Injeksi yang sering disebut sebagai ‘shot’ atau ‘jab’ dalam bahasa Inggris adalah proses
memasukkan cairan ke tubuh menggunakan jarum. Dalam praktik medis, cairan yang kerap
dimasukkan ke tubuh melalui injeksi adalah obat dan vitamin. Jarum yang digunakan adalah
jarum hipodermik dan jarum suntik.
Dalam dunia medis pula, injeksi kerap dikenal sebagai teknik pemberian obat melalui
parenteral, yaitu pemberian melalui rute selain saluran pencernaan. Injeksi parenteral meliputi
injeksi subkutan, intramuskular, intravena, intraperitoneal, intrakardiak, intraartikular, dan
intrakavernosa.
Suntikan umumnya diberikan satu kali pada suatu waktu, meski dapat digunakan untuk
pemberian obat secara terus-menerus dan dalam kasus tertentu. Bahkan, ketika diberikan satu
kali pada waktu tertentu, pengobatannya mungkin bersifat jangka panjang, yang kemudian
disebut sebagai injeksi depot.
Jika obat perlu diberikan secara berulang, kateter yang menetap biasanya lebih disukai
daripada injeksi. Injeksi adalah salah satu prosedur perawatan kesehatan yang cukup umum.
Sebagian besar injeksi dilakukan dalam rangka perawatan kuratif, sedangkan sebagian
kecilnya untuk imunisasi, atau transfusi darah.
Berikut beberapa jenis injeksi dalam dunia medis dan cara melakukannya:
Injeksi Intravena
Injeksi intravena dilakukan dengan memasukkan cairan ke dalam aliran darah. Metode ini
adalah cara tercepat untuk mendapatkan efek yang diinginkan, karena obat segera berpindah
ke sirkulasi darah dan ke seluruh tubuh. Jenis ini sering dikaitkan dengan penggunaan
narkoba.
Injeksi Intramuskular
Injeksi intramuskular bertujuan untuk mengantarkan suatu zat ke dalam otot agar cepat
diserap oleh pembuluh darah. Sebagian besar vaksin yang tidak aktif, seperti vaksin influenza
diberikan dengan cara suntikan intramuskular ini. Metode ini dilakukan dengan jarum yang
membentuk sudut 90 derajat dalam posisi duduk.
Injeksi Subkutan
Injeksi subkutan bertujuan untuk mengirimkan cairan ke jaringan antara kulit dan otot.
Metode ini membuat penyerapan obat berjalan lebih lambat ketimbang intramuskular. Jarum
yang digunakan pun cenderung lebih pendek, karena tidak perlu mencapai otot.
Pemberiannya dilakukan di jaringan lemak di belakang lengan. Injeksi insulin adalah yang
paling umum menggunakan metode ini. Selain itu, vaksin tertentu seperti MMR (Campak,
Gondok, dan Rubela), Varisela (Cacar Air), dan Zoster (herpes zoster) juga diberikan secara
subkutan.
Injeksi Intradermal
Dalam Injeksi intradermal, obat dikirim langsung ke dalam dermis, yaitu lapisan yang berada
tepat di bawah epidermis kulit. Suntikan sering diberikan pada sudut 5 sampai 15 derajat
dengan jarum pada kulit pasien. Penyerapan membutuhkan waktu paling lama ketimbang
injeksi intravena, intramuskular, dan subkutan.
Oleh karena itu, jenis intradermal sering digunakan untuk tes sensitivitas, seperti tes
tuberkulin dan alergi, dan tes anestesi lokal. Reaksi yang disebabkan oleh tes ini mudah
dilihat karena lokasi suntikan pada kulit. Bagian tubuh yang sering dijadikan lokasi suntikan
intradermal adalah lengan bawah dan punggung bawah.
Injeksi Depot
Injeksi depot dilakukan dengan tujuan untuk menyimpan obat dalam massa lokal, kemudian
secara bertahap diserap oleh jaringan di sekitarnya. Senyawa aktif dalam metode ini
dilepaskan secara konsisten dalam jangka waktu lama. Cairan yang dimasukkan berbentuk
agak padat atau berbahan dasar minyak.
Suntikan Intravena
Suntikan intravena dilakukan dengan sebuah tabung plastik kecil yang disebut kateter, yang
dimasukkan ke dalam vena. Kateter ditempatkan di tempat yang mudah diakses dengan aliran
darah terbaik. Ini lokasi umum pemberian suntikan:
Lengan bawah.
Punggung tangan.
Lekukan di bagian dalam sendi siku.
Pergelangan kaki.
Penting untuk menghindari area kulit yang terinfeksi dan menempatkan kateter pada sendi
yang dapat menekuk. Pemberian suntikan harus dihindari pada area yang terluka atau sakit,
dan vena yang kaku atau tipis.