0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
15 tayangan2 halaman
Renungan ini membahas kisah kematian dan kebangkitan Lazarus dalam Yohanes 11:33-44. Kisah ini menekankan bahwa Yesus adalah Anak Allah yang penuh kuasa, dan kuasa Allah dinyatakan dalam berbagai peristiwa termasuk kematian. Walaupun dalam duka, Marta dan Maria tetap percaya pada Yesus. Percaya dan berserah adalah kekuatan bagi mereka untuk menjumpai Yesus dan menyaksikan kebangkitan Lazarus. Kisah ini men
Renungan ini membahas kisah kematian dan kebangkitan Lazarus dalam Yohanes 11:33-44. Kisah ini menekankan bahwa Yesus adalah Anak Allah yang penuh kuasa, dan kuasa Allah dinyatakan dalam berbagai peristiwa termasuk kematian. Walaupun dalam duka, Marta dan Maria tetap percaya pada Yesus. Percaya dan berserah adalah kekuatan bagi mereka untuk menjumpai Yesus dan menyaksikan kebangkitan Lazarus. Kisah ini men
Renungan ini membahas kisah kematian dan kebangkitan Lazarus dalam Yohanes 11:33-44. Kisah ini menekankan bahwa Yesus adalah Anak Allah yang penuh kuasa, dan kuasa Allah dinyatakan dalam berbagai peristiwa termasuk kematian. Walaupun dalam duka, Marta dan Maria tetap percaya pada Yesus. Percaya dan berserah adalah kekuatan bagi mereka untuk menjumpai Yesus dan menyaksikan kebangkitan Lazarus. Kisah ini men
Saudara-saudara terkasih di dalam Kristus yang bangkit,
ketika ada seseorang yang tidak kita kenal datang dan menawarkan bantuan, bagaimana respon kita? Apakah kita akan langsung percaya kepada orang tersebut? Ataukah akan menerka-nerka apa tujuan di balik kebaikan orang itu? Biasanya jika tidak mengenal seseorang, maka kita akan menjadi antisipatif terhadap kebaikan orang lain. Berbeda halnya jika yang membantu dalam kodisi kesusahan adalah orang yang kita kenal dan percayai.Kita akan dengan sepenuh hati menaruh harapan terhadap orang tersebut. Hal seperti inilah dikisahkan dalam pembacaan hari ini. Ketika Yesus datang ke Betania, Maria yang pernah meminyaki kaki Yesus dan Marta saudaranya mengenali Yesus dan percaya bahwa Dia adalah Anak Allah. Mereka percaya bahwa jika Yesus ada bersama dengan mereka di Betania saat itu, maka Lazarus saudara mereka tidak akan mati. Yesus merasa iba di dalam hati-Nya dan bermaksud membangkitkan Lazarus. Tetapi keraguan sempat menghalangi mereka karena secara logika manusia, Lazarus yang telah mati selama 4 hari itu pasti telah berbau. Tetapi Yesus menyadarkan mereka bahwa jika mereka memang benar-benar percaya maka Allah dalam kemuliaan-Nya dapat melakukan segala hal.
Persekutuan Unit yang diberkati Tuhan,
Kematian adalah peristiwa yang pasti, walaupun demikian setiap orang yang kehilangan orang terkasih karena kematian, akan berduka. Marta dan Maria mengalami kedukaan karena Lazarus saudara mereka meninggal dunia. Kisah kematian dan kebangkitan Lazarus ini menegaskan pesan teologis bahwa Yesus adalah Anak Allah yang penuh kuasa dan kuasa Allah itu dinyatakan di tengah berbagai peristiwa termasuk kematian, dan hal ini membutuhkan percaya dan penyerahan diri kepada Allah. Dalam dukanya, Marta dan Maria tetap percaya pada Yesus yang berkuasa. Percaya dan berserah menjadi kekuatan bagi Marta dan Maria untuk menjumpai Yesus. Marta berkata: “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati”. Maria saudara Marta yang juga memiliki iman pada Yesus yang berkuasa itu, Ketika mendengar bahwa Yesus datang, lalu pergi menjumpai-Nya. Maria bertemu Yesus dan tersungkur di depan kaki-Nya. Tersungkur adalah tindakan yang mengekspresikan penyerahan diri dan kesungguhan percaya kepda Yesus. Tindakan Yesus membangkitkan Lazarus karena kedua saudaranya tetap percaya ditengah kedukaan mereka. Seringkali kita selaku manusia pun meragukan kuasa dan kemuliaan Allah. Kita mengaku percaya, tetapi bimbang dengan kuasa Allah. Jika kita ingin melihat kuasa dan kemuliaan Allah dalam hidup bahkan terhadap hal-hal yang tidak dapat kita bayangkan dengan nalar manusia, maka percayalah kepada-Nya. Kita pasti ditolong dan diberkati-Nya.
Persekutuan unit yang diberkati Yesus,
Melalui Kisah ini, hendaknya dijadikan inspirasi iman bagi kita, agar kita tidak kehilangan percaya kita kepada Yesus, walaupun kita dilanda dengan berbagai persoalan hidup termasuk kehilangan orang-orang terkasih dalam kematian. Ingatlah bahwa kuasa Allah melebihi kepahitan yang paling hebat. Ia sanggup mengatasi seluruh keluh kesah atau penderitaan kita. Sebab, Ketika Yesus berkata: “Akulah kebangkitan dan hidup…..” (ay.25.a), sesungguhnya Yesus ingin mengatakan bahwa kita tetap menjadi milik Yesus baik ketika hidup maupun ketika sudah mati, dan kita akan tetap hidup Bersama Yesus, walaupun sudah mati. Hal ini akan memberikan kekuatan bagi orang percaya dalam menghadapi setiap berbagai peristiwa duka karena kematian. Kesaksian seperti ini menegaskan kepada kita bahwa Allah juga mengalami serta turut merasakan duka dan derita manusia. Ia menanggung beban hidup kita dan kemudian Ia melepaskan himpitan kedukaan kita karena Ia memiliki kuasa yang menghidupkan. Kuasa yang menghidupkan menjadi tanda bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat. Kuasa-Nya melebihi kedasyatan maut bahkan kuasa maut yang menakutkan sekalipun ditaklukkan oleh kebangkitan dan kemenangan Yesus. Kengerian kematian diubah Tuhan menjadi kasih karunia di mana kita memiliki kesempatan untuk mengalami kemurahan Tuhan. Itulah sebabnya dikatakan, jikalau engkau percaya, engkau akan melihat kemuliaan Allah. Allah dimuliakan dalam kedukaan dan kematian. Disini Kita juga diajak untuk melihat kaitan kebangkitan Lazarus dengan kebangkitan Yesus. Yesus bangkit karena memang Dia adalah Tuhan yang memiliki kuasa untuk membangkitkan sebagaimana yang pernah dilakukan-Nya dalam peristiwa membangkitkan Lazarus dari kematian. Kuasa kebangkitan itulah yang dapat membangkitkan kita dari keraguan, keputusasaan, kemalasan, kedukaan dan kekuatiran. Oleh sebab itu Percayalah dan mempercayakan seluruh hidup kita pada Yesus yang bangkit itu agar perjalanan hidup kita ke depan dapat ditempuh dengan berpengharapan. pengharapan sebagai anak - anak Allah bukan sebagai anak - anak daging yang hidup dalam kedagingan kita, yang hidup menurut keakuannya, yang hidup hanya mencari kesenangan diri sendiri, yang tidak memiliki rasa empati dengan orang lain, oleh karena itu berusahalah untuk menjadi umat yang setia berjalan di jalannya, umat yang selalu mau melakukan kehendakNya dalam setiap laku hidup kita, umat yang selalu berserah dan percaya akan kuasa kebangkitanNya yang memerdekakan, yang menyelamatkan, yang memulihkan, yang menyembuhkan, yang membebaskan kita dari ketakutan dari keraguan, dari kecemasan kita, dan itulah yang di perlihatkan oleh Martha dan Maria bagi kita semua, janganlah kita hilang pengharan kita pada Yesus walaupun kehidupan yang kita alami atau jalani seringkali membuat kita hilang pengharapan datang saja pada Yesus lewat doa dan pergumulan kita maka Ia akan memberikan kelegaan serta kekuatan bagi kita...ingatlah janganlah kita kendorkan pengharapan pada Yesus Sebab pengharapan didalam Yesus tidak akan sia – sia. Amin