Anda di halaman 1dari 5

Tumbuh Kembang Anak Pelaku Pernikahan Usia Dini Di Kecamatan Saptosari

Kabupaten Gunungkidul
Erdeana Candra Ningrum
erdeanacandra@gmail.com

Umi Listyaningsih
listyaningsih_umi@yahoo.com

Abstract

Underage marriage is a form of marriage which happened at a young age. Short


period of time of the marriage indicates that it is medically and psychologically immature.
Underage marriage has a big impact on child growth and development. Children growth and
development of underage marriage has become focus that needs to be analyzed further.
Saptosari Subdistrict, Gunungkidul Regency has the highest number of underage marriage
phenomenon in Yogyakarta Province. This study aims to find out the children development of
underage marriage. This research uses qualitative method. Primary data is obtained through
in-depth interview that will be conducted to key person related to the children development.
The qualitative method is carried out using census data collection. The quantitative data is
used as supporting data in this study. Secondary data is obtained through documents from
relevant agencies or institutions. The results of the analysis of this study are the children
growth and development of underage marriage has been optimized measured using the Kartu
Kembang Anak.
Keywords: Children Growth, Underage Marriage, Kartu Kembang Anak.

Abstrak

Pernikahan dini merupakan pernikahan yang dilakukan pada usia muda. Usia menikah
yang terlalu dini berarti belum matang secara medis maupun psikologinya. Pernikahan di
bawah umur berdampak besar terhadap tumbuh kembang anak. Tumbuh kembang anak
pelaku pernikahan usia dini menjadi fokus yang perlu dianalisis lebuh lanjut. Kecamatan
Saptosari Kabupaten Gunungkidul merupakan kecamatan dengan fenomena permikahan dini
tertinggi di Provinsi Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tumbuh kembang
anak pelaku pernikahan usia dini. Penilitian ini merupakan penelitian yang menggunakan
metode kualitatif. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam yang akan dilakukan
kepada key person yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak. Metode kualitatif dilakukan
dengan menggunakan penggumpulan data secara sensus. Adapun data kuantitatif digunakan
untuk pendukung dalam penelitian. Data sekunder diperoleh melalui dokumen-dokumen dari
instansi-instansi atau lembaga terkait. Hasil analisis penelitian ini adalah tumbuh kembang
anak pelaku pernikahan usia dini adalah optimal yang telah diukur menggunakan Kartu
Kembang Anak.
Kata Kunci: Tumbuh Kembang Anak, Pernikahan Usia Dini, dan Kartu Kembang
Anak.
PENDAHULUAN kemudian akan mengasuh anak dalam
keadaan terlalu muda. Pengetahuan ibu
Pernikahan dini merupakan pernikahan dalam mendidik ataupun mengasuh anak
yang dilakukan pada usia muda. Usia akan berdampak pada tumbuh kembang anak
menikah yang terlalu dini berarti belum tersebut. Wanita pelaku pernikahan dini akan
matang secara medis maupun psikologinya. kesulitan mengasuh dan mendidik anak
Pernikahan dini dapat merenggut kebebasan dikarenakan pengetahuan yang kurang.
masa remaja untuk berkembang maupun Pertumbuhan merupakan adanya perbedaan
berpartisipasi secara optimal (Karim dan dalam besar, jumlah, ukuran, atau dimensi
Slamet, 2013). tingkat sel organ, maupun individu yang bisa
diukur dengan ukuran berat, ukuran panjang,
Pernikahan dini yang dilakukan para
umur tulang, dan keseimbangan metabolik
pasangan di bawah umur ini mengakibatkan
(Adriana, 2013). Perkembangan adalah
pola asuh keluarga dalam mendidik anak
bertambahnya kemampuan dalam struktur
menjadi berbeda. Pernikahan dini merupakan
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam
pernikahan yang dilakukan oleh mereka yang
pola yang teratur dan dapat diramalkan
belum matang atau belum saatnya dari segi
sebagai hasil dari proses pematangan.
usia. Kematangan usia secara umum
Perkembangan ini termasuk dalam
berkaitan dengan kematangan secara mental
perkembangan emosi, intelektual, dan
dan pengalaman. Mereka yang menikah di
tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
usia dini rawan mengalami pertengkaran
lingkungannya (Soetjiningsih, 2012).
rumah tangga berdasarkan segi psikologi,
bahkan beberapa dapat berakhir dengan Tumbuh kembang anak mulai dari
perceraian. Karakteristik keluarga pelaku lahir sampai dengan dewasa dipengaruhi oleh
pernikahan usia dini dalam mengasuh anak beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut
perlu dianalisis lebih lanjut. diantaranya faktor genetik dan faktor
lingkungan bio-fisiko-psikososial, yang
Tumbuh kembang anak merupakan hal
dapat mendukung atau menghambat tumbuh
penting yang perlu diperhatikan oleh kedua
kembang bayi. Bayi yang berada di
orang tua. Tumbuh kembang anak akan
lingkungan yang kondusif akan tumbuh
berpengaruh untuk masa depan anak. Usia
dengan kualitas yang prima. Sedangkan
perkawinan pertama seseorang akan
lingkungan yang tidak menguntungkan akan
memengaruhi risiko melahirkan. Risiko ini
membuat bayi lahir menyandang berbagai
akan membuat wanita yang menikah di usia
masalah. Lingkungan yang menunjang
ini akan melahirkan terlalu muda dan
dibutuhkan oleh bayi agar dapat berkembang kuantitatif digunakan sebagai pendukung
sesuai dengan potensi genetiknya. Secara dalam penelitian. Analisis deskriptif
umum, terdapat dua faktor yang berpengaruh bertujuan untuk menggambarkan keadaan di
terhadap tumbuh kembang anak, yaitu lapangan yang diikuti dengan fakta-fakta
(Soetjiningsih dan Ranuh, 2014): yang saling berhubungan.
1. Faktor genetik Penelitian ini menggunakan dua sumber
2. Faktor lingkungan data, yaitu data primer dan data sekunder.
Pernikahan dini dapat mengakibatkan Data primer diperoleh melalui wawancara
beberapa dampak negatif bagi tumbuh mendalam yang akan dilakukan kepada key
kembang anak. Seorang ibu yang berusia person yang berkaitan dengan tumbuh
terlalu muda, sudah mengandung dan kembang anak. Metode kualitatif dilakukan
melahirkan bayi terlalu cepat mengakibatkan dengan menggunakan sensus. Data sekunder
meningkatnya angka kematian ibu dan bayi diperoleh melalui dokumen-dokumen dari
yang dikandungnya. Anak yang dilahirkan instansi-instansi atau lembaga terkait
pasangan pernikahan dini berisiko terhadap
Metode analisis data yang digunakan adalah
kejadian kekerasan dan keterlantaran yang
kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif ini
dapat mengganggu perkembangan dan
menggunakan metode sensus. Sensus
kepribadian. (Fadlyana dan Shinta, 2009).
dilakukan dengan semua pasangan yang
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
melakukan pernikahan dini dan mempunyai
untuk mengetahui tumbuh kembang anak
anak di bawah lima tahun. Wawancara
dari pelaku pernikahan usia dini di
mendalam juga akan dilakukan kepada (key
Kecamatan Saptosari Kabupaten
person) pihak-pihak instansi terkait yang
Gunungkidul.
berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak
untuk menambah berbagai informasi.
METODE PENELITIAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah menggunakan metode Tumbuh kembang anak yang berusia 0
kualitatif menggunakan analisis deskriptif. sampai dengan 60 bulan dapat diukur dengan
Metode kualitatif digunakan untuk menggunakan Kartu Kembang Anak yang
mengetahui tumbuh kembang anak dan telah dikeluarkan oleh Kementrian
faktor-faktor yang memengaruhi tumbuh Kesehatan. Kartu Kembang Anak ini
kembang anak pelaku pernikahan usia dini di digunakan untuk mengetahui bagaimana
Kecamatan Saptosari. Adapun data tumbuh kembang anak tersebut. Kartu
Kembang Anak (KKA) atau yang dapat perkembangannya. Tumbuh kembang anak
disebut sebagai lembar perkembangan balita yang optimal dapat dirangsang oleh orang tua
adalah alat sederhana untuk mendeteksi sesuai dengan umurnya.
adanya penyimpangan perkembangan anak Hasil dari penelitian yang telah dilakukan
atau gangguan perkembangan anak. Proses adalah anak dari pelaku pernikahan usia dini
tumbuh kembang anak yang optimal tidak memiliki tumbuh kembang yang optimal.
hanya didasari oleh aspek-aspek Mereka dapat melakukan indikator-indikator
pertumbuhan, tapi juga harus diimbangi tumbuh kembang anak tepat pada waktunya.
dengan aspek perkembangan seperti Mulai dari anak yang berusia 10 bulan
perkembangan motorik, emosi, sosial, sampai dengan anak yang berusia 72 bulam
komunikasi, dan tingkah laku. Kartu dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang ada
Kembang Anak (KKA) ini di dalamnya dalam indikator serta tidak ada yang berada
memuat tujuh indikator yaitu motorik kasar, di bawah garis merah.
motorik halus, komunikasi pasif, komunikasi Tumbuh kembang anak pelaku pernikahan
aktif, kecerdasan, menolong diri sendiri, dan dini mempunyai tumbuh kembang yang
tingkah laku sosial. ideal. Sama halnya dengan tumbuh kembang
anak dari pernikahan usia ideal. Tumbuh
Proses tumbuh kembang anak dapat
kembang anak hasil dari pernikahan usia
dipengaruhi oleh faktor ilmiah, tetapi proses
ideal mempunyai tumbuh kembang yang
yang terjadi tersebut tergantung dengan
optimal dan tidak ditemukan perbedaan yang
orang dewasa atau orang tua. Periode yang
signifikan dari keduanya. Tumbuh kembang
paling penting dalam tumbuh kembang anak
anak pelaku pernikahan usia dini di
adalah masa balita (bawah lima tahun). Pada
Kecamatan Saptosari tidak jauh berbeda
masa balita ini pertumbuhan akan
dengan anak-anak yang lainnya. Dilihat dari
memengaruhi serta menentukan
kondisi fisik seperti berat badan dan tinggi
perkembangan anak selanjutnya. Bayi yang
badan juga tidak jauh berbeda. Mereka
berumur di bawah lima tahun memerlukan
memiliki kemampuan yang sama dalam hal
rangsangan atau stimulasi yang berguna
kecerdasan.
untuk potensi perkembangannya, selain itu
.
perkembangan moral serta dasar-dasar
KESIMPULAN
kepribadian juga terbentuk di masa ini.
Perkembangan anak yang optimal ketika Berdasarkan uraian hasil analisis yang telah
interaksi diusahankan sesuai dengan dilakukan kesimpulannya adalah tumbuh
kebutuhan anak di setiap tahap kembang anak pelaku pernikahan dini di
Kecamatan Saptosari memiliki tumbuh Peneliti selanjutnya diharapkan
kembang yang optimal. Tumbuh kembang mengadakan penelitian yang lebih
anak diukur dengan menggunakan Kartu mendalam tentang tumbuh kembang
Kembang Anak dan seluruh anak pelaku anak pelaku pernikahan usia dini
pernikahan usia dini tidak ada yang berada dengan data-data pendukung yang
di bawah garis merah yang berarti optimal. lebih lengkap.
Kartu Kembang Anak memiliki 72 indikator
DAFTAR PUSTAKA
yang harus dipenuhi anak mulai umur 1 ± 60
bulan. Adriana, D. 2013. Tumbuh Kembang &
Terapi Bermain Pada Anak.Jakarta:
SARAN Selemba Medika.
Fadlyana, Eddy dan Shinta Larasaty. 2009.
Berdasarkan hasil penelitian yang Penikahan Usia Dini Dan
dilakukan, penulis memberikan saran Permasalahannya. Sari Pediatri, Vol
11, No 2 hal 136-140. Bandung:
sebagai berikut: Universitas Padjajaran.

1. Bagi pemerintah. Karim, M.A. dan Selamet. 2013.


Pelaksanaan Perkawinan Di Bawah
Pemerintah Kecamatan Saptosari Umur dan Perkawinan Tidak
Kabupaten Gunungkidul diharapkan Tercatat Di Kabupaten Indramayu
Jawa Barat. Jakarta: Badan Litbang
dapat mengaplikasikan Kartu dan Diklat Kementerian Agama RI.
Kembang Anak untuk diterapkan Soetjiningsih. 2012. Perkembangan Anak
kepada seluruh balita yang ada di dan Permasalahannya dalam Buku
Ajar I IlmuPerkembangan Anak Dan
Kecamatan Saptosari sehingga dapat Remaja. Jakarta:Sagungseto.
mendeteksi dini keadaan balita.
Soetjiningsih dan IG. N. Gde Ranuh. 2014.
2. Bagi masyarakat. Tumbuh Kembang Anak Edisi 2.
Masyarakat perlu membuka wawasan Denpasar: Penerbit Buku Kedokteran.

yang luas dan meningkatkan


kesadaran serta kepeduliannya
terhadap kesehatan dan tumbuh
kembang anak. Masyarakat
diharapkan sering mengikuti
penyuluhan rutin yang diadakan oleh
tim puskesmas dan kader setempat.
3. Bagi peneliti.

Anda mungkin juga menyukai