Usul Gender 2024 - Dikbud
Usul Gender 2024 - Dikbud
Belum ada
Masih adanya anak yang sama sekali belum data
mengecap bangku sekolah
GENDER ANALISIS PATHWAY (GAP)
DATA FAKTOR
PENYEBAB
PEREMPUAN AKSES PARTISIPASI KONTROL MANFAAT
Siswa Laki-laki Data kualitatif Masih adanya Internal = Belum
masih lebih Kontrol kasus anak maksimalnya
dominan dalam Dukungan dan orangtua tidak sekolah pendataan ATS
mengakses motivasi dari
sekolah orangtua untuk
menyekolahkan
625
anak perempuan
lebih besar
dibandingkan
anak laki-laki
Faktor minimnya
sumber daya
Belum
maksimalnya
koordinasi lintas
OPD
Eksternal = Masalah
ekonimi, Pandemi
1,547 Covid, kesehatan,
dan faktor
lingkungan
Belum ada
data
INDIKATOR KINERJA
PROGRAM TUJUAN ANGGARAN
OUTPUT OUTCOME
Melakukan pendataan Menurunnya jumlah Jumlah anak Persentase anak
yang lebih intensif anak tidak sekolah baik yang ke sekolah yang kembali ke
dengan melibatkan laki-laki maupun anak sekolah
semua stakeholder perempuan
terkait
Pertemuan Koordinasi
melakukan sosialisasi
dan edukasi terhadap
orangtua dan anak
Membangun kemitraan
dengan pihak eksternal.
Pengembalian anak ke
sekolah melalui
Program Lisua
Massikola
Monitoring dan
evaluasi
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KAB.BULUKUMBA
Matrik Gender Analysis Pathway (GAP)
Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4 Langkah 5 Langkah 6
kebijakan dan Rencana
Isu Gender
Nama kedepan
Data Pembuka
Kebijakan/Program/ Sebab
Wawasan Reformulasi
Kegiatan Faktor Kesenjangan Kesenjangan Sebab Kesenjangan Eksternal
Tujuan
Internal
-Tingkat angka - Akses anak laki-laki Wabah covid berdampak pada Menurunnya
putus sekolah di untuk melanjutkan Belum banyaknya orangtua yang jumlah anak
Urusan Kab.Bulukumba sekolah lebih rendah maksimalnya kehilangan pekerjaan dan berakibat tidak sekolah
yaitu 7,5% dibandingkan anak pendataan ATS pula pada tingginya angka anak baik laki-laki
(berdasarkan data perempuan tidak sekolah maupun anak
tahun 2022 Minimnya Karena masalah ekonomi, anak laki- perempuan
sebanyak 1078 sumber daya laki putus sekolah dengan alasan
Bidang Urusan anak putus dalam rangka membantu orangtua mencari nafkah
sekolah, laki-laki memaksimalkan
625 dan upaya
perempuan 453 ) - Dukungan dan penanganan
motivasi dari orangtua Dampak pergaulan mengakibatkan
ATS minat belajar anak menjadi menurun
untuk menyekolahkan
Masih tingginya anak laki-laki
angka tidak perempuan lebih Putus sekolah disebabkan karena
melanjutkan (ATM rendah dibandingkan terjadinya pernikahan dini
tahun 2022 anak perempuan
sebanyak 2.920 disebabkan masalah
anak, laki-laki ekonomi
1.547 dan
Program perempuan - Penentuan anak untuk
1.373) bersekolah di bawah
kendali orangtua
Program - Penentuan anak untuk
bersekolah di bawah
kendali orangtua
-Masih adanya
anak yang sama
sekali belum
Kegiatan mengecap
bangku sekolah - ATS laki-laki lebih
(belum ada data tinggi dibanding anak
kuantitatif) perempuan
-Jumlah anak
yang telah
dikembalikan ke
bangku sekolah
adalah sebanyak
240 orang pada
tahun 2022 (Laki-
laki = 100 orang
dan perempuan =
140 orang) Dari
Sub Kegiatan
dua Desa (136
Desa dan
Kelurahan)
- Masih terdapat
anak yang belum
sama sekali
mengecap
bangku sekolah
(data belum
tersedia)
Catatan
A. Implementasi GAP sebagaimana matriks di atas bisa diletakkan sebagai pola pikir dalam penyusunan suatu dokumen kebijakan, atau sebagai dokumen suatu
program atau kegiatan tertentu yang dipilih sesuai dengan prioritas
Implementasi GAP sebagaimana matriks di atas bisa diletakkan sebagai pola pikir dalam penyusunan suatu dokumen kebijakan, atau sebagai dokumen suatu
program atau kegiatan tertentu yang dipilih sesuai dengan prioritas
B. GAP di tingkat program dapat dilakukan apabila kegiatan-kegiatan yang ada didalamnya berdasarkan ketentuan permendagri Nomor 13 tahun 2006 merupa
dan atau lokasi yang sama
C. Apabila kegiatan -kegiatan dalam sebuah program sangat beragam,atau sangat banyak,berbeda ciri dan atau lokasi maka analisis gender menggunaka
Berbasis kegiatan
Langkah 7 Langkah 8 Langkah 9
ebijakan dan Rencana
Pengukuran Hasil
kedepan
Jumlah anak
yang telah
dikembalikan
ke bangku
sekolah
-Membentuk adalah
tim kerja sebanyak 240
penanganan orang pada
ATS tahun 2022
dengan
perincian
Laki-laki =
dikembalikan
ke bangku
sekolah
-Membentuk adalah
tim kerja sebanyak 240
penanganan orang pada
ATS tahun 2022
dengan
perincian
Laki-laki =
-Pertemuan Outcome :
100 orang
Koordinasi Tim dan Menurunnya
persentase ATS
perempuan =
dari …....%
-Melakukan 140 orang
Menjadi …......%
sosialisasi dan dari 2 Desa
edukasi Sasaran (total
terhadap 136 Desa dan
orangtua dan Kelurahan)
anak
-Membangun
kemitraan
dengan pihak
eksternal.
-Pengembalian
anak ke Indikator
sekolah OutCome
melalui
Program Lisua
Massikola
-Monitoring
dan evaluasi
PERANGKAT DAERAH :
PROGRAM :
TUJUAN PROGRAM :
KEGIATAN :
ANGGARAN :
VOLUME :
A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum Tugas Fungsi/Kebijakan
2. Gambaran Umum
B. Penerima Manfaat
Tahun 2021/2022
Tahapan (Diambil dari Rencana
NO Aksi GAP Langkah 7 atau RA
PADA Kolom (GBS) Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Nov Des
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Keluaran
Hasil
Plt.
A DAN ANGGARAN
EBUDAYAAN KAB.BULUKUMBA
LAWESI SELATAN
NGGARAN 2023
TARGET KINERJA
...........%
RP...........
.......... Orang
.............%
Drs.H.AKHMAD JANUARIS
Pangkat : Pembina Utama Muda
NIP : 196401121988031018
PERNYATAAN ANGGARAN GENDER
(GENDER BUDGET STATEMENT)
Selain itu diperoleh pula data adanya anak yang tidak melanjutkan sekolah (lulus
SD tetapi tidak lanjut ke SMP dan lulus SMP tetapi tidak lanjut ke SMA) pada
tahun 2022 sebanyak 2.920 anak yang terdiri dari 1.547 anak laki-laki dan 1.373
anak perempuan.
Dari data tersebut terakumulasi jumlah anak yang tidak bersekolah pada usia 7-
15 tahun sebanyak 3.998 anak yang tersebar di 136 Desa dan Kelurahan pada 10
Kecamatan dengan perincian Laki-laki sebanyak 2.172 dan perempuan sebanyak
1.826 anak.
Untuk meminimalisir angka anak tidak sekolah, pada tahun 2022 juga telah
dilakukan upaya pengembalian anak ke sekolah kerjasama Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan dengan stakeholder terkait melalui metode pendampingan secara
persuasif dengan sosialisasi dan motivasi kepada anak untuk kembali bersekolah.
Terhadap dua desa sasaran, telah dikembalikan ke bangku sekolah sebanyak
240 orang yang terdiri dari laki-laki = 100 orang dan perempuan = 140 orang .
Tentunya ini masih sedikit jika dibandingkan dengan total keseluruhan anak
tidak sekolah, sehingga diperlukan intervensi yang lebih maksimal pada tahun
yang akan datang.
Aktivitas 1
Keluaran Jumlah anak tidak sekolah pada 10 Kecamatan di
Kabupaten Bulukumba