Anda di halaman 1dari 11

30 JURUS MENGUBAH NASIB

(Apa Yang Bisa Kita Ubah Agar Allah Mengubah Nasib Kita)

Hari-2 : UBAH POSISI

"Sesungguhnya tidak ada orang maupun kaum, yang mengalami perubahan nasib tanpa
mereka mengubah dulu dimana posisinya..."

Yang diubah setidaknya ada 3 macam :

1) Ubah secara fisik posisi tempat dia berada


2) Ubah secara mental kedudukannya di dunia
3) Ubah posisinya terhadap sebuah peristiwa

Ketika Rasulullah menunjukan kemuliaan berjama'ah di shaf pertama, itu tanda bahwa
posisi menentukan prestasi. Ketika Rasulullah saw menunjukkan bahwa berdiri sebagai
muadzin itu lebih utama daripada berangkat ke masjid setelah mendengar adzan, itu tanda
bahwa posisi menentukan nasib. Di dunia finansial saja kita melihat bahwa posisi tempat
usaha bisa menentukan seberapa banyak akan didatangi pelanggan.

Dalam perjalanan dakwahnya, Rasulullah bahkan mencontohkan hijrah, sebagai perubahan


posisi secara fisik (migrasi), yakni dari Daarul Kufur (negeri yang menerapkan sistem kufur
dan menghalangi dakwah Islam) ke Daarul Islam (negeri yang menerapkan sistem Islam
dan keamanannya ada di pundak kaum muslim).

Dalam konteks individual, Rasulullah bahkan menceritakan kisah seseorang dari umat
terdahulu, yang telah membunuh ulama, lalu ingin bertobat, pembunuh itu harus pindah,
keluar dari lingkungannya yang selalu memaksa dirinya tetap dalam kondisi fasik.

Pembunuh itu harus pindah ke lingkungan orang-orang shaleh. Dalam perjalanannya,


pembunuh itu meninggal. Malaikat penjaga surga dan penjaga neraka memperebutkan
pembunuh itu. Tetapi setelah diukur, ternyata pembunuh itu sudah lebih dekat ke kampung
orang shaleh walaupun hanya satu jengkal. Maka jadilah dia hak malaikat penjaga surga.
Itulah hikmah dari merubah posisi. Kalau kita ingin menjadi shaleh, ubahlah posisi kita
secara fisik mendekati komunitas orang-orang shaleh.

Namun, selain mengubah posisi fisik, kita juga bisa mengubah posisi mental. Orang-orang
yang bermental inferior (rendah diri), akan tidak berhasil merubah nasibnya, sekalipun
diberikan memang amat penting, terlebih lagi fasilitas dan bekal yang super lengkap. Posisi
mental memang amat penting, terlebih lagi bagi pemangku jabatan publik. Ada pejabat
eselon-1 yang suka mengeluh. Katanya anak buahnya payah. Padahal, dia dalam posisi bisa
melakukan perubahan.

Seorang muslim harus memiliki posisi mental sebagai hamba Allah yang hidup untuk
beribadah dan taat kepada Syariatnya, dan pada saat yang sama berusaha keras menjadi
bagian danri umat yang terbaik, yang mampu dan berwibawa menyuruh yang makruf,
mencegah yang mungkar dan beriman kepada Allah. Hanya dengan itu dia akan dapat
menuntaskan misi sebagai pembawa rahmat ke seluruh alam. Ini posisi mental yang harus
dipegang teguh oleh seorang muslim, di negeri mananpun dia berkiprah dan pada profesi
dan jabatan apapun dia bekerja.

Sebagai seorang hamba, seorang muslim harus memposisikan diri bahwa dia itu lemah dan
terbatas. Karena itu dia selalu merasa membutuhkan petunjuk dan pertolongan Allah.
Petunjuk itu turun lewat Nabi-Nya. Karena itu, seorang muslim tidak merasa lebih pintar
dari Rasulullah, dalam mengatur urusan kehidupan. Dia tidak akan menjadikan kehendak
orang banyak sebagai sumber hukum tasyri', karena membuat hukum itu wewenang Allah
semata. Dalam menghadapi berbagai persoalan kehidupan, dia senantiasa mencari apa
syari'at Allah dalam menjawab persoalan persoalan itu. Ketika dia telah mendengarnya,
maka dia mentaatinya. Dia memposisikan dirinya sebagai hamba dan Allah sebagai
majikannya.

Namun yang terpenting adalah posisi seseorang seseorang terhadap suatu peristiwa. Ketika
ada masalah atau musibah, maka dia bisa memposisikan diri sebagai korban, sebagai
penonton, atau sebagai PENOLONG. Kalau memposisikan diri sebagai korban, kita hanya
perlu menyalahkan orang lain. Semua yang salah orang lain, konspirasi Yahudi, ulah
iluminati atau makar dajjal. Kita tidak perlu intropeksi. Kalau kita memposisikan diri
sebagai penonton, kita salahkan saja korban, dan kita tidak perlu berbuat apa-apa. Tetapi
kalau kita memposisikan diri sebagai penolong, maka kita akan berpikir keras, bagaimana
musibah itu dapat diatasi, dan ke depan tidak terulang lagi. Sesungguhnya Allah pasti akan
menolong seorang hamba menolong urusan agama-Nya.

Mestinya Ramadhan adalah bulan untuk mengubah posisi kita, bukan malah bulan bertahan
dalam posisi kebekuan yang lama. Mudah-mudahan, mulai masuk hari kedua bulan
Ramadhan, kita sudah bisa mengubah POSISI kita, agar Allah mengubah nasib kita.

"Yukk...bersinergi dalam dakwah, tanggalkan ragam pemikiran khayali kemudian


berpikirlah dengan sudut pandang Islam."

_________
SUDAH TAHU BEDANYA SHAUM DENGAN SHIYAM?

Siang-siang begini alangkah bagusnya kalau kita membaca cerita yang ringan-ringan saja.
Misalnya seputar keindahan pemilihan kata dalam Al-Quran.

Tahukah saudara, bahwa puasa dalam Al-Quran terkadang disebut shaum ‫ ص وم‬dan
terkadang dipakai kata shiyam ‫ صيام‬keduanya sama-sama berarti puasa. Lalu apa bedanya?

Saat menggunakan kata shaum, arti dari puasanya itu lebih menekankan kepada puasa
bicara. Sedangkan jika menggunakan kata shiyam, justru lebih menekankan kepada puasa
makan dan minum.

Contohnya dengan ayat yang kita hafal saja, yaitu perintah puasa dalam Al-Baqarah 183,
dimana kata shiyam digunakan pada ayat ini. Oleh karena itu kita wajib puasa makan dan
minum saat bulan Ramadhan.

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa (shiyam) sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa"

Adapun contoh lain yang menggunakan shaum ada dalam surat Maryam 26, ketika
menceritakan Ibunda Maryam puasa bicara kepada orang lain,

"Sesungguhnya aku bernazar puasa (shaum) untuk Allah sehingga aku tidak akan berbicara
pada hari ini dengan manusia manapun”

Nah itulah bedanya antara shaum dengan shiyam. Jadi kesimpulannya apa? Yaitu, saat kita
puasa nanti di bulan Ramadhan, haruslah puasa makan dan minum, serta puasa bicara juga,
dari pembicaraan yang kurang bermanfaat.

Lalu diantara kedua jenis puasa ini, mana yang lebih berkesan di sisi Allah? Ternyata dalam
hadist qudsi, shaum lah yang disebut-sebut akan diberi pahala langsung olehNya.

 ‫بِ ِه‬ ‫ ِإاَّل الص َّْو َم فَِإنَّهُ لِي َوَأنَا َأجْ ِزي‬: ‫ال هَّللا ُ َع َّز َو َج َّل‬
َ َ‫ق‬
"Allah berfirman puasa (shaum) itu untukKu, dan Aku sendiri yang akan membalasnya"

Jadi, siapkan diri kita agar di bulan Ramadhan ini kita belajar untuk puasa bicara ya.
TIPS BELANJA FLASH SALE YANG PASTI DAPAT

Jika saudara pernah kecewa dengan program flash sale yang sering diadakan aplikasi-
aplikasi marketplace, berarti kita semua sama! Saya sendiri sudah tak terhitung lagi berapa
kali menelan pil pahit dan merasa diberi harapan palsu.

Bayangkan sebuah handphone hanya dijual seharga seribu rupiah, jam tangan branded
seharga lima ribu rupiah, bahkan notebook hanya sepuluh ribu saja!

Terkadang saya menunggu detik demi detik menjelang produk-produk itu resmi dijual
dengan harga bombastis. Saya yakin bahwa produk itu sudah saya masukkan keranjang
pada detik pertama! Namun anehnya ketika transaksi hendak dilanjutkan untuk
pembayaran, ternyata barang yang saya pilih sudah habis!

Siapakah yang membeli barang itu lebih cepat dari satu detik pertama? Apakah dia
menekan tombol pembelian dalam hitungan sepersepuluh detik atau bahkan seperseratus
detik? Mustahil!

Namun begitulah faktanya. Sepanjang hidup belum pernah saya berhasil mengeksekusi
produk flash sale tersebut. Apabila diperhatikan lebih seksama, rupanya jumlah barang
yang dijual amat sangat tidak sebanding dengan peminatnya.

Bayangkan sepuluh handphone diperebutkan oleh seratus ribu orang pada waktu yang
sama? Berapa persen kemungkinan saya untuk dapat? Entahlah, malas duluan untuk
menghitungnya. Pastinya nol koma nol nol sekian persen!

Maklum saja, program-program itu hanya buatan manusia yang penuh kekurangan dan
tujuannya pun hakikatnya agar keuntungannya kembali kepada mereka lagi.

Kalau mau program yang tak pernah mengecewakan, maka carilah flash sale yang datang
dari Yang Maha Sempurna dan tujuannya memang semata-mata agar keuntungannya
kembali kepada kita lagi.

Flash sale tersebut justru berbanding terbalik dengan apa yang kita lihat di marketplace
karena jumlah produk yang tersedia amat sangat berlimpah ruah dibandingkan dengan
peminatnya.

Tak perlu berebut dalam hitungan detik, karena waktunya pun terbentang hingga tiga puluh
hari. Mari kita eksekusi semua produknya, seperti puasa, tarawih, tilawah, sedekah, dan
silaturahmi! Dijamin bukan harapan palsu!
IA TAHU HIDUPNYA HANYA 30 HARI, MAKA INILAH YANG IA LAKUKAN

Lalat, nyamuk, dan ngengat merupakan serangga bersayap dua yang umum menjadi hama
di rumah. Ketiga hewan kecil di atas juga sama-sama mengalami metamorfosis. Dari mulai
telur hingga menjadi serangga dewasa.

Meskipun hidup sebagai hama, namun tak ada ciptaan Allah yang sia-sia. Kehadiran
serangga tersebut berguna sebagai parameter untuk kebersihan rumah kita. Jika banyak
lalat, berarti ada yang kurang bersih dan perlu segera kita tangani demi menjaga kesehatan
seluruh anggota keluarga.

Lalat juga memiliki siklus hidup yang mengagumkan untuk dapat kita petik hikmahnya. Ia
hanya memiliki umur rata-rata 30 hari saja, kemudian mati. Setelah mati tentu ia tak akan
kembali lagi selama-lamanya.

Meski demikian, dalam durasi 30 hari tersebut lalat teramat produktif. Seekor induk betina
bisa bertelur hingga enam kali seumur hidupnya. Artinya, setiap lima hari ia bertelur. Dan
sekali prosesnya mampu menghasilkan 3000 butir!

Jadi, lamanya waktu hidup seekor lalat di dunia ini setara dengan lamanya waktu Ramadhan
yang Allah berikan kepada kita. Bayangkan jika ada seekor lalat menetas di hari pertama
bulan Ramadhan, maka ia akan mati pada hari terakhir bulan suci ini.

Setelah mati tentu ia tak akan kembali lagi selama-lamanya. Sama pula seperti
Ramadhannya, setelah berakhir tentu tak akan kembali lagi selama-lamanya. Karena
Ramadhan tahun ini, hanya datang saat ini. Adapun tahun depan, itu adalah Ramadhan yang
berbeda lagi.

Meski demikian, lalat yang menetas di bulan Ramadhan itu teramat produktif. Sepanjang
bulan puasa ia bisa bertelur hingga enam kali. Artinya, setiap lima hari ia bertelur.

Jika dianalogikan dengan manusia, mungkin laksana seorang mukmin yang


mengkhatamkan Al-Qur'an enam kali sepanjang bulan puasa. Artinya, setiap lima hari ia
khatam.

Bisakah kita menjadi sangat produktif laksana lalat? Pastinya tidak mudah. Maka wajar saja
serangga kecil ini termasuk salah satu hewan yang disebut namanya dalam Al-Qur'an.

ِ ‫ا َو‬bbً‫ب َمثَ ٌل فَا ْستَ ِمعُوا لَهُ ۚ ِإ َّن الَّ ِذينَ تَ ْد ُعونَ ِم ْن ُدو ِن هَّللا ِ لَ ْن يَ ْخلُقُوا ُذبَاب‬
‫وا لَهُ ۖ َوِإ ْن‬bb‫لَو اجْ تَ َم ُع‬ ِ ‫يَا َأيُّهَا النَّاسُ ض‬
َ ‫ُر‬
ُ‫طلُوب‬ْ ‫ضعُفَ الطَّالِبُ َو ْال َم‬ ُّ ‫يَ ْسلُ ْبهُ ُم‬
َ ۚ ُ‫الذبَابُ َش ْيًئا اَل يَ ْستَ ْنقِ ُذوهُ ِم ْنه‬

"Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu. Sesungguhnya


segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun,
walaupun mereka bersatu. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka
dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah
(pulalah) yang disembah."
(Surat Al-Hajj: 73)

Tapi, itu kan hanya analogi. Pada prakteknya tentu tidak semua orang harus
mengkhatamkan Al-Qur'an enam kali selama Ramadhan. Boleh tiga atau dua kali.
Sekurangnya kita terpacu, bahwa serangga semacam lalat saja bisa demikian produktif,
masa kita kalah?
SALAM RAMADHAN UNTUK ANDA DAN KELUARGA ☺️

Keponakan saya bercerita tentang perbedaan dua kantor yang pernah menjadi tempat
kerjanya. Pertama adalah sebuah perusahaan startup di bidang teknologi digital. Suasananya
nyaman banget seperti di rumah. Pekerjaan bebas dilakukan di ruang lain seperti garden,
pantry, yang penting bisa meletakkan laptop dan menyelesaikan tugas.

Sebuah kulkas super besar selalu diisi ulang dengan aneka macam snack dan soft drink
yang bebas diambil kapanpun sebanyak apapun. Mungkin mirip dengan kantor Google di
Amerika yang ramai diceritakan orang karena keunikannya. Untuk apa semua fasilitas
tersebut?

Tentu agar karyawan merasa enjoy dan fresh setiap hari. Ide-ide kreatif mereka akan
terbuka sehingga menghasilkan karya yang terbaik untuk perusahaan startup tersebut.

Sebaliknya kantor keponakan saya yang satu lagi masih bersifat konvensional. Pekerjaan
harus diselesaikan di kursi karyawan dengan sekat-sekat satu sama lain. Tak ada teras yang
nyaman atau kulkas penuh makanan. Tak ada tuntutan harus kreatif, yang penting daftar
tugas dari atasan dilakukan semua.

Jadi jawabannya adalah satu, yaitu karya. Perusahaan kekinian berani menyiapkan fasilitas
yang sangat nyaman asalkan para karyawan bisa berkarya dengan kreatif. Bekerja di kantor
tidak melulu hanya menyelesaikan tugas atasan saja. Asal tugas beres, tak perlu melakukan
hal-hal lain. Tinggal tunggu jam pulang kantor saja. Tentu hal seperti ini yang dihindari
oleh perusahaan-perusahaan kekinian tersebut.

Bicara tentang fasilitas, bulan suci yang sedang kita tempuh saat ini juga merupakan bulan
yang disiapkan Allah dengan sangat banyak fasilitas. Dosa diampuni, pahala
dilipatgandakan, doa dikabulkan dan salah satu fasilitas terpenting menurut saya adalah
semangat beribadah yang amat mudah didapat.

Perasaan kemarin kita berat ke masjid, namun di bulan Ramadhan langkah ini terasa ringan.
Lihat saja shalat Dzuhur penuh layaknya shalat Jumat. Sebelumnya kita termasuk kikir
dalam memberi, tetiba di bulan ini menjadi dermawan. Kitab suci yang jarang dibuka, kini
menjadi bacaan yang paling mengisi waktu.

Tak sadarkah kita bahwa semua hal tersebut adalah bukti dari karunia Allah khusus di bulan
Ramadhan yaitu semangat ibadah yang Dia mudahkan menyelusup ke dalam dada kaum
muslimin. Untuk apa semua fasilitas tersebut?

Jawabannya adalah satu, yaitu karya. Percuma sudah diberi berbagai fasilitas kalau kita
tidak berkarya. Lebih baik kembali saja ke bulan konvensional.

Al-Quran yang khatam 30 juz adalah karya. Malam yang sedikit tidur dan banyak menangis
adalah karya. Sunnah Rasulullah yang diamalkan secara konsisten adalah karya. Akhlak
yang berubah dari suka mengeluh jadi pandai bersyukur adalah karya.
Masih banyak lagi karya-karya kreatif yang bisa kita usahakan selama bulan Ramadhan ini.
Buatlah perubahan! Bukan melulu hanya menyelesaikan rutinitas. Asal puasa beres, tak
perlu melakukan hal-hal lain. Tinggal tunggu jam pulang Ramadhan saja.

Tidak pas rasanya, orang yang ikut menikmati segala fasilitas Ramadhan, namun berkarya
dengan biasa-biasa saja.

Belum lama anak saya mendapat tugas sekolah dari gurunya untuk mencari biografi tentang
Sunan Giri, salah satu dari sembilan Wali Songo yang menyebarkan Islam di pulau Jawa.

Ternyata, Sunan Giri itu memiliki banyak nama. Beliau juga dikenal sebagai Raden Paku.
Nama beliau yang lain adalah Prabu Satmata, Sultan Abdul Faqih, Raden 'Ainul Yaqin dan
terakhir beliau juga bernama Joko Samudra.

Pepatah Arab mengatakan, banyaknya nama menunjukkan tingginya kedudukannya. Itulah


mengapa Sunan Giri memiliki banyak nama dan julukan.

Setali tiga uang, bulan Ramadhan juga memiliki banyak nama. Hal ini menunjukkan
kedudukannya yang tinggi. Di dalam kitab karangan Sayyid Zain Muhammad Alaydrus
sekurangnya ada tujuh belas nama bulan Ramadhan yang disebut dalam Al-Quran maupun
Hadist.

Di antaranya adalah Syahrul Quran, Syahru Shiyam, Syahru Qiyam, Syahru Rahmat,
Syahru Riziq, dan lain-lain.

Mari kita fokus kepada satu nama yang disebut terakhir, yaitu Syahru Riziq (Bulan Rezeki).
Mengapa Ramadhan disebut Bulan Rezeki? Karena Rasulullah sendiri yang menyebutkan
dalam hadist yang disampaikan Sahabat Salman,

‫ق ْال ُمْؤ ِم ِن فِ ْي ِه‬


ِ ‫َش ْه ٌر يُ َزا ُد فِي ِر ْز‬
"Bulan Ramadhan adalah bulan dimana di dalamnya ditambahkan rezeki orang-orang
mukmin"

(Hadist Riwayat Ibnu Khuzaimah dan Baihaqi)

Hampir saja ilmu tentang Ramadhan sebagai Bulan Rezeki ini hilang dari kalangan kaum
muslimin. Sungguh beruntung jika kita masih mendapat kesempatan langka untuk
mempelajarinya lagi.

DEFINISI DARI SUPER EKSKLUSIF

Mungkin kita pernah mendengar sebuah produk diberi label eksklusif oleh produsen yang
membuatnya. Misalnya karena harganya mahal, atau karena produksinya terbatas, atau bisa
juga karena hanya tersedia untuk jangka waktu yang singkat.

Namun ada sebuah merk tas dari Hermes yang bernama Birkin, di mana tas sangat mahal
ini (mulai dari Rp 4,3 miliar) meski sudah memenuhi kriteria di atas tetap saja tidak akan
dijual kepada sembarang orang. Apakah ini yang disebut super eksklusif?
Bayangkan saja, ada seorang crazy rich yang sanggup membayar berapapun untuk sebuah
tas, dia tidak serta merta boleh meraih Hermes Birkin. Karena ada jalur panjang yang harus
dilewati dulu.

Orang itu harus menjadi pelanggan loyal dulu kepada produk-produk Hermes (yang juga
pasti mahal) seperti pakaian, parfum, jam tangan, dan lainnya. Kemudian pada titik tertentu
barulah Hermes akan memberi akses khusus padanya untuk membeli Hermes Birkin. Bukan
setahun atau dua tahun, bahkan akses ini ada yang baru keluar setelah masa penantian enam
tahun!

Saya pribadi takjub kok ya kepikiran Hermes membuat rule seperti itu demi menjaga
eksklusivitas salah satu produknya. Padahal kalau memang mau cari untung, bebaskan saja
orang membeli sejak hari pertama. Namun kalau direnungkan lagi, justru cara inilah yang
membuat Hermes Birkin terjaga nama besarnya.

Kalau Saudara masih bingung, saya beri contoh yang ada dalam kehidupan kita sehari-hari
misalnya bulan Ramadhan. Bulan mulia ini sejatinya super eksklusif. Tidak sembarang
orang bisa meraih keberkahannya. Mungkin semua orang menjumpai, tetapi bukan berarti
meraihnya. Karena ada jalur panjang yang harus dilewati dulu.

Orang itu harus menjadi hamba yang loyal dulu kepada ibadah-ibadah Ramadhaniyyah
seperti membaca Al-Quran, puasa sunnah, shalat sunnah malam hari, bersedekah dan
lainnya. Sekurangnya pada bulan Rajab dan Sya'ban.

Barulah saat Ramadhan tiba, ia akan mendapat akses khusus untuk mencintai dan
menikmati ibadahnya yang sangat indah. Senada dengan wasiat Al-Imam Abu Bakar Al-
Balkhi,

‫رس في‬bb‫ ومن لم يزرع ويغ‬، ‫ ومثل رمضان مثل المطر‬، ‫ ومثل شعبان مثل الغيم‬، ‫مثل شهر رجب كالريح‬
. ‫ ولم يسق في شعبان فكيف يريد أن يحصد في رمضان‬، ‫رجب‬
“Bulan Rajab seperti angin, bulan Sya’ban bagaikan mendung dan bulan Ramadhan
bagaikan hujan. Siapa yang tidak menanam di bulan Rajab, lalu tidak menyiram
tanamannya di bulan Sya’ban, maka jangan berharap ia bisa menuai hasil di bulan
Ramadhan.”

Oleh karena itu, meskipun kita seorang crazy rich yang sanggup membayar berapapun
untuk berjumpa Ramadhan, tidak serta merta kita lantas meraihnya. Beginilah rule yang
membuat Ramadhan terjaga kemuliaannya.
PAKET KOMPLET RAMADHAN

Puasa Ramadhan dan shalat tarawih adalah satu paket yang tidak terpisahkan karena
keduanya saling melengkapi. Itulah sebabnya salah satunya berhukum wajib sedangkan
satunya lagi berhukum sunnah. Karena wajib dan sunnah menyempurnakan satu sama lain.

Oleh sebab itu pula hadist Rasulullah bahwa siapa yang puasa dengan penuh iman dan
ikhlas akan dihapuskan dosa yang telah lalu, ternyata ditemukan juga hadist yang
kalimatnya nyaris identik, hanya saja puasa diganti dengan shalat tarawih.

‫ضانَ ِإي َمانًا َواحْ تِ َسابًا ُغفِ َر لَهُ َما تَقَ َّد َم ِم ْن َذ ْنبِ ِه‬ َ ‫َم ْن‬
َ ‫صا َم َر َم‬
"Siapa yang puasa di bulan Ramadan dengan iman dan mengharap, maka dosa-dosanya
yang telah lalu diampuni."

‫ضانَ ِإي َمانًا َواحْ تِ َسابًا ُغفِ َر لَهُ َما تَقَ َّد َم ِم ْن َذ ْنبِ ِه‬
َ ‫َم ْن قَا َم َر َم‬
"Siapa yang shalat (tarawih) di bulan Ramadan dengan iman dan mengharap, maka dosa-
dosanya yang telah lalu diampuni."

(Keduanya Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim)

Hikmah yang terkandung dalam puasa Ramadhan dan shalat tarawih juga satu paket yang
tidak terpisahkan. Karena pada puasa kita diajarkan bersabar. Sedangkan pada shalat
tarawih kita diajarkan bersyukur.

Manakah yang lebih bagus di antara sabar atau syukur? Keduanya sama dan seimbang!
Perhatikanlah ketika Nabi Ayyub dipuji karena sabarnya sebagai hamba terbaik, dan Nabi
Daud serta Nabi Sulaiman dipuji karena syukurnya sebagai hamba terbaik juga.

ٌ‫نِ ْع َم ْال َع ْب ُد ۖ ِإنَّهُ َأ َّواب‬


"Dialah (Daud dan Sulaiman) sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada
Tuhan-nya)."

ٌ‫نِ ْع َم ْال َع ْب ُد ۖ ِإنَّهُ َأ َّواب‬


"Dialah (Ayyub) sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan-nya)."

(Kedua ayat tersebut terdapat dalam Surat Shad, ayat 30 dan 44)

Sebagaimana kita ketahui, Nabi Ayyub merupakan teladan dalam bersabar terhadap
kekurangan harta, sakit, dan lapar. Sebaliknya Nabi Daud serta Nabi Sulaiman merupakan
teladan dalam bersyukur terhadap keadaan yang cukup harta dan sehat.
Bukankah demikian yang kita alami ketika di bulan Ramadhan. Pada siang hari kita
bersabar menahan lapar dan haus. Sampai dengan Magrib tiba kita diperbolehkan makan
dan minum sehingga tubuh ini kembali kuat dan bugar. Maka kita berlekas menuju shalat
tarawih sebagai wujud syukur karena nikmat ini.

Alangkah indahnya Ramadhan, bulan ketika siangnya penuh dengan sabar dan malamnya
penuh dengan syukur.

Anda mungkin juga menyukai