2 (2020) : 203-216
November 2020
e-ISSN 2656-0194
Hadi Arnowo
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan
Nasional
Jalan Akses Tol Cimanggis, Cikeas Udik, Gunung Putri, Kabupaten Bogor
h_arnowo@yahoo.com
ABSTRAK
Keberadaan situ, danau, embung dan waduk (SDEW) bagi masyarakat Indonesia sangat berarti dan telah
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan pokok. Kondisi situ, danau, embung dan waduk pada umumnya
menunjukkan kecenderungan negatif yaitu pencemaran, pendangkalan, kerusakan lingkungan bahkan
beberapa di antaranya beralih fungsi menjadi tanah daratan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
nilai pentingnya pendaftaran tanah untuk situ, danau, embung dan waduk. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan berdasarkan observasi lapang untuk
beberapa sampel dan pengumpulan data sekunder untuk beberapa kasus. Selanjutnya data dianalisis
berdasarkan empirik dengan mengacu pada peraturan dan praksis kebijakan. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa kelestarian situ, danau, embung dan waduk terganggu yang disebabkan aktivitas
manusia. Salah satu upaya melindungi keberadaan wilayah perairan umum tersebut adalah dengan
pendaftaran tanah. Meskipun demikian tidak semua wilayah perairan umum dapat didaftarkan karena status
tanahnya. Wilayah perairan umum yang akan didaftarkan meliputi areal permukaan air dan sempadannya.
Tahapan kegiatan pendaftaran tanah untuk areal situ, danau, embung dan waduk secara umum sama dengan
pendaftaran tanah lainnya. Pasca pendaftaran tanah untuk areal wilayah perairan, pemegang hak atas
tanah harus aktif memelihara batas penguasaan serta mengawasi kondisi fisik situ, danau, embung dan
waduk dari upaya pemanfaatan ilegal. Selain itu Pemerintah dan Pemerintah Daerah harus dapat
membangkitkan partisipasi masyarakat dalam memelihara wilayah perairan serta menjalin kerjasama
dengan pihak-pihak lain terkait dengan ketentuan yang diatur oleh peraturan perundang-undangan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pendaftaran tanah untuk areal SDEW sangat bermanfaat karena
semakin baiknya sistem pengelolaan, pengawasan dan pemeliharaan melalui ketersediaan data yang akurat
dan dasar hukum yang kuat.
Kata kunci: status tanah, batas penguasaan, pemegang hak
ABSTRACT
The existence of small lakes, lakes, public ponds, and reservoirs for the Indonesian people is significant and
has been used for various basic needs. The conditions of small lakes, lakes, public ponds and reservoirs
generally show negative tendency namely pollution, silting, environmental damage and even some of them
have been shifted function to land. This study aims to determine the importance of land registration for small
lakes, lakes, public ponds, and reservoirs. The research method is descriptive qualitative. Data was collected
through field observation for several samples and secondary data collection for several cases. Furthermore,
the data are analyzed empirically by referring to the regulations and practices of the policy. The results
obtained indicate that the sustainability of situ, lakes, reservoirs, and reservoirs (SDEW) is disturbed due to
human activities. Land registration is one of the efforts to protect the existence of these public water areas.
However, not all public water areas can be registered because of their land status. The area of public water
to be registered includes the surface area of the water and its buffer zones. The stages of land registration for
203
MONAS: Jurnal Inovasi Aparatur Vol. 2 No. 2 (2020): 203-216
the area, lakes, reservoirs, and reservoirs are generally the same as for other land registrations. Following
the registration of land for the territorial waters, the holder of land rights must actively maintain the control
boundary and monitor the physical condition of the lake, reservoirs, and reservoirs from illegal exploitation
efforts. In addition, the Government and Regional Governments must be able to raise community
participation in maintaining territorial waters and establish cooperation with other parties related to the
provisions governed by laws and regulations. This study concludes that land registration for the SDEW area
is beneficial due to the improved management, monitoring, and maintenance system through the availability
of accurate data and the strong legal basis.
Keywords: land status, ownership boundaries, rights holders
204
MONAS: Jurnal Inovasi Aparatur Vol 2 No 2 (2020): 177-190
205
MONAS: Jurnal Inovasi Aparatur Vol 2 No 2 (2020): 177-190
206
MONAS: Jurnal Inovasi Aparatur Vol 2 No 2 (2020): 177-190
Situ sebagaimana yang didefinisikan air untuk pertanian, peternakan, air minum
sebelumnya terdiri dari situ alami dan situ dan kebutuhan lainnya di musim kemarau.
buatan. Pada umumnya situ alami merupakan Lokasi pembangunan embung umumnya di
wilayah lekukan dekat sungai yang berfungsi daerah pertanian yang memiliki iklim kering.
sebagai penampung kelebihan atau luapan air. Pembangunan embung paling banyak di
Sebagian kecil situ dapat berasal dari proses Provinsi Nusa Tenggara Timur.
geologi. Situ buatan berfungsi sebagai Waduk merupakan areal penampungan
penampung air dan pencegah banjir dimana air yang sangat luas. Tujuan pembangunan
letaknya dekat dengan pemukiman. waduk yang utama adalah untuk mengairi
Kegunaan situ menurut Imamuddin (2015) areal persawahan yang meliputi beberapa
adalah sebagai suplai air ke hilir, irigasi, kabupaten. Selain itu bila debit air dari sungai
kontrol banjir dan rekreasi. penyuplainya cukup besar, maka waduk dapat
Situ buatan sebenarnya tidak dibangun berfungsi juga sebagai pembangkit tenaga
sejak awal, tetapi berasal dari genangan air listrik. Untuk seluruh wilayah situ, danau,
yang sudah ada kemudian diperluas dan embung dan waduk memiliki pesona alam
diperdalam. Salah satu contoh situ buatan yang indah sehingga dapat dijadikan objek
adalah Situ Ciburuy yang terletak di pariwisata.
Kecamatan Bayongbong, Kabupaten
Bandung Barat yang terbentuk dari Batasan Pengamanan SDEW
bendungan swadaya masyarakat sekitar pada Situ, danau, embung dan waduk
masa lalu yang kemudian diperluas secara (SDEW) di dalam Undang-Undang Nomor
bertahap. 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air
Beberapa kategori danau menurut adalah bagian dari air permukaan dan
Nontji (2017) adalah berdasarkan bentuk tergolong sumber daya air. Sumber daya air
cekungan yang terdiri dari danau berupa harus dikelola melalui kegiatan konservasi
cekungan dekat sungai dimana terdapat aliran sumber daya air, pendayagunaan sumber daya
pintu masuk (inlet) dan aliran pintu keluar air, dan pengendalian daya rusak air.
(outlet) dan danau berupa jebakan air yang Sebelum undang-undang tersebut di
tidak terdapat aliran masuk dan aliran keluar. atas, terdapat ketentuan perlindungan air
Kategori berikutnya adalah danau permukaan yaitu Keputusan Presiden Nomor
berdasarkan keberadaan air yang terdiri atas 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan
danau permanen dan danau temporer yaitu Lindung. Situ, danau, embung dan waduk
ada genangan air pada saat musim hujan. (SDEW) merupakan kawasan yang harus
Karakteristik lainnya adalah sebagian besar dilindungi yaitu sebagai bagian dari Kawasan
danau berupa air tawar dan sebagian lagi Perlindungan Setempat. Perlindungan yang
adalah danau dengan kadar garam yang tinggi dimaksud adalah pencegahan gangguan
dan ada yang berkadar asam tinggi. kelestarian fungsi danau/ waduk yang berasal
Ditambahkan oleh Jorgensen (2008) dari beragam aktivitas.
danau dan waduk memiliki fungsi: Areal yang harus dilindungi disamping
1. Suplai air minum wilayah permukaan air ditambah dengan
2. Irigasi daerah penyangga atau sempadan. Fungsi
3. Kontrol banjir dari sempadan penyangga adalah untuk
4. Perikanan melindungi wilayah perairan dari aktivitas
6. Transportasi penduduk. Mengenai penetapan sempadan
7. Pembangkit listrik SDEW diatur dengan lebar proporsional
8. Konservasi dengan bentuk dan kondisi fisik. Khusus
9. Rekreasi untuk danau/waduk yaitu 50-100 meter dari
Secara fungsional embung memiliki titik pasang tertinggi ke arah darat.
kemiripan dengan situ buatan. Perbedaannya Sedangkan untuk situ dan embung yang
adalah embung lebih kecil dan kedalaman wilayah perairannya relatif kecil disesuaikan
yang lebih dangkal dibandingkan dengan situ dengan kondisi lapangan
buatan. Hal tersebut karena embung berfungsi Luas lahan perairan umum daratan
sebagai penampung air pada saat musim sebenarnya tidak dapat dipertahankan secara
hujan dan menjadi sumber air pada musim tetap atau selalu berubah-ubah. Penyebabnya
kemarau. Embung digunakan sebagai sumber adalah karena sedimentasi sehingga terjadi
207
MONAS: Jurnal Inovasi Aparatur Vol 2 No 2 (2020): 177-190
fluktuasi ketersediaan air antara musim hujan perairan di Danau Limboto (Kasim et al.,
dan kemarau. Tetapi perubahan terbesar 2020).
adalah dari aktivitas manusia yang cenderung Masalah lain pada wilayah permukaan
secara konstans mengurangi luar muka air air adalah pertumbuhan gulma air seperti
(Kartamihardja et al., 2009). eceng gondok dan berbagai vegetasi liar yang
Penyusutan luas areal akibat aktivitas pesat. Hal tersebut karena kandungan zat
manusia adalah karena alih fungsi lahan yang tertentu seperti nitrogen, fosfat dan potasium
sedikit demi sedikit menggerus areal SDEW. yang meningkat pada air danau sehingga
Haryani (2013) menyebutkan bahwa aktivitas menjadi nutrisi bagi gulma air (Wantasen et
manusia (antropogenik) yang meningkat al., 2012). Peningkatan populasi gulma air
memberikan dampak signifikan terhadap tersebut menyebabkan kerugian antara lain
eksistensi ekosistem danau. Dampak yang berupa semakin cepatnya laju kehilangan air
dirasakan adalah menurunnya produktivitas melalui proses evapotranspirasi (Faqih,
perikanan tangkap budidaya terganggunya 2014). Kandungan nutrisi dari permukaan air
transportasi air karena menurunnya muka yang subur juga menyebabkan pertumbuhan
permukaan air, rendahnya suplai air untuk plankton yang mengganggu kehidupan biota
irigasi pertanian, dan terganggunya air tawar. Nutrisi yang menjadi tinggi
kebutuhan domestik lainnya. Mamondol disebabkan limpahan air dari pertanian dan
(2018) menyebutkan adanya gangguan perkebunan yang mengangkut zat hara dari
ekosistem di daerah hulu menyebabkan pupuk (Hidayat et al., 2015).
terganggunya lingkungan hidup di Danau Keadaan tersebut di atas diperburuk
Poso dan akan mengancam kelangsungan oleh perubahan iklim global. Perubahan iklim
makhluk hidup di dalamnya. menurut Rejekiningrum (2014) berdampak
Ditambahkan oleh Haryani (2013) langsung terhadap volume sumber air
aktivitas manusia di danau dan sekitarnya permukaan seperti perubahan pola curah
berlangsung secara berlebihan menyebabkan hujan, kenaikan suhu, dan kejadian iklim
terjadinya dampak secara limnologis berupa: ekstrim. Perubahan iklim tersebut bersama-
1. Penurunan produksi ikan tangkap maupun sama dengan faktor campur tangan manusia
budidaya. semakin menambah ancaman terhadap
2. Pertambahan area gulma air yang kelestarian situ, danau, embung dan waduk.
menutup permukaan air dan terjadinya Aktivitas manusia di daerah sekitar
marak alga (algae blooming). permukaan air berpengaruh terhadap luas
3. Pencemaran sumber air dan terancamnya perairan yang secara perlahan menggerus
keanekaragaman hayati. tepian perairan bahkan secara terbuka
4. Sedimentasi yang menyebabkan merubah menjadi penggunaan non akuatik.
terjadinya pendangkalan dan penyusutan Luas permukaan SDEW menjadi menyusut
luas danau. dan beralih menjadi kepemilikan atau
Pendangkalan wilayah permukaan air garapan pihak tertentu.
SDEW juga dipengaruhi oleh kerusakan Pengelolaan danau telah dilakukan
lingkungan di daerah hulu pegunungan. oleh seluruh Pemerintah Provinsi dengan
Kerusakan tersebut berupa perubahan tata menerbitkan Peraturan Daerah. Hal tersebut
guna lahan yang lebih terbuka sehingga karena kekhawatiran semakin rusaknya
menyebabkan sedimentasi terutama pada ekosistem danau mendorong Pemerintah
wilayah perairan sempit seperti situ dan Provinsi membuat aturan pengelolaan.
embung dan berakibat pada pendangkalan Sebagai contoh Peraturan Daerah Provinsi
(Narayana et al., 2014) Sulawesi Tengah Nomor 4 Tahun 2014
Selain daerah hulu di pegunungan, tentang Pengelolaan Danau menfokuskan
kerusakan lingkungan di wilayah lain yang pada tata kelola pemanfaatan, pemulihan dan
menjadi sumber sedimentasi adalah di pelestarian. Selain itu terdapat Peraturan
Daerah Tangkapan Air (DTA) dan Daerah Daerah Provinsi Gorontalo Nomor 1 Tahun
Aliran Sungai (DAS). Perubahan tata guna 2008 tentang Pengelolaan Danau Limboto.
lahan di daerah tersebut menyebabkan laju Meskipun telah ada Peraturan Daerah,
sedimentasi yang tinggi. Kasus perubahan fakta yang dapat dilihat adalah masih
lingkungan seperti ini terjadi pada wilayah besarnya ancaman kerusakan lingkungan
danau. Hasim (2018) menyoroti Peraturan
208
MONAS: Jurnal Inovasi Aparatur Vol 2 No 2 (2020): 177-190
Daerah Provinsi Gorontalo Nomor 1 Tahun Data yang diungkap Prianto et al.
2008 tentang Pengelolaan Danau Limboto (2017) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)
yang belum efektif melindungi Danau memiliki sekitar 680 buah embung dan
Limboto dari degradasi lingkungan yang bendung berukuran antara 0,5-155 ha, dengan
terus berlanjut. Aktivitas masyarakat sekitar luas total 1.630 ha. Kondisi embung di
yang semakin intentsif dengan memanfaatkan provinsi tersebut terancam mengalami
pendangkalan danau menyebabkan ekosistem pendangkalan parah akibat sedimentasi
Danau Limboto terganggu. Masalah yang khususnya pada embung yang berada dekat
hampir sama berdasarkan penelitian Djangu lahan pertanian. Provinsi selain NTT juga
et al. (2017) terjadi pertambahan yang memiliki embung tetapi hanya pada lahan-
signifikan pada penggunaan lahan yang lahan kering tertentu sehingga tidak sebanyak
intensif. Akibat dari perubahan penggunaan Provinsi NTT. Masalah yang sama dihadapi
tanah tersebut adalah berkurangnya batas di provinsi selain NTT yaitu pendangkalan
fisik Danau Galela. akibat sedimentasi.
Pengelolaan waduk umumnya lebih Keberadaan SDEW menjadi sangat
baik karena lingkungan sekitar waduk penting bagi kehidupan masyarakat sekitar
dibatasi sehingga aktivitas di permukaan air maupun secara umum. Pengelolaan secara
dan sekitar waduk dapat dimonitor. Aktivitas fisik melalui pembuatan peraturan tentang
di permukaan air dan sekitar waduk pemanfaatan, pemeliharaan dan pelestarian
dilakukan oleh masyarakat sekitar untuk masih dirasakan kurang efektif. Hal tersebut
memenuhi kehidupan sehari-hari. Pada terlihat dari masih tingginya tingkat
umumnya waduk telah didaftarkan hak atas pencemaran dan kerusakan lingkungan.
tanahnya dan telah diterbitkan sertipikat Hak Kurangnya perhatian dari Pemerintah Daerah
Pakai atas waduk. Hal tersebut karena dan kendala implementasi peraturan yang
pembangunan waduk disertai dengan kurang memadai menurut Pamudjianto dan
pengadaan tanah Sutiono (2018) menyebabkan danau
Peraturan Daerah khusus mengenai mengalami penurunan fungsi dan kerusakan
situ belum ada di tingkat Provinsi maupun ekosistem.
Kabupaten/ Kota sehingga belum berdampak Masalah tersebut di atas salah satu
secara signifikan dalam penegakan hukum penyebabnya adalah masih belum tersedianya
terhadap pelanggaran lingkungan hidup di data yang akurat dan kepastian hukum di
areal situ. Meskipun demikian pengelolaan wilayah perairan sungai, danau, embung dan
situ secara umum dimasukkan dalam rencana waduk (SDEW). Salah satu alternatif
pembangunan mengenai pemeliharaan mengoptimalkan pengelolaan SDEW adalah
lingkungan hidup. Keberadaan situ di pendaftaran tanah lokasi SDEW yang terdiri
kawasan perdesaan umumnya berada di dari tubuh air dan sempadannya. Adanya
sekitar areal pertanian dan dipelihara secara kepastian hukum mengenai batas areal
tradisional oleh masyarakat setempat. SDEW dapat menjadi instrumen penegakan
Pemanfaatan oleh masyarakat sebagian besar hukum terkait upaya alih fungsi lahan. Selain
untuk perikanan dan pariwisata lokal. Hal itu pengawasan terhadap keberadaan SDEW
yang sangat berbeda, keberadaan situ dekat lebih pasti karena batas antara areal milik
permukiman justru mendapat tekanan dari penduduk atau badan hukum dengan areal
aktivitas penduduk sekitarnya. SDEW menjadi lebih jelas.
Seperti halnya situ, pengelolaan Alasan perlunya pendaftaran tanah
embung juga kurang mendapat perhatian dari untuk areal situ, danau, embung dan waduk
Pemerintah Daerah. Keberadaan embung adalah:
umumnya di daerah pertanian dimana petani 1. Perairan umum merupakan kekayaan alam
memanfaatkan untuk pengairan sederhana bagi bangsa Indonesia yang digunakan
dan persediaan air tawar. Lokasi embung untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
lebih banyak di daerah-daerah dengan curah 2. Negara memiliki hak menguasai sumber
hujan rendah sehingga tidak heran jumlah daya air yaitu dengan mengatur dan
embung terbanyak adalah di Provinsi Nusa menyelenggarakan peruntukan,
Tenggara Timur yang terkenal lebih kering penggunaan, persediaan dan pemeliharaan
dibanding provinsi lainnya di Indonesia. air, termasuk menentukan, mengatur
hubungan hukum dan perbuatan hukum
209
MONAS: Jurnal Inovasi Aparatur Vol 2 No 2 (2020): 177-190
antara orang dengan air dan antar orang transparansi dalam pengelolaan. Pengawasan
mengenai air. SDEW sebagai barang milik negara atau
3. Sumber Daya Air tidak dapat dirniliki daerah akan menjadi lebih tertib karena akan
dan/atau dikuasai oleh perseorangan, menjadi objek pengawasan dari instansi
kelompok masyarakat, atau badan usaha. pengawasan.
Data pendaftaran tanah untuk wilayah Setiap aset yang tercatat sebagai
SDEW adalah mengenai penguasaan dan barang milik negara/ daerah harus dikelola
pemanfataan tanah wilayah perairan tersebut dengan ketentuan Peraturan Pemerintah No.
sebagai aset negara dengan isi pokok 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang
mengenai: Milik Negara/ Daerah. Salah satu bentuk
1. Letak lokasi yang tercatat dalam pengelolaan barang milik negara/ daerah
koordinat dan wilayah administrasi. Data adalah pengamanan dan pemeliharaan.
tersaji dalam bentuk spasial dan tekstual. SDEW yang telah disertipikatkan dan dicatat
2. Luas areal yang terdiri dari areal sebagai aset milik negara/ daerah akan
permukaan air pada waktu kondisi memperoleh perhatian yang lebih besar
genangan maksimal dengan sempadannya. berupa alokasi anggaran untuk pemeliharaan.
3. Status penguasaan tanah areal perairan Hal itu karena menjadi kewajiban bagi
beserta sempadan serta tanah di sekitar. instansi yang memilikinya untuk mengelola
4. Kondisi fisik wilayah perairan dan barang milik negara/ daerah.
sempadan serta penggunaan tanah sekitar. Pengamanan dan pemeliharaan dengan
Perlunya pengamanan SDEW melalui batas areal yang pasti akan lebih mudah
pendaftaran tanah dapat dilihat pada Gambar dilakukan. Salah satu bentuk pengamanan
2. Pendaftaran tanah pada areal SDEW secara adalah pengawasan dengan bantuan teknologi
fisik dan yuridis akan memberikan kepastian penentuan posisi (Global Positioning
batas areal yang dikuasai dan dimiliki System). Penggunaan teknologi tersebut akan
Pemerintah/ Pemerintah Daerah. Kepastian memperoleh hasil yang akurat dan cepat.
batas di lapangan dibuktikan dengan Demikain pula untuk pemeliharaan SDEW
pemasangan tanda batas dan plotting batas akan lebih efektif dan efisien dengan cara
areal SDEW pada peta dasar. Kepastian batas menggunakan teknologi peta digital di dalam
areal sekaligus juga merupakan kepastian gawai untuk memvisualisasikan wilayah
status hukum wilayah SDEW. perairan secara akurat.
Manfaat yang diperoleh Pemerintah/
Pemerintah Daerah dari pendaftaran tanah
Pendaftaran areal SDEW adalah:
Kepastian
tanah areal 1. Kejelasan batas areal SDEW secara fisik
batas areal
SDEW dan yuridis.
Kontrol pengawasan 2. Sertipikat tanah areal SDEW menjadi data
aset negara/daerah.
Aset Barang 3. Memberikan data yang akurat dan pasti
Milik Daerah sehingga dapat diperhitungkan dalam
Indikasi program program konservasi dan pengelolaan.
lebih implementatif Pendaftaran tanah atas areal SDEW
yang mendesak adalah yang dekat dengan
Pengelolaan areal pemukiman. Paling rawan terjadinya
terkendali gangguan adalah situ karena letak lokasi dan
relatif mudah dijangkau. Aktivitas manusia
Gambar 2. Skema Pengamanan Situ, Danau, sekitar sangat berpotensi menyebabkan
Embung dan Waduk Melalui terjadinya pemanfaatan liar yang sedikit demi
Pendaftaran Tanah sedikit akan mengurangi areal situ. Apabila
telah dilakukan penetapan batas dan lokasi
Areal SDEW yang telah terdaftar wilayah perairan telah terdaftar akan
tersebut kemudian didaftarkan sebagai aset memudahkan bagi instansi yang berwenang
negara atau aset daerah. Pendaftaran SDEW melakukan penegakan hukum.
sebagai aset negara atau aset dimaksudkan Upaya konservasi ekosistem danau
untuk mempermudah pengawasan dan menurut Mamondol (2018) dapat dilakukan
210
MONAS: Jurnal Inovasi Aparatur Vol 2 No 2 (2020): 177-190
211
MONAS: Jurnal Inovasi Aparatur Vol 2 No 2 (2020): 177-190
dimiliki oleh masyarakat adat tetapi dalam dengan wilayah perairan dan sempadannya
pengelolaannya harus berkoordinasi harus sepakat mengenai letak tanda batas,
dengan instansi terkait Ketentuan mengenai tanda batas dan
3. SDEW berada di dalam tanah negara pemasangannya sesuai dengan ketentuan
dapat diteruskan permohonan pendaftaran yang berlaku di bidang pendaftaran tanah.
tanah sesuai dengan prioritas. Kriteria Meskipun areal SDEW berada di Areal
tersebut berlaku juga untuk situ atau Penggunaan Lain tetapi tidak otomatis
danau yang berada di dalam konsesi permohonan pendaftaran tanahnya dapat
tambang. Pemegang konsesi tambang dilanjutkan. Hal tersebut baru dapat diketahui
tidak boleh mengganggu ekosistem setelah dilakukan analisis data yuridis dan
wilayah perairan tersebut. Pemerintah/ data fisik atas bidang tanah areal SDEW.
Pemerintah Daerah dapat mendaftarkan Di dalam Pasal 17 Peraturan Menteri
tanah areal perairan tersebut sebagai aset Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala BPN
barang milik negara atau daerah Nomor 30 Tahun 2019 terdapat 3 kategori
4. Untuk wilayah perairan situ dan embung rekomendasi untuk permohonan pendaftaran
dengan luasan yang relatif kecil dapat tanah SDEW yaitu:
terjadi berada pada areal kepemilikan a. Kategori 1 merupakan bidang tanah yang
perorangan atau badan hukum. Apabila data fisik dan data yuridisnya memenuhi
fungsi situ dan embung tersebut terkait syarat untuk diterbitkan Sertipikat Hak
dengan hajat hidup orang banyak, maka Atas Tanah.
wilayah perairan tersebut dikuasai oleh b. Kategori 2 merupakan bidang tanah yang
negara harus dikeluarkan (diinklav) dari data fisik dan data yuridisnya memenuhi
tanah milik. Sedangkan situ ukuran kecil syarat untuk diterbitkan Sertipikat Hak
dan dengan fungsi yang sudah menyatu Atas Tanahnya namun terdapat perkara di
dengan lingkungan sekitar serta tidak pengadilan dan/atau sengketa.
memiliki dampak ekologis yang besar c. Kategori 3 merupakan bidang tanah yang
dapat saja merupakan bagian dari tanah data fisik dan/atau data yuridisnya tidak
milik. Hal yang sama berlaku untuk situ dapat dibukukan dan diterbitkan Sertipikat
buatan dan embung yang dibangun oleh Hak Atas Tanah, karena subjek dan/atau
dana pemilik tanah. Meskipun demikian objek haknya belum memenuhi
pemilik tanah harus melindungi persyaratan tertentu.
keberadaannya dan mengikuti kaidah- Kemungkinan yang menjadi masalah
kaidah ekologis. utama dalam lokasi yang diajukan
Sosialisasi yang dilakukan oleh permohonan pendaftaran tanah SDEW adalah
Pemerintah Daerah sangat penting kepada dalam penentuan batas khususnya areal yang
masyarakat sekitar. Terutama untuk lokasi dikelilingi areal pemukiman. Apabila terjadi
SDEW yang berbatasan langsung dengan sengketa yang muncul akibat dari proses
pemukiman masyarakat. Dalam hal ini peran pendaftaran tanah SDEW, penyelesaian
dari kepala wilayah kecamatan dan desa/ sengketa diutamakan melalui musyawarah
kelurahan sangat penting untuk menyadarkan untuk mufakat. Mengenai adanya hambatan
masyarakat menjaga bersama wilayah tersebut tetap lebih baik diselesaikan dan
perairan SDEW. Selain itu masyarakat juga kemudian didaftarkan tanah SDEW daripada
harus mengetahui bahwa pendaftaran tanah dibiarkan tidak didaftarkan dan kemudian
wilayah SDEW adalah dalam rangka secara perlahan menjadi menyusut dan hilang
inventarisasi sumber daya air dan sama sekali karena beralih fungsi lahan.
bukan untuk pensertipikatan tanah yang akan Bagian sempadan merupakan bagian
dimiliki swasta atau perorangan. sangat penting dalam kelestarian wilayah
Tanda batas apabila khusus untuk permukaan air karena berfungsi sebagai
wilayah perairan adalah batas tertinggi penyangga terhadap kelestarian permukaan
pasang atau permukaan air maksimum ke air. Sempadan wilayah perairan yang disebut
arah darat. Sedangkan apabila digabungkan sebagai kawasan lindung setempat hanya
dengan sempadan adalah batas lebar untuk danau dan waduk. Meskipun demikian,
sempadan yang ditentukan oleh Pemerintah sempadan untuk situ dan embung batas dapat
Daerah. Pada prinsipnya masyarakat atau ditentukan oleh Pemerintah Daerah dengan
pihak lain yang memiliki tanah berbatasan lebar menyesuaikan dengan kondisi dan
212
MONAS: Jurnal Inovasi Aparatur Vol 2 No 2 (2020): 177-190
213
MONAS: Jurnal Inovasi Aparatur Vol 2 No 2 (2020): 177-190
214
MONAS: Jurnal Inovasi Aparatur Vol 2 No 2 (2020): 177-190
215
MONAS: Jurnal Inovasi Aparatur Vol 2 No 2 (2020): 177-190
216