Anda di halaman 1dari 6

Perhitungan Tenaga Kerja

A. Latar Belakang
Pelayanan gizi yang baik menjadi salah satu penunjang rumah sakit dalam penilaian
standar akreditasi untuk menjamin keselamatan pasien yang mengacu pada The Joint
Comission Internasional (JCI) for Hospital Acreditation. Semakin baik pelayan gizi yang
diberikan oleh rumah sakit, maka semakin baik pula standar akreditasi rumah sakit tersebut.
Hal ini dapat terlaksana apabila tersedianya tenaga gizi yang professional dalam memberikan
pelayanan gizi yang diatur dalam Permenkes No 26 tahun 2013 mengenai Penyelenggaraan
Pekerjaan dan Praktek Tenaga Gizi. Dalam upaya menjamin pelaksanaan pelayanan gizi
yang optimal di rumah sakit, diperlukannya standar kebutuhan tenaga gizi secara lebih rinci
yang berisikan jenis dan jumlah tenaga gizi.
Dalam melaksanakan pelayanan gizi di rumah sakit, selain tenaga gizi juga
dibutuhkan tenaga pendukung seperti tenaga logistic, tenaga pengolah, pramusaji dan lai
sebagainya.

B. Hasil

Jumlah pasien : 80 orang

Jumlah ruangan : 9 ruang

Tenaga :

a) Ahli gizi : 3 orang


b) Pengolah : 13 orang
c) Logistic : 2 orang
d) Pramusaji : 12 orang

Jumlah hari pelayanan : 6/7 hari

Jumlah jam kerja : 7 jam/hari  6 jam/hari kerja efektif (1 jam istirahat)

1. Tenaga Ahli Gizi


Metode ISN (Indicator Stuffing Needs)
 Beban kerja dalam 1 tahun
= jumlah karyawan x jam kerja x 365 hari
= 3 x 7 x 365
= 7.665
 Waktu yang tersedia/tahun
o 365 hari – 90 hari non efektif kerja
o 90 hari non efektif kerja (12 hari cuti, 14 hari libur nasional, 12 hari izin sakit,
52 hari minggu/tahun)
 Kapasitas kerja/tahun
= Jumlah hari beban kerja/tahun x jam kerja efektif
= (365-90 hari) x 6
= 275 x 6
= 1.650 jam
 Kebutuhan ahli gizi
= beban kerja/tahun : kapasitas kerja/tahun
= 7.665 : 1.650
= 4,6  5 orang
Dari perhitungan kebutuhan tenaga ahli gizi diatas, masih dibutuhkan sebanyak 2 orang
tenaga ahli gizi lagi
2. Tenaga Pengolah
Metode ISN (Indicator Stuffing Needs)
 Beban kerja dalam 1 tahun
= jumlah karyawan x jam kerja x 365 hari
= 13 x 7 x 365
= 33.215
 Waktu yang tersedia/tahun
o 365 hari – 90 hari non efektif kerja
o 90 hari non efektif kerja (12 hari cuti, 14 hari libur nasional, 12 hari izin sakit,
52 hari minggu/tahun)
 Kapasitas kerja/tahun
= Jumlah hari beban kerja/tahun x jam kerja efektif
= (365-90 hari) x 6
= 275 x 6
= 1.650 jam
 Kebutuhan pengolah
= beban kerja/tahun : kapasitas kerja/tahun
= 33.215 : 1.650
= 20,1  20 orang
Dari perhitungan tenaga pengolah diatas, masih dibutuhkan tenaga pengolah sebanyak 7
orang lagi.
3. Logistic
Metode ISN (Indicator Stuffing Needs)
 Beban kerja dalam 1 tahun
= jumlah karyawan x jam kerja x 365 hari
= 2 x 7 x 365
= 5.110
 Waktu yang tersedia/tahun
o 365 hari – 90 hari non efektif kerja
o 90 hari non efektif kerja (12 hari cuti, 14 hari libur nasional, 12 hari izin sakit,
52 hari minggu/tahun)
 Kapasitas kerja/tahun
= Jumlah hari beban kerja/tahun x jam kerja efektif
= (365-90 hari) x 6
= 275 x 6
= 1.650 jam
 Kebutuhan logistik
= beban kerja/tahun : kapasitas kerja/tahun
= 5.110 : 1.650
= 3,0  3 orang
Dari perhitungan tenaga logistic diatas, didapatkan masih kurangnya tenaga logistic
sebanyak 1 orang.

4. Tenaga Distribusi Makanan dan Snack (Pramusaji)


 Beban kerja dalam 1 tahun
= jumlah karyawan x jam kerja x 365 hari
= 12 x 7 x 365
= 30.660
 Waktu yang tersedia/tahun
o 365 hari – 90 hari non efektif kerja
o 90 hari non efektif kerja (12 hari cuti, 14 hari libur nasional, 12 hari izin sakit,
52 hari minggu/tahun)
 Kapasitas kerja/tahun
= Jumlah hari beban kerja/tahun x jam kerja efektif
= (365-90 hari) x 6
= 275 x 6
= 1.650 jam
 Kebutuhan pramusaji
= beban kerja/tahun : kapasitas kerja/tahun
= 30.660 : 1.650
= 18,5  19 orang
Dari perhitungan jumlah pramusaji diatas, masih dibutuhkannya tenaga pramusaji
sebanyak 7 orang lagi.
Metode Recommandation Full Equipment
Kebutuhan per ruangan = 1,5 x 2
=3
Kebutuhan 9 ruangan =9x3
= 18 orang
Jadi, dari perhitungan diatas, tenaga pramusaji masih dibutuhkan sebanyak 6 orang lagi.

C. Pembahasan
Berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga kerja menggunakan metode ISN, jumlah
tenaga kerja di instalasi gizi yaitu 47 orang dengan jumlah pasien sekitar 80 orang dan
jumlah ruangan yang ada yaitu 9 ruangan.
Dari hasil perhitungan diatas, didapatkan bahwa masih kurangnya tenaga ahli gizi
sebanyak 2 orang, tenaga pengolah sebanyak 7 orang, tenaga logistic 1 orang, dan tenaga
pramusaji sebanyak 7 orang lagi.
Untuk penambahan tenaga kerja baru, perekrutan karyawan dilakukan dengan
pengajuan oleh Unit Gizi kepada Yayasan, kemudian direkrut oleh Yayasan, dan apabila
karyawan sudah diterima maka dilakukan orientasi. Pihak rumah sakit harus melaksakan
orientasi dan pengenalan daerah kerja bagi pegawai baru. Hal ini tentu sangat diperlukan,
terutama penjelasan yang tepat terhadap tugas-tugas sesuai bidang yang harus dikerjakan.
Dalam proses orientasi ini, pihak rumah sakit memberikan beberapa informasi,
diantaranya yaitu :
1. Gambaran umum mengenai instalasi gizi
2. Fungsi instalasi gizi di rumah sakit
3. Peranan masin-masing pegawai dalam menunjang fungsi instalasi gizi serta partisipasinya
terhadap pelayanan kesehatan rumah sakit
4. Penjelasan tugas masing-masing bidang pegawai
5. Pengawasan serta peraturan yang berlaku di instalasi gizi
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pihak rumah sakit dalam menerima pegawai
instalasi gizi yang berlaku sesuai dengan prosedur yaitu mengusulkan kebutuhan tenaga gizi
dilengkapi dengan syarat dan kualifikasi yang jelas
Faktor-faktor yang mempengaruhi penambahan perhitungan kebutuhan tenaga pada
penyelenggaraan makanan institusi :
1. Jumlah dan jenis porsi yang dilayani
2. Jumlah dan macam menu yang diselenggarakan
3. Jumlah hari pelayan makanan
4. Jumlah dan macam peralatan yang tersedia
5. Sarana fisik dan prasarana yang tersedia
6. Jumlah, jenis dan kualitas bahan makanan yang digunakan
7. Sistem produksi makanan yang digunakan
8. Sistem distribusi/ penyajian makanannya
D. Kesimpulan
Tenaga kerja yang sudah ada di instalasi gizi Rumah Sakit Yarsi Bukittinggi saat ini
masih kurang. Oleh karena itu perlunya perekrutan tenaga kerja tambahan.
Kekurangan tenaga kerja ini akan berakibat pada besarnya beban kerja yang
melebihi kemampuan tenaga kerja, sehingga pekerjaan yang ada menjadi tidak efekif karena
hanya ditangani oleh beberapa orang tertentu yang mengakibatkan tidak tercapainya
pelayanan yang memuaskan, hal ini karena manajemen yang baik harus dapat mengatur
sumber daya yang ada di organisasi tersebut dimana pekerjaan atau tugas dapat dibagi
dengan adil sehingga tidak ada yang bekerja terlalu banyak atau bekerja terlalu sedikit. Akan
tetapi, untuk sejauh ini pelaksanaan kegiatan penyajian makanan untuk ruangan rawatan,
dimulai dari penataan didapur ruangan sampai menyajikan kepada pasien di Rumah Sakit
Yarsi Bukittinggi sudah cukup baik.

Anda mungkin juga menyukai