiokultural dalam bidang kesehatan gigi mulut.
2. Domain II: Penguasaan Ilmu Pengetahuan Kedokteran dan
Kedokteran Gigi, yaitu memahami ilmu kedokteran dasar, ilmu
kedokteran klinik yang relevan, ilmu kedokteran gigi dasar,
ilmu kedokteran gigi terapan dan ilmu kedokteran gigi klinik
sebagai dasar profesionalisme serta pengembangan ilmu
kedokteran gigi.
a. Ilmu Kedokteran Dasar.
b. Ilmu Kedokteran Klinik.
c. Ilmu Kedokteran Gigi Dasar dan Ilmu Kedokteran Gigi
Terapan.
d. Ilmu Kedokteran Gigi Klinik.

3. Domain III: Pemeriksaan Fisik Secara Umum dan Sistem


Stomatognatik, yaitu melakukan pemeriksaan, mendiagnosis
dan menyusun rencana perawatan untuk mencapai kesehatan
gigi mulut yang prima melalui tindakan promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif.
a. Pemeriksaan Pasien.
b. Diagnosis.
c. Rencana Perawatan.
4. Domain IV: Pemulihan Fungsi Sistem Stomatognatik, yaitu
melakukan tindakan pemulihan fungsi sistem stomatognatik
melalui penatalaksanaan klinik.
a. Pengelolaan Nyeri dan Kecemasan.
b. Tindakan Medik Kedokteran Gigi.
5. Domain V: Kesehatan Gigi Mulut Masyarakat, yaitu
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat menuju
kesehatan gigi mulut yang prima.
a. Melakukan Pelayanan Kesehatan Gigi Mulut Masyarakat.
b. Manajemen Perilaku.

8 | Pedoman Pelaksanaan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia


6. Domain VI: Manajemen Praktik Kedokteran Gigi, yaitu
Menerapkan fungsi manajemen dalam menjalankan praktik
kedokteran gigi.
a. Manajemen Praktik dan Lingkungan Kerja.

Sasaran akhir Program Internsip Dokter Gigi Indonesia adalah


tercapainya penyesuaian dalam pemantapan kompetensi dokter gigi
yang telah diperoleh selama pendidikan, yang dinilai oleh pendamping
berdasarkan indikator-indikator yang telah ditentukan didalam buku
pedoman.
Kompetensi yang tertera merupakan kompetensi minimal yang harus
dimiliki oleh lulusan pendidikan dokter gigi di Indonesia. Pengembangan
kompetensi utama, kompetensi penunjang dan kemampuan dasar oleh
penyelenggara pendidikan profesi dokter gigi di Indonesia merupakan
anjuran sekaligus keunggulan yang diharapkan mampu memberikan
gambaran mutu pendidikan yang sebenarnya dari masing-masing institusi
pendidikan.

B. Waktu Program Internsip Dokter Gigi Indonesia


Waktu pelaksanaan PIDGI adalah 6 (enam) bulan dengan rincian 3
bulan di Rumah Sakit dan 3 bulan di Puskesmas. Penerimaan dan
pemberangkatan calon peserta PIDGI dilaksanakan 4 kali dalam setahun,
mengikuti periode pelaksanaan Uji Kompetensi Mahasiswa Program
Profesi Dokter Gigi Indonesia (UKMP2DG). Masa Internsip 6 bulan dapat
ditambah bila evaluasi kinerja akhir belum tercapai.
PIDGI wajib dilaksanakan oleh dokter gigi yang akan melakukan
praktik dokter gigi mandiri. Penundaan pelaksanaan Internsip paling lama
5 (lima) tahun sesuai masa berlaku Sertifikat Kompetensi.

C. Wahana Program Internsip Dokter Gigi Indonesia


Program Internsip Dokter Gigi Indonesia dilaksanakan di Wahana
Internsip. Yang dimaksud dengan wahana Internsip adalah meliputi rumah
sakit dan pusat kesehatan masyarakat atau jejaring wahana
pendidikan

Pedoman Pelaksanaan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia (PIDGI) |


yang dipakai sebagai tempat bagi peserta menjalankan program internsip.
Untuk dapat menjadi wahana internsip, disamping diperlukan persyaratan
tertentu yang harus dipenuhi, juga harus disertai adanya komitmen dari
pimpinan wahana serta komite medik. Penilaian kelayakan wahana oleh
KIKI Pusat dan Provinsi, jika telah memenuhi peryaratan sebagai wahana
PIDGI, ditetapkan oleh Menteri Kesehatan melalui Dirjen Tenaga
Kesehatan.
Fasyankes yang dapat menjadi wahana Internsip adalah:
1. Rumah Sakit Umum (Tipe B, C, dan D), atau Rumah Sakit Khusus, milik
Pemerintah atau Swasta, BUMN, TNI-Polri, serta Pendidikan atau Non
Pendidikan, yang memenuhi persyaratan wahana PIDGI
2. Puskesmas dengan atau tanpa rawat inap, yang memenuhi persyaratan
wahana PIDGI.
Persyaratan Wahana PIDGI:
1. Memiliki dokter gigi tetap yang bersedia menjadi Pendamping
PIDGI.
2. Memiliki komitmen Direktur/ Kepala/ Koordinator untuk
memfasilitasi dan melaksanakan Program Internsip Dokter Gigi
Indonesia.
3. Untuk wahana Rumah Sakit:
a. Memiliki layanan kegawatdaruratan (termasuk kegawat-
daruratan gigi dan mulut).
b. Memiliki fasilitas pelayanan primer baik rawat jalan maupun
rawat inap.
c. Memiliki rawat jalan gigi dan mulut dengan minimal 1 dental
unit dan memenuhi standar peralatan sesuai peraturan yang
berlaku dan memiliki minimal 1 dokter gigi/dokter gigi
spesialis.
d. Melayani pasien rawat jalan kasus gigi dan mulut sekurang-
kurangnya 5 pasien per hari dengan variasi kasus dan variasi
umur.
e. Memiliki sarana laboratorium klinik dasar, serta sarana farmasi
yang cukup memadai.
f. Komite Medik bersedia memfasilitasi kegiatan peserta PIDGI

10 | Pedoman Pelaksanaan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia


selama pelaksanaan PIDGI.

Pedoman Pelaksanaan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia (PIDGI) |


g. Staf medis (dokter gigi/dokter gigi spesialis) bersedia untuk
mendampingi peserta PIDGI.
4. Wahana Puskesmas:
a. Memiliki program promotif dan preventif termasuk Upaya
Kesehatan Gigi Masyarakat/UKGM.
b. Memiliki fasilitas pelayanan primer rawat jalan gigi dan mulut
dengan minimal 1 (satu) dental unit dengan standar peralatan
sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
c. Memiliki paling sedikit 1 orang dokter gigi fungsional tetap,
yang bersedia dan mampu menjadi pendamping peserta PIDGI.
d. Melayani pasien rawat jalan kasus gigi dan mulut sekurang-
kurangnya 5 pasien per hari

D. Organisasi Program Internsip Dokter Gigi Indonesia


Mengacu pada Permenkes 7 tahun 2022 Bagian Kedua, dalam rangka
menyelenggarakan Program Internsip dokter dan dokter gigi, Menteri
dapat membentuk Komite Internsip Kedokteran Indonesia (KIKI). KIKI
berkedudukan di bawah Menteri. Dalam hal KIKI belum terbentuk,
pelaksanaan tugas KIKI dilaksanakan oleh Direktur Jenderal.
Struktur Komite Internsip Kedokteran Indonesia (KIKI) beranggotakan
11 (sebelas) orang, dengan susunan keanggotaan KIKI meliputi:
a. Ketua merangkap anggota; Ketua dijabat secara ex officio oleh Direktur
Jenderal.
b. Wakil ketua merangkap anggota; Wakil ketua berjumlah 1 (satu) orang
yang dijabat secaraexofficio oleh pimpinan tinggi madya yang
menyelenggarakan tugas di bidang pelayanan kesehatan di lingkungan
kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
kesehatan.
c. Anggota, yang terdiri atas unsur :
1) Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang kesehatan sebanyak 3 (tiga) orang yang merupakan:
- Direktur Jenderal
- Pimpinan tinggi madya yang menyelenggarakan tugas di
bidang pelayanan kesehatan;

12 | Pedoman Pelaksanaan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia


- Pimpinan tinggi pratama yang memiliki tugas di bidang
pendayagunaan tenaga kesehatan pada unit eselon 1 yang
menyelenggarakan tugas di bidang tenaga kesehatan
2) Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi sebanyak 1
(satu) orang yang merupakan pejabat pimpinan tinggi di bidang
pendidikan tinggi;
- Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia sebanyak 1
(satu) orang;
- Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia sebanyak 1 (satu)
orang;
3) Organisasi Profesi Kedokteran Indonesia sebanyak 1 (satu) orang;
4) Organisasi Profesi Kedokteran Gigi Indonesia sebanyak 1 (satu)
orang;
5) Asosiasi Perumahsakitan sebanyak 1 (satu) orang;
6) Konsil Kedokteran sebanyak 1 (satu) orang;
7) Konsil Kedokteran Gigi sebanyak 1 (satu) orang.
Dalam melaksanakan tugasnya, KIKI dibantu oleh Sekretariat, yang
ditetapkan oleh Direktur Jenderal. Sekretariat terdiri atas unsur:
a. Perwakilan unit kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Tenaga
Kesehatan;
b. Perwakilan sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia;
c. Perwakilan panitia nasional uji kompetensi mahasiswa program
pendidikan profesi dokter dan dokter gigi;
d. Perwakilan unit kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Pelayanan
Kesehatan.
Dalam hal dibutuhkan, Menteri dapat membentuk KIKI di Provinsi.
Pembentukan KIKI di Provinsi didelegasikan kepada Direktur Jenderal.
Keanggotaan KIKI di Provinsi berjumlah paling banyak 7 (tujuh) orang yang
terdiri atas unsur:
a. Dinas Kesehatan Provinsi sebanyak 2 (dua) orang yang salah satunya
yaitu kepala dinas kesehatan provinsi;
b. Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia sebanyak 1 (satu)
orang;

Pedoman Pelaksanaan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia (PIDGI) |


c. Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia sebanyak 1 (satu) orang;
d. Asosiasi Perumahsakitan Daerah sebanyak 1 (satu) orang;
e. Organisasi Profesi Kedokteran Indonesia sebanyak 1 (satu) orang;
f. Organisasi Profesi Kedokteran Gigi Indonesia sebanyak 1 (satu) orang.
KIKI di Provinsi diketuai oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi. KIKI di
Provinsi memiliki tugas melaksanakan kebijakan penyelenggaraan program
Internsip di provinsi yang bersangkutan. Dalam melaksanakan tugas, KIKI
di Provinsi dibantu oleh sekretariat. Keanggotaan KIKI Pusat ditetapkan
oleh Menteri, sedangkan keanggotaan KIKI di Provinsi ditetapkan oleh
Direktur Jenderal.
Tugas Komite Internsip Kedokteran Indonesia (KIKI), sesuai Permenkes
No. 7 tahun 2022 pasal 20, adalah:
a. Memberikan dukungan pelaksanaan program Internsip;
b. Memberikan rekomendasi dalam penyusunan pedoman pelaksanaan
program Internsip kepada Direktur Jenderal;
c. Memberikan dukungan pendataan dan pendaftaran calon peserta
serta merekomendasikan penetapan calon peserta program Internsip
kepada Direktur Jenderal;
d. Memberikan rekomendasi penilaian wahana program Internsip untuk
ditetapkan oleh Menteri;
e. Memberikan rekomendasi pendamping di wahana program Internsip
dokter dan dokter gigi;
f. Memberikan rekomendasi penyelesaian permasalahan pelaksanaan
program Internsip; dan
g. Melaporkan hasil pelaksanaan program Internsip kepada Menteri
melalui Direktur Jenderal secara berkala atau sewaktu-waktu jika
diperlukan.
Fungsi administrasi PIDGI Pusat dilaksanakan oleh Sekretariat KIKI
yang saat ini berada di Ditgun Nakes, Ditjen Nakes, Kementerian
Kesehatan, sedangkan fungsi administrasi PIDGI Provinsi dilaksanakan
oleh Sekretariat PIDGI Provinsi yang berada di bawah Dinas Kesehatan
Provinsi.

14 | Pedoman Pelaksanaan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia


E. Biaya penyelenggaraan PIDGI
Biaya penyelenggaraan PIDGI sebagaimana yang termuat dalam
NOMOR HK.02.02/MENKES/243/2016 tentang Biaya Hidup Dokter
Internsip dan Honor Dokter Pendamping PIDGI dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Biaya yang dikeluarkan pemerintah pusat, disamping untuk
operasional penyelenggaraan program, juga termasuk untuk Bantuan
Biaya Hidup (BBH) bagi peserta, honor bagi pendamping, serta
transportasi keberangkatan dan pemulangan peserta. Pemerintah Daerah
dapat memberikan fasilitas/ insentif dalam penyelenggaraan program
internsip selain biaya-biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat.

Pedoman Pelaksanaan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia (PIDGI) |


BAB III
PELAKSANAAN
PROGRAM INTERNSIP DOKTER GIGI INDONESIA

A. Kewajiban dan Hak Peserta Program Internsip


Dokter Gigi Indonesia
Kewajiban Peserta PIDGI:
a. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Indonesia.
b. Bekerja sesuai dengan standar kompetensi, standar pelayanan dan
standar profesi.
c. Mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
diperoleh selama pendidikan dan mengaplikasikannya dalam
pelayanan kesehatan.
d. Mengembangkan keterampilan praktik kedokteran pelayanan
kesehatan primer yang menekankan pada upaya promotif dan
preventif.
e. Bekerja dalam batas kewenangan klinis, mematuhi peraturan
internal fasilitas pelayanan kesehatan, serta ketentuan hukum dan
etika.
f. Berperan aktif dalam tim pelayanan kesehatan di fasilitas
pelayanan kesehatan.

Hak Peserta PIDGI:


a. Mendapat Bantuan Biaya Hidup Dasar, transportasi, dan/atau
tunjangan.
b. Mendapat perlindungan hukum sepanjang mematuhi standar
kompetensi, standar profesi dan standar pelayanan.
c. Mendapat pendampingan dari dokter gigi yang telah memenuhi
kualifikasi sebagai pendamping.
d. Mendapat bantuan fasilitas tempat tinggal.
e. Mendapatkan jaminan Kesehatan dan ketenagakerjaan.

16 | Pedoman Pelaksanaan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia


Kegiatan Peserta Program Internsip Dokter Gigi Indonesia:
a. Melakukan praktik kedokteran gigi secara profesional sesuai
kompetensi yang meliputi tindakan preventif, kuratif, rehabilitatif
dan kegawatdaruratan gigi dan mulut.
b. Melakukan konsultasi dan rujukan.
c. Melakukan kegiatan ilmiah medis dan non medis.
d. Melakukan program-program kesehatan gigi sebagai upaya
meningkatkan kesehatan gigi masyarakat.
e. Melakukan studi sederhana dan singkat tentang masalah kesehatan
gigi masyarakat.
Peserta PIDGI, dengan STR dan SIP Internsip yang dimilikinya,
yang berlaku selama menjalankan internsip, diijinkan untuk melakukan
praktik kedokteran gigi hanya di Wahana PIDGI dimana ia bekerja dan
ditempatkan.

B. Pendamping Peserta Program Internsip Dokter


Indonesia
Dalam menjalankan praktek kedokteran giginya, peserta PIDGI
didampingi oleh seorang Dokter gigi dari wahana tersebut yang disebut
sebagai Pendamping PIDGI. Untuk menjadi seorang pendamping,
diperlukan syarat-syarat tertentu dan telah mengikuti pelatihan
pendamping yang dilaksanakan oleh KIKI bekerjasama dengan Balai
Pelatihan Kesehatan yang telah terakreditasi. Peran dan fungsi utama
Pendamping PIDGI adalah sebagai fasilitator, motivator, role model, serta
sekaligus sebagai penilai proses penyesuaian dalam pemantapan peserta
PIDGI, agar tercapai kinerja sebagai dokter gigi yang mampu berpraktik
sesuai Standar Kompetensi Dokter Gigi Indonesia.
Setiap Peserta PIDGI wajib didampingi oleh seorang dokter gigi.
Pendamping peserta PIDGI mempunyai tugas melakukan tata kelola PIDGI
di wahana mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi
guna mencapai tujuan penyesuaian dan pemantapan kompetensi dokter
gigi.
Pendamping peserta PIDGI dapat mendampingi maksimal 7 orang pada
waktu bersamaan. Pendamping peserta PIDGI akan memperoleh Sertifikat

Pedoman Pelaksanaan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia (PIDGI) |


Pelatihan Pendamping dari Kementerian Kesehatan dan Satuan Kredit
Point (SKP) dari Persatuan Dokter Gigi Indonesia yang besarannya sesuai
dengan ketentuan dari PB PDGI selama pendampingan dan pelatihan
pendamping. Selama menjalankan PIDGI, Peserta PIDGI bertanggung
jawab penuh atas tindakan keprofesian yang dilakukannya.

C. Wahana Program Internsip Dokter Gigi Indonesia


Fasyankes yang telah ditetapkan sebagai wahana PIDGI bertugas
melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
a. Koordinator wahana melakukan sosialisasi kepada stakeholder di
wahana untuk menjamin pelaksanaan PIDGI berjalan dengan baik.
b. Koordinator wahana mengusulkan Pendamping PIDGI.
c. Memastikan kesiapan sarana prasarana yang mendukung pelaksanaan
PIDGI.
d. Memastikan Komite Medik mendukung pelaksanaan PIDGI.
e. Menyiapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan SOP Pelayanan
Medik Gigi dan Mulut di wahana tersebut.
f. Membantu Peserta PIDGI mempersiapkan akomodasi.
g. Melaksanakan PIDGI di wahana.
h. Melaksanakan evaluasi kinerja Peserta PIDGI bersama Pendamping
PIDGI dan pemangku kepentingan terkait.
i. Menerbitkan Surat Laporan Pelaksanaan Internsip bagi peserta PIDGI
yang telah memenuhi kriteria kinerja akhir yang ditandatangani oleh
Direktur Rumah Sakit dan Kepala Puskesmas sebagai Koordinator
Wahana.

18 | Pedoman Pelaksanaan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia


BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI
PROGRAM INTERNSIP DOKTER GIG INDONESIA

A. Kriteria pencapaian sasaran Program Internsip


Dokter Gigi Indonesia
Selama mengikuti Program Internsip Dokter Indonesia, Peserta PIDGI
harus dapat mencapai sasaran program yang telah ditentukan, yang
meliputi 18 kompetensi utama dalam Standar Kompetensi Dokter Gigi
Indonesia, yaitu:
1) Mampu melakukan praktik kedokteran gigi secara profesional
berdasarkan etik dan yurisprudensi yang berlaku.
2) Mampu menganalisis kesahihan informasi dan memanfaatkan
teknologi kesehatan gigi mulut secara ilmiah, efektif, sistematis dan
komprehensif mengambil keputusan.
3) Mampu melakukan komunikasi, edukasi dan menyampaikan
informasi secara efektif dan bertanggung jawab baik secara lisan
maupun tulisan dengan pasien semua usia, keluarga atau pendamping
pasien serta masyarakat, teman sejawat dan profesi kesehatan lain
yang terkait.
4) Mampu mengelola dan menghargai pasien dengan keanekaragaman
sosial, ekonomi, budaya, agama dan ras melalui kerjasama dengan
pasien dan berbagai fihak terkait untuk menunjang pelayanan
kesehatan gigi mulut yang bermutu.
5) Mampu menguasai konsep-konsep teoritis ilmu pengetahuan
biomedik yang relevan dengan penyakit gigi mulut.
6) Mampu menguasai konsep-konsep teoritis Ilmu kedokteran klinik
yang relevan sebagai sumber keilmuan dalam melakukan tindakan
kedokteran gigi.
7) Mampu menggunakan prinsip-prinsip ilmu kedokteran gigi dasar dan
ilmu kedokteran gigi terapan untuk menunjang keterampilan dan
penelitian di bidang kedokteran gigi.
8) Mampu menggunakan ilmu kedokteran gigi klinik sebagai dasar untuk
melakukan pelayanan kesehatan gigi mulut yang efektif dan efisien .

Pedoman Pelaksanaan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia (PIDGI) |


9) Mampu melakukan prosedur klinis yang berkaitan dengan masalah-
masalah penyakit gigi mulut secara komprehensif dengan pendekatan
ilmu-ilmu dasar, ilmu kedokteran gigi klinik yang terkait dan
psikososial.
10) Mampu membuat kesimpulan yang valid dan mengambil keputusan
yang tepat atas kelainan/penyakit gigi mulut baik yang ringan
maupun yang kompleks berdasarkan analisis dan interpretasi data
klinik.
11) Mampu merumuskan solusi secara mandiri maupun kelompok
untuk penyelesaian masalah-masalah penyakit gigi mulut baik yang
ringan maupun kompleks secara komprehensif dan merencanakan
pencegahannya dengan pendekatan psikososial dan ekonomi.
12) Mampu mengelola dan menyelesaikan masalah-masalah nyeri dan
kecemasan.
13) Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, dan teoritis dalam
pengembangan keilmuan dan keterampilan melalui pendidikan dan
pendidikan berkelanjutan sehingga mahir melakukan tatalaksana
pasien dan tindakan medik kedokteran secara spesifik dengan mutu
dan kualitas yang terukur berdasarkan prosedur baku.
14) Mampu mengembangkan hubungan kerjasama dengan pihak lain
yang terkait dalam rangka mencari solusi masalah kesehatan gigi
mulut pasien.
15) Mampu menyelesaikan masalah-masalah kesehatan gigi mulut
masyarakat berbasis teknologi informasi sebagai penunjang tindakan
promotif dan preventif yang dilaksanakan secara bersama-sama tim
pelayanan kesehatan dari sistem jejaring kerja (networking) untuk
mencapai tingkat kesehatan gigi mulut masyarakat yang optimal.
16) Mengelola masalah perilaku kesehatan individu maupun masyarakat
komprehensif dalam kesehatan gigi mulut individu dan masyarakat.
17) Mengembangkan kemampuan manajerial dan kepemimpinan dalam
upaya meningkatkan kesehatan masyarakat.
18) Mengembangkan strategi pelaksanaan manajemen praktik dan tata-
laksana lingkungan kerja kedokteran gigi dengan mempertimbangkan
aspek-aspek sosial.

20 | Pedoman Pelaksanaan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia


Selama mengikuti Program Internsip Dokter Gigi Indonesia, Peserta
PIDGI harus dapat mencapai sasaran program yang telah ditentukan, yang
meliputi pengelolaan kasus Upaya Kesehatan Perorangan (UKP), Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Manajemen Pelayanan Kesehatan
(rincian ada di Juknis Pedoman Peserta).
1. Pengelolaan kasus UKP ditargetkan harus memenuhi jumlah dan jenis
yang cukup:
a. Promotif dan Preventif (UKGM dan UKGS),
b. Penyediaan dan pemberian surat rujukan ke faskes lanjutan untuk
penyakit yang tidak dapat ditangani di faskes tingkat pertama
c. Premedikasi
d. Kegawatdaruratan oro-dental
e. Pencabutan gigi sulung (topikal, infiltrasi)
a. Pencabutan gigi permanen tanpa penyulit
b. Tumpatan komposit
c. Tumpatan GIC
d. Skeling gigi
e. Protesa gigi lepasan (removable denture)
2. Setiap Peserta PIDGI secara keseluruhan telah menangani pasien
sekurang-kurangnya 100 kasus (tindakan dan observasi) dan telah
menjalani proses PIDGI selama 6 bulan
3. Pengelolaan kasus UKGM dilaksanakan di Puskesmas (Pusat
Kesehatan Masyarakat) harus memenuhi jumlah dan jenis sesuai target
program

B. Monitoring dan Evaluasi


Selama pelaksanaan PIDGI dilakukan monitoring dan evaluasi oleh
pelaksana program meliputi Kemenkes, Kemendikbudristek, KKI, Kadinkes
Prov/Kab/Kota, dengan mengikutsertakan PDGI, AFDOKGI sesuai dengan
tugas dan fungsinya.

Pedoman Pelaksanaan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia (PIDGI) |


Monitoring dan evaluasi meliputi:
1) Penyelenggaraan PIDGI
Monitoring dan evaluasi penyelenggaraan PIDGI dilakukan oleh KIKI
Pusat, KIKI Provinsi, Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten /Kota dan
KKI, terkait:
a. Komponen: BBH Dasar, akreditasi wahana, pendamping, SK
penempatan, masa kerja, program kegiatan
b. Proses pelaksanaan PIDGI
c. Out put PIDGI sesuai parameter PIDGI
2) Peserta PIDGI
Monitoring dan evaluasi peserta PIDGI dilakukan oleh Pendamping
PIDGI yang meliputi kinerja & perilaku profesional serta kehadiran
peserta PIDGI sesuai pedoman pelaksanaan yang telah ditetapkan oleh
KIKI.
3) Pendamping PIDGI
Monitoring dan evaluasi Pendamping PIDGI dilakukan oleh KIKI
Provinsi, Koordinator Wahana meliputi kinerja Pendamping minimal 1
kali dalam 6 bulan dan oleh peserta PIDGI pada akhir masa
pelaksanaan PIDGI secara online ke KIKI Pusat terkait kemampuan,
ketrampilan dan perilaku, proses pendampingan, kesediaan waktu
dalam mendampingi dan komunikasi.
4) Wahana PIDGI
Monitoring dan evaluasi wahana dilakukan oleh KIKI Pusat bersama
KIKI Provinsi meliputi pelaksanaan kegiatan PIDGI dan masalah/
hambatan-hambatan yang ditemukan dan atau bila ada permasalahan
yang dilaporkan/ditemukan.
5) Evaluasi kinerja akhir peserta PIDGI
Pada akhir pelaksanaan PIDGI, Pendamping dan Koordinator wahana
baik dari Rumah Sakit maupun Puskesmas bersama-sama melakukan
evaluasi sesuai dengan capaian kinerja peserta PIDGI.
Peserta PIDGI yang telah menyelesaikan seluruh tugasnya dengan
hasil evaluasi kinerja yang baik akan dibuatkan surat rekomendasi
untuk penerbitan Surat Laporan Pelaksanaan Internsip (SLPI) oleh

22 | Pedoman Pelaksanaan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia


KIKI Provinsi, namun bagi peserta yang belum memenuhi syarat
dalam pencapaian kinerja akhir baik waktu maupun target kinerjanya,
maka penerbitan SLPI ditunda sampai peserta menyelesaikannya.
SLPI digunakan sebagai dasar untuk menerbitkan rekomendasi Surat
Tanda Selesai Internsip (STSI) yang dikeluarkan oleh Komite Internsip
Dokter Indonesia (KIKI) Provinsi yang selanjutnya dikirimkan ke KIKI
Pusat untuk diterbitkan Surat Tanda Selesai Internsip oleh KIKI. Dalam
hal keanggotaan KIKI belum ditetapkan, Surat Tanda Selesai Internsip
diterbitkan oleh Direktur Jenderal. STSI diteruskan ke Konsil
Kedokeran Indonesia (KKI) untuk memperoleh Surat Tanda Registrasi
(STR).
Evaluasi Peserta PIDGI didasarkan atas pencapaian kinerja yang sesuai
dengan Standar Kompetensi Dokter Gigi Indonesia. Bagi Peserta
Program Internsip Dokter Gigi Indonesia yang tidak memenuhi kriteria
kinerja akhir, bisa diperpanjang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
6) Evaluasi Program Internsip Dokter Gigi Indonesia
Monitoring dan evaluasi PIDGI secara keseluruhan oleh KIKI Pusat dan
Direktorat Pendayagunaan Tenaga Kesehatan.

C. Sanksi
1. Kepada peserta PIDGI
Apabila terjadi pelanggaran etik dan disiplin selama mengikuti
PIDGI, Peserta PIDGI akan diberi sanksi sesuai dengan norma etik
profesi dan disiplin. Sanksi etik dan disiplin dapat berupa:
a. Sanksi administratif yang diberikan oleh Koordinator wahana
kepada Peserta PIDGI yang melakukan pelanggaran ketentuan
atau peraturan wahana.
b. Sanksi etik sebagai dokter mengacu kepada Kode Etik
Kedokteran Indonesia.
c. Sanksi disiplin sebagai dokter mengacu kepada Buku
Penerapan Disiplin dari MKDKI. Sanksi disiplin sebagai peserta
internsip mengacu pada Juknis Peserta Program Internsip
Dokter Indonesia Bab III Tata Tertib Peserta PIDGISub Bagian
Klasifikasi Pelanggaran Tata Tertib, Pembinaan dan Pemberian

Pedoman Pelaksanaan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia (PIDGI) |


Sanksi

24 | Pedoman Pelaksanaan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia


d. Sanksi Pelanggaran hukum mengacu pada prosedur dan
keputusan hukum. Selama proses penyidikan, maka Peserta
PIDGI ditunda pelaksanaannya sampai mempunyai kekuatan
hukum yang tetap.
2. Kepada pendamping PIDGI
a. Sanksi administratif yang diberikan oleh Koordinator Wahana
kepada pendamping PIDGI sesuai dengan peraturan ketentuan
yang berlaku di wahana.
b. Sanksi etik sebagai dokter gigi mengacu kepada Kode Etik
Kedokteran Gigi Indonesia.
c. Sanksi disiplin sebagai dokter gigi mengacu kepada Buku
Penerapan Disiplin dari MKDKI. Sanksi disiplin sebagai
pendamping PIDGI mengacu pada Juknis Pendamping
Program Internsip Dokter Gigi Indonesia Bab III Tata Tertib
Peserta PIDGI Sub Bagian Klasifikasi Pelanggaran Tata Tertib,
Pembinaan dan Pemberian Sanksi
d. Sanksi Pelanggaran Hukum mengacu pada prosedur dan
ketentuan hukum. Selama proses penyidikan, maka
Pendamping PIDGI dihentikan tugasnya sebagai Pendamping
PIDGI sampai mempunyai kekuatan hukum yang tetap.
3. Kepada Wahana PIDGI
Sanksi administratif yang diberikan kepada wahana setelah
dilakukan evaluasi oleh KIKI Pusat dan KIDGI Provinsi setelah
adanya pelaporan tentang pelanggaran ketentuan PIDGI, berupa
pemberhentian sementara sebagai wahana selama 6 (enam) bulan
periode PIDGI dengan Keputusan Ketua KIKI Pusat.

Pedoman Pelaksanaan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia (PIDGI) |


BAB V
PENUTU
P

Pedoman Pelaksanaan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia ini


disusun untuk memenuhi kebutuhan seluruh pihak terkait agar dapat
memahami Program Internsip Dokter Gigi Indonesia secara keseluruhan.
Hendaknya semua pihak dapat menggunakan buku ini sebagai acuan
dalam melaksanakan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia di seluruh
wilayah Indonesia.
Diharapkan melalui Program Internsip Dokter Gigi Indonesia yang
dilakukan dengan baik akan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan
gigi dan mulut kepada masyarakat Indonesia, sehingga dapat memberikan
dampak kepada status kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia.
Buku ini masih jauh dari sempurna, karena itu sangat diharapkan
koreksi, masukan, usulan penyempurnaan dari semua pihak yang memiliki
perhatian untuk perkembangan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia.

26 | Pedoman Pelaksanaan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia


DAFTAR SINGKATAN

1. AFDOKGI : Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia


2. PDGI : Persatuan Dokter Gigi Indonesia
3. IPTEKDOKGI : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran
Gigi
4. KBK : Kurikulum Berbasis Kompetensi
5. KIKI : Komite Internsip Kedokteran Indonesia
6. KKI : Konsil Kedokteran Indonesia
7. MKDKI : Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran
Indonesia
8. PUSKESMAS : Pusat Kesehatan Masyarakat
9. RS : Rumah Sakit
10. FASYANKES : Fasilitas Pelayanan Kesehatan
11. SDM : Sumber Daya Manusia
12. SKP : Satuan Kredit Profesi
13. STR : Surat Tanda Registrasi
14. STSI : Surat Tanda Selesai Internsip
15. SLPI : Surat Laporan Pelaksanaan Internsip
16. UKP : Upaya Kesehatan Perorangan
17. UKM : Upaya Kesehatan Masyarakat

Pedoman Pelaksanaan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia (PIDGI) |


GLOSSARY

1. AFDOKGI: Sebuah asosiasi yang dibentuk oleh para dekan fakultas


kedokteran gigi yang berfungsi memberikan pertimbangan dalam
rangka memberdayakan dan menjamin kualitas pendidikan
kedokteran gigi yang diselenggarakan oleh fakultas kedokteran /
kedokteran gigi
2. Dokter Gigi: Lulusan pendidikan profesi kedokteran gigi baik di dalam
maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik
Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
3. PDGI: Persatuan Dokter Gigi Indonesia
4. KBK: Kurikulum yang menitikberatkan dokter sesuai
dengan standar kompetensi dokter yang di tetapkan oleh KKI.
5. KIKI Pusat: institusi/ lembaga yang dibentuk berdasarkan Kepmenkes
dan bertanggungjawab terhadap pelaksanaan program internsip
dokter Gigi
6. KIKI Provinsi: Institusi/ lembaga yang diangkat dan bertanggung
jawab terhadap KIKI Pusat dengan tugas menyelenggarakan program
internsip
7. KKI: suatu lembaga negara, mandiri, nonstruktural, dan bersifat
independen, yang terdiri atas Konsil Kedokteran dan Konsil
Kedokteran Gigi.
8. Kolegium: badan yang dibentuk oleh organisasi profesi untuk masing-
masing cabang disiplin ilmu tersebut.
9. Kompetensi dokter gigi : menjalankan praktik kedokteran gigi sesuai
dengan Standar Kompetensi Dokter Gigi yang telah disahkan oleh
Konsil Kedokteran Indonesia.
10. MKDKI : Lembaga yang berwenang untuk menentukan ada tidaknya
kesalahan yang dilakukan dokter dan dokter gigi dan menetapkan
sanksi
11. Pasien : Setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya
14. Pendamping Internsip : Dokter gigi yang telah memiliki kriteria
sebagai pendamping internsip

28 | Pedoman Pelaksanaan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia


15. Peserta Internsip : Dokter Gigi peserta program internsip yang telah
lulus dari Fakultas Kedokteran Gigi yang menggunakan kurikulum
berbasis kompetensi (KBK)
16. Praktik : Layanan medik yang diberikan seorang dokter gigi kepada
pasien sesuai dengan kompetensinya
17. Praktik Kedokteran : Rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh dokter
dan dokter gigi terhadap pasien dalam melaksanakan upaya
kesehatan.
18. Program Internsip Dokter Gigi Indonesia : adalah Program pelatihan
keprofesian pra-registrasi berbasis kompetensi guna penyesuaian
dalam pemantapan kompetensi yang telah mereka capai setelah
memperoleh kualifikasi sebagai dokter gigi melalui pendidikan
kedokteran gigi.
19. Registrasi : Pencatatan resmi terhadap dokter dan dokter gigi yang
telah memiliki kualifikasi tertentu lainnya serta diakui secara hukum
untuk melakukan tindakan profesinya
20. Fasyankes : Tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan
yang digunakan untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi
21. Sertifikat Kompetensi : Surat tanda pengakuan terhadap kemampuan
seorang dokter atau dokter gigi untuk menjalankan praktik
kedokteran di seluruh Indonesia setelah lulus uji kompetensi
22. SK Pendamping Internsip Dokter Gigi : Surat keputusan yang
diterbitkan oleh Dirjen Tenaga Kesehatan yang diberikan kepada
seorang dokter gigi yang telah memenuhi syarat sebagai pendamping
internsip dokter gigi
23. SLPI : Surat yang ditandatangani oleh Pendamping dan Pimpinan
Wahana Internsip sebagai bukti bahwa peserta telah menyelesaikan
Program Internsip
24. STR Internsip : Bukti tertulis yang diberikan oleh Konsil Kedokteran
Indonesia kepada dokter gigi yang telah diregistrasi untuk mengikuti
kegiatan internsip
25. STSI : Surat yang dikeluarkan oleh KIKI Pusat yang menyatakan
bahwa sudah menyelesaikan program internsip Dokter Gigi untuk
pengurusan STR.

Pedoman Pelaksanaan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia (PIDGI) |


27. Sumpah/ Janji Dokter : Sumpah yang dibacakan oleh seseorang yang
akan menjalani profesi dokter gigi Indonesia secara resmi
28. Surat Ijin Praktik : Bukti tertulis yang diberikan pemerintah kepada
dokter dan dokter gigi yang akan menjalankan praktik kedokteran
setelah memenuhi persyaratan
29. UKP: Setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau
masyarakat serta swasta untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan.
30. UKM: Setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau
masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah
kesehatan di masyarakat.
31. Wahana : Sarana pelayanan kesehatan yang menjadi tempat
pelaksanaan program internsip dokter gigi yang telah memenuhi
kriteria sebagai wahana internsip
32. Stakeholders : Semua pihak, organisasi maupun perorangan yang
peduli dan atau terlibat terhadap suatu usaha.

30 | Pedoman Pelaksanaan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia


PENULIS

1. drg. Usman Sumantri, MSc


2. drg. Diono Susilo Yuskasran, MPH
3. Dr. drg. Dewa Made Wedagama, Sp. KG
4. Prof. Dr. drg. Darmawan Setijanto, M.Kes.
5. Prof. drg. Tetiana Haniastuti, M.Kes., Ph.d
6. Dr. drg. Torry Duet Irianto, Mkes
7. drg. Tritarayati, SH, MH.Kes
8. drg. A. Tajrin, M.Kes, SpBM (K)
9. Dr. drg Maria Purbiati, Sp.Ort
10. Dr. drg. Mohammad Taha Ma’ruf, M.Erg
11. Dr. drg Armelia Sari W, Mkes
12. drg. Andriani, Sp. Ort
13. drg. lwan Dewanto, MM, Ph.D
14. drg. Achmad Syukrul, MM
15. drg. Marta Juslily, MBA, MKG
16. drg. Idawaty Lina, M.Kes
17. drg. Indra Rachmad Dharmawan, MKM
18. drg. Tiurma Arta Sere, Sp.KG
19. drg. Made Muryani Triningsih, MA
20. dr. Nurrahmiati, MKM
21. dr. Dewi Indrasari, MKM
22. dr. Rizka Komariah, MKM
23. dr. Juli Atini
24. Novica Mutiara, SH, MH
25. Ananta Dwi Saputra, S.Kom, MKM
26. Erick Yudo Baskoro, SH, MM
27. Rudian Arthianto, S.Kom, MM

Pedoman Pelaksanaan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia (PIDGI) |


32 | Pedoman Pelaksanaan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia

Anda mungkin juga menyukai