Anda di halaman 1dari 10

85

Tressia Febrianti, Astuti Yuni Nursasi, Poppy Fitriyani


Hubungan Pengetahuan Tugas Perkembangan Keluarga dengan Penerapan Stimulasi Perkembangan pada
Anak Usia Pra Sekolah

Hubungan Pengetahuan Tugas Perkembangan Keluarga dengan Penerapan Stimulasi


Perkembangan pada Anak Usia Pra Sekolah

(The Correlation Between Knowledge of Family Development Tasks and the Application of Developmental
Stimulation in Pre-School Aged Children)
Tressia Febrianti1*, Astuti Yuni Nursasi2, Poppy Fitriyani3
1
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Raflesia Depok
2,3
Departemen Keperawatan Komunitas Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

*Email: tressiafebrianti24@gmail.com

Abstract
The development of a child is a fundamental part of human development; this emphasizes the architecture of
a person's brain formed at the beginning of life, which comes from genetic and environmental influences. There
are two important factors that influence a child's development, namely genetic factor and environmental
stimulation factor. Stimulation has an important role in the growth and development of children because the
child's brain develops very quickly when it is stimulated. The main task of a family that determines the child's
ability is on the task of family in every stage of family development. This study aims to determine the correlation
between knowledge of family development tasks and the application of developmental stimulation in preschool-
aged children. The research design used was quantitative research with a correlational descriptive method
and a cross sectional study approach. The data obtained from 242 respondens and then analyzed using
bivariate analysis (chi-square test). After analyzing the data, the results showed that the value of p=0.000 (<α
0.05). Hence, there is a significant correlation between knowledge of family development tasks and the
application of developmental stimulation in pre-school-aged children. Families who have good knowledge of
family development tasks have the ability to perform developmental stimulation 22.6 times greater than
families who have less knowledge. Family knowledge about good family development tasks will have an impact
on meeting children's needs. The children who get good stimulation could have a better impact on their
development. The result of this study is expected to be the basis for Community Nurses who work in primary
health services to be able to carry out promotive and preventive efforts with a family approach.

Keywords: Application of Developmental Stimulation; Family Development Tasks; Knowledge; Preschool Age
Children
Abstrak
Perkembangan seorang anak merupakan bagian mendasar dari perkembangan manusia; hal ini menekankan
pada arsitektur otak seseorang dibentuk pada awal kehidupannya yang bersumber dari genetik dan pengaruh
lingkungan. Terdapat dua faktor penting yang dapat mempengaruhi perkembangan seorang anak yaitu faktor
genetik dan faktor stimulasi lingkungan. Stimulasi memiliki peranan penting terhadap tumbuh kembang anak
karena otak anak berkembang sangat cepat apabila distimulasi. Tugas utama yang menentukan kemampuan
anak adalah berada pada tugas perkembangan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara pengetahuan tentang tugas perkembangan keluarga dengan penerapan stimulasi perkembangan pada
anak usia prasekolah. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif
korelasional dengan pendekatan cross sectional study. Data diperoleh dari 242 responden, dan selanjutnya
dilakukan analisis bivariat (dengan uji chi-square). Setelah dilakukan analisis data, diperoleh hasil bahwa nilai
p=0,000 (< α 0,05), sehingga secara statistik bermakna. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara pengetahuan tugas perkembangan keluarga dengan penerapan stimulasi
perkembangan pada anak usia pra sekolah. Keluarga yang memiliki pengetahuan tugas perkembangan
keluarga yang baik mempunyai kemampuan melakukan stimulasi perkembangan 22,6 kali lebih besar dari
pada keluarga dengan pengetahuan tugas perkembangan keluarga cukup. Pengetahuan keluarga tentang tugas

Jurnal Kesehatan, vol 11, no. 2, Edisi Desember 2022, pISSN: 2301-783X, eISSN: 2721-8007
86
Tressia Febrianti, Astuti Yuni Nursasi, Poppy Fitriyani
Hubungan Pengetahuan Tugas Perkembangan Keluarga dengan Penerapan Stimulasi Perkembangan pada
Anak Usia Pra Sekolah

perkembangan keluarga yang baik akan berdampak pada pemenuhan kebutuhan anak. Anak mampu
mendapatkan haknya untuk mendapat stimulasi yang baik, dan berdampak pada perkembangan anak yang
sesuai dengan usianya. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi Perawat Komunitas
yang berada dilayanan kesehatan primer untuk dapat melakukan dapat melalukan upaya promotif dan
preventif dengan pendekatan keluarga.

Kata Kunci: Anak Usia Pra Sekolah; Penerapan Stimulasi Perkembangan; Pengetahuan; Tugas
Perkembangan Keluarga

LATAR BELAKANG yang abnormal (Gusmaniarti & Suweleh, 2019).


Anak usia pra sekolah merupakan Profil Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Tahun
penjelajah, peneliti, ilmuwan dan seniman, 2017 menunjukkan jumlah balita di Provinsi
karena pada usia ini anak suka belajar dan Bengkulu sebanyak 91.839 balita, namun hanya
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, mencari 63,52% yang telah dilakukan pemantauan
tahu bagaimana menjadi seorang teman, pertumbuhan dan perkembangan. Penelitian
bagaimana bisa terlibat dengan dunia, dan yang dilakukan Khairani et al., (2020) mengenai
bagaimana dapat mengendalikan emosi dan perkembangan balita di Kota Bengkulu
pikirannya, selain itu anak usia pra sekolah didapatkan 21,9% balita memiliki perkembangan
bersifat sangat dinamis dari kegembiraan ke yang tidak sesuai dengan usiannya.
kesedihan dan dari amukan ke pelukan, sehingga Kekurangan pada salah satu aspek
pada usia ini anak sering di sebut juga The perkembangan akan mempengaruhi aspek
Wonder Years (Markham, 2019). Perkembangan perkembangan lainnya, salah satu masalah yang
seorang anak merupakan bagian mendasar dari umum terjadi adalah developmental delay
perkembangan manusia, hal ini menekankan (Alwaely et al., 2021). Terdapat dua faktor
pada arsitektur otak seseorang dibentuk pada penting yang dapat mempengaruhi
awal kehidupannya yang bersumber dari genetik perkembangan seorang anak yaitu faktor genetik
dan pengaruh lingkungan (Shonkoff et al., 2012). dan faktor stimulasi lingkungan, yang mana
Hasil yang dilaporkan pada tahun 2017 oleh kedua faktor ini memiliki pengaruh besar dan
World Health Organitation (WHO) bahwa 5- mendukung terhadap pencapaian potensi yang
25% anak-anak usia prasekolah menderita dimiliki anak, tetapi pada umumnya faktor
disfungsi otak minor, termasuk gangguan genetik hanya berpengaruh sebesar 20% saja,
perkembangan pada anak dan berdasarkan data selebihnya yaitu 80% dipengaruhi oleh
UNICEF tahun 2017 didapatkan sekitar 22,7% lingkungan yang akan membentuk diri individu
balita mengalami gangguan pertumbuhan dan dan sebagai stimulus (rangsangan) untuk
perkembangan (UNICEF, 2017). Data Profil memunculkan perkembangan seorang anak.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dalam perkembangan tersebut terdapat masa
tahun 2017 menunjukkan bahwa jumlah anak kritis yang membutuhkan stimulus atau
usia prasekolah di Indonesia adalah sebanyak rangsangan yang berfungsi untuk
9.451.943 jiwa, dan 62,02% dari jumlah tersebut mengembangkan potensi anak (Santrock, 2011).
mengalami gangguan perkembangan, baik Stimulasi memiliki peranan penting
perkembangan motorik halus dan kasar, sosial terhadap tumbuh kembang anak karena otak anak
dan emosional, serta keterlambatan bicara (Adii berkembang sangat cepat sejak trimester ketiga
et al., 2021). pada masa kehamilan sampai anak memasuki
Data dari Badan Pusat Statistik Provinsi usia lima tahun kehidupannya. Pada tahap ini
Bengkulu menunjukkan bahwa jumlah kelompok pembentukan hubungan antar sel-sel otak
anak laki-laki usia prasekolah sebanyak 51,31% (sinapsis) dengan cepat akan meningkat sebagai
dan perempuan 48,68%. Dari data tersebut bentuk respon terhadap stimulus dan adanya
25,8% diantaranya mengalami perkembangan sensori yang diterima anak (Vikram &

Jurnal Kesehatan, vol 11, no.2, Edisi Desember 2022, pISSN: 2301-783X, eISSN: 2721-8007
87
Tressia Febrianti, Astuti Yuni Nursasi, Poppy Fitriyani
Hubungan Pengetahuan Tugas Perkembangan Keluarga dengan Penerapan Stimulasi Perkembangan pada
Anak Usia Pra Sekolah

Chindarkar, 2020). Penelitian mengenai pembentukan pribadi anak, untuk itu sangat
stimulasi pada anak menjelaskan bahwa diperlukan pengetahuan keluarga atau orang tua
stimulasi yang dilakukan dengan berbagai terhadap tugas perkembangan keluarga pada
macam seperti stimulasi suara, stimulasi anak usia presekolah.
penglihatan, serta keadaan lingkungan yang baik
merupakan faktor pendukung dalam METODE
pembentukan sel-sel otak anak, adanya stimulasi Penelitian ini menggunakan desain
yang diberikan akan menentukkan sel otak dalam penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif
menentukan yang mana yang akan terus korelasional melalui pendekatan cross sectional
membentuk sinapsis baru atau yang akan study. Pada penelitian ini menggunakan
mengalami pemangkasan sinaptik (synaptic responden sebanyak 242 orang yang merupakan
pruning) (Berk, et al,. 2013). ibu dari anak usia pra sekolah yang berusia 48-
Tugas utama yang menentukan kemampuan 72 bulan dan sedang aktif mengikuti pendidikan
anak adalah berada pada tugas perkembangan di Taman Kanak-Kanak. Proses pengambilan
keluarga. Faktor-faktor yang akan berpengaruh data dilakukan di tiga sekolah yang dimulai pada
terhadap peran orang tua dalam pemantauan tanggal 9 Mei 2022 sampai tanggal 21 Mei 2022.
tumbuh kembang anak adalah faktor status Metode pengisian kuesioner dilakukan secara
sosial, faktor tahap perkembangan keluarga, offline dengan membagikan langsung kuesioner
faktor model peran serta faktor bentuk keluarga fisik kepada responden. Kuesioner yang
(Friedman, 2015). digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan
Tugas perkembangan keluarga pada anak tugas perkembangan keluarga peneliti ambil dari
usia pra sekolah yaitu membantu anak dalam teori Friedman (2015) dan Self et al., (1978),
mencapai tugas perkembangnnya melalui Instrumen penelitian untuk mengukur frekuensi
aktivitas yang dilakukan anak untuk penerimaan penerapan stimulasi perkembangan anak usia pra
berbagai peningkatan keterampilan. Dalam sekolah yang dilakukan oleh keluarga diambil
penerapan stimulasi dan dukungan tumbuh dari pedoman stimulasi perkembangan anak oleh
kembang anak, keluarga yang berada pada tahap Kemenkes RI (2014) yang berisi 14 pertanyaan
anak usia pra sekolah harus dapat mengikuti untuk anak usia 48-59 bulan dan 27 pertanyaan
kebutuhan dan minat anak (Sunarti, 2018). untuk anak usia 60-72 bulan, kedua instrument
Penelitian yang dilakukan Tyas et al., (2017) penelitian dilakukan uji validitas dan uji
mendapatkan hasil bahwa tugas perkembangan reliabilitas kepada 30 responden dengan hasil
keluarga yang mempengaruhi pengasuhan dan semua item dinyatakan valid dan reliabel.
perkembangan adalah pendidikan, keadaan Tahap analisis data pada penelitian ini
sosial ekonomi dan demografi. Pemenuhan tugas melalui analisis univariat dan analisis bivariate.
keluarga pada seluruh tahapan perkembangan Analisis univariat dalam penelitian ini disajikan
keluarga akan berkontribusi pada ketahanan dalam bentuk kategorik dan analisis bivariat
keluarga, sehingga semakin baik pengetahuan menggunakan uji statistik uji uji chi-square
keluarga maka pelaksanaan tugas perkembangan dengan derajat kemaknaan α=0,05.
keluarga juga akan berlangung optimal
(Rahmaita et al., 2016).
Membina anak sedini mungkin sangat HASIL
penting bagi perkembangan anak, yang artinya Gambaran karakteristik responden dapat
adalah membina anak harus dimulai sejak usia dilihat pada Tabel 1.
prasekolah dan sejak anak masih dalam
lingkungan keluarga, karena keluarga adalah
satuan terkecil yang merupakan lingkungan
pertama bagi anak yang sangat penting bagi
pelekatan dasar pembangunan mental dan
Jurnal Kesehatan, vol 11, no.2, Edisi Desember 2022, pISSN: 2301-783X, eISSN: 2721-8007
88
Tressia Febrianti, Astuti Yuni Nursasi, Poppy Fitriyani
Hubungan Pengetahuan Tugas Perkembangan Keluarga dengan Penerapan Stimulasi Perkembangan pada
Anak Usia Pra Sekolah

Tabel 1 Sebagian besar responden (61,6%) juga


Karakteristik responden dan analisis univariat merupakan ibu yang tidak bekerja, yang artinya
variabel (n=242) sebagian besar responden tidak memiliki
Variabel Frekuensi Persen (%) kegiatan lain diluar rumah sehingga memiliki
Usia
waktu lebih banyak bersama anak.
17-25 Tahun 14 5,8
26-35 Tahun 138 57 Disamping itu, didapatkan juga hasil
36-45 Tahun 84 34,7 penelitian bahwa dari 242 responden, sebagian
46-55 Tahun 6 2,5 besar keluarga (66,5%) memiliki pengetahuan
Jumlah 242 100 yang baik. Memiliki pengetahuan yang baik
Pendidikan merupakan hal dasar bagi seseorang untuk dapat
Lulus SD/MI 1 0,4
Lulus SMP/MTS 13 5,4 melakukan tindakan dengan tepat. Serta lebih
Lulus SMA/MA/SMK 50 20,7 dari sebagian responden (51,2%) dapat
Lulus Perguruan Tinggi 178 73,6 memberikan stimulasi yang baik pada anak usia
Jumlah 242 100 pra sekolah. Keluarga yang dapat memberikan
Pekerjaan stimulasi yang baik pada anak maka dapat
Bekerja 93 38,4
Tidak Bekerja 149 61,6
mencapai perkembangan anak sesuai dengan
Jumlah 242 100 usianya.
Pengetahuan Tugas Analisis bivariat variable dapat dilihat pada
Perkembangan Error! Reference source not found. Hasil
Keluarga analisis dari Tabel 2 yaitu hubungan pengetahuan
Baik (76%-100%) 161 66,5 tugas perkembangan keluarga dengan penerapan
Cukup (56%-75%) 57 23,6
Kurang (<56%) 24 9,9 stimulasi perkembangan anak usia pra sekolah di
Penerapan Stimulasi Kota Bengkulu pada Mei 2022 adalah dari 161
Perkembangan Anak responden yang memiliki pengetahuan tugas
Stimulasi Baik 124 51,2 perkembangan keluarga yang baik, terdapat 117
Stimulasi Buruk 118 48,8 (72,7%) keluarga yang melakukan stimulasi
Jumlah 242 100
perkembangan dengan baik, sedangkan dari 57
responden yang memiliki pengetahuan tugas
Tabel 1 menjelaskan bahwa pada penelitian perkembangan keluarga yang cukup hanya 6
ini lebih dari sebagian responden (57%) berusia (10,5%) keluarga yang dapat melakukan
26-35 tahun atau disebut dengan dewasa awal,
stimulasi perkembangan dengan baik dan dari 24
dan sebagian besar responden (73,6%) memiliki responden yang memiliki pengetahuan tugas
pendidikan telah lulus dari Perguruan Tinggi perkembangan keluarga yang kurang, terdapat 1
artinya responden dapat memiliki kemampuan (4,2%) keluarga yang dapat melakukan stimulasi
yang lebih untuk memahami informasi dan
perkembangan dengan baik pada anak usia pra
pertanyaan yang diberikan oleh peneliti. sekolah.

Tabel 2
Analisis bivariat variabel (n=242)
Pengetahuan Tugas Penerapan Stimulasi Total OR P-
Perkembangan Keluarga Perkembangan (95% CI) Value
Stimulasi Stimulasi
Baik Buruk N %
n % n %
Baik, 76-100% 117 72,7 44 27,3 161 100
Cukup, 56-75% 6 10,5 51 89,5 57 100 22,6 (9,1-56,4) 0,000
Kurang, <56% 1 4,2 23 95,8 24 100
Total 124 51,2 118 48,8 242 100

Jurnal Kesehatan, vol 11, no.2, Edisi Desember 2022, pISSN: 2301-783X, eISSN: 2721-8007
89
Tressia Febrianti, Astuti Yuni Nursasi, Poppy Fitriyani
Hubungan Pengetahuan Tugas Perkembangan Keluarga dengan Penerapan Stimulasi Perkembangan pada
Anak Usia Pra Sekolah

Dari hasil uji statistik yang digunakan yaitu muda atau tua maka dapat menimbulkan
dengan menggunakan uji chi square didapatkan kemungkinan tidak mampu menjalankan peran
hasil nilai p=0,000 (<α 0,05), secara statistik dengan optimal karena untuk menjadi seorang
hasil tersebut bermakna, sehingga Ha dapat ibu perlu kekuatan fisik dan psikososial (Sezgin
diterima, maka dapat diartikan bahwa terdapat & Punamäki, 2020).
hubungan yang signifikan antara pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan tingkat
tugas perkembangan keluarga dengan penerapan pendidikan responden pada penelitian ini adalah
stimulasi perkembangan pada anak usia pra 178 dari 242 ibu berada pada tingkat pendidikan
sekolah. Dari nilai OR juga dapat disimpulkan lulus Perguruan Tinggi. Hasil tersebut berarti
bahwa keluarga yang memiliki pengetahuan bahwa sebagian besar ibu memiliki kemampuan
tugas perkembangan keluarga yang baik yang baik untuk menerima informasi. Orang tua
mempunyai kemampuan melakukan stimulasi merupakan pusat pendidikan yang pertama dan
perkembangan 22,6 kali lebih besar dari pada utama untuk anak. Pendidikan orang tua menjadi
keluarga dengan pengetahuan tugas penting karena berpengaruh pada pemahaman
perkembangan keluarga cukup. materi yang akan diajarkan kepada anak terutama
mengenai stimulasi yang tepat untuk anak
berdasarkan usia anak sehingga perkembangan
PEMBAHASAN anak pun juga dapat sesuai dengan usianya.
Karakteristik Responden Kecerdasan dan perkembangan seorang
Penelitian ini melibatkan ibu dari anak usia anak juga di pengaruhi faktor genetik. Adanya
pra sekolah sebanyak 242 ibu. Dari hasil rangsangan untuk menggerakan semua aktivitas
penelitian didapatkan pada Mei 2022 sebanyak didalam tubuh anak akan mempercepat
138 ibu berusia 26-35 tahun atau biasa disebut perkembangan seorang anak terutama
usia dewasa awal. Usia dewasa awal merupakan perkembangan motoriknya, sehingga
usia produkif sehingga seseorang pada usia ini pengetahuan orang tua untuk dapat menjalankan
dapat bertanggung jawab atas perilaku yang tugas perkembangan keluarga memiliki peranan
dapat meningkatkan status kesehatan dan yang penting dalam perkembangan anak. Selain
kualitas hidupnya. Selain itu adanya kematangan itu semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua
umur seseorang akan berpengaruh pada maka akan semakin luas pandangan dan
kematangan psikoligis sesorang sehingga wawasannya, termasuk dalam mengatur keluarga
memudahkan seseorang untuk menjalani peran dan menjalankan tugas dan perannya (Emor et
menjadi orang tua dan mengasuh anak. al., 2019).
Seseorang akan berhasil menjalani tahap Hasil penelitian didapatkan 149 responden
perkembangan ini jika perkembangan merupakan ibu yang tidak bekerja. Anak usia pra
psikososial yang telah dilalui pada tahap sekolah masih sangat bergantung pada seorang
sebelumnya dapat dilalui dengan optimal. ibu, karena anak belum mampu melaksanakan
Sebaliknya jika seseorang melalui tahap tugas pribadinya sendiri. Apabila peran ibu
sebelumnya dengan tidak optimal maka orang dalam pemenuhan kebutuhan dasar anak kurang
tersebut akan lebih sulit mempertahankan maka dapat menimbulkan dampak yang tidak
hubungan yang positif dengan lingkungan baik pada perkembangannya, sehingga seorang
sekitarnya termasuk pasangan dan anaknya ibu harus pandai dalam membagi waktu untuk
(Maree, 2021). dapat memberikan pengasuhan pada anak dengan
Usia dewasa awal dengan kemampuan daya tepat dan mampu menyelesaikan pekerjaan
tangkap informasi yang baik dan pola pikir yang rumah dengan baik (Bullinger et al., 2021). Ibu
masih sangat baik dapat menjadikan orang tua yang tidak bekerja memiliki waktu lebih banyak
mampu mengaplikasikan informasi atau bersama anak. Kebersamaan orang tua terutama
pengetahuan yang didapatkan kepada anaknya. ibu dan anak dapat meningkatkan interaksi
Apabila seorang ibu berada pada usia terlalu keduanya. Interaksi anak dan orang tua terutama
Jurnal Kesehatan, vol 11, no.2, Edisi Desember 2022, pISSN: 2301-783X, eISSN: 2721-8007
90
Tressia Febrianti, Astuti Yuni Nursasi, Poppy Fitriyani
Hubungan Pengetahuan Tugas Perkembangan Keluarga dengan Penerapan Stimulasi Perkembangan pada
Anak Usia Pra Sekolah

ibu merupakan faktor penting untuk keseluruhan didapatkan pada kategori kurang sebanyak 10
proses perkembangan anak karena jika adanya orang (25,6%) dan kategori baik sebanyak 29
kelainan dalam proses tumbuh kembang anak orang (74,4%). Perkembangan sosial anak
maka orang tua dapat dengan cepat kategori negatif sebanyak 11 orang (28,2%) dan
mengenalinya sehingga juga dapat dengan tepat kategori positif sebanyak 28 orang (71,8%).
mengatasinya. Setiap tahap perkembangan keluarga
Kemampuan ibu untuk memahami perannya memiliki tugas perkembangan tertentu, hal ini
dengan baik adalah berawal dari seorang ibu bertujuan untuk menumbuhkan rasa tanggung
yang mampu memahami tahap perkembangan jawab yang harus dicapai pada tahap
anak dengan tepat. Keterbatasan ibu dalam perkembangannya sehingga kebutuhan seluruh
memberikan asuhan dapat menyebabkan ibu anggota keluarga dapat terpenuhi. Salah satu
tidak mampu memberikan kebutuhan stimulasi bentuk tanggung jawab keluarga pada anak usia
yang sesuai dengan tahap perkembangan yang pra sekolah adalah mampu memenuhi tugas
sedang dijalani anaknya (Ardinata et al., 2019). perkembangan mencapai kemandirian anak
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan dengan rasa kesetiaan dan memiliki, membantu
Uthede et al., (2022) menyebutkan bahwa anak untuk dapat melakukan berbagai aktivitas
seorang ibu harus memiliki keseimbangan antara mandiri dan aktivitas sosial yang dilakukan
pekerjaan, waktu luang dengan keluarga dan diluar rumah serta melakukan kegiatan dan
waktu istirahat dan tidur. Ibu pekerja cenderung waktu stimulasi untuk tumbuh kembang anak
memiliki kamampuan yang lebih baik dalam (Friedman, 2015).
manajemen waktu, sehingga ibu dapat menjaga Penelitian yang dilakukan Tyas et al., (2017)
kesimbangan waktu antara keluarga dan menyebutkan bahwa tahapan keluarga dengan
pekerjaan. Ibu bekerja juga telah terbiasa untuk anak usia pra sekolah yaitu mampu
menentukan skala prioritas dan tanggung jawab. menyesuaikan terhadap kebutuhan utama anak
dan mampu melakukan stimulasi untuk
Hubungan antara Pengetahuan tentang mendukung tumbuh kembang anak. Stimulasi
Tugas Perkembangan Keluarga dengan ialah aktivitas merangsang kemampuan dasar
Penerapan Stimulasi Perkembangan Anak yang dilakukan oleh lingkungan terdekat anak
Hasil uji statistik mengenai hubungan yang bertujuan mempercepat tumbuh kembang
pengetahuan tugas perkembangan keluarga anak (Wahyuningsih, 2021).
dengan penerapan stimulasi perkembangan pada Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari
anak usia pra sekolah adalah Ha dapat diterima 57 keluarga dengan pengetahuan tugas
dengan nilau p value=0,000 (< α 0,05), yang perkembangan keluarga yang cukup, 51
artinya terdapat hubungan yang signifikan antara keluarga diantaranya melakukan penerapan
pengetahuan tugas perkembangan keluarga stimulasi perkembangan yang buruk. Dulcan
dengan penerapan stimulasi perkembangan anak. (2021) menyebutkan adanya pemberian stimulasi
Hal ini dapat dilihat dari 117 keluarga dengan yang baik merupakan suatu upaya untuk
pengetahuan tugas perkembangan keluarga yang mencegah adanya tugas perkembangan anak
baik dapat memberikan stimulasi yang baik pada yang tidak sesuai, karena jika terjadinya
anak usia pra sekolah. keterlambatan dan penyimpangan perkembangan
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan maka dapat mempengaruhi kehidupan anak di
Adii et al., (2021) dimana terdapat pengaruh masa yang akan datang. Anak dengan
tugas perkembangan keluarga terhadap keterlambatan perkembangan akan sulit
perkembangan sosial anak pra sekolah di mengikuti aktivitas dan kegiatan
Puskesmas SP-3 Wadio Kabupaten Nabire. Hasil dilingkungannya, hal ini karena adanya proses
penelitian tersebut menunjukkan bahwa tugas deferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh,
perkembangan keluarga anak pra sekolah di organ-organ dan system organ yang berkembang
Puskesmas SP-3 Wadio Kabupaten Nabire sehingga masing-masing dapat memenuhi
Jurnal Kesehatan, vol 11, no.2, Edisi Desember 2022, pISSN: 2301-783X, eISSN: 2721-8007
91
Tressia Febrianti, Astuti Yuni Nursasi, Poppy Fitriyani
Hubungan Pengetahuan Tugas Perkembangan Keluarga dengan Penerapan Stimulasi Perkembangan pada
Anak Usia Pra Sekolah

fungsinya dengan optimal. Kemampuan seorang dengan optimal (Dulcan, 2021). Stimulasi
anak berkembang melalui kelima inderanya, menjadi hal yang penting karena dengan
misalnya dengan melihat warna, mendengar penerapan stimulasi yang teratur dan dilakukan
suara dan mengenal rasa. Mulanya daya pikir sejak awal kehidupan, menjadikan anak lebih
anak terbatas pada sesuatu yang konkret, yang cepat berkembang jika dibandingkan dengan
dapat dilihat, dipegang atau dimainkan akan anak yang mendapatkan stimulasi yang buruk.
tetapi melalui proses stimulasi serta latihan yang Hal ini dibuktikan dalam penelitian yang
diberikan orang tua menjadikan anak mampu dilakukan oleh Aboud & Yousafzai (2019)
mengenal dan mengerti lingkungannya dan bahwa stimulasi dilakukan untuk perkembangan
memiliki kemampuan untuk merencanakan kognitif dan bahasa anak, sebanyak 43% anak
persoalan (Mikhnovetskaya, 2021). dibawah usia 5 tahun tidak dapat mencapai
Kemampuan motorik kasar, motorik halus, perkembangan mental dan sosial yang
bahasa dan kognitif serta kemampuan disebabkan kurangnya pemberian stimulasi oleh
bersosialiasasi, kemandirian dan emosional orang tua.
merupakan kemampuan dasar anak yang perlu Hasil penelitian ini juga menunjukkan dari
mendapatkan stimulasi yang terarah. Pemberian 24 keluarga yang memiliki pengetahuan tugas
stimulasi ini akan efektif jika diberikan sesuai perkembangan keluarga yang kurang, 23
dengan kebutuhan tahap perkembangannya keluarga melakukan penerapan stimulasi
(Valovičová et al., 2020). Penelitian yang perkembangan yang buruk. Kurangnya
dilakukan Kim et al., (2021) menyebutkan bahwa pemberian stimulasi pada anak dapat berdampak
stimulasi dini untuk mendukung perkembangan pada kesiapan anak untuk memasuki usia
optimal dikalangan anak-anak akan sekolah, anak akan cenderung mengalami
mempengaruhi lintasan kehidupan anak frustasi disekolah, berprilaku menarik diri,
selanjutnya. Keberhasilan dalam melakukan apatis, bahkan sampai mengganggu fungsi
stimulasi dipengaruhi oleh faktor awal stimulasi, kemandirian dan sosial anak, dan apabila dampak
durasi pemberian stimulasi, serta bagaimana tersebut terus menerus terabaikan maka akan
proses dan cara pelaksanaanya. mengancam kelanjutan proses perkembangan
Dalam penelitian ini dari hasil jawaban anak pada tahapan usia selanjutnya (De Araujo et
responden pada lembar kuesioner, stimulasi yang al., 2018).
selalu diberikan orang tua pada anak usia 48-59 Pemberian stimulasi pada anak harus
bulan terbanyak pada kemampuan berbahasa dan didasari oleh pengetahuan keluarga. Dari hasil
kognitif yaitu orang tua melakukan stimulasi penelitian didapatkan pada item pertanyaan
dengan melatih anak mengenal angka dan mengenai pengetahuan orang tua dalam
berhitung, sedangkan untuk kemampuan motorik memberikan kegiatan dan waktu stimulasi untuk
kasar dan motorik halus dan kemandirian orang tumbuh kembang anak masih terdapat 49
tua melatih anak untuk dapat membantu responden yang menjawab salah. Memberikan
mengerjakan pekerjaan rumah misalnya dengan stimulasi pada anak secara berulang dan terus
membereskan tempat bermainnya. menerus berarti telah memberikan kesempatan
Pengetahuan yang dimiliki orang tua dapat pada anak untuk tumbuh dan berkembang
menyebabkan perbedaaan dalam frekuensi dan dengan optimal. Berdasarkan pola
kualitas stimulasi. Orang tua harus mengetahui perkembangannya, bahwa perkembangan anak
pentingnya stimulus yang tepat untuk anak sesuai mengikuti suatu pola tertentu, misalnya pola
dengan usianya karena melalui rangsangan perkembangan dari sederhana menjadi kompleks
tersebut akan mengembangkan kemampuan otak dan dari yang bersifat umum hingga ke spesifik.
anak dalam berfikir dan menyelesaikan aktivitas Selain itu perkembangan anak juga ditunjukkan
yang dilakukan sehingga kemampuan otak anak dengan adanya perubahan yang bersifat
dapat berfungsi dengan baik dan menjadikan sistematis, progresif dan berkesinambungan
perkembangan motorik anak berkembang dimana perkembangan seorang anak akan
Jurnal Kesehatan, vol 11, no.2, Edisi Desember 2022, pISSN: 2301-783X, eISSN: 2721-8007
92
Tressia Febrianti, Astuti Yuni Nursasi, Poppy Fitriyani
Hubungan Pengetahuan Tugas Perkembangan Keluarga dengan Penerapan Stimulasi Perkembangan pada
Anak Usia Pra Sekolah

dicapai dengan melalui proses belajar. Seorang asuhan, hal ini akan meningkatkan tumbuh
anak akan memperoleh pengalaman baru dan kembang anak pada usia pra sekolah dan
menimbulkan perilaku baru yang merupakan kesiapan anak untuk memasuki jenjang
hasil dari proses pembelajaran intensif yang pendidikan sekolah.
dilalui seorang anak yaitu dengan memberikan Perawat Komunitas yang berada dilayanan
stimulasi yang positif (Emmers et al., 2021). kesehatan primer diharapkan untuk dapat lebih
Pengetahuan keluarga akan sangat berguna untuk aktif dalam melakukan pendekatan keluarga,
seluruh proses perkembangan seorang anak, dengan melakukan upaya promotif dan preventif.
karena dengan adanya dasar pengetahuan yang
kuat menjadikan keluarga mampu mengenali
proses perkembangan anak dan memenuhi REFERENSI
pemberian stimulasi rutin dalam proses Aboud, F. E., & Yousafzai, A. K. (2019). Scaling
perkembangan anak. up child psychosocial stimulation
Pengetahuan merupakan domain yang programmes for young children. In The
sangat penting untuk terbentuknya sikap dan Lancet Global Health (Vol. 7, Issue 3).
tindakan seseorang. Keluarga harus mampu https://doi.org/10.1016/S2214-
memiliki sikap positif untuk menerima bahwa 109X(19)30018-X
stimulasi merupakan kebutuhan dasar anak,
Adii, A., Patungo, V., & Tame, M. (2021).
selain itu keluarga harus memberikan peluang
Pengaruh Tugas Perkembangan Keluarga
untuk anak dalam menentukan aktivitas yang
Terhadap Perkembangan Sosial Anak Usia
ingin dilakukan anak dan melakukan hal yang
Pra Sekolah Di Puskesmas Sp-3 Wadio
disukainya. Karena keluarga merupakan tempat
Kabupaten NabirE. Sentani Nursing
proses belajar anak dalam mengembangkan dan
Journal, 3(1).
membentuk seluruh fungsi sosialnya
https://doi.org/10.52646/snj.v3i1.36
(Wahyuningsih, 2021).
Alwaely, S. A., Yousif, N. B. A., & Mikhaylov,
A. (2021). Emotional development in
KESIMPULAN preschoolers and socialization. Early Child
Penerapan Stimulasi perkembangan anak Development and Care.
dipengaruhi oleh pengetahuan tugas https://doi.org/10.1080/03004430.2020.171
perkembangan keluarga yang didukung dengan 7480
karakteristik responden seperti usia ibu, tingkat
pendidikan ibu dan status pekerjaan seorang ibu. Ardinata, M., Soetjiningsih, S., Windiani, I. G.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa ada A. T., Adnyana, I. G. A. N. S., & Alit, I. B.
hubungan yang signifikan antara pengetahuan P. (2019). Karakteristik anak yang
tugas perkembangan keluarga dengan penerapan mengalami child abuse dan neglect di RSUP
stimulasi perkembangan anak usia pra sekolah. Sanglah, Denpasar, Indonesia tahun 2015-
Pengetahuan keluarga tentang tugas 2017. Intisari Sains Medis.
perkembangan keluarga yang baik akan https://doi.org/10.15562/ism.v10i2.404
berdampak pada pemenuhan kebutuhan anak. Berk, Laura E.; Meyers, A. B. (2013). The Role
Anak mampu mendapatkan haknya untuk of Make-Believe Play in the Development
mendapat stimulasi yang baik, dan berdampak of Executive Function: Status of Research
pada perkembangan anak yang sesuai dengan and Future Directions. American Journal of
usianya. Kegiatan stimulasi, deteksi dini, Play.
intervensi dini untuk penyimpangan tumbuh
kembang secara menyeluruh dan terkoordinasi Bullinger, L. R., Boy, A., Feely, M., Messner, S.,
dapat diselenggarakan dalam bentuk kemitraan Raissian, K., Schneider, W., & Self-Brown,
antara keluarga dengan professional pemberi S. (2021). Home, but Left Alone: Time at
Home and Child Abuse and Neglect During
Jurnal Kesehatan, vol 11, no.2, Edisi Desember 2022, pISSN: 2301-783X, eISSN: 2721-8007
93
Tressia Febrianti, Astuti Yuni Nursasi, Poppy Fitriyani
Hubungan Pengetahuan Tugas Perkembangan Keluarga dengan Penerapan Stimulasi Perkembangan pada
Anak Usia Pra Sekolah

COVID-19. Journal of Family Issues. Childhood.


https://doi.org/10.1177/0192513X2110484 https://doi.org/10.31004/aulad.v2i1.17
74
Kemenkes RI. (2014). Pemantauan
De Araujo, L. B., Mesquita Novakoski, K. R., pertumbuhan, perkembangan, dan
Campos Bastos, M. S., Mélo, T. R., & gangguan tumbuh kembang anak. Berita
Israel, V. L. (2018). Characterization of the Negara Republik Indonesia Tahun 2014
neuropsychomotor development of children Nomor 1524, 15.
up to three years old: The ICF model in the Khairani, N., Sanisahhuri, S., & Yinisah, F. P.
context of the Family Health Support (2020). Tingkat Pendapatan Keluarga, Pola
Center. Brazilian Journal of Occupational Asuh Orang Tua Stimulasi Perkembangan
Therapy, 26(3). Dan Perkembangan Balita. PREPOTIF :
https://doi.org/10.4322/2526-
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 4(1), 27–34.
8910.ctoAO1183 https://doi.org/10.31004/prepotif.v4i1.571
Dulcan, M. K. (2021). Dulcan’s Textbook of Kim, E. T., Lillie, M., Gallis, J., Hembling, J.,
Child and Adolescent Psychiatry. In
McEwan, E., Opiyo, T., Acayo, P., &
Dulcan’s Textbook of Child and Adolescent Baumgartner, J. N. (2021). Correlates of
Psychiatry. early stimulation activities among mothers
https://doi.org/10.1176/appi.books.978161
of children under age two in Siaya County,
5374809 Kenya: Maternal mental health and other
Emmers, D., Jiang, Q., Xue, H., Zhang, Y., maternal, child, and household factors.
Zhang, Y., Zhao, Y., Liu, B., Dill, S. E., Social Science and Medicine, 287.
Qian, Y., Warrinnier, N., Johnstone, H., https://doi.org/10.1016/j.socscimed.2021.1
Cai, J., Wang, X., Wang, L., Luo, R., Li, G., 14369
Xu, J., Liu, M., Huang, Y., … Rozelle, S. Maree, J. G. (2021). The psychosocial
(2021). Early childhood development and development theory of Erik Erikson: critical
parental training interventions in rural overview. Early Child Development and
China: A systematic review and meta- Care, 191(7–8).
analysis. In BMJ Global Health (Vol. 6, https://doi.org/10.1080/03004430.2020.184
Issue 8). https://doi.org/10.1136/bmjgh- 5163
2021-005578
Markham, L. (2019) Learn what your
Emor, A. C. J., Lonto, A. L., & Pangalila, T. preschooler needs to thrive.
(2019). Pengaruh Tingkat Pendidikan https://www.ahaparenting. com/Ages-
Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak Di stages/preschoolers/wonder-years
Kelurahan Pinasungkulan Kecamatan
Ranowulu Kota Bitung. Jurnal Civic Mikhnovetskaya, I. (2021). Motivation, external
Education: Media Kajian Pancasila Dan stimulation, and behavior as indicators of
Kewarganegaraan, 3(1). the formation of relationships among older
https://doi.org/10.36412/ce.v3i1.907 preschool children with down syndrome.
Psychiatry, Psychotherapy and Clinical
Friedman. (2015). Buku Ajar Keperawatan Psychology, 12(4).
Keluarga Riset , Teori dan Praktik. In https://doi.org/10.34883/PI.2021.12.4.005
Majalah Kedokteran Andalas.
Rahmaita, Krisnatuti, D., & Yuliati, L. N. (2016).
Gusmaniarti, G., & Suweleh, W. (2019). Analisis The Effects of Family Developmental Tasks
Perilaku Home Service Orang Tua terhadap on Marital Satisfaction on First-Time
Perkembangan Kemandirian dan Tanggung Mothers. Jur. Ilm. Kel. & Kons.
Jawab Anak. Aulad : Journal on Early

Jurnal Kesehatan, vol 11, no.2, Edisi Desember 2022, pISSN: 2301-783X, eISSN: 2721-8007
94
Tressia Febrianti, Astuti Yuni Nursasi, Poppy Fitriyani
Hubungan Pengetahuan Tugas Perkembangan Keluarga dengan Penerapan Stimulasi Perkembangan pada
Anak Usia Pra Sekolah

Santrock, J. W. (2011). Masa Perkembangan dan UNICEF


Anak: Jakarta: Kencana Prenada Media Valovičová, L., Trníková, J., Sollárová, E., &
Group
Katrušín, B. (2020). Stimulation and
Self, G. L., Springer, K. S., & Duvall, E. (1978). development of intellectual abilities in
Marriage and Family Development. The preschool-age children. Education
Family Coordinator. Sciences.
https://doi.org/10.2307/583458 https://doi.org/10.3390/educsci10020043
Sezgin, A. U., & Punamäki, R. L. (2020). Vikram, K., & Chindarkar, N. (2020). Bridging
Impacts of early marriage and adolescent the gaps in cognitive achievement in India:
pregnancy on mental and somatic health: The crucial role of the integrated child
the role of partner violence. Archives of development services in early childhood.
Women’s Mental Health, 23(2). World Development.
https://doi.org/10.1007/s00737-019-00960- https://doi.org/10.1016/j.worlddev.2019.10
w 4697
Shonkoff, J. P., Garner, A. S., Siegel, B. S., Wahyuningsih, W. S. (2021). Hubungan Tingkat
Dobbins, M. I., Earls, M. F., McGuinn, L., Pengetahuan, Sikap Dan Motivasi Ibu
Pascoe, J., Wood, D. L., High, P. C., Dalam Pemberian Stimulasi Dengan
Donoghue, E., Fussell, J. J., Gleason, M. Perkembangan Anak Usia 3-5 Tahun Di
M., Jaudes, P. K., Jones, V. F., Rubin, D. Wilayah Rw 04 Kelurahan Kedung Jaya.
M., Schulte, E. E., Macias, M. M., Indonesian Journal of Health Development,
Bridgemohan, C., Fussell, J., … Wegner, L. 3(2). https://doi.org/10.52021/ijhd.v3i2.102
M. (2012). The lifelong effects of early
childhood adversity and toxic stress.
Pediatrics.
https://doi.org/10.1542/peds.2011-2663
Sunarti, E. (2018). Modul Ketahanan Keluarga.
In IPB Press.
Tyas, F. P. S., Herawati, T., & Sunarti, E. (2017).
Tugas Perkembangan Keluarga dan
Kepuasan Penikahan pada Pasangan
Menikah Usia Muda. Jurnal Ilmu Keluarga
Dan Konsumen, 10(2).
https://doi.org/10.24156/jikk.2017.10.2.83
Uthede, S., Nilsson, I., Wagman, P., Håkansson,
C., & Farias, L. (2022). Occupational
balance in parents of pre-school children:
Potential differences between mothers and
fathers. Scandinavian Journal of
Occupational Therapy.
https://doi.org/10.1080/11038128.2022.204
6154
UNICEF. (2017). Laporan Baseline SDG tentang
Anak-Anak di Indonesia. Jakarta: Bappenas

Jurnal Kesehatan, vol 11, no.2, Edisi Desember 2022, pISSN: 2301-783X, eISSN: 2721-8007

Anda mungkin juga menyukai