Anda di halaman 1dari 2

Machine Translated by Google

Jurnal Kemajuan Kesehatan Internasional Aloha (AIJHA)


ISSN 2621-8224

Jilid 2 Nomor 2, Februari 2019 RISET


http://journal.aloha.academy/index.php/aijha

Konteks Penggunaan Kontrasepsi Suntik dalam 1 dan 3 Bulan Pada Tahun Pertama dengan Kenaikan Berat Badan Akseptor

Ani Media Harumi1(corresponding author), Dwi Wahyu Wulan S. (2), Devi Fadhilah Septiana Putri(3)
1Department of Midwifery, Poltekkes Kemenkes Surabaya, Indonesia (amediaharumi@gmail.com)
2Department of Midwifery, Poltekkes Kemenkes Surabaya, Indonesia
3Department of Midwifery, Poltekkes Kemenkes Surabaya, Indonesia

Dikirim: 3 Januari 2019 -Revisi: 13 Februari 2019 -Diterima: 24 Februari 2019 -Diterbitkan: 28 Februari 2019

ABSTRAK

Kontrasepsi suntik terdiri dari hormon progesteron yang dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu suntik 1 bulan dan suntik 3
bulan. Seringkali, masalah kontrasepsi suntik adalah tingkat kenaikan berat badan. Berdasarkan studi pendahuluan di RB
Delta Mutiara pada 2 tahun terakhir, diperoleh 520 akseptor kontrasepsi suntik pada 1 dan 3 bulan pada tahun pertama.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konteks penggunaan kontrasepsi suntik 1 dan 3 bulan pada tahun pertama
dengan pertambahan berat badan akseptor. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Subyeknya adalah 123
akseptor kontrasepsi suntik 1 bulan dan 123 akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan. Variabel bebas adalah kontrasepsi suntik
1 dan 3 bulan. Variabel terikat adalah pertambahan berat badan pada tahun pertama.
Data diambil dari rekam medis, kemudian dianalisis menggunakan uji Chi square. Menurut uji Chi kuadrat,
p-value 0,02 (<0,05) sehingga ada hubungan antara konteks kontrasepsi suntik 1 bulan dan 3 bulan dengan kenaikan berat
badan pada tahun pertama.
Kata Kunci : Kontrasepsi Suntik, Berat Badan

PENGANTAR

Keluarga Berencana adalah program masyarakat yang menghimpun dan mengajak seluruh potensi masyarakat untuk berperan
aktif dalam melembagakan dan membudayakan norma-norma keluarga kecil dan sejahtera dalam rangka meningkatkan kualitas
sumber daya manusia melalui pendewasaan perkawinan, pengaturan kelahiran, ketahanan keluarga, peningkatan kualitas sumber
daya manusia. kesejahteraan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.(1)
Berbagai jenis KB suntik yang disuntikkan setiap 4 minggu sekali mengandung Medroxyprogesterone Acetat 50mg dan
Estradiol Cypionate 10mg yang biasa dikenal dengan nama dagang Cyclofem dan Cyclo Provera. Suntikan yang disuntikkan
setiap 12 minggu sekali mengandung medroxyprogesterone acetate 150 mg yang biasa dikenal dengan nama dagang Depo
Provera, Depo Geston, Depo Progestin.(2)
Data bulanan BKKBN Jatim Juni 2017 sebanyak 7.859.844 orang (74,99%) terdiri dari suntik 2.969.764 orang (37,78%),
pil 1.136.819 orang (14,46%), kondom 107.583 orang (1,37%), IUD 729.002 orang (9,28% ), MOW 284.610 orang (3,26%)
dan MOP 28.084 orang (3,62%).(3)
Di Sidoarjo Jumlah Pasangan Usia Subur (PPA) sebanyak 365.633 orang dan penggunaan KB aktif sebanyak 293.270
orang dengan rincian sebagai berikut: IUD 39.145, MOW 20.208, MOP 575, Kondom 3.306, Implan 16.504, Suntik 157.855 ,
pil 55.677 orang.(4)
Berdasarkan studi pendahuluan di RB-Delta Mutiara dari KB suntik 1 bulan dalam 2 tahun terakhir 2015-
Tahun 2016 memperoleh 520 akseptor pada tahun pertama. Untuk mengatasi masalah berat badan pada akseptor
kontrasepsi suntik dilakukan penyuluhan tentang pola makan, gizi seimbang dan aktivitas. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui konteks penggunaan kontrasepsi suntik 1 dan 3 bulan pada tahun pertama dengan pertambahan berat badan akseptor.
METODE

Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh akseptor kontrasepsi suntik
tahun pertama di RB-Delta Mutiara Sidoarjo, selama bulan Januari sampai Desember 2017 (211 orang adalah akseptor
kontrasepsi suntik 1 bulan, dan 178 orang sebagai akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan). Sampel penelitian adalah 123
orang akseptor KB suntik 1 bulan dan 123 orang akseptor KB suntik 3 bulan, dipilih dengan teknik simple random sampling.
Variabel bebas adalah kontrasepsi suntik 1 dan 3 bulan. Variabel terikat adalah pertambahan berat badan pada tahun
pertama.
Penyajian data diwujudkan dalam bentuk distribusi frekuensi karena data yang diperoleh bertipe kategoris.(5) Data diambil
dari rekam medis, kemudian dianalisis menggunakan uji Chi square.
HASIL

Para akseptor kontrasepsi suntik 1 bulan 75,6% mengalami kenaikan berat badan, sedangkan 61,8% akseptor
kontrasepsi suntik 3 bulan mengalami kenaikan berat badan. Berdasarkan uji Chi square didapatkan p-value sebesar 0,023
artinya ada hubungan antara konteks kontrasepsi suntik 1 bulan dan 3 bulan pada tahun pertama dengan pertambahan
berat badan.

36 | Penerbit: Aliansi Aktivis Kesehatan (AloHA)


Machine Translated by Google

Jurnal Kemajuan Kesehatan Internasional Aloha (AIJHA)


ISSN 2621-8224

Jilid 2 Nomor 2, Februari 2019 RISET


http://journal.aloha.academy/index.php/aijha

Tabel 1. Distribusi Berat Badan Akseptor Kontrasepsi Suntik 1 Bulan

Usia (tahun) Persentase Frekuensi


Tingkatkan 93 75.6
Stabil 21 17.1
Mengurangi 9 7.3

Tabel 2. Distribusi Berat Badan Akseptor Kontrasepsi Suntik 3 Bulan

Usia (tahun) Persentase Frekuensi


Tingkatkan 76 61.8
Stabil 25 20.3
Mengurangi 22 17.9

Tabel 3. Hubungan Konteks Kontrasepsi Suntik dengan Peningkatan Berat Badan

Kontrasepsi Bobot Total


suntik Tingkatkan Stabil Mengurangi
%%%%
1 bulan 93 75.6 21 17.1 9 7.3 123 100
3 bulan 76 61,8 25 20,3 22 17.9 123 100

DISKUSI

Kenaikan berat badan pada akseptor kontrasepsi suntik 1 bulan, karena pengaruh hormon estrogen dan progestin yang
merangsang nafsu makan meningkat, sehingga akseptor cenderung makan banyak. Jika energi (dalam makanan) yang
masuk tidak diikuti dengan aktivitas fisik akan memicu penumpukan lemak.(6)
Pada kontrasepsi suntik 3 bulan, hormon progesteron mempermudah pengubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak,
sehingga lemak di bawah kulit bertambah dan akan mengkonsumsi makanan lebih banyak dari biasanya. Penyebab kenaikan
berat badan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti genetik, hormonal, faktor sosial ekonomi, kurangnya aktivitas fisik,
asupan nutrisi yang tidak terkontrol.(7)
Akseptor kontrasepsi suntik tidak selalu mengeluh tentang kenaikan berat badan, meskipun efek yang paling umum
adalah kenaikan berat badan. Dalam penelitian ini juga menunjukkan bahwa ada akseptor kontrasepsi suntik 1 bulan dan
akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan yang tidak mengalami kenaikan berat badan pada tahun pertama karena jumlah energi
(berupa makanan) yang masuk ke dalam tubuh kurang dari jumlah yang dilepaskan, berat badan akan berkurang atau tetap.

KESIMPULAN

Kesimpulan penelitian ini: ada hubungan antara konteks 1 bulan dengan suntik 3 bulan
kontrasepsi pada tahun pertama dan penambahan berat badan.

REFERENSI

1. The Government of RI. Law Number 52 Year 2009 Concerning Population Development and Family Development (Undang-
Undang Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. Jakarta: The
Government of RI; 2009.
2. Saifuddin AB. Contraception Services Practice Handbook (Buku Panduan Praktik Pelayanan Kontrasepsi).
Jakarta: Yasayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2012.
3. BKKBN-Jatim. Evaluasi Hasil Pencapaian Program Keluarga Berencana Nasional Jawa Timur
(Evaluasi Hasil Pencapaian Program Keluarga Berencana Nasional Provinsi Jawa Timur). Surabaya: BKKBN-Jatim;
2017.
4. BPS Jatim. Jumlah Peserta KB Aktif menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur
(Jumlah Peserta KB Aktif Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur). Surabaya: BPS-Jatim; 2016.
https://jatim.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/117 (diakses 20 Oktober 2017)
5. Nugroho HSW. Descriptive Data analysis for Categorical Data (Analisis Data Secara Deskriptif untuk Data
Kategorik). Ponorogo: Forikes; 2014.
6. Sarwono P. Gynecology (Ilmu Kandungan). Jakarta: YBPSP; 2010.
7. Hartanto H. Family Planning and Contraception (Keluarga Berencana dan Kontrasepsi). Jakarta: Puspa Sinar
Harapan; 2010.

37 | Penerbit: Aliansi Aktivis Kesehatan (AloHA)

Anda mungkin juga menyukai